03 Panduan PPM PDF
03 Panduan PPM PDF
C. MODUL-MODUL PRAKTIKUM v
I. Pengujian Mesin Pendingin 1
II Pengujian Pompa Sentrifugal 14
III. Pengujian Turbin Kaplan 21
IV. Pengujian Kompresor Torak 27
V. Pengujian Motor Bensin 36
VI. Pengujian Motor Diesel 43
VII. Pengujian Sistem Pembangkit Tenaga Uap (SPTU) 50
i
B. ATURAN DAN TATA-TERTIB
ii
3. Asisten dan Peran
Asisten adalah mahasiswa tingkat akhir yang sedang mengerjakan Tugas Sarjana
di laboratorium yang menyelenggarakan modul-modul praktikum dalam
matakuliah Praktikum Pengujian Mesin (MS4102) dan telah lulus matakuliah ini.
Asisten berperan untuk membantu penyelenggaraan praktikum dengan tetap di
bawah koordinasi tanggung jawab dosen penanggung jawab.
Penundaan praktikum hanya diperbolehkan dengan alasan-alasan yang dapat
diterima.
Asisten hanya boleh menunda praktikum bila mendapatkan ijin dari dosen
penanggung jawab.
iii
5. Aturan Penulisan dan Penyerahan Laporan
Laporan dibuat dalam bentuk soft-file, 1 (satu) laporan untuk tiap-tiap kelompok.
Laporan dibuat dengan format laporan yang mudah dimengerti, jelas, singkat, dan
rapih.
Laporan diserahkan paling lambat 7 (tujuh) hari terhitung setelah praktikum
dilaksanakan (hari libur dihitung) pada pukul 24.00 WIB.
Laporan dikirim via email ke Asisten Pengawas Praktikum masing-masing dan di-
cc-kan ke Dosen Koordinator Praktikum Pengujian Mesin (MS4102).
iv
C. MODUL-MODUL PRAKTIKUM
v
Modul: Pengujian Mesin Pendingin
1. TUJUAN
Untuk memahami cara kerja sistem mesin pengujian kompresi uap dengan
2. INSTALASI PENGUJIAN
Komponen utama mesin pendingin kompresi uap adalah kompresor, kondensor,
evaporator, dan alat ekspansi. Alat ekspansi dapat berupa katup termostatik
ataupun pipa kapiler. Kompresi pada refrigeran menyebabkan kenaikan
temperatur. Temperatur refrigeran di kondensor lebih tinggi dari temperatur
udara sekitar kondensor menyebabkan terjadi perpindahan panas dari kondensor
ke udara (dengan lain kata udara sekitar berfungsi sebagai pendingin).
Temperatur refrigeran dalam kondensor turun dan terjadi proses pengembunan di
dalamnya sehingga refrigeran keluar dalam kondisi cair. Kemudian refrigeran
mengalir melalui alat ekspansi (katup ekspansi atau pipa) dan terjadilah
penurunan tekanan. Proses idealnya dianggap iso-entalpi. Refrigeran menerima
panas di evaporator dan berubah fase menjadi uap dan kemudian proses
selanjutnya refrigeran dihisap oleh kompresor untuk dikompresikan ke dalam
kondensor.
Dengan suatu sistem pengaturan (mekanik dan listrik) dan peralatan mekanik
yang digunakan, cara kerja mesin ini dapat dibagi menjadi atas 3 sistem kerja.
Ketiga sistem kerja adalah:
2.1. Sistem I
Mesin Pendingin beroperasi untuk mendinginkan air yang disirkulasikan
dengan sistem pemipaan dan dikumpulkan di dalam tangki air terisolasi
dengan lingkungan luar. Pada sistem ini, air dialirkan lewat penukar panas
1
Modul: Pengujian Mesin Pendingin
2.2. Sistem II
Mesin pendingin bekerja untuk mendinginkan udara yang melewati koil 1
(saluran atas) dan memanaskan udara yang melewati koil 2 (saluran bawah).
Pada saluran atas berfungsi sebagai evaporator dan saluran bawah berfungsi
sebagai kondensor. Bila koil 1 yang menjadi perhatian kita, maka sistem ini
dapat disebut sebagai sistem pendingin udara.
