Anda di halaman 1dari 61

BUKU PANDUAN

PRAKTIKUM PENGUJIAN MESIN (MS4102)

Disusun untuk memandu pelaksanaan


Praktikum Pengujian Mesin

Penyunting: Dr. Ir. I Made Astina

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK MESIN DAN DIRGANTARA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
A. DAFTAR ISI
Hal.
i
A. DAFTAR ISI

B. ATURAN DAN TATA TERTIB


1. Dosen Penanggung jawab dan Aturan Pelaksanaan Matakuliah MS4102
Praktikum Pengujian Mesin ii
2. Aturan Kelulusan Matakuliah ii
3. Asisten dan Peran iii
4. Modul Praktikum dan Tempat Praktikum iii
5. Aturan Penulisan dan Penyerahan Laporan iv
6. Penilaian Modul Praktikum iv

C. MODUL-MODUL PRAKTIKUM v
I. Pengujian Mesin Pendingin 1
II Pengujian Pompa Sentrifugal 14
III. Pengujian Turbin Kaplan 21
IV. Pengujian Kompresor Torak 27
V. Pengujian Motor Bensin 36
VI. Pengujian Motor Diesel 43
VII. Pengujian Sistem Pembangkit Tenaga Uap (SPTU) 50

i
B. ATURAN DAN TATA-TERTIB

1. Dosen Penanggung Jawab Praktikum


 Ir. I Nengah Diasta, M.T.
Koordinator MS4102 dan Penanggung jawab Modul Pengujian Pompa
Sentrifugal, Pengujian Turbin Kaplan, dan Pengujian Kompresor Torak
 Dr. Ir. I Made Astina
Penanggung jawab Modul Pengujian Mesin Pendingin
 Ir. Chakimoelmal Jaskur, MSc.
Penanggung jawab Modul Pengujian Motor Bensin dan Motor Diesel
 Ir. Hendi Riyanto, M.Sc.
Penanggung jawab Modul Pengujian Sistem Pembangkit Tenaga Uap

2. Aturan Kelulusan Matakuliah


 Peserta yang tidak mengikuti salah satu modul praktikum dari modul yang
diwajibkan, dinyatakan tidak lulus (nilai E).
 Peserta yang berhalangan untuk mengikuti praktikum sebuah modul, harus
menghubungi Dosen Penanggung-Jawab modul tersebut guna mengikuti
praktikum susulan dan akan diikutsertakan pada kelompok yang lain.
 Peserta hanya dapat diberikan kesempatan praktikum susulan bila ada alasan-
alasan yang dapat diterima dan ada pemberitahuan secara tertulis yang
disampaikan paling lambat pada hari pelaksanaan praktikum modul yang tidak
dapat diikuti.
 Untuk pengambilan ulang matakuliah Praktikum Pengujian Mesin, mahasiswa
yang telah pernah mengambil dan/atau tidak lulus, harus mengambil ulang
seluruh modul yang diwajibkan dalam matakuliah MS4102 Praktikum Pengujian
Mesin.
 Penentuan nilai akhir matakuliah praktikum ini dilakukan bila peserta telah
mengikuti semua modul yang diwajibkan.

ii
3. Asisten dan Peran
 Asisten adalah mahasiswa tingkat akhir yang sedang mengerjakan Tugas Sarjana
di laboratorium yang menyelenggarakan modul-modul praktikum dalam
matakuliah Praktikum Pengujian Mesin (MS4102) dan telah lulus matakuliah ini.
 Asisten berperan untuk membantu penyelenggaraan praktikum dengan tetap di
bawah koordinasi tanggung jawab dosen penanggung jawab.
 Penundaan praktikum hanya diperbolehkan dengan alasan-alasan yang dapat
diterima.
 Asisten hanya boleh menunda praktikum bila mendapatkan ijin dari dosen
penanggung jawab.

4. Modul Praktikum dan Tempat Praktikum

Modul Praktikum Tempat Praktikum

Pengujian Mesin Pendingin Lab Teknik Pendingin

Pengujian Kompresor Torak Lab Mesin-Mesin Fluida

Pengujian Turbin Kaplan Lab Mesin-Mesin Fluida

Pengujian Pompa Sentrifugal Lab Mesin-Mesin Fluida

Pengujian Motor Bensin Lab Motor Bakar dan Sistem Propulsi

Pengujian Motor Diesel Lab Motor Bakar dan Sistem Propulsi

Pengujian Sistem Pembangkit Tenaga Lab Energi Termal


Uap (SPTU)

iii
5. Aturan Penulisan dan Penyerahan Laporan
 Laporan dibuat dalam bentuk soft-file, 1 (satu) laporan untuk tiap-tiap kelompok.
 Laporan dibuat dengan format laporan yang mudah dimengerti, jelas, singkat, dan
rapih.
 Laporan diserahkan paling lambat 7 (tujuh) hari terhitung setelah praktikum
dilaksanakan (hari libur dihitung) pada pukul 24.00 WIB.
 Laporan dikirim via email ke Asisten Pengawas Praktikum masing-masing dan di-
cc-kan ke Dosen Koordinator Praktikum Pengujian Mesin (MS4102).

6. Penilaian Modul Praktikum


 Penilaian setiap modul praktikum pada peserta meliputi: kesiapan praktikum,
keaktifan dan ketrampilan, serta laporan hasil praktikum yang diserahkan dalam
bentuk Laporan Praktikum.

iv
C. MODUL-MODUL PRAKTIKUM

v
Modul: Pengujian Mesin Pendingin

I. PENGUJIAN MESIN PENDINGIN

1. TUJUAN
‰ Untuk memahami cara kerja sistem mesin pengujian kompresi uap dengan

berbagai teknik pengaturan yang sesuai sasaran diinginkan.


‰ Untuk menentukan karakteristik dari mesin pendingin kompresi uap.
‰ Untuk menentukan karakteristik dari pompa kalor kompresi uap.

2. INSTALASI PENGUJIAN
Komponen utama mesin pendingin kompresi uap adalah kompresor, kondensor,
evaporator, dan alat ekspansi. Alat ekspansi dapat berupa katup termostatik
ataupun pipa kapiler. Kompresi pada refrigeran menyebabkan kenaikan
temperatur. Temperatur refrigeran di kondensor lebih tinggi dari temperatur
udara sekitar kondensor menyebabkan terjadi perpindahan panas dari kondensor
ke udara (dengan lain kata udara sekitar berfungsi sebagai pendingin).
Temperatur refrigeran dalam kondensor turun dan terjadi proses pengembunan di
dalamnya sehingga refrigeran keluar dalam kondisi cair. Kemudian refrigeran
mengalir melalui alat ekspansi (katup ekspansi atau pipa) dan terjadilah
penurunan tekanan. Proses idealnya dianggap iso-entalpi. Refrigeran menerima
panas di evaporator dan berubah fase menjadi uap dan kemudian proses
selanjutnya refrigeran dihisap oleh kompresor untuk dikompresikan ke dalam
kondensor.

Dengan suatu sistem pengaturan (mekanik dan listrik) dan peralatan mekanik
yang digunakan, cara kerja mesin ini dapat dibagi menjadi atas 3 sistem kerja.
Ketiga sistem kerja adalah:

2.1. Sistem I
Mesin Pendingin beroperasi untuk mendinginkan air yang disirkulasikan
dengan sistem pemipaan dan dikumpulkan di dalam tangki air terisolasi
dengan lingkungan luar. Pada sistem ini, air dialirkan lewat penukar panas

1
Modul: Pengujian Mesin Pendingin

yang berfungsi sebagai evaporator mesin pendingin, sedang kondensor


didinginkan dengan pendinginan hembusan udara dari kipas (condensing
unit). Sistem pendingin seperti ini sering disebut dengan sistem pendingin air
(chiller).

2.2. Sistem II
Mesin pendingin bekerja untuk mendinginkan udara yang melewati koil 1
(saluran atas) dan memanaskan udara yang melewati koil 2 (saluran bawah).
Pada saluran atas berfungsi sebagai evaporator dan saluran bawah berfungsi
sebagai kondensor. Bila koil 1 yang menjadi perhatian kita, maka sistem ini
dapat disebut sebagai sistem pendingin udara.

