4) Bab Ii
4) Bab Ii
PEMBAHASAN
Tri Muji Ingarianti dan Ribut Purwaningrum, Teori dan Praktik konseling Karir Integratif,
(Bandung: Refika Aditama, 2018), hlm. 11.
1 Uman Suherman, Bimbingan dan Konseling Karir, (Bandung: Rizqi Press, 2013), hlm. 32.
1
peranan individu mencakup pengaruh dari hasil belajar, layanan kelompok,
peluang, kerja, dan keluarga bagi perkembangan karir sepanjang hidup.
Tahapan dan tugas menjadi poin penting dalam teori Super. Ia
menggambarkan teorinya dalam beberapa bagian yang juga mencakup hasil
analisis Thorndike, Hull, Bandura, Freud, Jung, Adler, Rank, Murray, Maslow,
Allport, Rogers, dan sebagainya. Dari teori-teori mereka, Super membangun
asumsi dasar untuk mengembangkan teorinya. Asumsi dasar itu meliputi aspek
psikologis, kondisi genetik, aspek geografis, bangsa dan budaya memberikan
pengaruh langsung bagi perkembangan karir. 2
Perkembangan aspek psikologis dan sosio-ekonomi inilah terbentuk
konsep diri (self concept) individu sebagai hasil dari upaya mempelajari diri
sendiri dan lingkungan sekitarnya. Dengan kata lain, teori Super
mengemukakan teorinya tentang pemilihan karir sebagai implementasi dari
konsep diri. Menurut teori Super berkaitan dengan pemilihan karir adalah
sebagai berikut.3
1. Individu itu mempunyai kualifikasi atau kewenangan untuk banyak
pada bidang pekerjaan.
2. Setiap bidang pekerjaan menuntut ilmu pola karakteristik
kecakapan dan ciri-ciri pribadi.
3. Meskipun konsep diri individu dan situasi sosial berubah, proses
pemilihan tetap berlangsung sejalan dengan pertumbuhan, mulai dari tahap
eksplorasi, pemantapan, pemeliharaan, dan penurunan.
4. Pola-pola karir (tingkat, ukuran, dan durasi pekerjaan) berkaitan
dengan tingkat sosio-ekonomi orangtua, kecakapan, kepribadian, dan
kesempatan).
5. Perkembangan vakasional (karir) sebagai implementasi konsep diri
merupakan hasil interaksi antara pembawaan, faktor fisik, kesempatan
peran-peran tertentu, dan dukungan dari teman sebaya dan orang yang
memiliki kelebihan.
6. Keterpaduan antara variabel iindividu dan lingkungan, antara
konsep diri dan tantangan realitas disebut melalui kesempatan bermain
peranan dan fantasi tantangan, konseling, sekolah, atau pekerjaan.
2
7. Kepuasan tergantung pada kesempatan mempeloleh kepuasan
kebutuhan Pribadi, dan situasi kerja yang memberikan kesempatan
bermain peranan.
Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut lahirlah konsep Super yang
berkaitan dengan peran-peran hidup (life roles) dan tahap-tahap perkembangan
(developmental tasks).
5 Tri Muji Ingarianti dan Ribut Purwaningrum, Teori dan Praktik konseling Karir Integratif, ……,
hlm. 12.
3
3. Tahap Establishment (25-44 tahun)
Individu mulai mencoba memasuki pekerjaan yang menurutnya sesuai
dengan keadaan diri. Pada tahap ini individu mengenali pekerjaan yang
digeluti dan memperoleh berbagai pengalaman dari pekerjaan tersebut.
4. Tahap Maintenance (45-64 tahun)
Ditandai dengan berbagai usaha yang dilakukan individu untuk mencapai
posisi yang lebih baik pada pekerjaan yang bersangkutan. Tahap ini sering
kalli diwarnai dengan etos kerja yang miningkat deiring dengan upaya
untuk mewujudkan aktualisasi diri. Individu yang berada pada tahap ini
tidak lagi hanya memandang perkerjaan sebagai jalan untuk memenihi
kebutuhan dasar, tetapi juga melihat bahwa pekerjaan merupakan cara
untuk menunjukan eksistensi diri. Tidak jarang pada tahap ini sering
dijumpai persaingan di lapangan kerja.
5. Tahap Decline (65 tahun keatas)
Ditandai dengan menurunya keterampilan kerja dan memasuki periode
pensiun. Pada tahap ini, untuk individu yang semula memiliki pekerjaan
dengan tugas sangat banyak dan menyita waktu, sering kali terjadi
kejenuhan yang mendalam. Penelitian memberikan anjuran pada individu-
individu tersebut untuk mempersiapkan diri menjelang pensiun, salah
satunya adalah dengan memiliki aktivitas yang sesuai dengan keadaan diri
guna mengaisi kekosongan pekerjaan di hari tua.