2
Modul: Pengujian Mesin Pendingin
3
Modul: Pengujian Mesin Pendingin
3. PARAMETER PENGUJIAN
Parameter-parameter yang penting dalam pengujian ini adalah:
a. Laju aliran massa refrigeran (kg/s)
b. Efek pemanasan bila siklus bekerja sebagai pompa kalor (kW)
c. Efek pendinginan bila siklus bekerja sebagai mesin pendingin (kW) atau
TR (Ton Refrigerasi)
d. COP dari mesin pendingin
e. PF dari mesin pompa kalor
f. Laju aliran massa udara pada saluran udara kondensor, (kg/s) dan pada saluran
udara evaporator (kg/s)
g. Laju aliran kalor yang diserap oleh udara pada saluran udara kondensor (kW)
4
Modul: Pengujian Mesin Pendingin
h. Laju aliran kalor yang diberikan oleh udara pada saluran udara evaporator
(kW)
i. Faktor simpang (bypass factor, BF), dan factor sentuh (contact factor, CF)
dari evaporator
4. PROSEDUR PENGUJIAN
Sebelum pengujian, semua tombol dan saklar listrik pada panel kontrol dalam
posisi “off”. Periksa air distilasi untuk temperatur bola basah di kedua saluran
udara (kondensor dan evaporator). Cara pengoperasian mesin tergantung pada
cara kerja mesin yang dipilih.
4.1 Sistem I
a. Hubungkan kabel listrik masukan dari sistem dengan sumber listrik 1 fasa dan
mampu memberikan daya sekitar 1,2 kVA.
b. Ubahlah posisi MCB (main circuit board) di panel kontrol pada posisi “on”.
c. Ubah posisi saklar M1-M5 di panel kontrol pada posisi “on”.
d. Hubungkan saklar pompa Sp pada posisi “on” agar arus masuk ke kontaktor
K4 dan pompa M5 bekerja lebih dahulu (perhatikan gambar).
e. Jalankan kipas pendingin unit kondesor.
f. Tekan tombol saklar S1 (warna hijau) posisi “on” (lampu indikator nyala).
Pada langkah ini pompa air pendingin harus sedang bekerja (langkah 4),
sehingga kompresor secara otomatis mulai bekerja.
4.2. Sistem II
a. Hubungkan kabel listrik masukan dari sistem dengan sumber listrik 1 fasa dan
mampu memberikan daya sekitar 1,2 kVA.
b. Ubahlah posisi MCB di panel kontrol pada posisi “on”.
c. Ubah posisi saklar M1-M5 di panel kontrol pada posisi “on”.
d. Jalankan kipas pendingin unit kondesor.
e. Tekan tombol saklar S2 (warna hijau) posisi “on” (lampu indikator nyala),
sehingga kompresor dapat bekerja.
5
Modul: Pengujian Mesin Pendingin
6
Modul: Pengujian Mesin Pendingin
sekali tidak menyetuh dengan laju aliran massa udara udara total melewati koil
tersebut disebut dengan Faktor Simpang (BF, bypass factor)
5.2 Cara Penentuan Faktor Sentuh dan Faktor Simpang Penukar panas
Faktor sentuh dan simpang merupakan fungsi dari tingkat keadaan dan dapat
dinyatakan ke dalam diagram psikrometrik. Gambar 3 menunjukkan cara
mendapatkan faktor sentuh dan simpang pada proses pendinginan udara di
evaporator. Adapun hubungannya adalah:
x
BF = ; CF = y ; BF + CF = 1
z z
*
h 100 % w
Pv
50 %
T WB
ka m
kb k y
x
z
TDB
7
Modul: Pengujian Mesin Pendingin
8
Modul: Pengujian Mesin Pendingin
7. Laju aliran massa udara kering dalam saluran kondensor atau evaporator
mud = ρudVr A (7)
hm∗ − eva = entalpi jenis udara kering yang masuk saluran udara
evaporator
hk∗− eva = entalpi jenis udara kering yang keluar saluran udara evaporator
9. Laju energi yang diterima udara dari kondensor
Qud − kond = mud − kond ( hm∗ − kond − hk∗− kond ) (9)
hk∗− kond = entalpi jenis udara kering yang masuk saluran udara
kondensor
hk∗− kond = entalpi jenis udara kering yang keluar saluran udara
kondensor
ρud = massa jenis udara pada tingkat keadaan pud dan Tud (kg/m3)
9
Modul: Pengujian Mesin Pendingin
6. BF & CF EVAPORATOR
BF dan CF evaporator dapat ditentukan dari proses pola udara pada diagram
psikrometrik.