2.3. Sistem III


Mesin pendingin bekerja untuk memanaskan udara yang melewati koil 1
(saluran atas) dan mendinginkan udara yang melewati koil 2 (saluran bawah).
Saluran atas berfungsi sebagai kondensor dan saluran bawah berfungsi sebagai
evaporator. Bila koil 1 yang diperhatikan, maka sistem ini dapat disebut
sebagai sistem pompa kalor.

2
Modul: Pengujian Mesin Pendingin

Gambar 1. Skema Sistem Mesin Pengujian Kompresi Uap

3
Modul: Pengujian Mesin Pendingin

Gambar 2. Perangkat Pengujian Mesin Pendingin

Mesin pengujian menggunakan refrigeran R-22. Kompresor yang digunakan


adalah jenis kompresor hermatik, 1 fasa 220 V. Kondensor dan evaporator adalah
penukar panas jenis koil bersirip. Saluran udara mempunyai penampang bujur
sangkar dengan ukuran (21 cm x 18 cm). Kipas udara dipergunakan untuk
mengalirkan udara pada saluran tersebut.

3. PARAMETER PENGUJIAN
Parameter-parameter yang penting dalam pengujian ini adalah:
a. Laju aliran massa refrigeran (kg/s)
b. Efek pemanasan bila siklus bekerja sebagai pompa kalor (kW)
c. Efek pendinginan bila siklus bekerja sebagai mesin pendingin (kW) atau
TR (Ton Refrigerasi)
d. COP dari mesin pendingin
e. PF dari mesin pompa kalor
f. Laju aliran massa udara pada saluran udara kondensor, (kg/s) dan pada saluran
udara evaporator (kg/s)
g. Laju aliran kalor yang diserap oleh udara pada saluran udara kondensor (kW)

4
Modul: Pengujian Mesin Pendingin

h. Laju aliran kalor yang diberikan oleh udara pada saluran udara evaporator
(kW)
i. Faktor simpang (bypass factor, BF), dan factor sentuh (contact factor, CF)
dari evaporator

4. PROSEDUR PENGUJIAN
Sebelum pengujian, semua tombol dan saklar listrik pada panel kontrol dalam
posisi “off”. Periksa air distilasi untuk temperatur bola basah di kedua saluran
udara (kondensor dan evaporator). Cara pengoperasian mesin tergantung pada
cara kerja mesin yang dipilih.

4.1 Sistem I
a. Hubungkan kabel listrik masukan dari sistem dengan sumber listrik 1 fasa dan
mampu memberikan daya sekitar 1,2 kVA.
b. Ubahlah posisi MCB (main circuit board) di panel kontrol pada posisi “on”.
c. Ubah posisi saklar M1-M5 di panel kontrol pada posisi “on”.
d. Hubungkan saklar pompa Sp pada posisi “on” agar arus masuk ke kontaktor
K4 dan pompa M5 bekerja lebih dahulu (perhatikan gambar).
e. Jalankan kipas pendingin unit kondesor.
f. Tekan tombol saklar S1 (warna hijau) posisi “on” (lampu indikator nyala).
Pada langkah ini pompa air pendingin harus sedang bekerja (langkah 4),
sehingga kompresor secara otomatis mulai bekerja.

4.2. Sistem II
a. Hubungkan kabel listrik masukan dari sistem dengan sumber listrik 1 fasa dan
mampu memberikan daya sekitar 1,2 kVA.
b. Ubahlah posisi MCB di panel kontrol pada posisi “on”.
c. Ubah posisi saklar M1-M5 di panel kontrol pada posisi “on”.
d. Jalankan kipas pendingin unit kondesor.
e. Tekan tombol saklar S2 (warna hijau) posisi “on” (lampu indikator nyala),
sehingga kompresor dapat bekerja.

5
Modul: Pengujian Mesin Pendingin

4.3. Sistem III


a. Hubungkan kabel listrik masukan dari sistem dengan sumber listrik 1 fasa dan
mampu memberikan daya sekitar 1,2 kVA.
b. Ubahlah posisi MCB di panel kontrol pada posisi “on”.
c. Ubah posisi saklar M1-M5 di panel kontrol pada posisi “on”.
d. Jalankan kipas pendingin unit kondesor.
e. Tekan tombol saklar S3 (warna hijau) posisi “on” (lampu indikator nyala),
kompresor dapat bekerja.
f. Setelah selesai mesin digunakan, semua saklar dikembalikan ke posisi “off”,
dengan tata urutan pekerjaan terbalik dengan tata cara menjalankan mesin.

5. PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN DATA


Berikut ini hal-hal penting yang diamati ataupun diukur dalam pengujian ini:
a. Tekanan dan temperatur, untuk menentukan tingkat keadaan refrigeran di
beberapa stasiun penting sesuai dengan sistem yang dipilih.
b. Temperatur bola basah dan bola kering di kedua saluran udara untuk kasus
sistem II dan sistem III.
c. Kecepatan aliran dengan velometer di bagian keluaran ke dua saluran udara
pada beberapa titik. Hasil pengukuran diolah untuk memperoleh kecepatan
rata-rata dan laju alir. Daya listrik yang digunakan dapat dilihat pada
voltmeter dan amperemeter.
d. Lakukan pengujian untuk berbagai kecepatan kipas (tanyakan kepada asisten
pengawas).

5.1 Konsep Faktor Sentuh dan Faktor Simpang


Udara yang mengalir dalam saluran udara melewati penukar panas tersebut dapat
diidealisasikan atas 2, yaitu udara yang benar-benar menyentuh permukaan
bidang penukar panas dari penukar panas dan udara yang sama sekali tidak
menyentuh permukaan bidang perpindahan panas penukar panas. Perbandingan
antara laju aliran massa udara benar-benar menyentuh koil dengan laju aliran
massa udara total melewati koil tersebut disebut dengan Faktor Sentuh (CF,
Contact Factor). Sedang perbandingan antara laju aliran massa udara yang sama

6
Modul: Pengujian Mesin Pendingin

sekali tidak menyetuh dengan laju aliran massa udara udara total melewati koil
tersebut disebut dengan Faktor Simpang (BF, bypass factor)

5.2 Cara Penentuan Faktor Sentuh dan Faktor Simpang Penukar panas
Faktor sentuh dan simpang merupakan fungsi dari tingkat keadaan dan dapat
dinyatakan ke dalam diagram psikrometrik. Gambar 3 menunjukkan cara
mendapatkan faktor sentuh dan simpang pada proses pendinginan udara di
evaporator. Adapun hubungannya adalah:
x
BF = ; CF = y ; BF + CF = 1
z z

*
h 100 % w
Pv
50 %
T WB

ka m
kb k y
x
z

TDB

Gambar 3. Cara mencari BF dan CF di evaporator

5.3 Rumus-Rumus yang Digunakan dalam Perhitungan

Adapun rumus-rumus yang dipergunakan dalam perhitungan adalah:


1. Besar laju aliran massa refrigeran dihitung dengan persamaan:
Qud −eva
mref = (1)
h1 − h4

mref = laju aliran massa refrigeran


Qud−eva = jumlah udara yang diserap dari udara di dalam saluran

kondensor m
h4 = entalpi jenis refrigeran yang masuk evaporator

7
Modul: Pengujian Mesin Pendingin

h1 = entalpi jenis refrigeran yang keluar evaporator


2. Efisiensi kerja (kompresor hermatik)
mrefref (h1 − h2 )
η k ,all = (2)
W jala − jala

η k ,all = efisiensi kerja kompresor hermatik

W jala − jala = daya listrik yang diperlukan kompresor hermatik

h1 = entalpi jenis refrigeran masuk kompresor

h2 = entalpi jenis refrigeran keluar kompresor


3. Laju energi yang diserap refrigeran di evaporator
Qeva = mref (h1 − h4 ) (3)

Qeva = laju energi yang diserap refrigeran di evaporator

h1 = entalpi jenis refrigeran keluar evaporator


h2 = entalpi jenis refrigeran masuk evaporator
4. Laju energi yang dilepaskan refrigeran di kondensor
Qkond = mref (h2 − h3 ) (4)

Qkond = laju energi yang diserap refrigeran di evaporator

h2 = entalpi jenis refrigeran keluar evaporator


h3 = entalpi jenis refrigeran masuk evaporator
5. Koefisien kinerja mesin pendingin
Qeva
COP = (5)
Wkomp

COP = koefisien kinerja mesin pendingin (coefficient of performance)


