ABBASIYAH
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Sejarah Pendidikan Islam
Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Oleh
2019
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah swt., Tuhan yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang sehingga atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul Pola dan Perkembangan Pendidikan
Islam pada Periode Abbasiyah pada mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam. Salawat serta
salam kita hanturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw., dimana beliau
dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya.
mudahan bermanfaat untuk para pembaca, dan apabila terdapat penulisan yang salah
dan kurang berkenaan di hati mohon maaf, semoga Allah senantiasa meridhoi dan
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
SAMPUL................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
A. Kesimpulan ................................................................................................................. 12
KEPUSTAKAAN .................................................................................................................. 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak lahirnya agama islam, lahirlah pendidikan dan pengajaran islam,
pendidikan dan pengajaran islam itu terus tumbuh dan berkembang pada masa
islam. Sehingga lahir sekolah-sekolah yang tidak terhitung banyaknya, tersebar di kota
karena cinta akan ilmu pengetahuan. Kerajaan islam di Timur yang berpusat di Bagdad
dan Cordova telah menunjukan dalam segala cabang ilmu pengetahuan sehingga kalau
kita buka lembaran sejarah dunia pada masa keemasan, yang bermula dengan
berdirinya kerajaan Abbasiyah di Bagdad, pada tahun 750 M dan berakhir dengan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalahnya
1
2
BAB II
PEMBAHASAN
Berdirinya Daulah Abbasiyah diawali dengan dua strategi, yaitu: satu dengan
sistem mencari pendukung dan penyebaran ide secara rahasia, hal ini sudah
berlangsung sejak lahir abad pertama hijriah yang bermarkas di Syam dan tempatnya
di Al Hamimah, sistem ini berakhir dengan bergabungnya Abu muslim al-Khurasani
pada jam’iyah yang sepakat atas terbentuk Daulah Abbasiyah. Sedangkan strategi
Daulah Umayyah.1
Masa pemerintahan Abu Al Abbas, pendiri dinsti ini, sangat singkat, yaitu dari
tahu 750 M sampai 754 M. Karena itu, pembinaan sebesarnya dari daulah Abbasiyah
adalah Abu ja’far al Mansyur (754-775 M). Dia dengan keras menghadapi lawan-
lawannyadari Bani Umaiyah, khawarij dan juga syi’ah yang merasa dikucilkan dari
saingan bagi satu-persatu disingkirkannya. Abdullah bin Ali dan Shalih bin Ali,
keduanya adalah pamanya sendiri yang ditunjuk sebagi gubernur oleh khalifah
sebelumnyadi Syiria dan Mesir, karena tidak bersedia membaiatnya, dibunih oleh Abu
Muslim Al khursani atas perintah Abu ja’far. Abu Muslim sendiri karena di hawatirkan
1
Hasan Ibrahim Hasan, Tarikh Al-Islam Jilid II Cet.9, Maktabah Syaksiyah Misriyah, 1980, hal. 12
3
suksesnya.
3. Dijadikan putra mahkota lebih dari jumlah satu orang seperti yang
pemerintahannya.2
Pada masa bani Abbasiyah, kebudayaan dan peradaban sudah lebih maju
biladibandingkan dengan bani Umaiyah. Pendidikan baik ilmu naqli (agama) seperti
2
Ahmad Syam, Daulah Al-Islamiyah fi Al-Arsy Al-Awal, Maktabah Al-Jalu Al Misriyah, 1986, hal.
17.