7. TUGAS
a. Buktikan rumus-rumus yang dituliskan pada persamaan (1) s.d. (10)
b. Tabelkan data pengujian dan hasil pengolahan data.
c. Dari hasil pengamatan buatlah:
- Proses pola dari siklus refrigerasi kompresi uap
- Proses pola dari udara pada saluran kondensor dan saluran evaporator
- Tentukan faktor simpang dan faktor sentuh penukar panas yang berfungsi
sebagai evaporator (untuk sistem II atau sistem III).
d. Analisis dan bandingkan semua besaran yang terkait dalam karakteristik
mesin uji untuk berbagai parameter pengujian yang telah dilakukan.
e. Kesimpulan yang diperoleh dari pengujian yang telah dilakukan.
10
Modul: Pengujian Mesin Pendingin
11
Modul: Pengujian Mesin Pendingin
12
Modul: Pengujian Mesin Pendingin
13
Modul: Pengujian Pompa Sentrifugal
1. TUJUAN
Untuk mendapatkan diagram head vs debit aliran pada putaran konstan dari dua
pompa yang bekerja secara tunggal, seri atau paralel.
Untuk memperoleh garis-garis iso-efisiensi untuk pompa tunggal, pompa susunan seri
atau susunan paralel.
Untuk memperoleh karakteristik pompa dengan putaran yang berubah-ubah.
14
Modul: Pengujian Pompa Sentrifugal
Instalasi pengujian diperlihatkan pada Gambar 1. Sejumlah katup terpasang berguna untuk
mengatur sistem pompa yang akan diujikan. Sedangkan tata letak pompa pada sistem
diperlihatkan pada Gambar 2.
B. Pompa
• Jenis: Centrifugal closed impeller, end suction, Diameter impeller: 13 cm
C. Motor
• Buatan: Normand Electric Co, Ltd, London & Portsmouth, England
• Daya: 3,0 Hp
• Putaran: 2900 rpm
• Tipe: Shunt
• Voltage: 180 A/210 V, DC
• Rating: Continue
• Lengan Torsi: 0,25 m
15
Modul: Pengujian Pompa Sentrifugal
Karekteristik umum dari pompa sentrifugal diperlihatkan dalam kurva-kurva pada Gambar
3. Besar head yang akan turun bila kapasitas pompa diperbesar. Karakteristik efisiensi
yang awalnya membesar ketika kapasitas aliran diperbesar dan besarnya turun lagi ketika
kapasitas terus diperbesar.
dimana Hd adalah discharge head, Hs adalah suction head. Kinerja hidrolik dan mekanik
pompa dinyatakan dengan efisiensi yang dihitung dengan persamaan (2).
Daya Hidrolik
Efisiensi = (2)
Daya Penggerak Pompa
Perubahan kapasitas, head dan daya pompa terhadap perubahan putaran dinyatakan dalam
hubungan afinitas dalam persamaan-persamaan pada persamaan (3).