Wkomp = kerja yang termanfaatkan kompresor

6. Koefisien kinerja pompa kalor:


Qkond
PF = (6)
Wkomp

PF = kinerja pompa kalor (performance factor)


Wkomp = kerja yang termanfaatkan kompresor

8
Modul: Pengujian Mesin Pendingin

7. Laju aliran massa udara kering dalam saluran kondensor atau evaporator
mud = ρudVr A (7)

mud = laju aliran massa udara kering (kg/s)

ρud = massa jenis udara kering pada saluran udara (kg/m3)


A = luas penampang saluran udara kondensor (m2)
Vr = kecepatan rata-rata aliran udara pada saluran kondensor (m/s)
8. Laju energi yang diberikan oleh udara kepada evaporator
Qud −eva = mud −eva (hm∗ −eva − hk∗−eva ) (8)

Qud − eva = jumlah energi yang diberikan udara di evaporator

mud − eva = laju aliran massa udara di saluran evaporator

hm∗ − eva = entalpi jenis udara kering yang masuk saluran udara
evaporator
hk∗− eva = entalpi jenis udara kering yang keluar saluran udara evaporator
9. Laju energi yang diterima udara dari kondensor
Qud − kond = mud − kond ( hm∗ − kond − hk∗− kond ) (9)

Qud − kond = laju energi yang diberikan udara di kondensor

mud − kond = laju aliran massa udara di saluran kondensor

hk∗− kond = entalpi jenis udara kering yang masuk saluran udara
kondensor
hk∗− kond = entalpi jenis udara kering yang keluar saluran udara
kondensor

10. Massa jenis udara yang melewati saluran udara


Pud 293
ρud = ρo (10)
101325 Tud

ρud = massa jenis udara pada tingkat keadaan pud dan Tud (kg/m3)

ρo = massa jenis udara pada tingkat keadaan standar (1 atm,


200C)

9
Modul: Pengujian Mesin Pendingin

pud = tekanan statik udara kering (N/m2)

Tud = temperatur mutlak udara kering, TDB (K)

6. BF & CF EVAPORATOR
BF dan CF evaporator dapat ditentukan dari proses pola udara pada diagram
psikrometrik.

7. TUGAS
a. Buktikan rumus-rumus yang dituliskan pada persamaan (1) s.d. (10)
b. Tabelkan data pengujian dan hasil pengolahan data.
c. Dari hasil pengamatan buatlah:
- Proses pola dari siklus refrigerasi kompresi uap
- Proses pola dari udara pada saluran kondensor dan saluran evaporator
- Tentukan faktor simpang dan faktor sentuh penukar panas yang berfungsi
sebagai evaporator (untuk sistem II atau sistem III).
d. Analisis dan bandingkan semua besaran yang terkait dalam karakteristik
mesin uji untuk berbagai parameter pengujian yang telah dilakukan.
e. Kesimpulan yang diperoleh dari pengujian yang telah dilakukan.

10
Modul: Pengujian Mesin Pendingin

Tabel Data Pengamatan


Daya jala- Siklus Kompresi Uap Saluran Udara
Kipas jala
No 1 2 3 4 Kondensor Evaporator
Masuk Keluar masuk Keluar
K1 K2 Volt Am p T p T p T p T
V V
p. Twb Tdb Twb Tdb Twb Tdb Twb Tdb

Tanggal pengujian: Kelompok:


Kondisi Udara lingkungan: p= mBar, T= K, RH = %

11
Modul: Pengujian Mesin Pendingin

12
Modul: Pengujian Mesin Pendingin

13
Modul: Pengujian Pompa Sentrifugal

II. PENGUJIAN POMPA SENTRIFUGAL

1. TUJUAN
‰ Untuk mendapatkan diagram head vs debit aliran pada putaran konstan dari dua
pompa yang bekerja secara tunggal, seri atau paralel.
‰ Untuk memperoleh garis-garis iso-efisiensi untuk pompa tunggal, pompa susunan seri
atau susunan paralel.
‰ Untuk memperoleh karakteristik pompa dengan putaran yang berubah-ubah.

2. INSTALASI PENGUJIAN DAN KARAKTERISTIK POMPA


Pompa sentrifugal digunakan untuk memompa cairan atau menghasilkan head yang
disebabkan oleh adanya putaran dari satu atau beberapa impeler. Pompa sentrifugal
mempunyai tiga bagian utama yaitu: impeler yang menghasilkan gerak putar dari fluida,
pump casing sebagai pengarah fluida menuju impeler dan mengeluarkannya pada tekanan
yang tinggi, drive yang memutarkan impeler. Ada tiga macam jenis aliran yaitu: axial flow,
radial flow dan mixed flow.

Gambar 1. Instalasi Pengujian Pompa Sentrifugal

14
Modul: Pengujian Pompa Sentrifugal

Instalasi pengujian diperlihatkan pada Gambar 1. Sejumlah katup terpasang berguna untuk
mengatur sistem pompa yang akan diujikan. Sedangkan tata letak pompa pada sistem
diperlihatkan pada Gambar 2.

Gambar 2. Tata Letak Pompa

Spesifikasi Instalasi dan Peralatan


A. Instalasi pengujian:
• Buatan: Armield Technical Education, Ltd, Ringwood-Hampshire, England

B. Pompa
• Jenis: Centrifugal closed impeller, end suction, Diameter impeller: 13 cm

C. Motor
• Buatan: Normand Electric Co, Ltd, London & Portsmouth, England
• Daya: 3,0 Hp
• Putaran: 2900 rpm
• Tipe: Shunt
• Voltage: 180 A/210 V, DC
• Rating: Continue
• Lengan Torsi: 0,25 m

15
Modul: Pengujian Pompa Sentrifugal

Gambar 3. Karakteristik pompa

Karekteristik umum dari pompa sentrifugal diperlihatkan dalam kurva-kurva pada Gambar
3. Besar head yang akan turun bila kapasitas pompa diperbesar. Karakteristik efisiensi
yang awalnya membesar ketika kapasitas aliran diperbesar dan besarnya turun lagi ketika
kapasitas terus diperbesar.

3. PENGUKURAN DAN PENGOLAHAN DATA


Tekanan total yang dihasilkan pompa akan lebih besar bila menggunakan lebih dari
satu impeler yang disusun seri (multi-stage pump). Sedangkan untuk menghasilkan
kapasitas yang besar sangat efisien dengan menggunakan susunan pompa yang disusun
secara paralel. Ketinggian fluida yang dihasilkan oleh pompa dinamakan head. Head
dinamik total pompa dihitung dengan persamaan (1).
v d2 v s2
H = Hd − Hs + − (1)
2g 2g

dimana Hd adalah discharge head, Hs adalah suction head. Kinerja hidrolik dan mekanik
pompa dinyatakan dengan efisiensi yang dihitung dengan persamaan (2).
Daya Hidrolik
Efisiensi = (2)
Daya Penggerak Pompa

Perubahan kapasitas, head dan daya pompa terhadap perubahan putaran dinyatakan dalam
hubungan afinitas dalam persamaan-persamaan pada persamaan (3).
2 3
Q1 n1 H1 n1 N1 n 1
= ; = ; = (3)
Q2 n 2 H 2 n2 N 2 n3
2 2

16
Modul: Pengujian Pompa Sentrifugal

Gambar 4. Cara Memperolehan Kurva Karakteristik Pompa

Disamping persamaan-persamaan yang telah dibahas sebelumnya, sejumlah persamaan-


persamaan lain juga digunakan pengolahan hasil pengujian. Adapun persamaan-persamaan
tersebut adalah:
a. Debit aliran:
8
Q= 2 g C e he 5 / 2 [m 3 / s ]
15 (4)

C e = 0,5765

he = 0,00085 + hweir

h weir = tinggi air dalam weir meter [m]


b. Head total:

17
Modul: Pengujian Pompa Sentrifugal

H = (H d − H s ) + 1,17 x10 5 Q 2 [m] (5)


c. Daya hidrolik:
N h = ρgQH [Watt] (6)
d. Daya pompa:
2πn
N p = mg L [Watt] (7)
60
e. Efisiensi pompa:
Nh
η= x100% (8)
Np

