Anda di halaman 1dari 5

IJCCS, Vol.x, No.x, July xxxx, pp.

1~5 ISSN : 2581-1932


JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT,
DIKEMAS VOL.1, No.1 Tahun 2017

BAHAYA BERITA HOAX DAN UJARAN KEBENCIAN


PADA MEDIA SOSIAL TERHADAP TOLERANSI
BERMASYARAKAT
Alief Sutantohadi, S.S., M.Hum., Rokhimatul Wakhidah, S.Pd, M.T.,
Politeknik Negeri Madiun; Jl. Serayu 84 Madiun, Tel: 0351-452970 Fax: 0351- 492960
Program Studi Bahasa Inggris, Politeknik Negeri Madiun
E mail: alief@pnm.ac.id, rokhimatul@pnm.ac.id

Abstrak

Di era internet ini, masyarakat secara bebas bisa menyampaikan pendapat atau opininya, baik melalui lisan,
media cetak, maupun media elektronik/online. Namun, hal yang perlu diingat bahwa kebebasan berpendapat
kalau tidak berbudaya dan beretika akan membawa konsekuensi hukum bagi pelakunya, untuk itu masyarakat
harus berhati-hati. Selanjutnya ada hal lain yang juga tidak kalah pentingnya untuk di waspadai yaitu
penyampaian opini yang menimbulkan dampak ketidak nyamanan bagi pihak lain. Seringkali hal tersebut
dikenal sebagai ujaran kebencian, yaitu tindakan komunikasi yang dilakukan oleh suatu individu atau
kelompok dalam bentuk provokasi, hasutan ataupun hinaan kepada individu atau kelompok yang lain.
Sehubungan dengan hal ini maka diperlukan suatu kegiatan penyuluhan kepada masyarakat terkait bahaya
yang ditimbulkan oleh hal tersebut. Tim PKM menggunakan metode penyuluhan dengan melibatkan beberapa
pihak dan instansi terkait demi efektifitas hasil yang hendak dicapai. Secara umum bisa disimpulkan bahwa
dampak kegiatan penyuluhan ini sangat penting dengan semakin tumbuh dan kuatnya kesadaran masyarakat
akan pentingnya mewaspadai bahaya yang ditimbulkan oleh penyebaran berita Hoax dan Ujaran kebencian
melalui medsos, maka masyarakat diharapkan lebih bijak dalam memanfaatkan media sosial. Misalnya,
dengan cara memastikan terlebih dahulu akurasi konten yang akan dibagikan, mengklarifikasi kebenarannya,
memastikan manfaatnya, baru kemudian menyebarkannya.

Kata Kunci : Berita Hoax, Ujaran Kebencian, Toleransi

1. PENDAHULUAN Selanjutnya, ujaran kebencian adalah


tindakan komunikasi yang dilakukan oleh suatu
Kata Hoax berasal dari bahasa Inggris artinya individu atau kelompok dalam bentuk provokasi,
tipuan, menipu, berita bohong ,berita palsu atau hasutan ataupun hinaan kepada individu atau
kabar burung . Jadi dapat dikatakan bahwa Hoax kelompok yang lain. Pada umumnya, ujaran
adalah kata yang berarti ketidak benaran suatu kebencian berisikan hal hal yang berkait dengan
informasi. Hoax bukan singkatan tetapi satu kata aspek ras, warna kulit, etnis, gender, cacat,
dalam bahasa inggris yang punya arti sendiri. orientasi seksual, kewarganegaraan, agama dan
Sedangkan definisi Hoax menurut wikipedia lain lain. Ujaran kebencian merupakan ujaran atau
adalah: "Sebuah pemberitaan palsu adalah usaha ekspresi verbal dan nonverbal yang digunakan
untuk menipu atau mengakali untuk merendahkan, menindas, atau
pembaca/pendengarnya untuk mempercayai mempromosikan kekerasan terhadap seseorang
sesuatu, padahal sang pencipta berita palsu tersebut atas dasar keanggotaan mereka dalam kelompok
tahu bahwa berita tersebut palsu." Di era internet sosial atau etnis. Kebencian melibatkan lebih dari
ini, masyarakat bebas menyampaikan pendapat sekedar menunjukkan bahwa Anda tidak menyukai
atau opininya, baik melalui lisan, media cetak, seseorang.
maupun media elektronik/online. Namun, hal yang
perlu diingat bahwa kebebasan kalau tidak 2. METODE
berbudaya dan beretika akan membawa
konsekuensi hukum, untuk itu harus berhati-hati. 2.1. Analisis Kebutuhan

