Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

KR 01 DISIPASI KALOR HOT WIRE

rLaboratory

Nama/NPM : Muhammad Afif/1606831142

Fakultas : Teknik

Program Studi : Teknologi Bioproses

Grup : Jumat Siang 09

Pekan Percobaan : Pekan 6

Tanggal Percobaan : 5 Mei 2017

Nama Asisten :

LABORATORIUM FISIKA DASAR

UNIT PELAKSANA PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN DASAR

UNIVERSITAS INDONESIA
KR01 - DISIPASI KALOR HOT WIRE

Tujuan

Menggunakan hotwire sebagai sensor kecepatan aliran udara.

Alat

1. Kawat pijar (hotwire)


2. Fan
3. Voltmeter dan Ampmeter
4. Adjustable power supply
5. Camcorder
6. Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis

Teori

Single normal probe adalah suatu tipe hotwire yang paling banyak digunakan sebagai sensor
untuk memberikan informasi kecepatan aliran dalam arah axial saja. Probe seperti ini terdiri
dari sebuah kawat logam pendek yang halus yang disatukan pada dua kawat baja. Masing
masing ujung probe dihubungkan ke sebuah sumber tegangan. Energi listrik yang mengalir
pada probe tersebut akan didispasi oleh kawat menjadi energi kalor. Besarnya energi listrik
yang terdisipasi sebanding dengan tegangan , arus listrik yang mengalir di probe tersebut dan
lamanya waktu arus listrik mengalir.

𝑷 = 𝑽 𝒊 ∆𝒕 ... (1)

Bila probe dihembuskan udara maka akan merubah nilai resistansi kawat sehingga merubah
besarnya arus listrik yang mengalir. Semakin cepat udara yang mengalir maka perubahan
nilai resistansi juga semakin besar dan arus listrik yang mengalir juga berubah.
Jumlah perpindahan panas yang diterima probe dinyatakan oleh overheat ratio yang
dirumuskan sebagai :

𝑅𝑤
Overheat ratio =
𝑅𝑎
Rw = resistansi kawat pada temperatur pengoperasian (dihembuskan udara).
Ra = resistansi kawat pada temperatur ambient (ruangan).

Hot wire probe harus dikalibrasi untuk menentukan persamaan yang menyatakan hubungan
antara tegangan kawat (wire voltage , E) dengan kecepatan referensi (reference velocity , U)
setelah persamaan diperoleh, kemudian informasi kecepatan dalam setiap percobaan dapat
dievaluasi menggunakan persamaan tersebut.
Persamaan yang didapat berbentuk persamaan linear atau persamaan polinomial.

Pada percobaan yang akan dilakukan yaitu mengukur tegangan kawat pada temperatur
ambient dan mengukur tegangan kawat bila dialiri arus udara dengan kecepatan yang
hasilkan oleh fan. Kecepatan aliran udara oleh fan akan divariasikan melalui daya yang
diberikan ke fan yaitu 70 , 110 , 150 dan 190 dari daya maksimal 230 m/s.

Teori tambahan

Sistem hot-wire anemometer yang digunakan meliputi sebuah single normal hot-wire probe,
DISA 55M01 main unit, 55M11 CTA booster adapter, dan 55M05 power pack. Probe yang
digunakan dioperasikan dalam suatu mode temperatur konstan untuk menyediakan respon
frekuensi yang lebih tinggi. Dalam mode temperatur konstan, resistansi kawat, Rw
dipertahankan konstan untuk memfasilitasi respon instantaneous dari inersia termal sensor
terhadap berbagai perubahan dalam kondisi aliran.

Gambar Single normal hot wire sensor

Kawat pada probe adalah suatu kawat single normal yang terbuat dari material Sigmond
Cohn alloy 851 (79%Pt, 15%Rh, and 6%Ru). Kawat probe ini memiliki kekuatan tarik
maksimum, koefisien temperatur dari resistivity dan resistivity masing-masing sebesar
1.724x106 kPa, 0.7x10-3 oC-1, dan 30x106 cm. Panjang kawat adalah 2 mm dengan diameter,
dw berukuran 10.16 m sebagaimana diilustrasikan dalam Gambar 1.

