Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MANAJEMEN PROYEK

Oleh :
FEBSI ALLOPAA 213 216 068

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA TORAJA
2019
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Proyek merupakan suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu


tertentu dengan gabungan beberapa sumber daya yang dihimpun dalam
suatu organisasi sementara untuk melaksanakan suatu tugas atau
sasaran tertentu yang telah dijadwalkan. Kegiatan atau tugas yang
dilaksanakan pada proyek berupa pembangunan/perbaikan sarana
fasilitas atau bisa juga berupa kegiatan penelitian, pengembangan. Dari
pengertian di atas, maka proyek merupakan kegiatan yang bersifat
sementara (waktu terbatas), tidak berulang, tidak bersifat rutin,
mempunyai waktu awal dan waktu akhir, sumber daya terbatas/tertentu
dan dimaksudkan untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan.

Dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada secara efisien dan


efektif dan dapat menerapkan fungsi manajemen proyek konstruksi
seperti perencanaan, pelaksanaan, dan penerapan secara sistematis,
maka suatu proyek akan berjalan dengan benar. Keberhasilan suatu
proyek konstruksi sangat dipengaruhi oleh kejelian perencanaan proyek
dalam menjadwal pelaksanaan suatu proyek konstruksi. Disamping itu
penyusunan RAB suatu proyek yang tidak jauh dari perkiraan juga
merupakan salah satu keberhasilan suatu proyek.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan manajemen proyek konstruksi ?
2. Bagaimana suatu proyek bisa dikatakan berhasil ?
3. Siapa saja yang terlibat dalam suatu manajemen proyek?
4. Bagaimana menyusun RAB dalam suatu proyek ?
C. Tujuan
1. Dapat memahami pengertian dari manajemen proyek konstruksi
2. Dapat mengetahui elemen-elemen yang diperlukan supaya proyek
bisa dikatakan berhasil
3. Dapat mengetahui struktur organisasi suatu proyek
4. Dapat mengetahui point-point dalam penyusunan RAB
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Proyek Konstruksi
Menurut D.I Cleland dan W.R. King (1987), proyek adalah
gabungan dari berbagai sumber daya, yang dihimpun dalam suatu
wadah organisasi sementara untuk mencapai suatu sasaran tertentu.
Kegiatan atau tugas yang dilaksanakan pada proyek berupa
pembangunan/perbaikan sarana fasilitas atau bisa juga berupa kegiatan
penelitian, pengembangan. Dari pengertian di atas, maka proyek
merupakan kegiatan yang bersifat sementara (waktu terbatas), tidak
berulang, tidak bersifat rutin, mempunyai waktu awal dan waktu akhir,
sumber daya terbatas/tertentu dan dimaksudkan untuk mencapai
sasaran yang telah ditentukan. Dari pengertian proyek konstruksi diatas,
maka dapat dijabarkan beberapa karakteristik proyek sebagai berikut.

1. Waktu proyek terbatas artinya adalah jangka waktu proyek tersebut


dari waktu mulai proyek hingga waktu selesai/akhir proyek sudah
ditentukan perkiraannya.

2. Hasilnya tidak berulang, artinya produk suatu proyek hanya sekali,


bukan produk rutin/berulang.

3. Mempunyai tahapan kegiatan-kegiatan berbeda-beda, dengan pola di


awal sedikit, berkembang makin banyak, menurun dan berhenti.

4. Intensitas kegiatan-kegiatan (tahapan, perencanaan, tahapan


perancangan dan pelaksanaan).

5. Banyak ragam kegiatan dan memerlukan klasifikasi tenaga beragam


pula.

6. Lahan/lokasi proyek tertentu, artinya luasan dan tempat proyek sudah


ditetapkan, tidak dapat sembarang tempat.
7. Spesifikasi proyek tertentu, artinya persyaratan yang berkaitan dengan
bahan, alat, tenaga dan metoda pelaksanaannya yang sudah
ditetapkan dan harus memenuhi prosedur persyaratan tersebut.

Terdapat 3 fungsi dasar dari manajemen yang merupakan tahap yang


harus dipenuhi supaya proyek tersebut bisa dikatakan berhasil yaitu :

1. Kegiatan perencanaan : Penetapan Tujuan, Perencanaan,


Pengorganisasian.
2. Kegiatan Pelaksanaan : Pengisian Staf dan Pengarahan.
3. Kegiatan Pengendalian : Pengawasan, Pengendalian dan koordinasi.

