Laporan KR01
Laporan KR01
rLaboratory
Fakultas : Teknik
Nama Asisten :
UNIVERSITAS INDONESIA
KR01 - DISIPASI KALOR HOT WIRE
Tujuan
Alat
Teori
Single normal probe adalah suatu tipe hotwire yang paling banyak digunakan sebagai sensor
untuk memberikan informasi kecepatan aliran dalam arah axial saja. Probe seperti ini terdiri
dari sebuah kawat logam pendek yang halus yang disatukan pada dua kawat baja. Masing
masing ujung probe dihubungkan ke sebuah sumber tegangan. Energi listrik yang mengalir
pada probe tersebut akan didispasi oleh kawat menjadi energi kalor. Besarnya energi listrik
yang terdisipasi sebanding dengan tegangan , arus listrik yang mengalir di probe tersebut dan
lamanya waktu arus listrik mengalir.
𝑷 = 𝑽 𝒊 ∆𝒕 ... (1)
Bila probe dihembuskan udara maka akan merubah nilai resistansi kawat sehingga merubah
besarnya arus listrik yang mengalir. Semakin cepat udara yang mengalir maka perubahan
nilai resistansi juga semakin besar dan arus listrik yang mengalir juga berubah.
Jumlah perpindahan panas yang diterima probe dinyatakan oleh overheat ratio yang
dirumuskan sebagai :
𝑅𝑤
Overheat ratio =
𝑅𝑎
Rw = resistansi kawat pada temperatur pengoperasian (dihembuskan udara).
Ra = resistansi kawat pada temperatur ambient (ruangan).
Hot wire probe harus dikalibrasi untuk menentukan persamaan yang menyatakan hubungan
antara tegangan kawat (wire voltage , E) dengan kecepatan referensi (reference velocity , U)
setelah persamaan diperoleh, kemudian informasi kecepatan dalam setiap percobaan dapat
dievaluasi menggunakan persamaan tersebut.
Persamaan yang didapat berbentuk persamaan linear atau persamaan polinomial.
Pada percobaan yang akan dilakukan yaitu mengukur tegangan kawat pada temperatur
ambient dan mengukur tegangan kawat bila dialiri arus udara dengan kecepatan yang
hasilkan oleh fan. Kecepatan aliran udara oleh fan akan divariasikan melalui daya yang
diberikan ke fan yaitu 70 , 110 , 150 dan 190 dari daya maksimal 230 m/s.
Teori tambahan
Sistem hot-wire anemometer yang digunakan meliputi sebuah single normal hot-wire probe,
DISA 55M01 main unit, 55M11 CTA booster adapter, dan 55M05 power pack. Probe yang
digunakan dioperasikan dalam suatu mode temperatur konstan untuk menyediakan respon
frekuensi yang lebih tinggi. Dalam mode temperatur konstan, resistansi kawat, Rw
dipertahankan konstan untuk memfasilitasi respon instantaneous dari inersia termal sensor
terhadap berbagai perubahan dalam kondisi aliran.
Kawat pada probe adalah suatu kawat single normal yang terbuat dari material Sigmond
Cohn alloy 851 (79%Pt, 15%Rh, and 6%Ru). Kawat probe ini memiliki kekuatan tarik
maksimum, koefisien temperatur dari resistivity dan resistivity masing-masing sebesar
1.724x106 kPa, 0.7x10-3 oC-1, dan 30x106 cm. Panjang kawat adalah 2 mm dengan diameter,
dw berukuran 10.16 m sebagaimana diilustrasikan dalam Gambar 1.
Ada 3 macam metode yang dapat digunakan dalam pengoperasian hotwire, yaitu constant
current anemometer (CCA), constant temperature anemometer (CTA), dan constant voltage
anemometer (CVA). Prinsip CTA adalah mempertahankan suhu konstan di atas suhu
lingkungan. Daya atau panas yang dibutuhkan untuk mempertahankan suhu sensor agar
konstan digunakan untuk menghitung keceptan angin. Untuk Constant Current Anemometer
(CCA) perubahan kecepatan angin tergantung nilai resistansi sensor dan daya yang diberikan
pada sensor selalu tetap. Keuntungan metode ini adalah distorsi elektronik sangan kecil
terutama pada frekuensi yang sangat tinggi dan respon suhu tegangan yang linear. Sedangkan
CVA adalah metoda yang saat ini sedang dikembangkan, dimana prinsip CVA sangat
dipengaruhi oleh tegangan yang mengalir melalui kawat.
Cara Kerja
Eksperimen rLab ini dapat dilakukan dengan meng-klik tombol rLab di bagian bawah
halaman Sitrampil.
1. Mengaktifkan Web cam ! (klik icon video pada halaman web r-Lab) !
2. Memberikan aliran udara dengan kecepatan 0 m/s , dengan meng”klik” pilihan drop down
pada icon “atur kecepatan aliran”.