2 3
Q1 n1 H1 n1 N1 n 1
= ; = ; = (3)
Q2 n 2 H 2 n2 N 2 n3
2 2
16
Modul: Pengujian Pompa Sentrifugal
C e = 0,5765
he = 0,00085 + hweir
17
Modul: Pengujian Pompa Sentrifugal
4. PROSEDUR PENGUJIAN
4.1. Pemeriksaan Sebelum Pengujian
1. Periksalah kedudukkan petunjuk alat ukur, apakah ada penyimpangan dari
semestinya
2. Catatlah kedudukan petunjuk alat-alat ukur tersebut
3. Isilah bak penampung dengan air bersih secukupnya
4. Pastikan bahwa dinamometer dalam keadaan setimbang (menunjukkan angka
nol) dan pergerakannya tidak terganggu oleh kabel
5. Teliti hubungan kabel antara instrument
6. Pastikan bahwa tegangan listrik yang diperlukan cocok dengan tegangan jala-
jala yang akan dipakai
7. Jangan memutar pompa sebelum diisi dengan air
18
Modul: Pengujian Pompa Sentrifugal
6. Bukalah katup K1 dan K3, periksalah bahwa pada kedua pompa ada aliran
7. Sesudah semua udara dalam pipa keluar, tutuplah katup K1 dan K3
8. Set kedudukan masing-masing katup dan lepas kopling pompa yang tidak
diperlukan sesuai dengan pengujian
9. Instalasi siap dipergunakan untuk pengujian
5. TUGAS-TUGAS
1. Hitung besaran-besaran yang dinyatakan dalam persamaan (4) s/d (8)
2. Buat grafik-grafik dari
a. H vs Q
b. η vs Q
c. Nh vs Q
d. Np vs Q
e. Kurva iso-efisiensi
3. Buat analisis dari grafik-grafik dan besaran-besaran yang diperoleh
4. Buat kesimpulan dari pengujian yang telah dilakukan
19
Modul: Pengujian Pompa Sentrifugal
20
Modul: Pengujian Turbin Kaplan
2. INSTALASI PENGUJIAN
Turbin air yang diuji ini merupakan turbin Kaplan dengan poros horisontal. Momen
keluaran turbin diukur dengan dinamometer rem yang terpasang di ujung poros turbin.
Besarnya ditentukan dari perbedaan posisi seimbang pegas. Posisi nol pegas harus
ditentukan sebelum pengujian dilakukan. Daya turbin ditentukan dari momen keluaran dan
putaran poros yang diukur dengan tachometer.
Daya poros turbin dapat diatur dengan mengubah sudut sudu-sudu turbin dan guide
vane. Daya turbin diatur oleh sejumlah guide vane yang dapat digerakkan dengan batang
tangan. Laju aliran air dapat dihitung dengan mengukur perbedaan tekanan. Instalasi
pengujian dapat dilihat pada Gambar 1. Sejumlah katup terpasang pada instalasi dapat
digunakan untuk mengatur arah aliran air.
3. PENGOPERASIAN TURBIN
Dalam pengoperasian turbin Kaplan untuk pengujian ini, beberapa hal yang perlu
diperhatikan adalah:
a. Operasi turbin harus selalu dilakukan dengan “maju” (daya membesar).
b. Beban momen turbin diperbesar dengan mengatur beban pada pegas rem.
c. Selisih tekanan pada sisi isap dan sisi masuk turbin dapat dibaca pada
manometer pipa “U”.
21
Modul: Pengujian Turbin Kaplan
22
Modul: Pengujian Turbin Kaplan
4. PENGAMATAN
Data pengamatan yang diukur dalam pengujian ini dapat disusun sebagaimana
diberikan pada Tabel 1.
n Hventury Hst F
No α
[rpm] [mm Hg] [mm Hg] [N]
n = Putaran turbin
F = Gaya yang terukur dinamometer
∆H vent = Selisih tekanan pada Ventury
∆H st = Selisih tekanan statik pada sisi masukan dan sisi keluaran turbin
Perhitungan
n = …………..rpm
23
Modul: Pengujian Turbin Kaplan
F = ………..….N
∆H =…………….m
∆H st = …………….m
3
γ =………..…….N/m
Debit aliran, Q
⎡γ ⎤
2 ⋅ g ⋅ HV ⋅ ⎢ 1 − 1⎥
π ⋅ D 22 ⋅ D12 ⎣ γ ⎦
Q= ⋅ (1)
4 D14 − D24
Kecepatan sudut, ω
2 ⋅π ⋅ n
ω= [ rad / sec] (2)
60
Daya turbin, Np
N p = T ⋅ω [Watt ] (3)
N a = γ H 2O ⋅ Q ⋅ HT [Watt ] (5)
Efisiensi, η
Np
η= ⋅ 100% (6)
Na
24
Modul: Pengujian Turbin Kaplan
H1 n2 D2 Q1 n D3 N1 n3 D5
= 12 12 ; = 1 13 ; = 13 15 (7)
H 2 n2 D2 Q2 n2 D2 N 2 n2 D2
25
Modul: Pengujian Turbin Kaplan
6. TUGAS-TUGAS
Data hasil pengujian dan pengolahan datanya dapat dinyatakan ke dalam grafik-
grafik untuk mengetahui karakteristik turbin yang telah diuji. Adapun grafik-grafik
karakteristik tersebut adalah:
a). Np vs n ( α konstan)
b). T vs n ( α konstan)
c). η vs n ( α konstan)
d). Np vs Q ( α konstan)
e). T vs Q ( α konstan)
f). Q vs n ( α konstan)
g). Kurva iso-efisiensi terhadap kapasitas
h). Kurva iso-efisiensi terhadap putaran
26
Modul: Pengujian Kompresor Torak
2. INSTALASI PENGUJIAN
Kerja kompresor torak didasarkan pada proses penghisapan dan penekanan sejumlah
udara pada silinder selama langkah kerja. Udara dikompresikan secara politropik
sehingga peningkatan tekanan dan kenaikan temperatur terjadi. Udara bertekanan dari
silinder keluar melalui katup tekan ke dalam sistem yang bertekanan lebih rendah.
