LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN KKL PT Nippon Indosari Corpindo Dan Dinas Koperasi UMKM BALI
LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN KKL PT Nippon Indosari Corpindo Dan Dinas Koperasi UMKM BALI
BERTEMPAT DI SURABAYA-BALI
Di susun oleh:
Manajemen 5D
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PANCASAKTI
TEGAL
2016
LEMBAR PENGESAHAN
Disetujui Oleh:
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pancasakti Tegal
MAHBEN JALIL,S.E.,M.M.
NIPY.12351131972
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat dan karunia-Nya, maka penulis dapat menyelesaikan Laporan Kuliah
Kerja Lapangan (KKL) yang dilaksanakan di Surabaya-Bali pada 4-5 Agustus
2016 dengan baik dan sesuai dengan rencana. Laporan ini ditujukan sebagai
pertanggungjawaban atas perjalanan KKL yang telah penulis laksanakan. Dalam
laporan ini penulis mencoba untuk menguraikan mengenai profil perusahaan
yang dikunjungi selama masa KKL dan memaparkan kegiatan yang dilaksanakan
disana. Serta di akhir pembahasan, penulis mencantumkan saran yang dapat
digunakan sebagai perbaikan dalam pelakasanaan KKL berikutnya. Pelaksanaan
dan penyusunan laporan ini tidak terlepas dari perhatian serta bantuan dari
beberapa pihak.
Penulis sadar bahwa laporan ini belum sempurna. Oleh karenanya, penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun yang seyogianya dapat
membuat laporan ini menjadi lebih baik. Semoga laporan ini dapat memberikan
manfaat baik kepada penulis sendiri dan kepada para pembaca secara umumnya.
COVER ................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN................................................................. ii
DAFTAR ISI.................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN................................................................. 1
3.1 Kesimpulan.............................................................................. 21
3.2 Saran........................................................................................ 22
DAFTAR ISI.................................................................................. 23
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Kuliah Kerja Lapangan (KKL) adalah suatu bentuk kegiatan yang memberikan
pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk terjun langsung dalam sebuah industri
dan dunia kerja yang mungkin tidak ditemukan dikampus, sekaligus sebagai proses
pembelajaran mahasiswa yang sedang membangun dan mengetahui keberhasilan dan
permasalahan yang di hadapi. KKL dilaksanakan oleh perguruan tinggi dalam upaya
meningkatkan Misi dan Bobot pendidikan bagi mahasiswa dan untuk mendapat nilai
tambah yang lebih besar pada pendidikan tinggi.
Mendapatkan pekerjaan adalah sesuatu yang sangat sulit. Persaingan yang ketat,
lapangan pekerjaan yang sempit, dan masih banyak hal lainnya yang jadi penyebab
sulitnya mendapatkan pekerjaan. Dengan adanya kuliah kerja lapangan, mahasiswa
diharapkan mendapat pengalaman dalam mengenal dunia kerja, dan memahami
lingkungan kerja yang baik. Hal ini tentunya membantu mahasiwa untuk
mendapatkan gambaran mengenai cara kerja yang baik dan disiplin, sehingga kelak
mahasiswa dapat menjadi pekerja yang handal dalam bidangnya, dan mampu untuk
menembus ketatnya persaingan di dunia kerja.
Bagi mahasiswa, kegiatan KKL harus dirasakan sebagai pengalaman belajar yang
baru yang tidak di peroleh di dalam kampus, sehingga selesainya Laporan KKL
mahasiswa akan memiliki wawasan guna bekal hidup dan bersosialisasi di tengah
masyarakat pada saat melaksanakan pengabdian kepada bangsa dan Negara di
kemudian hari.
1.2.Tujuan Penulisan
4. Bagi para Dosen, penulisan ini bertujuan sebagai dasar acuan untuk meningkatkan
kualitas program KKL (Kuliah Kerja Lapangan) yang lebih baik lagi di masa
mendatang.