Ada 3 macam metode yang dapat digunakan dalam pengoperasian hotwire, yaitu constant
current anemometer (CCA), constant temperature anemometer (CTA), dan constant voltage
anemometer (CVA). Prinsip CTA adalah mempertahankan suhu konstan di atas suhu
lingkungan. Daya atau panas yang dibutuhkan untuk mempertahankan suhu sensor agar
konstan digunakan untuk menghitung keceptan angin. Untuk Constant Current Anemometer
(CCA) perubahan kecepatan angin tergantung nilai resistansi sensor dan daya yang diberikan
pada sensor selalu tetap. Keuntungan metode ini adalah distorsi elektronik sangan kecil
terutama pada frekuensi yang sangat tinggi dan respon suhu tegangan yang linear. Sedangkan
CVA adalah metoda yang saat ini sedang dikembangkan, dimana prinsip CVA sangat
dipengaruhi oleh tegangan yang mengalir melalui kawat.

Gambar 3.2 Metode CTA


Gambar 3.3 Metode CCA Gambar 3.4 Metode CVA

Cara Kerja

Eksperimen rLab ini dapat dilakukan dengan meng-klik tombol rLab di bagian bawah
halaman Sitrampil.

1. Mengaktifkan Web cam ! (klik icon video pada halaman web r-Lab) !
2. Memberikan aliran udara dengan kecepatan 0 m/s , dengan meng”klik” pilihan drop down
pada icon “atur kecepatan aliran”.
3. Menghidupkan motor pengerak kipas dengan meng”klik” radio button pada icon
“menghidupkan power supply kipas.
4. Mengukur Tegangan dan Arus listrik di kawat hot wire dengan cara mengklik icon
“ukur”.
5. Mengulangi langkah 2 hingga 4 untuk kecepatan 70 , 110 , 150 , 190 dan 230 m/s

Data Pengamatan

Data Pengamatan untuk kecepatan angin 0 m/s

Waktu Kec V-HW I-HW


Angin
1 0 2.112 53.9
2 0 2.112 53.9
3 0 2.112 53.9
4 0 2.112 54.0
5 0 2.112 54.0
6 0 2.112 54.0
7 0 2.112 54.0
8 0 2.112 54.1
9 0 2.112 54.1
10 0 2.112 54.1
Data Pengamatan untuk kecepatan angin 70 m/s

Waktu Kec V-HW I-HW


Angin
1 70 2.113 53.9
2 70 2.113 53.9
3 70 2.113 53.9
4 70 2.113 53.9
5 70 2.113 53.9
6 70 2.113 53.9
7 70 2.113 53.9
8 70 2.113 53.9
9 70 2.113 53.9
10 70 2.113 53.9

Data Pengamatan untuk kecepatan angin 110 m/s

Waktu Kec V-HW I-HW


Angin
1 110 2.110 53.9
2 110 2.110 53.9
3 110 2.110 53.9
4 110 2.109 53.9
5 110 2.110 53.9
6 110 2.110 53.9
7 110 2.110 53.9
8 110 2.110 53.9
9 110 2.110 53.9
10 110 2.111 53.9

Data Pengamatan untuk kecepatan angin 150 m/s

Waktu Kec V-HW I-HW


Angin
1 150 2.103 54.1
2 150 2.103 54.2
3 150 2.103 54.2
4 150 2.103 54.2
5 150 2.102 54.2
6 150 2.103 54.2
7 150 2.102 54.2
8 150 2.102 54.2
9 150 2.103 54.2
10 150 2.103 54.3

