I Wayan Suardana
I Kadek Saputra
Jurusan Keperawatan Poltekkes Denpasar
Email:suardanawayan@yahoo.com
Abstract: Cup Therapy for Reducing pain in Patients with Primary Headache. The purpose
of this study is to examine the effect of dry cupping therapy to reduction pain in patients with
primary headache. This study is a pre-experimental study with one type of group pre-test and
post-test design without a control group. Given the group of subjects observed before the
intervention, then again after intervention observation. Sample of 32 respondents were
obtained through incidental sampling technique. The data was collected by observation
through the interview sheet using a numeric pain scale. Based on statistical tests performed
using the Wilcoxon test (p <0.05) is obtained significance value 0.000 <0.05, therefor Ho is
rejected, which means there is a significant effect of dry cupping therapy to decrease pain in
patients with primary headache.
Abstrak: Terapi Bekam Kering Untuk Menurunkan Nyeri Pada Pasien Dengan Nyeri
Kepala Primer. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektifitas therapy bekam kering
untuk menurunkan nnyeri pada pasien dengan nyeri kepala primer. Penelitian ini merupakan
penelitia pra eksperimental dengan one group pre dan post test design tanpa kelompok
control. Data dikumpulkan dengan menggunakan observasi melalui sheet interview dengan
skala nyeri numerik. Dari hasil analisis dengan menggunakan Wilcoxon test (p <0.05)
didapatkan hasil uji dengan p value = 0,00 (< p,0,05). Hal itu berarti Ho ditolak yang artinya
95 % diyakini bahwa terapi bekam kering dapat menurunkan nyeri pada pasien dengan nyeri
kepala primer.
Kata Kunci: Terapi bekam kering, Skala Nyeri, Nyeri Kepala Primer.
Pain (1979) dalam Potter & Perry, (2005), Nyeri dapat merupakan faktor utama
kerusakan jaringan baik aktual maupun beraktivitas. Maka dari itu individu yang
mengalami nyeri akan mencari upaya pendahuluan Sjahrir dkk (2003) di Medan
dengan mencari pengobatan dan perawatan nyeri kepala yang diderita oleh pria
Nyeri kepala merupakan salah satu Maka dari itu dapat disimpulkan
keluhan yang paling sering dijumpai dalam prevalensi nyeri kepala dialami lebih
pada beberapa waktu dalam hidupnya, dan Nyeri Kepala Primer tidak berkaitan
Hasil pengamatan yang dilakukan nyeri kepala migrain, nyeri kepala tipe
oleh Syahrir (2009) menyebutkan bahwa tegang (tension headache), dan nyeri
keluhan dari pasien yang berobat jalan di kepala kluster. Menurut IHS
selama tahun 2009, ternyata nyeri kepala dalam Sjahrir (2004) menyatakan bahwa
menduduki proporsi tempat yang teratas, nyeri kepala tipe tegang atau Tension Type
penduduk Singapore adalah pria 80%, prevalensi life time dari nyeri kepala
wanita 85% (p= 0.0002). Angka tersebut adalah 96%, di mana 74% adalah jenis
hampir mirip dengan hasil penelitian nyeri kepala tipe tegang (tension type
headache = TTH) dan 16% adalah tipe pelaksanaan tindakan keperawatan
pertahunnya 10% (Sjahrir dkk, 2005). Terapi Bakam Kering adalah suatu
Berdasarkan studi pendahuluan yang pengobatan dengan cup yaitu alat untuk
dilakukan di Praktek Perawat Latu Usadha membekam yang menghisap kulit dan
bulan terakhir tahun 2011 diperoleh data komponen darah mengumpul di bawah
bahwa 80 % pasien yang datang dengan kulit tanpa pengeluaran darah, yang
kepala primer. Upaya yang dapat timbul efek relaksasi (pelemasan otot-otot
dilakukan untuk mengurangi nyeri kepala yang kaku dan tegang) (Umar, 2010),
asuhan keperawatan, pelaksanaan upaya dengan pendekatan one group pre-test dan
waktu 3 minggu yaitu dari tanggal 28 April pada rentang umur 30-40 tahun mengalami
- 25 Mei 2012, dengan responden yang skala nyeri dengan skor rerata 7,05
skala nyeri mempergunakan skala nyeri nyeri dengan skor rerata 7. Rata-rata
Jumlah sampel yang ditemukan rentang usia 51-59 tahun yaitu sebesar 3
sebanyak 32 orang, dengan karakteristik skor. Hal ini disebabkan karena terjadi
kecemasan dan stres (Mansjoer dkk, 1999). yang dilakukan oleh Sjahrir dkk (2003) di
Dalam penelitian seluruh responden berada didapatkan bahwa prevalensi nyeri kepala
dalam rentang umur dewasa. Umumnya primer dialami lebih banyak pada wanita
pada dewasa keluhan nyeri bisa dirasakan yaitu 88%. Hal ini disebabkan karena
sebagai nyeri yang hebat dan pada lansia adanya keterlibatan faktor hormonal
nyeri dianggap suatu bagian dari proses sebagai pencetus nyeri. Laki-laki dan
penuaan dan mengakui rasa nyeri adalah wanita tidak mempunyai perbedaan secara
hal yang sulit diterima sehingga terkadang signifikan mengenai respon mereka
Smeltzer (2002) bahwa pada lansia terjadi berdiri sendiri dalam ekspresi nyeri.