Gerak torak maju mundur ini menghasilkan siklus aliran tersebut berlangsung secara
terus-menerus. Instalasi pengujian ditunjukkan pada Gambar 1. Dari gambar ini tampak
tata letak alat ukur serta komponen-komponen utama peralatan tersebut. Gambar 2
menunjukkan gambar skematik instalasi pengujian dan stasiun pengukuran yang
merupakan tempat melakukan pengukuran.
Kompresor torak digerakkan oleh motor listrik. Transmisi daya yang digunakan adalah
transmisi sabuk daya. Kerja mekanik yang dilakukan oleh motor dapat dicari dengan
mengukur torsi motor dan putaran motor diukur dengan takometer. Kondisi-kondisi
udara pada stasiun-stasiun penting dapat diketahui dengan mengukur tekanan dan
temperaturnya. Kelembaban udara masuk dan keluar kompresor dapat dicari dengan
diagram psikrometrik setelah temperatur bola basah dan bola kering diketahui. Laju
aliran udara diukur dengan menggunakan orifice dan manometer.
27
Modul: Pengujian Kompresor Torak
Spesifikasi Kompresor
Data spesifikasi kompresor yang digunakan pada pengujian ini adalah:
- Volume langkah : VL = 22,188·10-5 m3
- Volume clearence : VC = 2,373·10-5 m3
= 2,414·10-5 m3 ; untuk p2’= 9 bar
28
Modul: Pengujian Kompresor Torak
Kerja Isotermal
29
Modul: Pengujian Kompresor Torak
⎛ n ⎞
Wiso = m a RT1 ln(r p )⎜⎜ r p n −1 − 1⎟⎟ , kW (2)
⎝ ⎠
Kerja Mekanik
Wmek = 5,91 ⋅ 10 −5 nkomp F , kW (3)
Efisiensi Politropik
W pol
η pol = x100% (4)
W mek
Efisiensi Isotermal
Wiso
η pol = x100% (5)
W mek
Efisiensi Volumetrik
ma
η vol = x100% (6)
9,1x10 − 6 n komp
30
Modul: Pengujian Kompresor Torak
Untuk lebih jelasnya mengenai proses-proses kompresi tersebut dapat diperhatikan pada
diagram p-V sebagai berikut:
⎢ ⎥=⎢ ⎥ (9)
⎣ T1 ⎦ ⎣ p1 ⎦
Ambil logaritmanya:
⎡ T2 ⎤ n − l ⎡ p 2 ⎤
ln ⎢ ⎥ = ln ⎢ ⎥ (10)
⎣ T1 ⎦ n ⎣ p1 ⎦
⎡ T2 ⎤ n −1 ⎡ p2 ⎤
Misalkan Yi = ln⎢ ⎥ , a = dan X i = ln⎢ ⎥
⎣ T1 ⎦ n ⎣ p1 ⎦
Maka persamaan di atas dapat ditulis sebagai berikut:
Yi = a X i (11)
Twb = 26 o C , Tdb = 27 o C
31
Modul: Pengujian Kompresor Torak
32
Modul: Pengujian Kompresor Torak
6. TUGAS-TUGAS
1. Buktikan rumus 1, 2, 3, dan 6
2. Hitung indeks politropik
3. Hitung laju aliran massa uap air pada saat masuk dan keluar kompresor
4. Buat diagram ma, Wpol, Wiso,
5. Buat diagram indikator (diagram p-v)
1. pada p2 = 6 bar dan p2 = 0 bar, atau
2. pada p2 = 6 bar (atau p2 = 9 bar) untuk 2 macam putaran kompresor
(ditentukan asisten)
n dihitung dari persamaan (9) dan p1, p2, T1, dan T2 dari data pengujian.