Data Pengamatan untuk kecepatan angin 190 m/s

Waktu Kec V-HW I-HW


Angin
1 190 2.099 54.0
2 190 2.100 54.1
3 190 2.099 54.1
4 190 2.100 54.2
5 190 2.099 54.2
6 190 2.099 54.3
7 190 2.099 54.3
8 190 2.099 54.4
9 190 2.099 54.5
10 190 2.099 54.5

Data Pengamatan untuk kecepatan angin 230 m/s

Waktu Kec V-HW I-HW


Angin
1 230 2.096 54.1
2 230 2.096 54.0
3 230 2.097 54.0
4 230 2.096 54.0
5 230 2.096 54.0
6 230 2.096 54.0
7 230 2.096 54.0
8 230 2.096 54.0
9 230 2.096 54.0
10 230 2.096 54.1

Tugas & Evaluasi

1. Berdasarkan data yang didapat , buatlah grafik yang menggambarkan hubungan


Tegangan Hotwire dengan Waktu untuk tiap kecepatan aliran udara.
2. Berdasarkan pengolahan data di atas, buatlah grafik yang menggambarkan hubungan
Tegangan Hotwire dengan Kecepatan aliran angin.
3. Buatlah persamaan kecepatan angin sebagai fungsi dari tegangan hotwire.
4. Berdasarkan percobaan dan data yang didapat, apakah kita dapat menggunakan kawat
Hotwire sebagai pengukur kecepatan angin?
5. Berilah analisis dari hasil percobaan ini.

Pengolahan Data

1. Grafik yang menggambarkan hubungan tegangan Hotwire dengan Waktu


a. Kecepatan angin 0m/s

Hubungan Antara Tegangan Hotwire


dengan Waktu (v = 0 m/s)
2.5

1.5
tegangan
1

0.5

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
b. Kecepatan angin 70m/s

Hubungan Antara Tegangan Hotwire dengan


Waktu (v = 70 m/s)
2.5

1.5

tegangan
1

0.5

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

c. Kecepatan angin 110m/s

Hubungan Antara Tegangan Hotwire dengan


Waktu (v = 110 m/s)
2.1115

2.111

2.1105

2.11

2.1095 tegangan

2.109

2.1085

2.108
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
d. Kecepatan angin 150m/s

Hubungan Antara Tegangan Hotwire dengan


Waktu (v = 150 m/s)
2.1032
2.103
2.1028
2.1026
2.1024
2.1022 tegangan

2.102
2.1018
2.1016
2.1014
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

e. Kecepatan angin 190m/s

Hubungan Antara Tegangan Hotwire dengan


Waktu (v = 190 m/s)
2.1002
2.1
2.0998
2.0996
2.0994
2.0992 tegangan

2.099
2.0988
2.0986
2.0984
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
f. Kecepatan Angin 230m/s

Hubungan Antara Tegangan Hotwire dengan


Waktu (v = 230m/s)
2.0972
2.097
2.0968
2.0966
2.0964
2.0962 tegangan

2.096
2.0958
2.0956
2.0954
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

2. Grafik hubungan tegangan hotwire dengan kecepatan aliran angin


Untuk mengetahuinya, maka kita harus mencari tengangan rata-rata pada tiap
kecepatan.

Kecepatan Tegangan Rata-Rata


0 2,112
70 2,113
110 2,11
150 2,1027
190 2,0992
230 2,0961
V-HW Rata-Rata
2.115

2.11

2.105

2.1
tegangan rata rata

2.095

2.09

2.085
0 70 110 150 190 230

Membuat persamaan dengan menggunakan metode least square dengan xi adalah


kecepatan angin dan yi adalah tegangan rata-rata dari hotwire.

