GENESA BATUAN
Gambar 4.55.
Batubara
Batubara berasal dari tumbuh–tumbuhan yang hidup di air tawar pada daerah
tropis atau sub tropis dimana tumbuh–tumbuhan yang mengandung karbon (C),
hidrogen (H) dan sedikit nitrogen (N) yang paling banyak adalah cellulosa
(C6H10O5), kemudian tumbuh–tumbuhan tersebut mati tumbang dan terendam air.
Dengan terbentuknya endapan sisa tumbuh–tumbuhan tersebut di dalam lingkungan
hampa udara (anaerobik) maka terjadi proses biokimia atau hasil kerja organisme.
Setelah terjadi proses biokimia maka tahap selanjutnya terjadi proses termodinamika
dimana proses geologi terjadi kenaikan tekanan dan temperatur akibat dari
pemadatan, maka hal ini disebut pembatubaraan. Proses pembatubaraan akan
semakin meningkat kadar C (zat karbon) dan semakin kurang kadar hidrogen
(H) dan oksigen (O) atau dengan keluarnya CO2, H2O dan CH4 dari dalam sisa
tumbuhan, maka zat kayu akan mengalami perubahan yakni peat, gambut, lignit dan
batubara (subbituminous dan bituminous) dan antrasit.
Manfaat batubara diantaranya adalah sebagai bahan bakar, sebagai bahan
produksi baja dan besi, sebagai bahan bakar pembangkit listrik, sebagai bahan bakar
cair, sebagai bahan bakar produksi semen, sumber bahan bakar untuk tungku hemat
energi yang bisa digunakan untuk kebutuhan rumah tangga atau industri kecil, untuk
pembuatan karbon aktif. Dan sebagai penyerap dalam daur ulang minyak pelumas
bekas.
Khairul Akbar
H1C112035
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
GENESA BATUAN
Gambar 4.56.
Batulempung Laminasi
Tipe utama batulempung menurut terjadinya terdiri dari lempung residu dan
lempung letakan (sedimen), lempung residu adalah sejenis lempung yang terbentuk
karena proses pelapukan (alterasi) batuan beku dan ditemukan disekitar batuan induknya.
Kemudian material lempung ini mengalami proses diagenesa sehingga membentuk
batulempung asit.
Batulempung umumnya digunakan untuk bahan pembuatan keramik, bahan baku
semen portland, genteng, gerabah dan bata.
Khairul Akbar
H1C112035
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
GENESA BATUAN
Gambar 4.57.
Batugamping
Khairul Akbar
H1C112035
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
GENESA BATUAN
Gambar 4.58.
Batugamping
Khairul Akbar
H1C112035
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
GENESA BATUAN
Gambar 4.59.
Batugamping Terumbu
Khairul Akbar
H1C112035
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
GENESA BATUAN
Gambar 4.60.
Batupasir Halus
Batupasir adalah pada batuan sediment dengan ukuran butir antara 1/8 mm
dan 1/4 mm (untuk siltstone terbentuk dari butiran yang lebih halus). Walaupun
batupasir tidak menandakan adanya mineral istimewa, tetapi pada kenyataannya
batupasir biasanya banyak mengandung mineral kuarsa. Kebanyakan batupasir tetap
mengandung sejumlah kecil dari mineral mineral clays, hematite, ilmenite, feldspar
dan mica, yang menambah warna dan karakter dari matrik kuarsa. Batupasir yang
mempunyai kandungan mineral pengotor dalam jumlah besar digolongkan sebagai
wacke atau graywacke.
Batupasir terbentuk ketika pasir jatuh dan terendapkan pada bagian offshore
dari delta delta sungai, tetapi gurun pasir dan pantai dapat membentuk perlapisan
batupasir apabila dikaji pada rekaman geologi. Batupasir biasanya tidak mengandung
fosil-fosil, sebab energi yang terdapat pada lingkungan ketika lapisan lapisan pasir
terbentuk tidak mendukung untuk terpeliharanya fosil-fosil tersebut. Sebagai
pemandangan dan pembentuk batuan, batupasir penuh dengan karakter, warna yang
khas dan cepat terawetkan.