1
⎛ A ⎞a
V 1= Ve − VL , V2 = ⎜⎜ ⎟
⎟
⎝ p2 ⎠
33
Modul: Pengujian Kompresor Torak
l
⎛ A ⎞n
Vxi = ⎜⎜ ⎟
⎟
⎝ pxi ⎠
p3 = p2 , V3 = V0 , p4 = p1
34
Modul: Pengujian Kompresor Torak
35
Modul: Pengujian Motor Bensin
Untuk berbagai kondisi operasi, nilai parameter prestasi tersebut akan bervariasi
nilainya. Dengan variasi kondisi operasi nilai paramter juga akan bervariasi. Dari data-
data ini, karakteristik motor bakar dapat digambarkan. Variabel-variabel operasi yang
dapat digunakan dalam pengujian ini adalah:
9 Putaran, n [rpm]
9 Beban (momen puntir), T [Nm]
9 Katup gas
36
Modul: Pengujian Motor Bensin
3. INSTALASI PENGUJIAN
Instalasi pengujian yang digunakan dalam pengujian ini diperlihatkan pada Gambar 1.
Gambar lebih detail komponen-komponen motor bakar itu ditunjukkan pada Gambar 2 dan
langkah kerja yang lebih aktual dari siklus kerjanya diberikan pada Gambar 3.
37
Modul: Pengujian Motor Bensin
38
Modul: Pengujian Motor Bensin
4. PROSEDUR PENGUJIAN
Persiapan sebelum pengujian
a. Periksa bahan bakar di dalam tangki bahan bakar, jika kurang harus ditambah.
b. Periksa minyak pelumas, tambah bila kurang.
c. Air pendingin yang bersih perlu dialirkan ke dalam dinamometer, blok mesin,
pendingin pelumas dan gas kalorimeter. Buka penuh katup aliran air pendingin
minyak pelumas. Katup penambah air pendingin harus diatur selama pengujian
untuk mempertahankan temperatur air pendingin antara 70 hingga 75oC. Katup
aliran air pendingin minyak pelumas baru dibuka setelah mesin jalan dan diatur
sehingga temperatur minyak pelumas 80oC.
Prosedur menjalankan dan mematikan motor bakar seperti yang diberikan oleh asisten.
Pengujian dapat dilakukan dengan metode:
a. beban berubah-ubah, katup gas konstan
b. beban dan katup gas berubah-ubah, putaran konstan
39
Modul: Pengujian Motor Bensin
5. METODE PERHITUNGAN
Parameter prestasi motor bensin dihitung dengan memanfaatkan persamaan-persamaan
yang diberikan berikut:
T ⋅n
Ne = (kW)
9549,305
T = momen putar
n = putaran motor (rpm)
Ne
pe = 60 ⋅ 10 6 (kPa)
(V1 ⋅ z ) ⋅ n ⋅ a
V1 = volume langkah torak (cm3)
z = jumlah silinder
a = jumlah siklus per putaran
Laju pemakaian bahan bakar
50
m& b = ⋅ ρ b ⋅ 3,6 (kg/jam)
t
40
Modul: Pengujian Motor Bensin
Efisiensi volumetrik
Efisiensi volumetrik adalah perbandingan antara laju aliran massa udara
sebenarnya dengan laju aliran massa udara ideal.
m& u
ηv = 100 (%)
m& iu
Laju massa aliran udara ideal yang diperoleh dari rumus berikut:
60
m& iu = (V1 ⋅ z ) ⋅ n ⋅ a ⋅ ρ u ⋅ (kg/jam)
1000
Energi keluar
E out = N e + E ap + E loss (kW)
Q
E ap = ρ a ⋅ ⋅ C a ⋅ ∆T a (kW)
3600
E loss = E in − ( N e + E ap ) (kW)
5. TUGAS
a. Hitung seluruh parameter prestasi pada pengujian ini
b.Gambarkan parameter prestasi tersebut terhadap putaran motor
c. Gambarkan grafik neraca energi
d.Berikan analisis dan kesimpulan terhadap hasil
41
Modul: Pengujian Motor Bensin
Putaran Beban Air Pendingin Mesin Bahan Bakar ∆p Udara T gas Buang
No.