Dalam teori rentang hidup dari Super terdapat suatu konsep yang
disebut dengan kematangan karir. Kematangan karir merupakan tema sentral
dalam teori perkembangan karir masa hidup (life span career development)
yang dicetuskan oleh Super. Super memperkenalkan dan mempopulerkan
konsep tentang kematangan karir setelah penelitiannya tentang pola karir
ditahun 1950-an. Kematangan karir (coreer maturity) didefinisikan sebagai
kesesuaian antara perilaku karir individu dengan perilaku karir yang
diharapkan pada usia tertentu disetiap tahap. Super menyatakan bahwa
kematangan karir didefinisikan sebagai kesiapan individu untuk membuat
pilihan karir yang tepat. Kematangan karir remaja dapat diukur dari
dimilikinya indikator-indikator kematangan karir sebagai berikut:6
1. Aspek perencanaan karir.
4
2. Aspek eksplorasi karir.
3. Pengetahuan tentang membuat keputusan karir.
4. Pengetahuan (informasi) tentang dunia kerja.
5. Aspek pengetahuan tentang kelompok pekerjaan yang lebih
disukai.
6. Aspek realism keputusan karir.
7. Orientasi karir.
7 Tri Muji Ingarianti dan Ribut Purwaningrum, Teori dan Praktik konseling Karir Integratif, ……
hlm. 13-14.
5
misalnya saja lulus dari pendidikan tinggi
atau pelatihan kerja, dan mulai masuk
pada pekerjaan-pekerjaan tertentu.
Stabilisasi 24-35 tahun Individu menunjukkan perfomansi kerja
pada lapangan kerja yang digeluti, baik
dalam bentuk perusahaan maupun
wirausaha. Tugas perkembangan ini
mengharuskan individu mengumpulkan
pengalaman yang diperoleh selama
bekerja untuk terus menerus memperbaiki
diri sehingga individu yang bersangkutan
dapat mencapai karir yang lebih
gemilang.
Konsolidasi 35 tahun ke Individu mulai mapan dalam karirnya,
atas bertindak sebagai senior, memiliki
bawahan dan bias bekerja dengan rekan
sejawat, dan selangkah lebih maju dalam
karir. Berada pada tugas konsolidasi
karir, individu sudah memiliki kebutuhan
untuk menunjukkan aktualisasi diri
terkait dengan karir yang dijalaninya.
6
Pengenalan terhadap pemilihan karier merupakan proses di mana remaja
mulai mengetahui apa itu pekerjaan, bagaimana pekerjaan diperlukan
dalam hidup seseorang, serta pemeroleh pemahaman oleh remaja bahwa
setiap individu di dunia ini memiliki kebutuhan untuk bekerja dan
memperoleh pekerjaan. pada dimensi ini individu hendaknya sudah mulai
mengenal karakteristik diri termasuk di dalamnya pemahaman akan
minat,bakat, dan keterampilan yang dimiliki sehingga memiliki kaitan
dengan karier yang sesuai pada dirinya di masa yang akan datang.
2. Pemberian informasi dan perencanaan karier
Proses pemilihan karier tidak terlepas dari informasi mengenai
persyaratan karier. Remaja tidak cukup hanya mengetahui mengetahui
yang tepat pada dirinya, tetapi juga lebih jauh dari pada itu. Penting bagi
remaja untuk mengetahui apa saja yang diperlukan individu untuk bisa
memasuki pekerjaan tertentu, sehingga hal ini bisa memberikan
gambaran pada remaja apakah ia yakin akan masuk pada sebuah
pekerjaan atau memilih pekerjaan lainya.
3. Konsisten memilih karier
Konsisten merujuk bagaimana remaja menumbuhkembangakan
keyakinan akan kemampuan diri dan pilihan karier dalam hidup,
sehingga mereka bisa berfokus pada pilihan karier dalam hidupnya.
Konsisten pemilihan karier ini akan terbentuk tindak dalam waktu satu
atau dua tahun, tetapi berjenjang dan bertahap.
4. Kristalisasi sifat-sifat unik (traits) individu
Kemampuan remaja untuk mengenai keterampilan diri,bakat, dan minat
yang adadalam diri serta konsisten dalam pemilihan karier akan
memberikan kesempatan pada remaja untuk bisa masuk dan bertahan
pada bidang karier yang dipilihnya. Mengembangakan dan memantapkan
apa yang ada dalam diri merupakan tantangan bagi remaja berhubungan
denga karier yanga akan digeluti.
5. Independensi dalam pekerjaan
Independensi berhubungan dengan bagaimana remaja dapet
menyesuaikan diri denga karier yang aka dimasukinya. Keaadaan tidak
bergantung pada orang lain dan manfaatkan keterampilan internal
9 Tri Muji Ingarianti dan Ribut Purwaningrum, Teori dan Praktik konseling Karir Integratif,
……., hlm. 14.
7
mengarahkan individu menjadikan pribadi yang lebih tanggu dan tidak
pantang menyerah.
6. Kebijakan dalam pemilihan dan proses menjalankan pekerjaan
Ketika individu telah memilih dan atau masuk pada bidang karier
tertentu, tidak heran apabila didalamnya akan ditemui barbagai tantangan
baiak yang berasal dari diri sendiri,maupun lingkunga fisik tempat
bekerja. Tantangan inin yang kemudain harus dijawab oleh individu yang
bersangkutan. Individu hendaknya mampu memformulasikan bagaimana
cara tepat untuk menyelesaikan setiap tantangan dalam karier dan tetap
menjalankan karier secara profesional.