B. Jenis-Jenis Proyek Konstruksi

Proyek konstruksi berkembang sejalan dengan perkembangan


kehidupan manusia dan kemajuan teknologi. Seperti contoh proyek
konstruksi bendungan, terowongan, jalan, jembatan dan proyek teknik
sipil lainnya membutuhkan spesifikasi, keahlian dan teknologi tertentu.
Secara umum (garis besar) klasifikasi/jenis proyek konstruksi dapat
dibagi menjadi:

1. Proyek konstruksi bangunan gedung (Building Construction)

2. Proyek bangunan perumahan/pemukiman (Residential


Contruction/Real Estate)

3. Proyek konstruksi teknik sipil/proyek

4. Proyek konstruksi industri (Industrial Construction)


BAB III
KAJIAN MASALAH

Proyek adalah suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu


yang dibatasi oleh waktu dan sumber daya yang terbatas. Sehingga
pengertian proyek konstruksi adalah suatu upaya untuk mencapai suatu
hasil dalam bentuk bangunan atau infrastruktur. Manajemen proyek
adalah cara mengelola dan mengorganisir berbagai aset, sumber daya
manusia, waktu serta kualitas pekerjaan proyek, sehingga proyek
menghasilkan kualitas yang maksimal dalam waktu yang sudah
direncanakan. Manajemen Konstruksi adalah ilmu yang mempelajari dan
mempraktikan aspek-aspek manajerial dan teknologi industri konstruksi.

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa


Manajemen proyek konstruksi adalah proses penerapan fungsi-fungsi
manajemen (perencanaan, pelaksanaan dan penerapan) secara sistimtis
pada suatu proyek dengan mengunakan sumber daya yang ada secara
efektif dan efisien agar tercapai tujuan proyek secara optimal.

Langkah-langkah dalam membuat perencanaan, penjadwalan dan


pengendalian proyek konstruksi dengan menggunakan bar chart dan
kurva-S. Keberhasilan suatu proyek konstruksi (mencapai tujuan akhir
dengan menyelaraskan 3 tujuan utama proyek yaitu biaya optimal, mutu
yang bagus dan waktu yang tepat) sangat dipengaruhi oleh kejelian
perencana proyek dalam menjadwal pelaksanaan suatu proyek konstruksi.
Suatu proyek konstruksi memiliki batasan-batasan. Batasan-batasan
tersebut diantaranya :

a. Batasan waktu pelaksanaan


b. Batasan pemakaian jumlah tenaga kerja
c. Batasan pemakaian jumlah material
d. Batasan nilai dari sebuah proyek
Dari beberapa batasan batasan tersebut suatu proyek konstruksi
membutuhkan perencanaan, penjadwalan dan pengendalian proyek
dengan tujuan untuk menyelaraskan antara biaya proyek yang optimal,
mutu pekerjaan yang berkualitas dan waktu pelaksanaan yang tepat.

Gambar 1.1 elemen utama suatu proyek

Ketiga elemen tersebut berkaitan dan saling mempengaruhi.


Kualitas mutu berkaitan dengan biaya yang dikeluarkan, besar kecilnya
biaya secara umum menunjukkan tinggi rendahnya mutu untuk suatu
pekerjaan. Demikian pula dengan waktu pelaksanaan, tinggi rendahnya
mutu secara tidak langsung berkaitan dengan lama waktu pelaksanaan.
Dari waktu yang lebih lama secara otomatis akan menambah biaya
pelaksanaan. Bentuk saling mempengaruhi ini memberikan beberapa
kebutuhan akan teknik untuk manajemen proses konstruksi.
Proyek dikatakan rugi jika:

a. Biaya proyek berkurang sementara waktu pelaksanaan tetap maka


secara otomatis anggaran belanja material akan dikurangi dan mutu
pekerjaan akan berkurang.

b. Waktu pelaksanaan mundur sementara tidak ada rencana


penambahan anggaran yang mengakibatkan mutu pekerjaan akan
berkurang

c. Jika mutu dijaga sedangkan waktu pelaksanaan mundur maka akan


mengakibatkan peningkatan anggaran belanja.

Berdasarkan gambar 1.1 diatas dapat disimpulkan bahwa


bagaimana menjadwal dan mengendalikan pelaksanaan proyek supaya
berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, selesai tepat pada
waktunya sehingga tidak terjadi pengurangan mutu pekerjaan atau
penambahan anggaran belanja.