(rpm) (Nm/kg) per 50 cc (s) (mm H2O) (oC)
T in (oC) T out (oC) Q (lt/s)
42
Modul: Pengujian Motor Diesel
Secara umum, motor bakar torak dapat dibagi menjadi dua tipe dasar, yaitu spark-
ignition engine dan compression-ignition engine. Pada spark-ignition engine, campuran
bahan bakar dan udara dibakar oleh busi (spark plug). Sedangkan pada compression-
ignition engine, udara dikompresikan pada tekanan dan temperatur yang cukup tinggi
dimana pembakaran akan berlangsung secara spontan ketika bahan bakar disemprotkan.
Karena spark-ignition engine relatif ringan dan murah sehingga cocok digunakan pada
kendaraan bermotor. Compression-ignition engine lebih umum digunakan dengan
pertimbangan bahan bakar lebih ekonomis dan daya yang dihasilkan besar.
Motor diesel menggunakan prinsip compression ignition engine. Pada langkah isap
hanyalah udara segar saja yang masuk ke dalam silinder. Pada waktu torak hampir
mencapai TMA (titik mati atas) bahan bakar disemprotkan ke dalam silinder. Terjadilah
proses penyalaan untuk pembakaran, pada saat udara di dalam silinder sudah bertemperatur
tinggi. Persyaratan ini dapat dipenuhi apabila digunakan perbandingan kompresi yang
cukup tinggi, berkisar antara 12 sampai 25.
Beberapa parameter prestasi motor bakar torak adalah:
9 Daya poros (Np).
9 Tekanan efektif rata-rata (pe), efisiensi termal (ηt), dan efisiensi volumetrik (ηv).
9 Pemakaian bahan bakar (mf) dan pemakaian bahan bakar spesifik (Be).
9 Perbandingan bahan bakar udara (AFR).
Untuk berbagai kondisi operasi, nilai parameter prestasi tersebut akan bervariasi
nilainya. Dengan variasi kondisi operasi nilai paramter juga akan bervariasi. Dari data-data
ini, karakteristik motor bakar dapat digambarkan. Variabel-variabel operasi yang dapat
digunakan dalam pengujian ini adalah:
9 Putaran, n [rpm]
9 Beban (momen puntir), T [Nm]
9 Katup gas
43
Modul: Pengujian Motor Diesel
3. INSTALASI PENGUJIAN
Instalasi pengujian yang digunakan dalam pengujian ini ditunjukkan pada Gambar
1. Gambar skematik pengujian diberikan pada Gambar 2 dan prinsip kerja pengukuran
dinamometer diperlihatkan pada Gambar 3.
44
Modul: Pengujian Motor Diesel
4. PROSEDUR PENGUJIAN
Persiapan sebelum pengujian
a. Periksa bahan bakar di dalam tangki bahan bakar,jika kurang harus ditambah.
b. Periksa minyak pelumas, tambah bila kurang.
c. Air pendingin yang bersih perlu dialirkan ke dalam dinamometer, blok mesin,
pendingin pelumas dan gas kalorimeter. Buka penuh katup aliran air pendingin minyak
pelumas. Katup penambah air pendingin harus diatur selama pengujian untuk
mempertahankan temperatur air pendingin antara 70 hingga 75oC. Katup aliran air
pendingin minyak pelumas baru dibuka setelah mesin jalan dan diatur sehingga
temperatur minyak pelumas 80oC.
Prosedur menjalankan dan mematikan motor bakar seperti yang diberikan oleh asisten.
Pengujian dapat dilakukan dengan metode:
a. beban berubah-ubah, katup gas konstan
b. beban dan katup gas berubah-ubah, putaran konstan
45
Modul: Pengujian Motor Diesel
5. METODE PERHITUNGAN
Parameter prestasi motor bensin dihitung dengan memanfaatkan persamaan-persamaan
yang diberikan berikut:
T ⋅n
Ne = (kW)
9549,305
T = momen putar
n = putaran motor (rpm)
46
Modul: Pengujian Motor Diesel
Efisiensi volumetrik
Efisiensi volumetrik adalah perbandingan antara laju aliran massa udara sebenarnya
dengan laju aliran massa udara ideal.