4
pengetahuan umum (ilmu naqli) berkembang pula dengan pesatnya seperti filsafat
yunani telah diterima oleh umat. Pada permulan bani Abbasiyah ilmu pengetahuan dan
tidak terhitung banyaknya. Tersebar dari kota sampai ke desa-desa. Anak-anak dan
tujuan pendidikan hanya satu saja, keagamaan semata. Mengajar dan belajar karena
Allah dan mengharapkan keridhaanya. Sedangkan pada masa bani Abbasiyah itu telah
Al- Ma’mun pengganti Al- Rasyid, dikenal sebagai khalifah yang sangat cinta
golongan kristen dan penganut golongan lain yang ahli. Ia juga banyak mendirikan
sekolah, salah satu karya besarnya yang terpenting adalah pembangunan Bait Al-
Ilmi” yang berisi buku-buku yang tidak terdapat di perpustakaan lainnya. Pada masa
Al-Ma’mun inilah Bagdad mulai menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan,
kekota inilah para pencari datang berduyun-duyun, dan pada masa ini pula kota Bagdad
dapat memancarkan sinar kebudayaan dan peradaban islam keberbagai penjuru dunia.
Abbasiyah yaitu:
5
M). Bangunan madrasah tersebut tersebar luas di kota Bagdad, Balkan, Muro,
b. Kuttab, yakni tempat belajar bagi para siswa sekolah dasar dan menengah.
cendikiawan dan para filosof dalam menyeminarkan dan mengkaji ilmu yang
mereka geluti.
a. Kedokteran
Seiring dengan ilmu-ilmu lain, ilmu kedokteran juga sempat mencapai masa
sakit besar yang berfungsiselain sebagai perawatan para pasien,juga sebagai ajang
peraktek para dokter dan calon dokter. Diantaranya sekolah tinggi kedokteran yang
terkenal:
Adapun para dokter yang populer pada masa itu antara lain:
3
Mahrus As’ad, Sejarah Kebudayaan Islam, (Bandung: CV Amirco, 1994), h. 25-26
6
ternama.
4) Abu Zakaria Ar-Razy kepala rumah sakit di Bagdad dan seorang dokter ahli
penyakit campak dan cacar, dan dia juga orang pertam yang menyusun buku
5) Ibnu Sina (370-428 H/ 980-1037 M). Ia seorang ilmuan yang multi dimensi,
yakni selain mengasai ilmu kedokteran, juga ilmu-ilmu lai, seperti filsafat dan
sosiologi. Ibnu Sina berhasil menemukan sistem peredaran darah pada manusia
b. Filsafat
ulama muslim banyak mendalami dan mengkaji filsafat serta mengadakan perubahan
serta perbaikan sesuai dengan ajaran islam. Sebab itulah lahirla filsafat islam yang
akhirnya menjadi bintangnya dunia filsafat diantara para ahli filsafat yang terkenal
berkebangsaan asli arab, yakni dari suku kindah, karya-karyanya tidak kurang
2) Abu Nasr Al-Faraby (390 H/961 M), Al Farabi banyak menulis buku tentang
4
Mahrus As’ad, Op.cit, h. 26
7
a) Al Munqidz Minadlalal
b) Tahafutul Falasifah
c) Mizanul Amal
d) Ihyaulumuddin
e) Mahkun Nazar
f) Miyazul Ilmi, dan
g) Maqashidul Falasifah
4) Ibnu Rusyd di barat lebih dikenal dengan nama Averoes, banyak berpengaruh
di barat dalam bidang filsafat, sehingga disana terdapat aliran yang disebut
averroisme.5
c. Ilmu Astronomi
mencapai puncaknya, kaum muslimin pada masa bani Abbasiyah mempunyai modal
mempersatukan aliran-aliran ilmu bintang yang berasal atau dianut oleh Yunani,
Persia, India, Kaldan. Dan ilmu falak arab jahiliyah. Ilmu bintang memegang peranan
5
Ibid, h. 26-27
8
Al-Fazzari, seorang pencipta atrolobe, yakni alat pengukur tinggi dan jarak
bintang.