perubahan neurofisiologis akibat proses Misalnya anak laki-laki harus berani dan
persepsi terhadap nyeri yang dirasakan dan wanita dapat menangis dalam waktu yang
terjadi penurunan elastisitas kulit, maka sama (Gill, 1990 dalam Potter & Perry,
dari itu pada penelitian ini rentang umur 2005). Toleransi terhadap nyeri
responden untuk dilakukan penelitian. dan merupakan hal yang unik pada setiap
sebelum dan setelah dilakukan bekam termasuk kedalam kategori nyeri ringan
kering dapat dilihat pada table berikut: dan tidak ada lagi responden yang
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Skala Nyeri mengeluh nyeri berat setelah diberikan
Sebelum dan Setelah Diberikan
Terapi Bekam Kering terapi bekam kering.
Skala Nyeri Skala Nyeri Skala nyeri responden sebelum
Sebelum Setelah
Diberikan Diberikan diberikan terapi bekam kering sebagian
Terapi Terapi Bekam
Skala Bekam Kering besar mengalami nyeri dengan rerata skor
Nyeri Kering
Fre Perse Freku Persen nyeri 7,03 (nyeri berat). jenis kelamin
kue ntase ensi tase
nsi (%) (n) (%) perempuan cenderung memiliki skor nyeri
(n)
Ringan 0 0 8 25 yang lebih tinggi daripada laki-laki. Usia
(1-3)
Sedang 8 25 24 75 responden pada rentan umur 30-40 tahun
(4-6)
Berat (7- 24 75 0 0 memiliki skor nyeri lebih tinggi daripada
9)
Total 32 100 32 100 responden pada rentan umur 41-50 dan
gambaran skala nyeri responden sebelum bekam kering didapatkan rerata skor nyeri
diberikan terapi bekam kering dimana sebesar 4,28. Dapat disimpulkan bahwa
kategori skor terbanyak adalah skala nyeri terjadi penurunan rata-rata skala nyeri
berat (7-9) yaitu 24 responden (75%) pasien dengan nyeri kepala primer setelah
sisanyanya sebanyak 8 responden (25%) diberikan terapi bekam kering yaitu rata-
terapi bekam kering dimana kategori nyeri bekam kering terhadap penurunan nyeri
terbanyak adalah nyeri sedang (4-6) yaitu pada pasien dengan nyeri kepala primer
sebagian otak dan regangan yang hebat beberapa zat seperti serotonin, histamin,
pada dinding arteri termasuk arteri bradikinin dan slow reacting subtance
ekstrakranial seperti arteri temporalis akan (SRS). Zat-zat ini menyebabkan terjadinya
menimbulkan nyeri kepala yang jelas. dilatasi kapiler pada daerah yang dibekam.
penurunan rerata skala nyeri responden yang jauh dari tempat pembekaman. Ini
responden setelah diberikan terapi bekam timbul efek relaksasi atau pelemasan otot-
kering berada pada skala 4,28 (nyeri otot kaku dan tegang yang merupakan
sedang). Hasil ini sejalan dengan salah satu faktor penyebab timbulnya nyeri
dkk pada tahun 2011 tentang pengaruh Data dikatakan berdistribusi normal
pemberian terapi bekam kering terhadap apabila nilai signifikan (p>0,05). Karena
nyeri leher. Dalam penelitian ini diperoleh distribusi kedua data berbeda, maka
terapi bekam kering sebagian besar berada menggunakan uji non parametrik yaitu
pada skala 4 (nyeri sedang). Sehingga Wilcoxon Test dengan tingkat kemaknaan
dan setelah diberikan terapi bekam kering. pasien dengan nyeri kepala primer
yang berarti menunjukkan penurunan skala Hasil penelitian ini didukung oleh
nyeri sebelum dan sesudah diberikan terapi penelitian yang dilakukan oleh Alireza
bekam kering dan didapatkan hasil bahwa Ahmadi, dkk pada tahun 2008 bahwa
nilai signifikansi (p) yaitu 0,000 yang dalam penelitian ini didapatkan skor
berarti p<0,05 dengan tingkat kesalahan keparahan nyeri kepala menurun setelah
5% maka Ho (nol) ditolak yang artinya ada pengobatan terapi bekam basah. Skor nyeri
pengaruh terapi bekam kering terhadap rata-rata 4,27 sebelum diberikan terapi
penurunan nyeri pada pasien dengan nyeri bekam basah dan rata-rata 1,46 setelah
terapi bekam kering terhadap penurunan pengaruh yang signifikan pemberian terapi
skala nyeri pada pasien dengan nyeri bekam basah terhadap penurunan nyeri
kepala primer menunjukkan bahwa adanya kepala tipe tegang dan migrain.