4. PROSEDUR PENGUJIAN
4.1. Pemeriksaan Sebelum Pengujian
1. Periksalah kedudukkan petunjuk alat ukur, apakah ada penyimpangan dari
semestinya
2. Catatlah kedudukan petunjuk alat-alat ukur tersebut
3. Isilah bak penampung dengan air bersih secukupnya
4. Pastikan bahwa dinamometer dalam keadaan setimbang (menunjukkan angka
nol) dan pergerakannya tidak terganggu oleh kabel
5. Teliti hubungan kabel antara instrument
6. Pastikan bahwa tegangan listrik yang diperlukan cocok dengan tegangan jala-
jala yang akan dipakai
7. Jangan memutar pompa sebelum diisi dengan air

4.2. Menjalankan Pompa


1. Pastikan bahwa volume air tangki cukup hingga tidak akan terjadi penghisapan
udara luar
2. Buka katup isap K2 dan K5 dan tutup katup K1 dan K3
3. Isi pipa hisap pompa 1 dan 2 dengan air melalui penutup P sampai penuh.
Sesudah itu tutup katup K4
4. Masukkan hubungan listrik pada sistem, saklar F pada posisi on
5. Putarlah pompa dengan memutar tombol G dengan perlahan-lahan sampai
kedua pengukur tekanan pipa tekan bergerak naik

18
Modul: Pengujian Pompa Sentrifugal

6. Bukalah katup K1 dan K3, periksalah bahwa pada kedua pompa ada aliran
7. Sesudah semua udara dalam pipa keluar, tutuplah katup K1 dan K3
8. Set kedudukan masing-masing katup dan lepas kopling pompa yang tidak
diperlukan sesuai dengan pengujian
9. Instalasi siap dipergunakan untuk pengujian

4.3. Pengujian Pompa Tunggal


1. Buka kopling pompa 2
2. Tutup katup C dan B, katup lainnya terbuka
3. Jalankan motor

4.4. Pengujian Pompa Seri


1. Semua kopling terpasang
2. Tutup katup K3 dan K5, katup lainnya terbuka
3. Jalankan motor

4.5. Pengujian Pompa Paralel


1. Semua kopling terpasang
2. Tutup katup K4, katup lainnya terbuka
3. Jalankan motor

5. TUGAS-TUGAS
1. Hitung besaran-besaran yang dinyatakan dalam persamaan (4) s/d (8)
2. Buat grafik-grafik dari
a. H vs Q
b. η vs Q
c. Nh vs Q
d. Np vs Q
e. Kurva iso-efisiensi
3. Buat analisis dari grafik-grafik dan besaran-besaran yang diperoleh
4. Buat kesimpulan dari pengujian yang telah dilakukan

19
Modul: Pengujian Pompa Sentrifugal

Tabel Data Pengujian Pompa

Pengujian Pompa Tunggal Pengujian Pompa Seri Pengujian Pompa Paralel


n Bukaan Hs Hd m Hweir Hs [m] Hd [m] m Hweir Hs [m] Hd [m] m Hweir
[rpm] Katup [m] [m] [kg] [m] 1 2 1 2 [kg] [m] 1 2 1 2 [kg] [m]

20
Modul: Pengujian Turbin Kaplan

III. PENGUJIAN TURBIN KAPLAN


1. TUJUAN
‰ Untuk mengetahui cara-cara pengujian turbin Kaplan
‰ Untuk mengetahui karakteristik dan unjuk kerja dari turbin yang diuji meliputi:
ƒ Karakteristik kapasitas keluaran turbin yaitu daya keluaran pada kecepatan
putar poros dan head yang konstan
ƒ Karakteristik efisiensi turbin pada kecepatan putar poros optimum dan head
konstan (kurva efisiensi-kapasitas atau berubah-ubah/kurva iso-efisiensi).

2. INSTALASI PENGUJIAN
Turbin air yang diuji ini merupakan turbin Kaplan dengan poros horisontal. Momen
keluaran turbin diukur dengan dinamometer rem yang terpasang di ujung poros turbin.
Besarnya ditentukan dari perbedaan posisi seimbang pegas. Posisi nol pegas harus
ditentukan sebelum pengujian dilakukan. Daya turbin ditentukan dari momen keluaran dan
putaran poros yang diukur dengan tachometer.
Daya poros turbin dapat diatur dengan mengubah sudut sudu-sudu turbin dan guide
vane. Daya turbin diatur oleh sejumlah guide vane yang dapat digerakkan dengan batang
tangan. Laju aliran air dapat dihitung dengan mengukur perbedaan tekanan. Instalasi
pengujian dapat dilihat pada Gambar 1. Sejumlah katup terpasang pada instalasi dapat
digunakan untuk mengatur arah aliran air.

3. PENGOPERASIAN TURBIN
Dalam pengoperasian turbin Kaplan untuk pengujian ini, beberapa hal yang perlu
diperhatikan adalah:
a. Operasi turbin harus selalu dilakukan dengan “maju” (daya membesar).
b. Beban momen turbin diperbesar dengan mengatur beban pada pegas rem.
c. Selisih tekanan pada sisi isap dan sisi masuk turbin dapat dibaca pada
manometer pipa “U”.

21
Modul: Pengujian Turbin Kaplan

Gambar 1. Instalasi Pengujian Turbin Kaplan

22
Modul: Pengujian Turbin Kaplan

4. PENGAMATAN

Data pengamatan yang diukur dalam pengujian ini dapat disusun sebagaimana
diberikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Data Hasil Pengujian

n Hventury Hst F
No α
[rpm] [mm Hg] [mm Hg] [N]

n = Putaran turbin
F = Gaya yang terukur dinamometer
∆H vent = Selisih tekanan pada Ventury
∆H st = Selisih tekanan statik pada sisi masukan dan sisi keluaran turbin

5. PENGOLAHAN DATA DAN PERHITUNGAN

Dengan pemanfaatan persamaan-persamaan energi aliran, kontinuitas dan


hidrostatika, debit aliran dapat dihitung. Berikut ini diberikan persamaan-persamaan yang
diperlukan dan langkah-langkah untuk perhitungan dalam pengolahan data hasil pengujian.

Perhitungan

Data utama α = 20o

n = …………..rpm

23
Modul: Pengujian Turbin Kaplan

F = ………..….N

∆H =…………….m

∆H st = …………….m

3
γ =………..…….N/m

ƒ Debit aliran, Q

Debit aliran yang diukur dengan tabung Ventury dihitung dengan


persamaan:

⎡γ ⎤
2 ⋅ g ⋅ HV ⋅ ⎢ 1 − 1⎥
π ⋅ D 22 ⋅ D12 ⎣ γ ⎦
Q= ⋅ (1)
4 D14 − D24

ƒ Kecepatan sudut, ω

2 ⋅π ⋅ n
ω= [ rad / sec] (2)
60

ƒ Daya turbin, Np

N p = T ⋅ω [Watt ] (3)

ƒ Head turbin yang tersedia, Ht


H t = 12,6 ⋅ ∆H st + ∆z [ m ] (4)

ƒ Daya yang tersedia, Na

N a = γ H 2O ⋅ Q ⋅ HT [Watt ] (5)

ƒ Efisiensi, η

Np
η= ⋅ 100% (6)
Na

24
Modul: Pengujian Turbin Kaplan

Tabel 2. Pengolahan Data Hasil Pengujian


α T Na Np η
N Hventury Hst

Perhitungan koreksi untuk Ht konstan = ……….m, dapat dilakukan dengan menggunakan


hukum kesebangunan (similaritas). Hukum kesebangunan dapat dinyatakan dengan
hubungan-hubungan pada persamaan-persamaan (7).

H1 n2 D2 Q1 n D3 N1 n3 D5
= 12 12 ; = 1 13 ; = 13 15 (7)
H 2 n2 D2 Q2 n2 D2 N 2 n2 D2

Hasil perhitungan dengan pemanfaatan persamaan-persamaan (7) dapat diolah ke dalam


bentuk Tabel 3.