Abul Wafak, seorang menemukan jalan ketiga dari bulan, jalan kesatu dan
ilmuan.
d. Ilmu Matematika
tokohnya yaitu:
Pakar ilmu farmasi dan kimia pada masa dinasti Abbasiyah sebenarnya sangat
banyak, tetapi yang paling terkenal adalah ibnu Baithar.Ia adalah seorang ilmuan
farmasi yang produktif menulis, karyanya adalah Almughni (memuat tentang obat-
Kurikulum pendidikan pada zaman Bani Abbasiyah dari segi muatannya telah
kebudayaan. Namun dari segi susunan atau konsepnya belum seperti yang dijumpai di
9
masa sekarang. Kurikulum pendidikan ini terlihat dalam pembagian ilmu yang
Ia membagi ilmu dalam tiga pendekatan. Pertama, pembagian ilmu dari segi
sumbernya. Kedua, pembagian ilmu dilihat dari segi jauh dekatnya dengan Tuhan. Dan
Ibn Khaldun menyusun kurikulum sesuai dengan akal dan kejiwaan peserta dididk,
mempelajarinya. Ibn Khaldun membagi ilmu menjadi 3 macam, yakni Kelompok ilmu
Tradisi ilmiah dan atmosfer akademik yang terjadi pada zaman Abbasiyah
dan masa sebelumnya adalah sebagai berikut, Tukar Menukar Informasi (Muzakarah),
kegiatan penelitian dan percobaan, tersedia lebih lengkap dibanding dengan masa
sebelumnya. Hal ini sejalan dengan terjadinya perkembangan ilmu pengetahuan yang
sistem pendidikan Islam tidak terlepas dari adanya manajemen pengelolaan pendidikan
1. Sistem Politik
Adapun sistem politik yang dijalankan oleh Daulah Abbasiyah antara lain:
a. Para khalifah tetap dari turunan Arab murni, sementara para menteri,
b. Kota Baghdad sebagai ibu kota negara, yang menjadi pusat kegiatan
politik, ekonomi, sosial, dan kebudayaan dijadikan kota pintu terbuka,
bermukim di dalamnya.
e. Para menteri turunan Persia diberi hak yang penuh dalam menjalankan
6
Musyrifah Sumanto, Sejarah Islam Klasik: Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam. Jakarta:
diambil dari nilai-nilai Persia. Para khalifah Abbasiyah memperoleh kekuasaan untuk
mengatur negara langsung dari Allah bukan dari rakyat, yang berbeda dari sistem
putra mahkota sebagai pengganti pendahulunya yang berakibat fatal karena dapat
menimbulkan pertikaian antara putra mahkota. Tetapi tradisi mengangkat dua putra
mahkota tidak berjalan selama masa Abbasiyah.7
7
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana, 2007, h.72
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bani Umayyah. Banyak sekali faktor pendorong yang memicu dalam terbentuknya
dinasti bani abbasiyah. Dinasti Abbasiyah tergolong yang paling lama berkuasa, yaitu
mulai dari Abu al-Abbas Assafah di tahun 750 M sampai dengn Al-Mu’tashim di tahun
1258 M. Dalam waktu selama lebih dari lima abad tersebut kepemimpinan dinasti
M).
Pada masa Nabi, masa khoilfah rasyidin dan umayah, tujuan pendidikan satu
saja, yaitu keagamaan semata. Mengajar dan belajar karena Allah dan mengharap
keridhoan-Nya. Namun pada masa abbasiyah tujuan pendidikan itu telah bermacam-
maupun bidang pendidikan umum yang muncul beserta tokoh-tokoh yang berperan
KEPUSTAKAAN
Hasan Ibrahim Hasan, Tarikh Al-Islam Jilid II Cet.9, Maktabah Syaksiyah Misriyah,
1980
Ahmad Syam, Daulah Al-Islamiyah fi Al-Arsy Al-Awal, Maktabah Al-Jalu Al
Misriyah, 1986
Mahrus As’ad, Sejarah Kebudayaan Islam, (Bandung: CV Amirco, 1994)
Musyrifah Sumanto, Sejarah Islam Klasik: Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam.
(Jakarta: Kencana, 2003)
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2007)