perbedaan yang signifikan antara skala Penelitian lain oleh Romy Lauche,
nyeri sebelum dan setelah diberikan terapi dkk tahun 2011 tentang pengaruh terapi
bekam kering pada pasien dengan nyeri bekam kering terhadap nyeri leher kronik
kepala primer (z hitung = –5,047; z tabel = non spesifik disebutkan bahwa responden
–1,736). Nilai z hitung bernilai negatif (-) yang mendapatkan terapi bekam kering
yang berarti menunjukkan penurunan skala efektif dalam mengurangi nyeri leher
nyeri sebelum dan sesudah diberikan terapi kronik non spesifik dibandingkan dengan
bekam kering. Maka dapat disimpulkan responden yang tidak diberikan terapi
bahwa ada pengaruh terapi bekam kering bekam kering. Sebagian pasien
melaporkan nyeri leher berkurang dan bekam kering dapat memunculkan respon
merasakan otot leher lebih terasa tidak relaksasi. Respon relaksasi ini terjadi,
tegang setelah dilakukan terapi bekam apabila dilakukan pembekaman pada satu
terdapat perbedaan yang signifikan antara penyebab nyeri kepala yang disebabkan
skala nyeri pada pasien yang mendapatkan oleh spasme otot dan vasospasme
pasien yang tidak mendapatkan terapi respon relaksasi. Respon relaksasi ini
Penelitian selanjutnya yang pada satu poin, yaitu titik yang berada
mendukung yaitu penelitian yang pada pertemuan leher dengan dua bahu
dilakukan oleh Mohamed Wali pada tahun (titik yang dianjurkan untuk
bekam terhadap skala nyeri pada pasien organ-organ bagian atas), maka di kulit
dengan nyeri lutut. Dari Penelitian ini (kutis), jaringan bawah kulit (sub kutis),
menunjukkan perbaikan nyeri yang fascia dan ototnya akan terjadi kerusakan
dirasakan oleh responden sebagai akibat dari sel mast dan lain-lain. Akibat
dari terapi bekam. Dapat disimpulkan kerusakan ini akan dilepaskan beberapa zat
bahwa terdapat ada pengaruh yang seperti serotonin, histamin, bradikinin dan
signifikan pemberian terapi bekam slow reacting subtance (SRS). Zat-zat ini
terhadap skala nyeri dan range of motion menyebabkan terjadinya dilatasi kapiler
untuk pasien dengan nyeri lutut anterior. dan arteriol, serta flare reaction pada
Dari uraian di atas maka dapat daerah yang dibekam. Dilatasi kapiler juga
disimpulkan bahwa terapi bekam kering dapat terjadi di tempat yang jauh dari
relaksasi (pelemasan) otot-otot yang kaku menstimulasi kuat saraf permukaan kulit
Efek relaksasi akan diteruskan ke medulla spinalis melalui saraf A-delta dan
meningkat. Enkefalin adalah peptida kecil produksi enkepalin dan endorphin dapat
serabut tipe C dan A-delta di spina. sehingga sensasi nyeri menjadi berkurang.
terdapat adanya impuls nyeri. Sustansi ini dengan melepaskan neuromodulator yang
nyeri dan penyaluran/transmisi impuls enkefalin (Potter & Perry, 2005). Enkefalin
nyeri dari jaras aferen menuju jaras ini yang akan menghambat pengeluaran
pembekaman pada area yang sakit dalam pada satu titik yaitu titik yang berada pada
hal ini nyeri kepala primer yaitu pada titik pertemuan leher dengan dua bahu akan
yang berada pada pertemuan leher dengan memberikan respon relaksasi. Efek
dua bahu (titik yang dianjurkan untuk relaksasi akan diteruskan ke hipotalamus
organ-organ bagian atas) (Umar, 2010). Releasing Factor (CRF) serta releasing
Terapi bekam merupakan salah satu teknik factors lainnya oleh adenohipofise.
besar yang memiliki kecepatan 30-70 produksi enkephalin oleh medulla adrenal
m/detik. Saraf beta juga akan menyalurkan meningkat. Pengeluaran enkefalin akan
jalur ascenden kemudian akan berakhir oleh nosiseptor sebagai zat-zat kimiawi
pada bagian otak tengah. Kemudian impuls yang merangsang nyeri, sehingga impuls
ini akan menstimulasi daerah tersebut nyeri dapat dihambat dan nyeri bisa
untuk mengirimkan kembali ke bawah berkurang atau tidak dirasakan (Potter &
bahwa terapi bekam kering bermanfaat Mansjoer, A., Triyanti, K., Savitri R.,
Wardhani, W., Setiowulan W. 1999,
untuk menurunkan skala nyeri pada pasien Kapita Selekta Kedokteran Edisi
Ketiga Jilid 1. Jakarta : Media
dengan nyeri kepala primer di Praktek Aesculapius.