No xi yi xi^2 yi^2 xiyi


1 0 2,112 0 4,460544 0
2 70 2,113 4900 4,464769 147,91
3 110 2,11 12100 4,4521 232,1
4 150 2,1027 22500 4,421347 315,405
5 190 2,0992 36100 4,406641 398,848
6 230 2,0961 52900 4,393635 482,103
Total 750 12,633 128500 26,59904 1576,366

𝑛Σ𝑥𝑖𝑦𝑖−(Σ𝑥𝑖)(Σ𝑦𝑖)
𝑏=
𝑛Σ𝑥𝑖 2 −(Σ𝑥𝑖)2

(6 × 1.576,366) − (750 × 12,633) 9.458,196 − 9.474,75 −16,554


𝑏= = =
(6 × 128.500) − (7502 ) 771.000 − 562.500 208.500
= −7.94 × 10−5
Σ𝑥𝑖 2 Σ𝑦𝑖−(Σ𝑥𝑖)(𝛴𝑥𝑖𝑦𝑖)
𝑎=
𝑛Σ𝑥𝑖 2 −(Σ𝑥𝑖)2

(128.500 × 12,633) − (750 × 1.576,366) 441.066


𝑎= = = 2,115
(6 × 128.500) − (7502 ) 208.500
Maka persamaan garis yang terbentuk adalah 𝑦 = −7,94 × 10−5 𝑥 + 2,115

2
2
1 2 𝛴𝑥𝑖2 (𝛴𝑦𝑖)2 − 2𝛴𝑥𝑖𝛴𝑦𝑖𝛴𝑥𝑖𝑦𝑖 + 𝑛(𝛴𝑥𝑖𝑦𝑖)
∆𝑦 = [𝛴𝑦𝑖 − 2 2
]
𝑛−2 𝑛𝛴𝑥𝑖 − (𝛴𝑥𝑖)
1
∆𝑦 2 = [26,59904 − 26,5990] = 10−5
4

∆𝑦 = 3,16 × 10−3

𝑛
∆𝑏 = ∆𝑦√
𝑛𝛴𝑥𝑖 2 − (𝛴𝑥𝑖)2

6
= 3,16 × 10−5 √ = 3,16 × 10−5 √2,87 × 10−5
6(128500) − (7502 )

= 3,16 × 10−5 (1,69 × 10−5 ) = 5,34 × 10−10

Tingkat kesalahan relatif


−10
∆𝑏 5,34 × 10
| | × 100% = | | × 100% = 6,73 × 10−4 = 0,000673%
𝑏 −7.94 × 10−5

Evaluasi
1. Berdasarkan data yang didapat , buatlah grafik yang menggambarkan hubungan Tegangan
Hotwire dengan Waktu untuk tiap kecepatan aliran udara. (pada analisis)
2. Berdasarkan pengolahan data di atas, buatlah grafik yang menggambarkan hubungan
Tegangan Hotwire dengan Kecepatan aliran angin. (pada analisis)
3. Buatlah persamaan kecepatan angin sebagai fungsi dari tegangan hotwire.
𝑦 = −7,94 × 10−5 𝑥 + 2,115
4. Berdasarkan percobaan dan data yang didapat, apakah kita dapat menggunakan kawat
Hotwire sebagai pengukur kecepatan angin.
Jawab: ya, kita dapat menggunakan kawat Hotwire sebagai pengukur kecepatan angin
5. Berilah analisis dari hasil percobaan ini (di bawah ini)
Analisis Percobaan