1.3.Manfaat KKL
a. Bagi Mahasiswa
1) Dapat menentukan ilmu yang diberikan telah sesuai dengan harapan dan dapat
digunakan dalam dunia kerja.
d. Bagi Universitas
Tujuan Kunjungan
Manfaat Kunjungan
Manfaat yang kami dapatkan dari kunjungan ke perusahaan ini sangat banyak,
diantaranya adalah sebagai berikut:
Sari Roti adalah perusahaan yang berada dibawah naungan PT Nippon Indosari Corpindo,
Tbk (PT.NIC.Tbk) berdiri pada tahun 1996, dan memulai kegiatan pemasarannya di
bulan September 1996. Awal berdirinya, Sari Roti hanya memiliki pabrik di Kawasan
Industri Jababeka-Cikarang, Jawa Barat dengan kapasitas produksi sebanyak 2 (dua) line.
Pada Tahun 2002, mengantisipasi permintaan konsumen yang semakin meningkat, Sari
Roti menambah kapasitas produksi menjadi total 4 line. Areal pemasaran Sari Roti saat
itu meliputi : Jabodetabek, Bandung (Jawa Barat) dan Lampung.
Kemudian pada tahun 2005, Sari Roti mengembangkan usahanya di wilayah Jawa Timur
dengan mendirikan pabrik di Daerah Pasuruan dengan kapasitas produksi sebanyak 3
line. Dalam perkembangannya, Pabrik Sari Roti di Pasuruan juga melayani pemasaran di
wilayah Jogja, dan Jawa tengah serta Pulau Bali.
Atas permintaan masyarakat Indonesia, terutama di Pulau Sumatera, Sari Roti kembali
membangun pabriknya di Kota Medan, yang berdiri pada tanggal 20 April 2011 dan
diresmikan pada tanggal 30 September 2011; dengan kapasitas produksi sebanyak 2 line.
2.1.2.Visi dan Misi
Visi
Misi
2.1.3.Struktur Organisasi
Presiden Direktur
Direktur Operasional
Manager
Supervisor
Officer
Operator
2.1.4.Pengelolaan SDM
1. Rekrutmen Karyawan
Cara perusahaan mendapatkan Tenaga kerja atau karyawan baru adalah dengan melalui
dua cara, yaitu dengan cara eksternal dan internal .Cara eksternal dilakukan dengan
menginformasikan lowongan kepada berbagai media atau log tertentu, sedangkan cara
internal dilakukan dengan seleksi, yaitu melakukan interview dengan HRD, User,
kemudian melakukan uji Psikotes, dan tes akhir dari tahap seleksi adalah melakukan
medical check up, guna mengetahui kesehatan pelamar .
2. Pemeliharaan Tenaga Kerja
2.1.5.Pengelolaan Produksi
1. Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan oleh pabrik sari roti adalah bahan baku premium yang
terjamin mutu dan kualitasnya. Bahan baku pokok yang digunakan: Tepung
terigu,air,ragi,telur,garam,gula,dan margarin. Sedangkan bahan isian atau filler antara
lain: cokelat, keju, kelapa, strawberry, mocca, sarikaya, dan vanilla .
1.Mixer 7.Oven
3.Divider 9.Panner
Pabrik Sari Roti mempunyai standar kualifikasi kebersihan diri yang tinggi sebelum turun
ke area proses produksi. Area ini disebut area wajib GMP, yaitu sebelum memasuki area
produksi, terlebih dahulu kita menggunakan baju laboratorium, masker, hairnet, dan
covershoes. Setelah itu kita wajib mencuci tangan dengan sabun antibakteri,dan
mengeringkan tangan dengan mesin pengering, kemudian tangan kita diberi alkohol agar
tangan steril dan bebas sari kuman. Setelah tangan bersih dan steril, kita akan memasuki
ruangan air shower, yaitu ruangan pembersihan semua debu pada rambut, debu pada
pakaian, debu pada kulit, dll. Setelah melewati proses sterilisasi yang cukup panjang,
baru kita dapat memasuki area produksi.
4. Proses Produksi
Produk Sari Roti dibagi menjadi 2, yaitu roti manis dan roti tawar. Berikut ini adalah
macam-macam jenis dan varian rasa yang tersedia dari produk Sari Roti.