1
IJCCS, Vol.x, No.x, July xxxx, pp. 1~5 ISSN : 2581-1932
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT,
DIKEMAS VOL.1, No.1 Tahun 2017

Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada Dari beberapa pihak terkait tersebut diatas
masyarakat melalui kegiatan penyuluhan ini diberikan kesempatan secara bergantian untuk
diawali dengan menyambung komunikasi dan memberikan materi penyuluhan.
melakukan sosialisasi sebagai upaya pendekatan Berikut ini akan kami sajikan beberapa
dan menyerap kebutuhan dan permasalahan yang rangkaian kegiatan dalam mempersiapkan,
dihadapi masyarakat. Komunikasi dilakukan pelaksanaan sampai evaluasi setelah kegiatan
dengan beberapa tokoh masyarakat di Kecamatan penyuluhan sebagai berikut;
Nguntoronadi- Magetan. Dari komunikasi dengan 1. Persiapan
tokoh-tokoh masyarakat ini akan di ketahui Dalam mempersiapkan Tim pelaksana
permasalahan masyarakat guna dicarikan solusi melakukan beberapa komunikasi dengan beberapa
pemecahan masalahnya. pihak terkait sebagai berikut;
a. Koordinasi dengan lembaga mitra tentang
2.2. Sosialisasi dan Penyuluhan bentuk kegiatan, waktu dan tempat
Dari permasalahan yang dihadapi pelaksanaan penyuluhan
masyarakat, Tim PKM menggunakan kegiatan b. Koordinasi dan ijin peminjaman tempat/ aula
Penyuluhan dengan mengundang praktisi atau balai desa petungrejo kepada pemerintah desa
aparatur terkait untuk memberikan materi terkait
penyuluhan. Kegiatan penyuluhan ini ditujukan c. Membuat surat undangan dan berkoordinasi
kepada segenap lapisan masyarakat tidak hanya dengan pemateri dari beberapa pejabat
para remaja dan pemuda sebagai pengguna aktif muspika kec. Nguntoronadi
media sosial namun juga para orang tuanya. d. Publikasi dan undangan kepada masyarakat
Melalui kegiatan penyuluhan ini diharapkan akan umum untuk menghadiri acara penyuluhan
tumbuh kesadaran dan kepedulian masyarakat akan 2. Pelaksanaan
bahaya penyebaran berita hoax dan ujaran Dalam pelaksanaan kegiatan disepakati
kebencian terhadap keutuhan kerukunan hidup sebagai berikut;
bermasyarakat. Selanjutnya masyarakat a. Bentuk kegiatan adalah penyuluhan kepada
diharapkan akan lebih bijak dalam menerima masyarakat umum
maupun berbagi informasi melaui media sosial b. Waktu : Ahad, 1 Oktober 2017
khusunya untuk berita-berita yang belum diteliti (pukul 06.00 s/d 13.00 WIB)
kebenaranya. c. Tempat : Aula Balai desa
Petungrejo
2.3. Pelaksanaan d. Susunan acara :
Dalam kegiatan pengabdian kepada  Pembukaan
masyarakat kali ini, Tim akan memberikan  Sambutan ketua pelaksana
sosialisasi bahaya berita hoax melalui kegiatan  Sambutan Camat Nguntoronadi
penyuluhan kepada masyarakat umum khususnya  Materi 1 oleh Kapolsek Nguntoronadi
dari beberapa desa di wilayah kecamatan  Materi 2 oleh Danramil Takeran
Nguntoronadi- Magetan. Dalam kegiatan ini dari  Materi 3 oleh Gus Nizam
Tim pelaksana kegiatan melibatkan beberapa Penutup
pejabat dari instansi terkait dan tokoh agama/ 3. Evaluasi
masyarakat yang memiliki kompetensi dan dirasa Setelah pelaksanaan kegiatan penyuluhan
tepat untuk menyampaikan materi tentang bahaya Tim pelaksana melakukan evaluasi guna
berita hoax dipandang dari beberapa aspek memperoleh umpan balik dari semua pihak yang
berbeda. terlibat dan juga dari masyarakat umum yang hadir
Beberapa pejabat dari instansi terkait dan di acara penyuluhan. Dari beberapa masukan yang
tokoh masyarakat yang dimaksud adalah unsur diterima akan dijadikan masukkan positif dan
Muspika kec. Nguntoronadi dan dari Ulama (tokoh perbaikan untuk pelaksanaan kegiatan pengabdian
agama) sebagai berikut; masyarakat pada periode tahun berikutnya.
1. Kepala Kepolisian Sektor Nguntoronadi
2. Komandan Komando Rayon Militer Takeran 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3. Camat Nguntoronadi
4. Kepala Desa Petungrejo 3.1 Hasil Kegiatan
5. Gus Nizam (tokoh agama)
2
IJCCS, Vol.x, No.x, July xxxx, pp. 1~5 ISSN : 2581-1932
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT,
DIKEMAS VOL.1, No.1 Tahun 2017