Percobaan ini bertujuan untuk menentukan kecepatan aliran udara dengan


menggunakan hotwire sebagai sensor atau detector. Pada awal sebelum kipas sebagai sumber
untuk mengalirkan angin dinyalakan atau dengan kata lain ketika aliran udara 0 m/s, tegangan
yang ada pada hotwire berasal dari kedua ujung probe yang dihubungkan ke suatu sumber
tegangan, sedangkan arus yang mengalir disebabkan karena adanya resistansi atau hambatan
yang berasal dari kawat pijar.
Energi listrik yang mengalir pada probe tersebut akan didisipasikan oleh kawat pijar
menjadi energi kalor, yang besarnya sebanding dengan tegangan dan arus listrik yang
mengalir, serta lamanya waktu arus listrik mengalir. Tegangan dan arus yang mengalir ini
sebelum dialiri dengan udara bersifat konstan, namun ketika probe dialiri dengan udara maka
arus dan tegangan yang bekerja akan mengalami perubahan. Kecepatan udara diubah-ubah
sesuai dengan perintah yakni 0m/s, 70m/s, 110m/s, 150m/s, 190m/s, hingga 230m/s.
Perubahan ini tentunya disebabkan oleh gejala-gejala fisis yang terjadi pada hotwire.
Ketika angin dialirkan pada probe, maka angin tersebut akan menerpa kawat pijar tersebut
dengan kecepatan v dan gaya/kekuatan F. Adanya terpaan angin pada kawat pijar tersebut
akan menyebabkan terjadinya perubahan resistansi pada kawat, yang mana hubungannya
berbanding lurus dengan kecepatan angin yang mengalir pada probe. Semakin kencang aliran
udara yang mengalir pada probe maka tegangan yang terjadi pada sistem akan semakin kecil,
sementara arus yang mengalir akan semakin besar. Besar kecilnya perubahan resistansi inilah
yang nantinya akan menentukan besar kecilnya perpindahan atau transfer kalor pada probe.

Analisis Hasil
Pada dasarnya percobaan telah dilakukan sesuai dengan prosedur yang diperintahkan.
Hasil yang diperoleh sudah sesuai dengan rumusan yang ada dimana ketika kawat dialiri
dengan udara dengan kecepatan tertentu akan menyebabkan resistansi pada kawat akan
berubah. Perubahan resistansi ini berbanding lurus dengan tegangan pada probe dan
berbanding terbalik dengan arus yang mengalir. Hal ini sesuai dengan rumusan V= I x R.
Hasil dari perhitungan least square, di dapatkanlah persamaan kecepatan angin yang
dilakukan dalam percobaan yaitu 𝑦 = −7,94 × 10−5 𝑥 + 2,115. Untuk menyesuaikan tujuan
2,115−𝑦
percobaan ini, persamaan dapat diubah menjadi 𝑥 = 7,94×10−5 dengan x berfungsi sebagai

kecepatan udara dan y adalah tegangan listrik.


Kesalahan yang terjadi cukup kecil yakni 0,000673%. Hal ini bisa jadi disebabkan
karena praktikum dilakukan secara komputerisasi. Besarnya kesalahan dapat dibuktikan
dengan mensubstitusikan tegangan hotwire ke dalam persamaan yang menyatakan ecepatan
angin sebagai fungsi dari tegangan hotwire. Hal ini terjadi karena semua sistem dan peralatan
telah diatur sedemikian rupa sesuai dengan kondisi realnya. Pada praktikum rlab ini
kesalahan- kesalahan yang bersifat human error yang mungkin terjadi akan dapat
diminimalisasi, karena semua proses praktikum dilakukan secara komputerisasi.

Analisis Grafik
Grafik yang diperoleh menunjukan adanya kesinambungan antara data yang diperoleh
dengan kondisi yang seharusnya terjadi, dimana kecepatan angin yang dialirkan pada probe
akan berbanding terbalik dengan tegangan yang terjadi pada kawat pijar. Dari sini dapat
dilihat bahwa data yang diperoleh sudah cukup bagus dan sesuai dengan pola yang terlihat
pada grafik hubungan antara kecepatan aliran angin dan tegangan pada hotwire. Sementara
pada grafik yang menunjukan hubungan antara tegangan hotwire dengan waktu, terlihat
adanya sedikit fluktuasi ketika probe dialiri angin, kondisi ini berbeda dengan ketika sebelum
dialiri angin. Hal ini disebabkan karena ketika dialiri angin probe menjadi sedikit tidak stabil,
fluktuasi data sangat mungkin untuk terjadi. Namun, secara keseluruhan range perubahan
datanya sangat kecil, sehingga data yang didapatkan dapat digolongkan cukup baik.

Anda mungkin juga menyukai