Roti Manis:
Roti Isi Krim Coklat Vanila Roti Sobek Isi Coklat Blueberry
1. Cara Pemasaran
Proses pemasaran produk Sari Roti berlangsung selama 24 jam. Dan untuk menjamin
bahwa produk yang sampai kepada konsumen adalah produk yang fresh, Sari Roti dibuat
setiap hari, sehingga setelah Sari Roti selesai diproduksi, Sari Roti akan segera
dikirimkan kepada konsumen, baik melalui jalur traditional market maupun modern
market.
Pemasaran melalui jalur tradisional market adalah pemasaran melalui agen, distributor,
dan pedagang-pedagang keliling, sedangkan pemasaran melalui jalur modern market
adalah pemasaran dengan menjual produk-produk Sari Roti ke Mini market, Supermarket
& Institusi.
Hingga saat ini Sari Roti sudah memasarkan produknya hampir kesemua daerah di
Indonesia. Dengan 5 pabrik yang ada saat ini yang tersebar di daerah Bekasi (Jawa
Barat), Pasuruan (Jawa Timur), Semarang (Jawa Tengah), dan juga Medan (Sumatera
Utara), hingga saat ini Sari Roti akan mudah didapatkan di wilayah Pulau Jawa, Bali,
Lampung, dan Sumatera Utara. Khusus untuk pabrik Sari Roti yang berlokasi di Medan,
Sari Roti memasarkan produknya ke seluruh daerah di Sumatera Utara, Aceh dan Padang.
Selain itu untuk di daerah Medan, Sari Roti juga sudah bekerja sama dengan seluruh mini
market INDOMARET yang tersebar di kota Medan untuk memasarkan produknya.
2.1.8.Pengelolaan Keuangan
Sumber Modal
Sari Roti adalah sebuah perusahaan yang berada di bawah naungan PT. Nippon Indosari
Corporindo Tbk, Maka sumber modalnya berasal dari surat-surat sero (saham). Karena
perusahaan ini adalah sebuah PT. Tbk, maka saham perusahaan di perjual-belikan di
pasar saham, selain itu perusahaan juga terbuka dalam menerima dana untuk
kelangsungan perusahaan dari pihak lain yang menjalin kerja sama.
2.2.Dinas Koperasi Dan UMKM Kota Denpasar
Tujuan :
Sasaran :
Penjelasan sasaran :
Visi:
Terwujudnya koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah berperan sebagai pelaku
utama dalam perekonomian daerah yang bertumpu pada mekanisme pasar yang
berkeadilan menuju Bali Mandara.
Misi:
A. Program Pemberdayaan Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah terdiri dari :
1. Sosialisasi perkoperasian.
2. Perencanaan, Koordinasi dan Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah.
3. Fasilitasi Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah.
4. Memfasilitasi Peningkatan Kemitraan usaha bagi Usaha Mikro Kecil dan
Menengah.
5. Pengembangan Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) KUMKM.
6. Fasilitasi pengembangan sarana promosi hasil produksi.
7. Sosialisasi HAKI kepada Usaha Mikro Kecil dan Menengah.
8. Pembekalan keterampilan teknis bagi calon wirausaha baru.
9. Forum Group Discusion (FGD) Koperasi dan UMKM.
10. Diklat Menejemen KUMKM.
11. Diklat Kompetensi Pengawas Pengurus dan Pengelola Koperasi baru.
12. Peningkatan Fungsi Lembaga Diklat Profesi (LDP) dan Tenaga Uji Kopetensi
(TUK).
13. Pengembangan pusat lembaga diklat SDM KUKM melalui diklat dan non diklat.
14. Sosialisasi dukungan informasi penyediaan permodalan.
15. Koordinasi pemanfaatan fasilitas pemerintah untuk Usaha Mikro Kecil
Menengah dan Koperasi.
16. Pemantauan pengelolaan penggunan dana pemerintah bagi koperasi usaha mikro,
kecil dan menengah.
