LP Siska
LP Siska
1.1.2 Fisiologi
1.1.2.1 Uterus (Rahim)
Rahim berfungsi menerima pembuahan ovum yang tertanam
ke dalam endometrium dan mendapatkan makanan dari
pembuluh darah. Ovum yang dibuahi tersebut akan
berkembang menjadi embrio dan selanjutnya menjadi fetus
dan terus berkembang hingga kelahiran setelah berusia
Sembilan bulan. Pemasangan KB Spiral untuk mencegah
kehamilan juga didalam rahim.
Uterus rnempunyai tiga fungsi yaitu dalam siklus menstruasi
sebagai peremajaan endometrium, dalam kehamilan sebagai
tempat tumbuh dan berkembang janin, dan dalam persalinan
berkontraksi sewaktu melahirkan dan sesudah melahirkan.
Uterus terdiri atas (1) fundus uteri; (2) korpus uteri; dan (3)
serviks uteri.Fundus uteri adalah bagian uterus proksimal; di
situ kedua tuba Falloppii masuk ke uterus. Korpus uteri
adalah bagian uterus yang terbesar.Pada kehamilan bagian
ini mempunyai fungsi utama sebagai tempat janin
berkembang, Rongga yang terdapat di korpus uteri disebut
kavum uteri (rongga rahim). Serviks uteri terdiri atas (1) pars
vaginalis servisis uteri yang dinamakan porsio; (2) pars
supravaginalis servisis uteri yaitu bagian serviks yang berada
di atas vagina.
1.1.2.2 Tuba Fallupi
Fungsi tuba fallufi yaitu untuk menangkap ovum yang
dilepaskan saat ovulasi, sebagai saluran dari
spermatozoaovum dan konsepsi, tempat terjadinya konsepsi
dan tempat pertumbuhan dan perkembangan sampai
mencapai bentuk blastula yang siap mengadakan implantasi.
1.1.2.3 Fimbrae
Berfungsi menangkap sel ovum yang telah matang yang
telahb dikeluarkan oleh ovarium
1.1.2.4 Ovarium
Fungsi Ovarium adalah memproduksi sel telur dan
mengeluarkan hormon peptide dan steroid seperti
progesteron dan estrogen. Kedua hormon tersebut akan
mempersiapkan dinding rahim untuk implantasi telur yang
telah dibuahi sel sperma. Hormon progesteron dan estrogen
juga berperan memberikan sinyal pada kelenjar hipotalamus
dan pituari untuk mengatur siklus menstruasi. Sel telur yang
telah berovulasi akan masuk ke tuba fallopi dan bergerak
menuju rahim. Dan apabila ada sperma yang masuk, sel telur
akan melakukan implantasi pada dinding uterus dan
terjadilah proses kehamilan.
1.2 Konsep Penyakit Partus Normal
1.2.1 Definisi/deskripsi Partus
Partus adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran
hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini mulai dari kontraksi persalinan
sejati, yang ditandai oleh perubahan progresif pada serviks dan
diakhiri dengan persalinan plasenta ( Varney, 2004).
Partus atau persalinan adalah proses alamiah yang akan berlangsung
dengan sendirinya, tetapi persalinan atau partus pada manusia setiap
saat terancam penyulit yang membahayakan ibu maupun janinnya
sehingga memrlukan pengawasan, pertolongan dan pelayanan
dengan fasilitas yang memadai (Manuaba, 2009).
Partus atau persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir
dengan pengeluaran bayi cukup bulan atau hamper cukup bulan,
disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu
(Harianto, 2010).
1.2.2 Etiologi
Apa yang menyebakan terjadinya persalinan atau partus belum
diketahui benar, yang ada hanya merupakan teori-teori kompleks
antara lain :
1.2.2.1 Teori penurunan hormone
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan
hormone progesterone dan estrogen. Fungsi progesterone
sebagai penenang otot –otot polos rahim dan akan
menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul
his bila progesterone turun.
1.2.2.2 Teori placenta menjadi tua
Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone
menyebabkan kekejangan pembuluh darah yang
menimbulkan kontraksi rahim.
1.2.2.3 Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan
iskemik otot-otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi
utero-plasenta.
1.2.2.4 Teori iritasi mekanik
Di belakang servik terlihat ganglion servikale(fleksus
franterrhauss). Bila ganglion ini digeser dan di tekan
misalnya oleh kepala janin akan timbul kontraksi uterus.
1.2.2.5 Induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang
dimasukan dalam kanalis servikalis dengan tujuan
merangsang pleksus frankenhauser, amniotomi pemecahan
ketuban), oksitosin drip yaitu pemberian oksitosin menurut
tetesan perinfus
Pemeriksaan penunjang
– Pemeriksaan laboraturium rutin
– Pemeriksaan laboratorium khusus
– Pemeriksaan ultrasonografi
– Pemantauan gerak janin dengan kardiofotografi
2.3 Perencanaan
Diagnosa 1: nyeri persalinan
2.3.1 Tujuan dan Kriteria hasil (outcomes criteria): berdasarkan NOC
(lihat daftar rujukan)
Tujuan : Dapat melakukan manajemen nyeri secara tepat sehingga
dapat menurunkan derajat nyeri.
Kriteria :
- Mengungkapkan penurunan nyeri.
- Menggunakan teknik yang tepat untuk mempertahankan kontrol
istirahat diantara waktu kontraksi.
2.3.2 Intervensi keperawatan dan rasional: berdasarkan NIC (lihat daftar
rujukan)
1) INTERVENSI
a. Identifikasi derajat ketidaknyamanan dan sumbernya
b. Pantau dan catat aktifitas uterus pada setiap kontraksi
c. Berikan informasi dan dukungan yang berhubungan
dengan kemajuan persalinan
d. Bantu klien dalam posisi optimal
e. Bantu klien untuk mengatur pola nafas
2) RASIONAL
a. Mengklarifikasi kebutuhan memungkinkan intervensi yang
tepat
b. Membentu mengidentifikasi pola kontraksi abnormal
sehingga memungkinkan pengkajian dan intervensi segera.
c. Supaya klien tetap mendapatkan informasi sehingga
mendukung upaya-upaya yang dilakukan.
d. Posisi yang tepat akan mengoptimalkan upaya mengejan,
memudahkan kemajuan persalinan dan menurunkan
ketidaknyamanan
e. Mengarahkan kembali dan memfokuskan perhatian,
membantu menurunkan persepsi nyeri dalam korteks
serebral
2) RASIONAL
a. Memantau masukan dan haluaran
b. Memantau suhu setiap 4 jam atau lebih
c. Mengkaji produksi mocus
d. Memverikan cairan parenteral
e. Memantau kadar hematokrit
1.4 Daftar Pustaka
Hacher/moore, 2001, Esensial obstetric dan ginekologi, hypokrates , Jakarta