Keperawatan
florence nightingale percaya bahwa setiap wanita pada suatu waktu akan menjadi
seorang perawat dalam arti bahwa perawat bertanggung jawab untuk kesehatan
orang lain.
Manusia
florence nightingale melihat setiap pasien sebagai mahluk yang unik (kepribadian,
emosional, sosial, kebiasaan)
Kesehatan
florence ninghtigale mendefinisikan kesehatan sebagai keadaan baik serta
menggunakan sumber daya sepenuhnya untuk menjalani hidup. ia melihat
penyakit dan sakit sebagai proses perbaikan yang akan dilakukan disaat seseorang
tidak memperhatikan masalah kesehatan.
Lingkungan
Melibatkan kondisi eksternal yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan
individu, fokus pada ventilasi, suhu, bau, suara dan cahaya
\
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN “A” DENGAN DIAGNOSA MEDIS
TUBERCULOSIS (TBC) DI PUSKESMAS WERA
TAHUN 2019
KASUS
Seorang klien Tn”A” berusia 40 tahun datang di PUSKESMAS WERA di antar oleh
istrinya NY”S” berusia 39 tahu pada pukul (09.00 Wita). Saat dilakukan anamnesa pasien
mengeluh sesak napas, batuk berdahak sangat kental berwana kebiruan selama 2 minggu,
kadang demam, susah tidur, sering keringatan di malam hari, serta tidak ada nafsu makan
dan lemas, tampak kurus, suara napas ronchi (+) BB sebelum sakit 55 kg, BB saat sakit 50
kg, vital sign TD: 120/70 Nadi: 78 x/m suhu: 37,8˚c Respirasi: 25 x/m, Pasien dan
keluarga mengatakan tidak mengetahui tentang penyakitnya terutama cara penularan
penyakit yang diderita, khawatir dengan keadaan yang di alami pasien saat ini, pasien juga
mengatakan tidak ada riwayat TBC sebelumnya, baik pasien maupun anggota keluarganya
yang lain.
Pengamatan di rumah dan lingkungan tempat tinggal pasien dan keluarga di dapatkan data:
lingkungannya sangat kotor, sampah berserakan dimana mana, terdapat banyak lalat
ventilasi rumah sangat kurang, dalam rumah banyak debu, terutama di jendela,tempat tidur
pasien kurang bersih, rumah dibersihkan 1 kali sehari ruangannya dingin dan lembab,
pencahyaannya kurang, air minum dari sumur tidak di masak, jendela rumah jarang dibuka
setiap hari terutama di pagi hari, pasien perokok Aktif, keluarga TN A termasuk status
ekonominya rendah karena pasien sebagai kepala keluarga bekerja sebagai pemulung dan
makan seadanya. Pasien dan keluarga termasuk orang yang suka bergaul dan bersosialisasi
dengan tetangga, kerabat, juga masyarakat, pasien dan keluarga selalu berdoa dan
berharap agar pasien cepat sembuh.
A. PENGKAJIAN
I. ANAMNESA
1. Identitas pasien
Nama : Tn “A”
Umur : 40 tahun
Alamat: wera
2. Identitas penanggung jawab
Nama : Ny “S”
Umur : 39 tahun
Alamat: wera
3. Keluhan utama dan sekarang:
sesak napas, batuk berdahak sangat kental berwana kebiruan selama 2 minggu,
kadang demam, susah tidur, sering keringatan di malam hari, serta tidak ada
nafsu makan dan lemas,
4. Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatakan tidak ada salah satu anggota keluarga yang menderita
penyakit keturunan seperti DM, Hipertensi maupun penyakit menular seperti
TBC
5. Riwayat kesehatan lingkungan
Lingkungannya sangat kotor, sampah berserakan dimana mana, terdapat banyak
lalat, ventilasi rumah sangat kurang, dalam rumah banyak debu, terutama di
jendela,tempat tidur pasien kurang bersih, rumah dibersihkan 1 kali sehari
ruangannya dingin dan lembab, pencahyaannya kurang, air minum dari sumur
tidak di masak, jendela rumah jarang dibuka setiap hari terutama di pagi hari,
pasien juga perokok Aktif,
6. Pola Kebutuhan bio-psiko-sosial dan spiritual
a. Pola Respirasi
Sebelum sakit : tidak ada keluhan
Saat sakit : pasien mengatakan susah bernapas karna batuk berdahak
sangat kental berwarna kehijauan.
b. Pola Nutrisi
Sebelum sakit : Nafsu makan baik
Saat sakit : Pasien mengatakan selama sakit sudah tidak ada nafsu
makan lagi.
c. Pola Istrahat Tidur
Sebelum sakit : Tidak ada gangguan
Saat sakit : Pasien mengatakan susah tidur
d. Sosial kultural
Sebelum sakit: Pasien dan keluarga termasuk orang yang suka bergaul dan
bersosialisasi dengan tetangga, kerabat juga masyarakat
Saat sakit: sukar bergaul karena penyakitnya.
e. Spiritual
Sebelum sakit : tetap sholat dan berdoa
Saat sakit : pasien dan keluarga selalu berdoa dan berharap agar pasien
cepat sembuh
II. PEMERIKSAAN
1. Keadaan umum: tampak lemas dan tampak kurus
BB sebelum sakit 55 kg, BB saat sakit 50 kg,
2. Vital sign:
TD: 120/70 Nadi: 78 x/m suhu: 37,8˚c Respirasi: 25 x/m,
3. Head to toe
Bagian thorak:
Inspeksi : tidak tampak retraksi dinding dada
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : suara vesikuler
Auskultasi : paru paru: terdengan suara ronchi (+) pada sisi kiri dan kanan
Jantung : S1 dan S2 : Reguler, gallop (-) mur mur (-)
4. Pemeriksaan Penunjang
Hasil pemeriksaan Lab. BTA POSITIF (+)
Rontgen: biasanya paru paru tampak kasar dari sisi kiri atau kanan ataupun
kedua duanya.
III.ANALISA DATA
Sign and symptom Etiologi Problem
Data Subyektif: Penumpukan Bersihan jalan napas
Pasien mengatakan sputum tidak efektif
mengeluh sesak napas,
batuk berdahak sangat
kental berwana kebiruan
selama 2 minggu,
Data obyektif:
Tampak sesak
suara napas ronchi (+)
BTA (+)
Respirasi: 25 x/m
Data Subyektif: Asupan nutrisi tidak Perubahan nutrisi kurang
Pasien mengatakan tidak adekuat dari kebutuhan
ada nafsu makan
Data obyektif:
Pasien tampak kurus
BB sebelum sakit 55
kg, BB
saat sakit 50 kg,
Data Subyektif: Resiko penularan Kurang pengetahuan
Pasien dan keluarga tentang penyakit
mengatakan tidak
mengetahui tentang
penyakitnya terutama cara
penularan penyakit yang
diderita, jendela rumah
jarang dibuka setiap hari
terutama di pagi hari.
Data obyektif:
Lingkungannya sangat
kotor, sampah berserakan
dimana mana, terdapat
banyak lalat, ventilasi
rumah sangat kurang,
dalam rumah banyak
debu, terutama di
jendela,tempat tidur
pasien kurang bersih,
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sputum/sekret
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan asupan nutrisi tidak
adekuat
3. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhungan dengan resiko penularan
Diagnosa prioritas
(Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret pada
bronkus)