17. Penyelenggaraan promosi produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah.
18. Bantuan perkuatan bagi KUMKM.
19. Revitalisasi koperasi.
20. Koordinasi pelaksanaan kebijakan dan program pembangunan Koperasi.
21. Pembangunan sistem informasi perencanaan pengembangan perkoperasian.
22. Koordinasi sosialisasi Gemaskop.
23. Pembinaan kelembagaan koperasi.
24. Pengawasan Koperasi.
25. Penghargaan tokoh dan koperasi berprestasi.
26. Pemeringkatan koperasi.
27. Penguatan kelembagaan koperasi.
28. Monitoring dan evaluasi koperasi.
29. Peningkatan dan pengembangan jaringan kerja sama usaha Koperasi.
30. Penyebaran model-model pola pengembangan Koperasi.
31. Monitoring, evaluasi dan pelaporan.
32. Peningkatan kapasitas Kelembagaan TKPKD melalui pemberdayaan KUMKM.
33. Pengembangan produk unggulan daerah dengan pendekatan OVOP melalui
koperasi
Pada tahun 1952 hingga 1965 Kantor Koperasi yang ada di Bali bernama Inspeksi
Koperasi Propinsi Sunda Kecil berkedudukan di Jalan Rijasa No. 1 Kreneng Denpasar
yang di pimpin oleh I Gusti Gde Raka. Tahun 1965 dalam kepemimpinan I Gusti Gde
Raka ada penyempurnaan nama menjadi Perwakilan Direktorat Koperasi Daerah Tingkat
I Bali yang berkedudukan di Denpasar. I Gusti Gde Raka cukup lama memimpin
Koperasi di Bali pada akhirnya diganti oleh I Made Djapa, BA yang memimpin tahun
1965 hingga 1967.
Pada tahun 1967 Perwakilan Direktorat Koperasi daerah tingkat I Bali berkedudukan di
Jakarta, sedangkan untuk di Bali Direktorat Koperasi Provinsi Bali berkedudukan di Jalan
Rijasa No. 1 Kreneng Denpasar yang di pimpin oleh Drs. I. W. D. Punarbhawa dari tahun
1967 sampai dengan tahun 1969. Setelah bergabung dengan Departemen Dalam Negeri
kurang lebih 3 (tiga) tahun maka pada tahun 1969 kembali lagi masuk Departemen
Transmigrasi dan Koperasi di Jakarta, sedangkan untuk di Bali bernama Direktorat
Koperasi Provinsi Bali berkedudukan di Denpasar yang menjadi Kepala adalah Bapak
Soetikno dari tahun 1969 hingga 1978.
Pada masa kepemimpinan Bapak Soetikno pada tahun 1975 pemerintah pusat
membangun gedung/prasarana pendidikan dan latihan di Bali dengan nama PUSDIKOP
(Pusat Pendidikan Koperasi) yang diresmikan oleh Dirjen Koperasi yakni Bapak Ir. Ibnu
Sudjono. Perkembangan berikutnya nama PUSDIKOP dirubah menjadi Balai Latihan
Koperasi (BALATKOP) kemudian terakhir menjadi Balai Diklat Koperasi, Pengusaha
Kecil dan Menengah. Pada era otonomi daerah kemudian dirubah menjadi UPT Dinas
dengan nama UPT Diklat Koperasi, PK dan M yang bernaung di bawah Dinas Koperasi
PK dan M Provinsi Bali.
Bapak Soetikno menjadi Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Koperasi Provinsi
Bali sampai tahun 1978 kemudian diganti oleh Bapak Drs. Achmad, terjadi pula
perubahan Departemen dari Departemen Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi
menjadi Departemen Perdagangan dan Koperasi sedangkan di pusat bernama Direktorat
Jenderal Koperasi. Di Bali berubah pula dari Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Koperasi menjadi Kantor Wilayah Koperasi Provinsi Bali, yang menjadi Kepala Kantor
Wilayah adalah Drs. Achmad. Pada masa kepemimpinan beliau Kantor Wilayah Koperasi
Provinsi Bali pindah dari Jalan Rijasa No. 1 Kreneng Denpasar ke kompleks Niti
Mandala, Jalan D.I. Panjaitan Renon Denpasar, peresmian gedung dilaksanakan oleh
Bapak Prof. DR. Ir. Sudjanadi pada tanggal 11 Desember 1980.