Dari hasil pelaksanaan kegiatan ada Briefing Tim dengan pemateri sebelum acara
beberapa hal penting yang disampaikan oleh para
pemateri secara bergantian sebagai berikut; 3.2 Pembahasan
Media sosial yang menjadi ruang Harus diakui, suka atau tidak, akhir-akhir ini
pertarungan atau “ring tinju” yang menggeser isu politik menjadi pemicu maraknya konfrontasi
wajah media sosial yang ketika kali pertama di media sosial seperti hate speech, saling hujat,
muncul sebatas sebagai media curhat dan ajang dan lain sebagainya di Tanah Air. Ekspresi politik,
berinteraksi sosial menjadi ruang yang saling hujat, saling bela pilihan politik dan
menghadirkan berbagai pertarungan dari banyak merendahkan pilihan lain yang awalnya di dunia
pemain dari banyak latar belakang yang bereda. nyata, kini bergeser ke dunia maya. Tidak heran
Kompleksitas aktor-aktor yang terlibat di media kemudian intensitas fake news (berita palsu) dan
sosial tersebut semakin tinggi ketika berhadapan atau berita-berita hoax di media sosial begitu viral
dengan situasi atau momentum politik, karena di media sosial. Para aktor dan korban penyebar
aktor yang terlibat tidak hanya rakyat biasa, tetapi hoax tidak lagi tunggal, melainkan lebih kompleks.
juga berbagai kelompok-kelompok kepentingan; Aktor penyebar hoax pun tidak hanya disebarkan
partai politik, elite politik, ormas, pelaku bisnis dan pelaku kriminal, banyak juga dilakukan oleh
lain sebagainya. mereka yang sekadar iseng, menyerang bermuatan
politik, menyuarakan hatinya, atau hanya sekedar
mencari sensasi.

Gambar 1 Gambar 3
Briefing Tim dengan pemateri sebelum acara Penyajian materi dari Danramil Takeran

Dari sudut pandang agama juga ada


beberapa hal yang musti diperhatikan ketika kita
menerima sebuah berita. Dalam kehidupan sehari-
hari, kita sering mendengar desas-desus yang tidak
jelas asal-usulnya. Kadang dari suatu peristiwa
kecil, tetapi dalam pemberitaannya, peristiwa itu
begitu besar atau sebaliknya. Terkadang juga berita
itu menyangkut kehormatan seorang muslim,
bahkan tidak jarang, sebuah rumah tangga menjadi
retak, hanya karena sebuah berita yang belum tentu
benar. Alloh SWT berfirman;

“Hai orang-orang yang beriman, jika


datang kepadamu orang fasik membawa suatu
berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu
tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu
Gambar 2 kaum tanpa mengetahui keadaannya yang

3
IJCCS, Vol.x, No.x, July xxxx, pp. 1~5 ISSN : 2581-1932
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT,
DIKEMAS VOL.1, No.1 Tahun 2017

menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu diharapkan masyarakat semakin paham tentang
itu”. [Qur’an Al Hujurat : 6]. berita hoax dan cara menyikapinya dengan benar.
Sehingga dengan demikian masyarakat akan
terhindar dari hasutan berita bohong yang
mengganggu ketertiban dalam hidup
bermasyarakat.