3. Menghidupkan motor pengerak kipas dengan meng”klik” radio button pada icon
“menghidupkan power supply kipas.
4. Mengukur Tegangan dan Arus listrik di kawat hot wire dengan cara mengklik icon
“ukur”.
5. Mengulangi langkah 2 hingga 4 untuk kecepatan 70 , 110 , 150 , 190 dan 230 m/s
Data Pengamatan
Pengolahan Data
1.5
tegangan
1
0.5
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
b. Kecepatan angin 70m/s
1.5
tegangan
1
0.5
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2.111
2.1105
2.11
2.1095 tegangan
2.109
2.1085
2.108
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
d. Kecepatan angin 150m/s
2.102
2.1018
2.1016
2.1014
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2.099
2.0988
2.0986
2.0984
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
f. Kecepatan Angin 230m/s
2.096
2.0958
2.0956
2.0954
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2.11
2.105
2.1
tegangan rata rata
2.095
2.09
2.085
0 70 110 150 190 230
𝑛Σ𝑥𝑖𝑦𝑖−(Σ𝑥𝑖)(Σ𝑦𝑖)
𝑏=
𝑛Σ𝑥𝑖 2 −(Σ𝑥𝑖)2
2
2
1 2 𝛴𝑥𝑖2 (𝛴𝑦𝑖)2 − 2𝛴𝑥𝑖𝛴𝑦𝑖𝛴𝑥𝑖𝑦𝑖 + 𝑛(𝛴𝑥𝑖𝑦𝑖)
∆𝑦 = [𝛴𝑦𝑖 − 2 2
]
𝑛−2 𝑛𝛴𝑥𝑖 − (𝛴𝑥𝑖)
1
∆𝑦 2 = [26,59904 − 26,5990] = 10−5
4
∆𝑦 = 3,16 × 10−3
𝑛
∆𝑏 = ∆𝑦√
𝑛𝛴𝑥𝑖 2 − (𝛴𝑥𝑖)2
6
= 3,16 × 10−5 √ = 3,16 × 10−5 √2,87 × 10−5
6(128500) − (7502 )
Evaluasi
1. Berdasarkan data yang didapat , buatlah grafik yang menggambarkan hubungan Tegangan
Hotwire dengan Waktu untuk tiap kecepatan aliran udara. (pada analisis)
2. Berdasarkan pengolahan data di atas, buatlah grafik yang menggambarkan hubungan
Tegangan Hotwire dengan Kecepatan aliran angin. (pada analisis)
3. Buatlah persamaan kecepatan angin sebagai fungsi dari tegangan hotwire.
𝑦 = −7,94 × 10−5 𝑥 + 2,115
4. Berdasarkan percobaan dan data yang didapat, apakah kita dapat menggunakan kawat
Hotwire sebagai pengukur kecepatan angin.
Jawab: ya, kita dapat menggunakan kawat Hotwire sebagai pengukur kecepatan angin
5. Berilah analisis dari hasil percobaan ini (di bawah ini)
Analisis Percobaan
Analisis Hasil
Pada dasarnya percobaan telah dilakukan sesuai dengan prosedur yang diperintahkan.
Hasil yang diperoleh sudah sesuai dengan rumusan yang ada dimana ketika kawat dialiri
dengan udara dengan kecepatan tertentu akan menyebabkan resistansi pada kawat akan
berubah. Perubahan resistansi ini berbanding lurus dengan tegangan pada probe dan
berbanding terbalik dengan arus yang mengalir. Hal ini sesuai dengan rumusan V= I x R.
Hasil dari perhitungan least square, di dapatkanlah persamaan kecepatan angin yang
dilakukan dalam percobaan yaitu 𝑦 = −7,94 × 10−5 𝑥 + 2,115. Untuk menyesuaikan tujuan
2,115−𝑦
percobaan ini, persamaan dapat diubah menjadi 𝑥 = 7,94×10−5 dengan x berfungsi sebagai
Analisis Grafik
Grafik yang diperoleh menunjukan adanya kesinambungan antara data yang diperoleh
dengan kondisi yang seharusnya terjadi, dimana kecepatan angin yang dialirkan pada probe
akan berbanding terbalik dengan tegangan yang terjadi pada kawat pijar. Dari sini dapat
dilihat bahwa data yang diperoleh sudah cukup bagus dan sesuai dengan pola yang terlihat
pada grafik hubungan antara kecepatan aliran angin dan tegangan pada hotwire. Sementara
pada grafik yang menunjukan hubungan antara tegangan hotwire dengan waktu, terlihat
adanya sedikit fluktuasi ketika probe dialiri angin, kondisi ini berbeda dengan ketika sebelum
dialiri angin. Hal ini disebabkan karena ketika dialiri angin probe menjadi sedikit tidak stabil,
fluktuasi data sangat mungkin untuk terjadi. Namun, secara keseluruhan range perubahan
datanya sangat kecil, sehingga data yang didapatkan dapat digolongkan cukup baik.