Batupasir mempunyai banyak kegunaan didalam industri konstruksi sebagai
suatu kumpulan dan batu-tembok. Batupasir hasil galian dapat digunakan sebagai
material di dalam pembuatan gelas atau kaca.
Khairul Akbar
H1C112035
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
GENESA BATUAN
Gambar 4.61.
Batupasir Sedang
Batupasir adalah pada batuan sedimen dengan ukuran butir antara 1/4 mm
dan 1/2 mm. Walaupun batupasir tidak menandakan adanya mineral istimewa, tetapi
pada kenyataannya batupasir biasanya banyak mengandung mineral kuarsa.
Kebanyakan batupasir tetap mengandung sejumlah kecil dari mineral mineral clays,
hematite, ilmenite, feldspar dan mica, yang menambah warna dan karakter dari
matrix kuarsa. Batupasir yang mempunyai kandungan mineral pengotor dalam
jumlah besar digolongkan sebagai wacke atau graywacke.
Batupasir terbentuk ketika pasir jatuh dan terendapkan pada bagian offshore
dari delta delta sungai, tetapi gurun pasir dan pantai dapat membentuk perlapisan
batupasir apabila dikaji pada rekaman geologi. Batupasir biasanya tidak mengandung
fosil-fosil, sebab energi yang terdapat pada lingkungan ketika lapisan lapisan pasir
terbentuk tidak mendukung untuk terpeliharanya fosil-fosil tersebut. Sebagai
pemandangan dan pembentuk batuan, batupasir penuh dengan karakter, warna yang
khas dan cepat terawetkan.
Batupasir mempunyai banyak kegunaan didalam industri konstruksi sebagai
suatu kumpulan dan batu-tembok. Batupasir hasil galian dapat digunakan sebagai
material di dalam pembuatan gelas atau kaca.
Khairul Akbar
H1C112035
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
GENESA BATUAN
Gambar 4.62.
Batupasir Kasar
Batupasir adalah pada batuan sedimen dengan ukuran butir antara 1/2 mm
dan 1 mm (untuk siltstone terbentuk dari butiran yang lebih kasar). Walaupun
batupasir tidak menandakan adanya mineral istimewa, tetapi pada kenyataannya
batupasir biasanya banyak mengandung mineral kuarsa. Kebanyakan batupasir tetap
mengandung sejumlah kecil dari mineral mineral clays, hematite, ilmenite, feldspar
dan mica, yang menambah warna dan karakter dari matrix kuarsa. Batupasir yang
mempunyai kandungan mineral pengotor dalam jumlah besar digolongkan sebagai
wacke atau graywacke.
Batupasir terbentuk ketika pasir jatuh dan terendapkan pada bagian offshore
dari delta delta sungai, tetapi gurun pasir dan pantai dapat membentuk perlapisan
batupasir apabila dikaji pada rekaman geologi. Batupasir biasanya tidak mengandung
fosil-fosil, sebab energi yang terdapat pada lingkungan ketika lapisan lapisan pasir
terbentuk tidak mendukung untuk terpeliharanya fosil-fosil tersebut. Sebagai
pemandangan dan pembentuk batuan, batupasir penuh dengan karakter, warna yang
khas dan cepat terawetkan.
Batupasir mempunyai banyak kegunaan didalam industri konstruksi sebagai
suatu kumpulan dan batu-tembok. Batupasir hasil galian dapat digunakan sebagai
material di dalam pembuatan gelas atau kaca.
Khairul Akbar
H1C112035
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
GENESA BATUAN
Gambar 4.63.
Batulempung
Tipe utama batulempung menurut terjadinya terdiri dari lempung residu dan
lempung letakan (sedimen), lempung residu adalah sejenis lempung yang terbentuk
karena proses pelapukan (alterasi) batuan beku dan ditemukan disekitar batuan induknya.
Kemudian material lempung ini mengalami proses diagenesa sehingga membentuk batu
lempung asit.
Batulempung umumnya digunakan untuk bahan pembuatan keramik, bahan baku
semen Portland, genteng, gerabah dan bata.
Khairul Akbar
H1C112035
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
GENESA BATUAN
Gambar 4.64.
Batulanau
Khairul Akbar
H1C112035