Didalam sebuah proyek dibutuhkan sebuah organisasi sehingga


masing-masing personil dapat melaksanakan pekerjaanya dengan baik
sesuai tanggung jawabnya tanpa mendapat tekanan dari atasan. Untuk
proyek-proyek besar yang harus di laksanakan oleh beberapa kontraktor,
pemilik proyek dapat memberikan kepercayaan kepada manajemen
konstruksi (MK) yang bertindak dan atas nama pemilik sebagai manajer.
Dalam sebuah proyek konstruksi, bagian-bagian manajemen dari struktur
organisasi yang ada didalamnya antara lain:

1. Pemilik proyek atau owner


2. Konsultan perencana
3. Konsultan pengawas
4. Kontraktor
5. Project manajer
6. Site Enginer
7. Pengendali operasional proyek
8. Logistik proyek
9. Arsitek atau drafter gambar kerja
10. Quantity surveyor
11. Quality Qontrol.
12. Safety
13. Pelaksana proyek
14. Surveyor
15. Administrasi proyek
16. Perpajakan
17. Akuntansi
18. Teknik informatika proyek
19. Mekanikal elektrikal
20. Mandor
21. Tukang bangunan
22. Kepala tukang
23. Pekerja bangunan
24. dll

Masing-masing dari bagian struktur organisasi harus berfungsi


dengan baik agar pekerjaan konstruksi dapat selesai dengan tepat waktu,
efisien serta dengan kualitas yang memuaskan.
Wewenang yang dimiliki pemilik proyek atau owner adalah :
1. Membuat surat perintah kerja ( SPK )

2. Mengesahkan atau menolak perubahan pekerjaan yang telah


direncanakan.

3. Meminta pertanggungjawaban kepada para pelaksana proyek atas


hasil pekerjaan konstruksi.

4. Memutuskan hubungan kerja dengan pihak pelaksana proyek yang


tidak dapat melaksanakan pekerjaanya sesuai dengan isi surat
perjanjian kontrak.

5. Mempertahankan desain dalam hal adanya pihak-pihak pelaksana


bangunan yang melaksanakan pekerjaan tidak sesuai dengan
rencana.

Gambar 1.2 Contoh bagan struktur organisasi manajemen proyek


Rencana Anggaran Biaya (RAB) dalam suatu proyek adalah
perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah
serta biaya-biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek
tersebut. Anggaran biaya merupakan bagian terpenting dalam
menyelenggarakan pembuatan suatu proyek. Dalam menyusun anggaran
biaya berarti telah dilakukan penaksiran dan perkiraan harga dari suatu
barang, bangunan atau benda. Perhitungan anggaran biaya terdiri dari 5
hal pokok diantaranya :

a. Menghitung banyaknya bahan yang digunakan dan harganya


b. Menghitung jam kerja buruh (jumlah dan harga) yang diperlukan
c. Menghitung jenis dan banyaknya peralatan
d. Menghitung biaya-biaya yang tidak terduga
e. Menghitung prosentase keuntungan, waktu, tempat dan jenis
pekerjaan.

Tahap-tahap penyusunan RAB terdiri dari :

a. Bill of Quality (BQ)


b. Analisa biaya konstruksi
c. Harga Satuan Pekerjaan
d. Rencana Anggaran Biaya
e. Rekapitulasi
BAB IV
KESIMPILAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN

1. Proyek adalah gabungan dari berbagai sumber daya, yang


dihimpun dalam suatu wadah organisasi sementara untuk
mencapai suatu sasaran tertentu.

2. Biaya, mutu dan waktu merupakan komponen penting untuk


menjadwal dan mengendalikan pelaksanaan proyek agar berjalan
sesuai dengan schedule.

3. Masing-masing dari bagian struktur organisasi harus berfungsi


dengan baik agar pekerjaan konstruksi dapat selesai dengan tepat
waktu, efisien serta dengan kualitas yang memuaskan.

4. Anggaran biaya merupakan bagian terpenting dalam suatu proyek


untuk melakukan penaksiran dan perkiraan harga dari suatu
barang, bangunan atau benda.

B. SARAN

1. Dalam menyiapkan suatu proyek harus dilakukan perencanaan


manajemen sematang-matangnya supaya todak terjadi kesalahan
yang mengakibatkan kegagalan pada proyek tersebut.

2. Kerjasama antar struktur organisasi juga akan berpengaruh


dengan pelaksanaan proyek. Jadi komunikasi antar personal harus
terjalin dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://makalahtekniksipil.blogspot.co.id/2012/01/manajemen-
konstruksi.html

2. http://architectaria.com/planning-scheduling-and-project-operation-with-
bar-chart-and-s-curve-perencanaan-penjadwalan-dan-pengendalian-
proyek-dengan-bar-chart-dan-s-curve.html

3. https://karniadewi.wordpress.com/2013/03/11/manajemen-konstruksi/

4. http://yooungengineer.blogspot.co.id/2013/08/makalah-menejemen-
konstruksi-proyek.html

Anda mungkin juga menyukai