m& u
ηv = 100 (%)
m& iu
Laju massa aliran udara ideal yang diperoleh dari rumus berikut:
60
m& iu = (V1 ⋅ z ) ⋅ n ⋅ a ⋅ ρ u ⋅ (kg/jam)
1000
ρ u = massa jenis udara ideal
p u (cmHg)
ρ u = 4,6446 ⋅10 −3
T (K )
Efisiensi termal
Ne
ηt = ⋅ 3,6 ⋅10 5 (%)
m& b ⋅ LHV
E loss = E in − ( N e + E ap ) (kW)
47
Modul: Pengujian Motor Diesel
6. TUGAS-TUGAS
a. Hitung seluruh parameter prestasi pada pengujian ini
b. Gambarkan parameter prestasi tersebut terhadap putaran motor
c. Gambarkan grafik neraca energi
d. Berikan analisis dan kesimpulan terhadap hasil
48
TABEL DATA PENGAMATAN MOTOR DIESEL
o
Kelompok : Temperatur Lingkungan : C
Tanggal : Tekanan Udara Lingkungan : mm Bar
Bahan Bakar :
Putaran Beban Air Pendingin Mesin Bahan Bakar ∆p Udara T gas Buang
No.
(rpm) (Nm/kg) per 50 cc (s) (mm H2O) (oC)
T in (oC) T out (oC) Q (lt/s)
49
Modul: Pengujian Pembangkit Tenaga Uap
1. TUJUAN
Untuk mengetahui tahapan konversi energi yang terjadi pada sistem pembangkit uap
Untuk mengetahui efisiensi pembangkit tenaga sebagai parameter prestasi pada sistem
pembangkit tenaga uap
50
Modul: Pengujian Pembangkit Tenaga Uap
Efisiensi turbin
N TB
η PT =
M& (hmt − hkts )
Efisiensi pembangkit daya instalasi
N LT
η PI =
&
M ⋅ N pb
Heat Rate
M& u (hkapl − hmpu )
HR =
N TB
dengan:
M& bb = Laju pemakaian bahan bakar (Pembangkit Uap + Pemanas Lanjut)
Npb = Nilai pembakaran bahan bakar (38000 kJ/kg)
M& u = Laju aliran massa air/uap (= M& TOT − M& EJ )
51
Modul: Pengujian Pembangkit Tenaga Uap
52
Modul: Pengujian Pembangkit Tenaga Uap
Peralatan uji yang digunakan dalam pengujian ini diperlihatkan pada Gambar 1. Sedangkan
gambar skematiknya diperlihatkan pada Gambar 2.
Keterangan Gambar
APL: Alat Pemanas Lanjut PMP: Pompa Pasok Menara Pendingin
BB: Beban PSIR: Pompa Sirkulasi
BNR: Alat Pembakar PSTH: Pompa Pasok Tangki Air Harian
CON: Kondensor PU: Pembangkit Uap
EJ: Ejektor RES: Reservoir Air
MEJ: Meteran Air Ejektor RTM: Rotameter
MP: Menara Pendingin TAH: Tangki Air Harian
PAU: Pompa Air Umpan TB: Turbin Uap
PEJ: Pompa Ejektor TBB: Tangki Bahan Bakar
PKON: Pompa Kondensat TP: Tangki Penampung
PL: Pembangkit Listrik TT: Tangki Timbangan
53
Modul: Pengujian Pembangkit Tenaga Uap
4. DATA PENGUJIAN
Besaran yang diukur langsung dalam pengujian ini diberikan pada Tabel 1 dan besaran yang
diukur tidak langsung diberikan pada Tabel 2.
54
Modul: Pengujian Pembangkit Tenaga Uap
5. TUGAS
Beberapa asumsi praktis diambil pada perhitungan ini bertujuan untuk memudahkan
perhitungan, diantaranya:
1. Hitung laju energi bahan bakar yang dipasok (supply) setiap jam.
2. Hitung laju energi yang tersedia pada turbin
3. Hitung daya poros turbin
4. Hitung daya listrik
5. Hitung efisiensi turbin
6. Hitung efisiensi turbin-pembangkit uap
7. Hitung efisiensi pembangkitan instalasi
8. Hitung Heat Rate
9. Hitung kecepatan uap keluar nosel teoritik
10. Kesimpulan
55