4. KESIMPULAN

Sebagai simpulan dari pelaksanaan


kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam
bentuk penyuluhan tentang bahaya berita hoax dan
ujaran kebencian pada media sosial terhadap
toleransi dalam kehidupan bermasyarakat adalah
sebagai berikut;
1. Partisipasi dan antusiasme peserta penyuluhan
Gambar 4 sangat tinggi, hal ini terlihat dari respon dan
Penyajian materi dari Gus Nizam (tokoh Agama) antusiasme peserta dalam mengikuti materi
penyuluhan yang disajikan.
Dalam ayat ini, Allah melarang hamba- 2. Pejabat dan tokoh masyarakat serta tokoh
hambanya yang beriman berjalan mengikut desas- agama menyambut positif kegiatan penyuluhan
desus. Allah menyuruh kaum mukminin ini mengingat topik penyuluhan yang diusung
memastikan kebenaran berita yang sampai kepada sangat tepat dengan kondisi saat ini terkait
mereka. Tidak semua berita yang dicuplikkan itu dengan bahaya berita hoax dan ujaran
benar, dan juga tidak semua berita yang terucapkan kebencian bagi kehidupan bermasyarakat.
itu sesuai dengan fakta. Maka wajib atas kalian 3. Sebagian besar peserta memperolah manfaat
untuk selalu waspada, hingga kalian bisa dari kegiatan penyuluhan ini terkait tentang
mengetahui orang yang hendak menebarkan berita pemahaman, bahaya dan cara mengantisipasi
yang tidak benar. berkembangnya berita hoax dan ujaran
Korban hoax memang tidak pandang bulu. kebencian di lingkungan masing-masing.
Pejabat hingga kaum intelektual bisa dengan 4. Beberapa pemateri banyak sekali memberikan
mudah meneruskan dan membagikan berita yang kontribusi informasi melalui materi penyuluhan
tidak terverifikasi itu. Lantas, menjadi mafhum jika yang disajikan dilihat dari sudut pandang dan
penelitian Kementerian Pendidikan dan latar belakang para penyaji yang berbeda satu
Kebudayaan (Kemendikbud) dan Kementerian sama lain. Sehingga hal ini memberikan
Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) pemahaman yang lengkap kepada masyarakat
menunjukkan orang bergelar doktor dan profesor tentang topik penyuluhan yang dibahas.
ternyata ikut menjadi korban berita-berita bohong
tersebut. Orang beriman selayaknya 5. SARAN
mengklarifikasi berita yang sampai.
Islam sebenarnya memiliki doktrin yang ketat Sebagai penutup laporan kegiatan IbM kali ini, Tim
untuk menghindari hoax. Lihat saja bagaimana pelaksana berharap untuk periode berikutnya bisa
para perawi hadis disanadkan. Mereka harus direncanakan dan diperkenankan untuk
memenuhi syarat tertentu untuk disebut kredibel memberikan materi penyuluhan kepada
sebagai perawi. Sampai-sampai, jika perawi itu masyarakat sesuai dengan situasi, kondisi dan
diketahui pernah berbohong meski di luar konteks kebutuhan masyarakat tempatan. Tidak lupa, Tim
hadis itu, hadisnya akan ditinggalkan. Begitu juga pelaksana juga menerima dengan senang hati
dengan perilakunya yang harus sesuai dengan segala bentuk saran dan masukan demi perbaikan
sunah. kegiatan pelatihan ini dan sekaligus sebagai catatan
Demikianlah beberapa hal terkait bahaya untuk peningkatan kualitas kegiatan pengabdian
berita palsu/ hoax yang disampaikan para pemateri kepada masyarakat pada tahun berikutnya. Secara
secara bergantian dilihat dari beberapa sudut umum menurut Tim pelaksana, pelaksanaan
pandang berbeda. Dari beberapa materi tersebut kegiatan pelatihan kali ini cukup lancar dan sesuai
4
IJCCS, Vol.x, No.x, July xxxx, pp. 1~5 ISSN : 2581-1932
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT,
DIKEMAS VOL.1, No.1 Tahun 2017

dengan rencana, namun tidak menutup dukungan pendanaan sehingga kegiatan ini bisa
kemungkinan jika ada beberapa hal yang mungkin terlaksana dengan sebaik baiknya.
belum sesuai dengan harapan maka hal ini akan DAFTAR PUSTAKA
kami jadikan catatan dan perbaikan untuk kegiatan
selanjutnya. www.academia.edu
Tidak lupa Tim Pelaksana kegiatan PKM www.liputan6.com
mengucapkan terima kasih sebesar besarnya www.mti.binus.ac.id
kepada pihak lembaga yang telah memberikan

Anda mungkin juga menyukai