Tabel 3. Pengolahan Data dari Hukum Kesebangunan


α T Na Np η
n Q

25
Modul: Pengujian Turbin Kaplan

6. TUGAS-TUGAS

Data hasil pengujian dan pengolahan datanya dapat dinyatakan ke dalam grafik-
grafik untuk mengetahui karakteristik turbin yang telah diuji. Adapun grafik-grafik
karakteristik tersebut adalah:
a). Np vs n ( α konstan)
b). T vs n ( α konstan)
c). η vs n ( α konstan)
d). Np vs Q ( α konstan)
e). T vs Q ( α konstan)
f). Q vs n ( α konstan)
g). Kurva iso-efisiensi terhadap kapasitas
h). Kurva iso-efisiensi terhadap putaran

26
Modul: Pengujian Kompresor Torak

IV. PENGUJIAN KOMPRESOR TORAK


1. TUJUAN
‰ Untuk mengetahui kinerja kompresor torak pada kondisi kerja stasioner.
‰ Untuk mencari karakteristik kompresor torak pada beberapa kecepatan putar yang
ditampilkan dalam:
¾ Kurva tekanan vs volume
¾ Kurva efisiensi volumetrik vs rasio tekanan
¾ Kurva efisiensi isotermal vs rasio tekanan

2. INSTALASI PENGUJIAN

Kerja kompresor torak didasarkan pada proses penghisapan dan penekanan sejumlah
udara pada silinder selama langkah kerja. Udara dikompresikan secara politropik
sehingga peningkatan tekanan dan kenaikan temperatur terjadi. Udara bertekanan dari
silinder keluar melalui katup tekan ke dalam sistem yang bertekanan lebih rendah.
Gerak torak maju mundur ini menghasilkan siklus aliran tersebut berlangsung secara
terus-menerus. Instalasi pengujian ditunjukkan pada Gambar 1. Dari gambar ini tampak
tata letak alat ukur serta komponen-komponen utama peralatan tersebut. Gambar 2
menunjukkan gambar skematik instalasi pengujian dan stasiun pengukuran yang
merupakan tempat melakukan pengukuran.

Kompresor torak digerakkan oleh motor listrik. Transmisi daya yang digunakan adalah
transmisi sabuk daya. Kerja mekanik yang dilakukan oleh motor dapat dicari dengan
mengukur torsi motor dan putaran motor diukur dengan takometer. Kondisi-kondisi
udara pada stasiun-stasiun penting dapat diketahui dengan mengukur tekanan dan
temperaturnya. Kelembaban udara masuk dan keluar kompresor dapat dicari dengan
diagram psikrometrik setelah temperatur bola basah dan bola kering diketahui. Laju
aliran udara diukur dengan menggunakan orifice dan manometer.

27
Modul: Pengujian Kompresor Torak

Gambar 1. Instalasi Pengujian Kompresor Torak

Gambar 2. Skematik Peralatan Uji Kompresor Torak

Spesifikasi Kompresor
Data spesifikasi kompresor yang digunakan pada pengujian ini adalah:
- Volume langkah : VL = 22,188·10-5 m3
- Volume clearence : VC = 2,373·10-5 m3
= 2,414·10-5 m3 ; untuk p2’= 9 bar

28
Modul: Pengujian Kompresor Torak

- Jumlah silinder : 2 buah


- Lengan torsi : r = 0,16 m
- Perbandingan transmisi : i = nmotor/nkompresor = 3,53

3. PROSEDUR PENGUJIAN DAN PENGAMATAN


Sebelum pengujian dilakukan, beberapa persiapan dan pemeriksaan awal harus
dilakukan. Adapun pemeriksaan awalnya adalah:
• Memeriksa alat-alat apakah semua dalam keadaan baik.
• Memeriksa volume cairan manometer.
• Memeriksa kondisi air pembasah pada termometer bola basah
• Memeriksa tinggi muka minyak pelumas kompresor. Pelumas yang dipakai adalah
minyak Shell Corona D37 atau yang sejenisnya.
• Memeriksa tegangan listrik yang diminta, apakah sesuai dengan tegangan jala-jala
yang akan dipergunakan.
• Masukkan tombol listrik kemudian ubah saklar ke posisi “on”
• Mencatat kondisi awal yang ditunjukkan oleh semua alat ukur.

Untuk setiap kondisi pengujian, berikut ini parameter-parameter yang diamati:


• Temperatur pada stasiun 1, 2, dan 3
• Tekanan udara pada stasiun 1, 2, dan 3
• Beda tekanan pada orifice
• Kecepatan putaran kompresor
• Gaya pada dinamometer
• Temperatur bola basah dan bola kering pada sisi masuk dan sisi keluar instalasi
pengujian.

4. FORMULASI-FORMULASI PENGOLAHAN DATA


Formulasi-fomulasi yang penting berkaitan dengan pengujian kompresor torak
diberikan berikut ini.
Kerja Politropik
n
W pol = m a KTl y , kW (1)
n −1

Kerja Isotermal

29
Modul: Pengujian Kompresor Torak

⎛ n ⎞
Wiso = m a RT1 ln(r p )⎜⎜ r p n −1 − 1⎟⎟ , kW (2)
⎝ ⎠

Kerja Mekanik
Wmek = 5,91 ⋅ 10 −5 nkomp F , kW (3)

Efisiensi Politropik
W pol
η pol = x100% (4)
W mek

Efisiensi Isotermal
Wiso
η pol = x100% (5)
W mek

Efisiensi Volumetrik
ma
η vol = x100% (6)
9,1x10 − 6 n komp

Laju Aliran Massa Udara


∆p ⋅ p 3
m a = 6,574 x10 −3 , kg/s (7)
T3

Laju Aliran Massa Uap Air


γ
mv = ma (8)
γ +1

massa uap air


γ= , dapat diperoleh dari diagram psikrometrik atau dihitung dari
massa udara kering

hubungan-hubungan termodinamika campuran udara dan uap air.


Dimana:
n = indeks politropik
R = konstanta udara = 0,2871 kJ/(kg K)
p2
rp =
p1

p1 = p0 − 9,678 × 10−5 p1' , atm abs

p2 = p0 − 9,868 × 10−1 p2 ' , atm abs

p3 = p0 − 9,679 × 10−5 p2 ' , atm abs


p0 = tekanan atmosfir, atm
p0 = data dari pengamatan i=1, 2, 3
∆p0 = dalam mm H2O
Ti = ti (oC) +274,15, dalam Kelvin, ti adalah data pengamatan

30
Modul: Pengujian Kompresor Torak

Untuk lebih jelasnya mengenai proses-proses kompresi tersebut dapat diperhatikan pada
diagram p-V sebagai berikut:

Penentuan Indeks Politropik (n)


Untuk proses kompresi politropik berlaku:
n −1
⎡ T2 ⎤ ⎡ p 2 ⎤ n

⎢ ⎥=⎢ ⎥ (9)
⎣ T1 ⎦ ⎣ p1 ⎦

Ambil logaritmanya:
⎡ T2 ⎤ n − l ⎡ p 2 ⎤
ln ⎢ ⎥ = ln ⎢ ⎥ (10)
⎣ T1 ⎦ n ⎣ p1 ⎦

⎡ T2 ⎤ n −1 ⎡ p2 ⎤
Misalkan Yi = ln⎢ ⎥ , a = dan X i = ln⎢ ⎥
⎣ T1 ⎦ n ⎣ p1 ⎦
Maka persamaan di atas dapat ditulis sebagai berikut:
Yi = a X i (11)

Dengan metode least square diperoleh:


N Σ ( X i Yi ) − Σ X i Σ Yi
a= (12)
N Σ X i2 − (Σ X i ) 2

5. PEMBACAAN DIAGRAM PSIKROMETRIK


Misalkan pada saat masuk kompresor, hasil pengukuran adalah:

Twb = 26 o C , Tdb = 27 o C

Maka dari diagram psikrometrik didapat: 0,021 kg/kg

31
Modul: Pengujian Kompresor Torak

Gambar 3. Diagram Psikrometrik

32
Modul: Pengujian Kompresor Torak

6. TUGAS-TUGAS
1. Buktikan rumus 1, 2, 3, dan 6
2. Hitung indeks politropik
3. Hitung laju aliran massa uap air pada saat masuk dan keluar kompresor
4. Buat diagram ma, Wpol, Wiso,
5. Buat diagram indikator (diagram p-v)
1. pada p2 = 6 bar dan p2 = 0 bar, atau
2. pada p2 = 6 bar (atau p2 = 9 bar) untuk 2 macam putaran kompresor
(ditentukan asisten)

Cara Pembuatan Diagram p-V


Langkah 1 – 2 dibuat dengan menggunakan hubungan:
p1V1n = p2V2n = A = konstan

n dihitung dari persamaan (9) dan p1, p2, T1, dan T2 dari data pengujian.

1
⎛ A ⎞a
V 1= Ve − VL , V2 = ⎜⎜ ⎟

⎝ p2 ⎠

Titik-titik xi ditentukan dari hubungan:

33
Modul: Pengujian Kompresor Torak

l
⎛ A ⎞n
Vxi = ⎜⎜ ⎟

⎝ pxi ⎠

pxi dipilih antara p1 dan p2.


Langkah 3 – 4 dibuat dengan menggunakan hubungan
p3V3n = p4V4n = p yV yn = B = konstan

p3 = p2 , V3 = V0 , p4 = p1

Titik-titik Yi ditentukan dari hubungan


l
⎛ A ⎞n
Vxi = ⎜ ⎟
⎜p ⎟
⎝ yi ⎠

34
Modul: Pengujian Kompresor Torak

Tabel Data Pengujian


Kondisi Awal:
p1= mmH2O ∆ p= mmH2O
p2= mmH2O p3 = mmH2O
Inlet Outlet
nm p1 p2 p3 ∆p T1 T2 T3 Gaya
No. Tw Td Tw Td
[rpm] [mmH2O] [bar] [mmH2O] [mmH2O] [°C] [°C] [°C] [°C] [°C] [°C] [°C] [N]
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3

35
Modul: Pengujian Motor Bensin

V. PENGUJIAN MOTOR BENSIN


1. TUJUAN
… Untuk mengetahui prinsip-prinsip kerja dan karakteristik motor bensin.
… Untuk memahami pengujian dan evaluasi parameter prestasi motor bensin

2. PRINSIP KERJA DAN PARAMETER PRESTASI MESIN


Motor bensin yang digunakan sebagai penggerak tenaga termal pembakaran bekerja
berdasarkan siklus Otto. Siklus Otto yang ideal memiliki tahapan-tahapan antara lain:
langkah isap (proses tekanan konstan), langkah kompresi (isentropik), pembakaran
(pemasukan kalor pada volume konstan), langkah kerja (isentropik), proses
pembuangan (pengeluaran kalor pada volume konstan), dan langkah buang (tekanan
konstan). Motor bensin sering pula disebut sebagai Spark Ignition Engine, karena
penyalaan bahan bakarnya menggunakan loncatan bunga api listrik yang dihasilkan
oleh busi. Hal ini yang membedakan prinsip kerja antara motor bensin dengan motor
diesel. Komponen lainnya yang cukup penting pada motor bensin adalah karburator
yang memiliki fungsi sebagai tempat pencampuran bahan bakar dengan udara.
Pencampuran tersebut terjadi karena bahan bakar terisap masuk ke dalam karburator.
Beberapa parameter prestasi motor bakar torak adalah:
9 Daya poros (Np).
9 Tekanan efektif rata-rata (pe), efisiensi termal (ηt), dan efisiensi volumetrik (ηv).
9 Pemakaian bahan bakar (mf) dan pemakaian bahan bakar spesifik (Be).
9 Perbandingan bahan bakar udara (AFR).

Untuk berbagai kondisi operasi, nilai parameter prestasi tersebut akan bervariasi
nilainya. Dengan variasi kondisi operasi nilai paramter juga akan bervariasi. Dari data-
data ini, karakteristik motor bakar dapat digambarkan. Variabel-variabel operasi yang
dapat digunakan dalam pengujian ini adalah:
9 Putaran, n [rpm]
9 Beban (momen puntir), T [Nm]
9 Katup gas

36
Modul: Pengujian Motor Bensin

3. INSTALASI PENGUJIAN

Instalasi pengujian yang digunakan dalam pengujian ini diperlihatkan pada Gambar 1.
Gambar lebih detail komponen-komponen motor bakar itu ditunjukkan pada Gambar 2 dan
langkah kerja yang lebih aktual dari siklus kerjanya diberikan pada Gambar 3.

Gambar 1. Instalasi Pengujian Motor Bensin

Spesifikasi motor bensin yang digunakan pada pengujian ini adalah:


Pabrik : Toyota Motor, Japan
Type : 7 - KE
Jenis : Motor Bensin, 4 silinder sebaris, 4 langkah, 2 katup per silinder,
cam di tengah dilengkapi push-rod dan hidraulik filter.
Dia. silinder : 80,5 mm
Langkah torak : 87,5 mm
Vol langkah torak : 1781 cc
Rasio kompresi : 9:1
Firing order : 1–3–4–2
Daya maksimum : 84 PS pada 4800 rpm
Torsi Maksimum : 14,6 kgm pada 2800 rpm

37
Modul: Pengujian Motor Bensin

Suplai bahan bakar : Electronics Fuel Injection


Sistem Pendinginan : Air, dengan pompa listrik
Sistem Bahan Bakar : Pompa sirkulasi, dengan pendingin air
Tekanan : 240 s/d 275 kN/m2 ( 35 s/d 40 lbs/in )
Bahan Bakar : Premium Pertamina

Gambar 2. Komponen Utama Motor Bakar Gambar 3. Siklus Sebenarnya

Gambar 4. Skematik Peralatan Pengujian

38
Modul: Pengujian Motor Bensin

Gambar 5. Prinsip Kerja Pengukuran Dinamometer

4. PROSEDUR PENGUJIAN
Persiapan sebelum pengujian
a. Periksa bahan bakar di dalam tangki bahan bakar, jika kurang harus ditambah.
b. Periksa minyak pelumas, tambah bila kurang.
c. Air pendingin yang bersih perlu dialirkan ke dalam dinamometer, blok mesin,
pendingin pelumas dan gas kalorimeter. Buka penuh katup aliran air pendingin
minyak pelumas. Katup penambah air pendingin harus diatur selama pengujian
untuk mempertahankan temperatur air pendingin antara 70 hingga 75oC. Katup
aliran air pendingin minyak pelumas baru dibuka setelah mesin jalan dan diatur
sehingga temperatur minyak pelumas 80oC.

Prosedur menjalankan dan mematikan motor bakar seperti yang diberikan oleh asisten.
Pengujian dapat dilakukan dengan metode:
a. beban berubah-ubah, katup gas konstan
b. beban dan katup gas berubah-ubah, putaran konstan

Untuk tiap kondisi operasi, parameter pengukuran meliputi:


• Momen putar
• Pemakaian bahan bakar
• Perbedaan tekanan udara pada orifice
• Temperatur air pendingin masuk motor
• Temperatur pendingin keluar motor
• Laju aliran air pendingin motor

39
Modul: Pengujian Motor Bensin

5. METODE PERHITUNGAN
Parameter prestasi motor bensin dihitung dengan memanfaatkan persamaan-persamaan
yang diberikan berikut:

Daya poros efektif


N e = Tω

T ⋅n
Ne = (kW)
9549,305

T = momen putar
n = putaran motor (rpm)

Tekanan efektif rata-rata


Kerja per siklus
pe =
volume langkah torak

Ne
pe = 60 ⋅ 10 6 (kPa)
(V1 ⋅ z ) ⋅ n ⋅ a
V1 = volume langkah torak (cm3)
z = jumlah silinder
a = jumlah siklus per putaran
Laju pemakaian bahan bakar
50
m& b = ⋅ ρ b ⋅ 3,6 (kg/jam)
t

t = waktu pemakaian bahan bakar sebanyak 50 cm3 (detik)


3
ρ b = massa jenis bensin, 0,7329 g/cm

Pemakaian bahan bakar spesifik


m& b
Be = (kg/kW-jam)
Ne

Laju aliran massa udara


∆p or . p u
m& u = 4,5 ⋅10 −6 ⋅ 3600 ⋅ D 2 (kg/jam)
Tu

∆p or = beda tekanan pada orifice (mm H2O)


p u = tekanan udara luar (cm Hg)

Tu = temperatur udara luar (K)


D = Diameter orifice, 55 cm

40
Modul: Pengujian Motor Bensin

Perbandingan udara bahan bakar


m& u
AFR =
m& b

Efisiensi volumetrik
Efisiensi volumetrik adalah perbandingan antara laju aliran massa udara
sebenarnya dengan laju aliran massa udara ideal.
m& u
ηv = 100 (%)
m& iu

Laju massa aliran udara ideal yang diperoleh dari rumus berikut:
60
m& iu = (V1 ⋅ z ) ⋅ n ⋅ a ⋅ ρ u ⋅ (kg/jam)
1000

ρ u = massa jenis udara ideal


p u (cmHg)
ρ u = 4,6446 ⋅10 −3
T (K )
Efisiensi termal
Ne
ηt = ⋅ 3,6 ⋅10 5 (%)
m& b ⋅ LHV

LHV bensin = 42697 kJ/kg


Neraca Energi
Energi masuk
mb ⋅ LHV
E in = (kW)
3600

Energi keluar
E out = N e + E ap + E loss (kW)

Q
E ap = ρ a ⋅ ⋅ C a ⋅ ∆T a (kW)
3600

E loss = E in − ( N e + E ap ) (kW)

5. TUGAS
a. Hitung seluruh parameter prestasi pada pengujian ini
b.Gambarkan parameter prestasi tersebut terhadap putaran motor
c. Gambarkan grafik neraca energi
d.Berikan analisis dan kesimpulan terhadap hasil

41
Modul: Pengujian Motor Bensin

TABEL DATA PENGAMATAN MOTOR BENSIN


o
Kelompok : Temperatur Lingkungan : C
Tanggal : Tekanan Udara Lingkungan : mm Bar
Bahan Bakar :

Putaran Beban Air Pendingin Mesin Bahan Bakar ∆p Udara T gas Buang
No.
(rpm) (Nm/kg) per 50 cc (s) (mm H2O) (oC)
T in (oC) T out (oC) Q (lt/s)

42
Modul: Pengujian Motor Diesel

VI. PENGUJIAN MOTOR DIESEL


1. TUJUAN
… Untuk mengetahui prinsip-prinsip kerja dan karakteristik motor Diesel.
… Untuk memahami pengujian dan evaluasi parameter prestasi motor Diesel

2. PRINSIP KERJA DAN PARAMETER PRESTASI MESIN

Secara umum, motor bakar torak dapat dibagi menjadi dua tipe dasar, yaitu spark-
ignition engine dan compression-ignition engine. Pada spark-ignition engine, campuran
bahan bakar dan udara dibakar oleh busi (spark plug). Sedangkan pada compression-
ignition engine, udara dikompresikan pada tekanan dan temperatur yang cukup tinggi
dimana pembakaran akan berlangsung secara spontan ketika bahan bakar disemprotkan.
Karena spark-ignition engine relatif ringan dan murah sehingga cocok digunakan pada
kendaraan bermotor. Compression-ignition engine lebih umum digunakan dengan
pertimbangan bahan bakar lebih ekonomis dan daya yang dihasilkan besar.
Motor diesel menggunakan prinsip compression ignition engine. Pada langkah isap
hanyalah udara segar saja yang masuk ke dalam silinder. Pada waktu torak hampir
mencapai TMA (titik mati atas) bahan bakar disemprotkan ke dalam silinder. Terjadilah
proses penyalaan untuk pembakaran, pada saat udara di dalam silinder sudah bertemperatur
tinggi. Persyaratan ini dapat dipenuhi apabila digunakan perbandingan kompresi yang
cukup tinggi, berkisar antara 12 sampai 25.
Beberapa parameter prestasi motor bakar torak adalah:
9 Daya poros (Np).
9 Tekanan efektif rata-rata (pe), efisiensi termal (ηt), dan efisiensi volumetrik (ηv).
9 Pemakaian bahan bakar (mf) dan pemakaian bahan bakar spesifik (Be).
9 Perbandingan bahan bakar udara (AFR).
Untuk berbagai kondisi operasi, nilai parameter prestasi tersebut akan bervariasi
nilainya. Dengan variasi kondisi operasi nilai paramter juga akan bervariasi. Dari data-data
ini, karakteristik motor bakar dapat digambarkan. Variabel-variabel operasi yang dapat
digunakan dalam pengujian ini adalah:
9 Putaran, n [rpm]
9 Beban (momen puntir), T [Nm]
9 Katup gas

43
Modul: Pengujian Motor Diesel

3. INSTALASI PENGUJIAN
Instalasi pengujian yang digunakan dalam pengujian ini ditunjukkan pada Gambar
1. Gambar skematik pengujian diberikan pada Gambar 2 dan prinsip kerja pengukuran
dinamometer diperlihatkan pada Gambar 3.

Gambar 1. Instalasi Pengujian Motor Diesel

Spesifikasi motor diesel yang digunakan dalam pengujian mesin:


Pabrik : Toyota Motor, Japan
Type : 2L
Jenis : Motor Diesel, 4 silinder sebaris, 4 langkah, 2 katup per silinder, cam
di atas.
Diam. silinder : 92 mm
Langkah torak : 92 mm
Vol. langkah torak : 2446 cc
Rasio Kompresi : 22,2 : 1
Firing Order :1–3–4–2
Daya maksimum : 83 PS pada 4200 rpm
Torsi maksimum : 16,3 kgm pada 2400 rpm
Sistem bahan bakar : Solar Pertamina/Direct Injection/Distribution Pump.
Sistem pendinginan : Air/Sirkulasi Luar/Temperatur Konstan.
Sistem pelumasan : Mesran Pertamina/Sirkulasi Luar/Temperatur Konstan.

44
Modul: Pengujian Motor Diesel

Gambar 2. Skematik Peralatan Pengujian

Gambar 3. Prinsip Kerja Pengukuran Dinamometer

4. PROSEDUR PENGUJIAN
Persiapan sebelum pengujian
a. Periksa bahan bakar di dalam tangki bahan bakar,jika kurang harus ditambah.
b. Periksa minyak pelumas, tambah bila kurang.
c. Air pendingin yang bersih perlu dialirkan ke dalam dinamometer, blok mesin,
pendingin pelumas dan gas kalorimeter. Buka penuh katup aliran air pendingin minyak
pelumas. Katup penambah air pendingin harus diatur selama pengujian untuk
mempertahankan temperatur air pendingin antara 70 hingga 75oC. Katup aliran air
pendingin minyak pelumas baru dibuka setelah mesin jalan dan diatur sehingga
temperatur minyak pelumas 80oC.

Prosedur menjalankan dan mematikan motor bakar seperti yang diberikan oleh asisten.
Pengujian dapat dilakukan dengan metode:
a. beban berubah-ubah, katup gas konstan
b. beban dan katup gas berubah-ubah, putaran konstan

45
Modul: Pengujian Motor Diesel

Untuk tiap kondisi operasi, parameter-parameter yang diukur adalah:


• Momen putar
• Pemakaian bahan bakar
• Perbedaan tekanan udara pada orifice
• Temperatur air pendingin masuk motor
• Temperatur pendingin keluar motor
• Laju aliran air pendingin motor

5. METODE PERHITUNGAN
Parameter prestasi motor bensin dihitung dengan memanfaatkan persamaan-persamaan
yang diberikan berikut:

Daya poros efektif


N e = Tω

T ⋅n
Ne = (kW)
9549,305

T = momen putar
n = putaran motor (rpm)

Tekanan efektif rata-rata


Kerja per siklus
pe =
volume langkah torak
Ne
pe = 60 ⋅ 10 6 (kPa)
(V1 ⋅ z ) ⋅ n ⋅ a
V1 = volume langkah torak (cm3)
z = jumlah silinder
a = jumlah siklus per putaran

Laju pemakaian bahan bakar


50
m& b = ⋅ ρ b ⋅ 3,6 (kg/jam)
t

t = waktu pemakaian bahan bakar sebanyak 50 cm3 (detik)


3
ρ b = massa jenis solar, 0,8200 g/cm

46
Modul: Pengujian Motor Diesel

Pemakaian bahan bakar spesifik


m& b
Be = (kg/kW-jam)
Ne

Laju aliran massa udara


∆p or . p u
m& u = 4,5 ⋅10 −6 ⋅ 3600 ⋅ D 2 (kg/jam)
Tu

∆p or = beda tekanan pada orifice (mm H2O)


p u = tekanan udara luar (cm Hg)

Tu = temperatur udara luar (K)


D = diameter orifice, 55 cm
Perbandingan udara bahan bakar
m& u
AFR =
m& b

Efisiensi volumetrik
Efisiensi volumetrik adalah perbandingan antara laju aliran massa udara sebenarnya
dengan laju aliran massa udara ideal.
m& u
ηv = 100 (%)
m& iu
Laju massa aliran udara ideal yang diperoleh dari rumus berikut:
60
m& iu = (V1 ⋅ z ) ⋅ n ⋅ a ⋅ ρ u ⋅ (kg/jam)
1000
ρ u = massa jenis udara ideal
p u (cmHg)
ρ u = 4,6446 ⋅10 −3
T (K )
Efisiensi termal
Ne
ηt = ⋅ 3,6 ⋅10 5 (%)
m& b ⋅ LHV

LHV solar = 43057 kJ/kg


Neraca Energi
Energi masuk
mb ⋅ LHV
E in = (kW)
3600
Energi keluar
E out = N e + E ap + E loss (kW)
Q
E ap = ρ a ⋅ ⋅ C a ⋅ ∆Ta (kW)
3600

E loss = E in − ( N e + E ap ) (kW)

47
Modul: Pengujian Motor Diesel

6. TUGAS-TUGAS
a. Hitung seluruh parameter prestasi pada pengujian ini
b. Gambarkan parameter prestasi tersebut terhadap putaran motor
c. Gambarkan grafik neraca energi
d. Berikan analisis dan kesimpulan terhadap hasil

48
TABEL DATA PENGAMATAN MOTOR DIESEL

o
Kelompok : Temperatur Lingkungan : C
Tanggal : Tekanan Udara Lingkungan : mm Bar
Bahan Bakar :
Putaran Beban Air Pendingin Mesin Bahan Bakar ∆p Udara T gas Buang
No.
(rpm) (Nm/kg) per 50 cc (s) (mm H2O) (oC)
T in (oC) T out (oC) Q (lt/s)

49
Modul: Pengujian Pembangkit Tenaga Uap

VII. PENGUJIAN PEMBANGKIT TENAGA UAP

1. TUJUAN
‰ Untuk mengetahui tahapan konversi energi yang terjadi pada sistem pembangkit uap
‰ Untuk mengetahui efisiensi pembangkit tenaga sebagai parameter prestasi pada sistem
pembangkit tenaga uap

2. PRINSIP KERJA DAN KONVERSI ENERGI TENAGA UAP


Sistem pembangkit tenaga uap adalah sistem pembangkit yang mengkonversikan energi
yang dikandung bahan bakar menjadi energi poros turbin. Pengkonversian energi berlangsung
dengan tahapan sebagai berikut:
1. Energi bahan bakar dikonversikan menjadi energi termal dalam bentuk gas asap.
Tahap ini berlangsung pada alat pembakar.
2. Energi termal gas asap dipindahkan ke H2O sehingga energi termal H2O
meningkat. Tahap ini berlangsung pada permukaan pemanas pembangkit uap.
3. Energi termal H2O dikonversikan menjadi energi kinetik H2O ketika melewati
nosel.
4. Energi kinetik H2O dikonversikan menjadi energi kerja poros di rotor turbin.
5. Energi kerja poros dikonversikan menjadi energi listrik pada pembangkit listrik.

Laju kalor masukan bahan bakar


Q& = M& bb ⋅ N pp

Laju energi yang tersedia pada turbin


W& = M& u (hmt − hts )
Daya turbin
2πn
N TB = F ⋅ L ⋅ , (Watt)
60
Daya listrik
N LT = V ⋅ A , (Watt)

50
Modul: Pengujian Pembangkit Tenaga Uap

Efisiensi turbin
N TB
η PT =
M& (hmt − hkts )
Efisiensi pembangkit daya instalasi
N LT
η PI =
&
M ⋅ N pb

Heat Rate
M& u (hkapl − hmpu )
HR =
N TB
dengan:
M& bb = Laju pemakaian bahan bakar (Pembangkit Uap + Pemanas Lanjut)
Npb = Nilai pembakaran bahan bakar (38000 kJ/kg)
M& u = Laju aliran massa air/uap (= M& TOT − M& EJ )

M& TOT = Laju aliran massa air dari tangki timbang

M& EJ = Laju aliran massa dalam ejektor


hmt = Enthalpi masuk turbin
hkts = Enthalpi uap keluar turbin teoritik (isentropik)
hkapl = Enthalpi uap keluar alat pemanas lanjut
hmpu = Enthalpi uap masuk pembangkit uap
F = Gaya dinamometer
L = Panjang lengan dinamometer (0,19m)
n = Kecepatan putar turbin (rpm)
V = Tegangan listrik (Volt)
A = Arus listrik (Ampere)

51
Modul: Pengujian Pembangkit Tenaga Uap

3. PROSEDUR PENGUJIAN DAN INSTALASI PENGUJIAN


Prosedur pengujian sistem pembangkit uap dapat diuraikan dalam langkah-langkah
berikut:
• Bahan bakar dari sistem diperiksa untuk menentukan kelayakan pemakaiannya.
• Sistem turbin uap dihidupkan dahulu untuk memanaskan air dalam boiler.
• Pemeriksaan setiap bagian peralatan selama proses pemanasan dilakukan untuk
mengetahui sistem telah beroperasi dengan baik.
• Proses pemanasan ditunggu sampai temperatur rata-rata yang diinginkan tercapai.
• Temperatur dan tekanan rata-rata pada stasiun pengukuran dicatat untuk mendapatkan
tingkat keadaan termodinamika yang diperlukan dalam analisis.
• Laju aliran massa yang dicatat meliputi aliran untuk make-up water, kondensor dan
bahan bakar.
• Peralatan uji dimatikan setelah pengujian dilakukan

Gambar 1. Instalasi Pengujian Pembangkit Tenaga Uap

52
Modul: Pengujian Pembangkit Tenaga Uap

Peralatan uji yang digunakan dalam pengujian ini diperlihatkan pada Gambar 1. Sedangkan
gambar skematiknya diperlihatkan pada Gambar 2.

Gambar 2. Skematik Pengujian Pembangkit Tenaga Uap

Keterangan Gambar
APL: Alat Pemanas Lanjut PMP: Pompa Pasok Menara Pendingin
BB: Beban PSIR: Pompa Sirkulasi
BNR: Alat Pembakar PSTH: Pompa Pasok Tangki Air Harian
CON: Kondensor PU: Pembangkit Uap
EJ: Ejektor RES: Reservoir Air
MEJ: Meteran Air Ejektor RTM: Rotameter
MP: Menara Pendingin TAH: Tangki Air Harian
PAU: Pompa Air Umpan TB: Turbin Uap
PEJ: Pompa Ejektor TBB: Tangki Bahan Bakar
PKON: Pompa Kondensat TP: Tangki Penampung
PL: Pembangkit Listrik TT: Tangki Timbangan

53
Modul: Pengujian Pembangkit Tenaga Uap

4. DATA PENGUJIAN
Besaran yang diukur langsung dalam pengujian ini diberikan pada Tabel 1 dan besaran yang
diukur tidak langsung diberikan pada Tabel 2.

Tabel 1. Besaran yang diukur langsung


Besaran Lambang Satuan Nilai
Tekanan Barometer Pbar bar
Tekanan Uap Keluar Turbin Pkpu Kg/cm2
Temperatur Uap Keluar Turbin Tkpu o
C
Tekanan Uap Masuk Turbin Pmt bar
Temperatur Uap Masuk Turbin Tmt o
C
Tegangan Listrik V Volt
Arus Listrik I Ampere

Gaya Dinamometer F Newton


Putaran n rpm
Lengan Momen L m

Tabel 2. Besaran yang diukur tidak langsung


Penunjukan Penunjukan
Besaran Saat Awal Saat Akhir
Awal Akhir
Laju aliran
massa air total
Laju aliran
massa air ejektor
Laju aliran
massa air bahan
bakar

54
Modul: Pengujian Pembangkit Tenaga Uap

5. TUGAS
Beberapa asumsi praktis diambil pada perhitungan ini bertujuan untuk memudahkan
perhitungan, diantaranya:
1. Hitung laju energi bahan bakar yang dipasok (supply) setiap jam.
2. Hitung laju energi yang tersedia pada turbin
3. Hitung daya poros turbin
4. Hitung daya listrik
5. Hitung efisiensi turbin
6. Hitung efisiensi turbin-pembangkit uap
7. Hitung efisiensi pembangkitan instalasi
8. Hitung Heat Rate
9. Hitung kecepatan uap keluar nosel teoritik
10. Kesimpulan

55

Anda mungkin juga menyukai