Pada tahun 1980 terjadi pergantian pimpinan dari Drs. Achmad diganti oleh Bapak
Sudarlan, BA yang diberi kepercayaan menjadi Kepala Kantor Wilayah Koperasi
Provinsi Bali kurang lebih selama 5 tahun yaitu sampai dengan tahun 1985 dan kemudian
digantikan oleh Bapak Drs. Leman Sumantri. Akhir tahun 1987 Bapak Drs. Leman
Sumantri dilantik ke Jakarta, beliau diangkat menjadi Direktur di pusat dan diganti oleh
Bapak M. Indris Jusuf menjadi Kepala kantor Wilayah Departemen Koperasi Provinsi
Bali hingga tahun 1991. Pada tahun 1991 beliau jatuh sakit yang cukup lama sampai
akhirnya beliau menghadap Tuhan Yang Maha Esa awal tahun 1991 dan disaat itu juga
Kepala kantor Wilayah Departemen Koperasi Provinsi Bali mengalami kekosongan.
Tahun 1992 Pusat menunjuk Kepala Bagian Tata Usaha Kantor Wilayah Departemen
Koperasi Provinsi Bali yang pada saat itu di jabat oleh Bapak I Nyoman Mataram, B.Sc
sebagai pelaksana tugas Kepala Kantor Wilayah Departemen Koperasi Provinsi Bali.
Tahun 1992 sampai dengan tahun 1996 yang menjadi Kepala Kantor Wilayah
Departemen Koperasi Provinsi Bali dipimpin oleh Soemadri Widodo, B.Sc, di mana pada
tahun 1994 terjadi perubahan nama dari Departemen Koperasi Republik Indonesia
menjadi Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Republik Indonesia,
sedangkan untuk di Bali menjadi Kantor Departemen Koperasi dan Pembinaan
Pengusaha Kecil Provinsi Bali. Tahun 1966 sampai dengan bulan Mei 2001 Kepala
Kantor Wilayah Departemen Koperasi Pengusaha Kecil Provinsi Bali adalah I Gusti
Bagus Puspanegara, SH. Pada tahun 1999 terjadi penyempurnaan nama Departemen yaitu
dari Departemen Koperasi dam Pembinaan Pengusaha Kecil Republik Indonesia menjadi
Departemen Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia pada tahun
1999, sedangkan untuk di Bali menjadi Kantor Wilayah Departemen Koperasi,
Pengusaha Kecil dan Menengah Provinsi Bali.
Dengan adanya UU RI No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang dalam
pelaksanaannya diawali dengan penyerahan P3D ke Perda Bali, Kantor Wilayah
Departemen Koperasi Pengusaha Kecil Menengah Provinsi Bali yang dilikuidasi dalam
proses menjadi Dinas Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah. Selanjutnya di antara
departemen yang dilkuidasi Kantor Wilayah Departemen Koperasi, PK dan Menengah
Provinsi Bali menjadi Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Bali sesuai
dengan Peraturan Daerah No. 4 tahun 2001 tanggal 21 Maret 2001.
Pada Bulan Mei 2001 terjadi mutasi dari pejabat lama yang dijabat oleh I Gusti Bagus
Puspanegara, S.H diganti oleh Ir. Ida Bagus Ketut Alit sesuai dengan keputusan Gubernur
Bali Nomor : 821.2/6796/KEPEG, tanggal 28 Mei 2001 yang langsung menjadi Kepala
Dinas Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah Provinsi Bali tahun 2008. Pada tanggal
27 Februari 2008, Ir. Ida Bagus Ketut Alit dimutasi ke Dinas Peternakan Provinsi Bali.
Selanjutnya Kepala Dinas Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah Provinsi Bali diisi
oleh Drs. I Made Rasma, MT sesuai dengan surat keputusan Gubernur Bali Nomor :
821.22/1302/BKD tanggal 27 Februari 2008. Drs. I Made Rasma, MT pensiun per 20
Januari 2009 dan digantikan oleh I Wayan Suasta, SH sesuai dengan Surat Keputusan
Gubernur Bali Nomor : 15/04-G/HK/2009 tanggal 15 Januari 2009. Kepemimpinan
dilanjutkan dengan Mutasi Eselon II pada tanggal 10 Juli 2009 dengan Keputusan
Gubernur Bali Nomor : 886/04-G/HK/2009 tanggal 7 Juli 2009 dimana I Wayan Suasta,
SH digantikan oleh I Dewa Nyoman Patra, SH, MH.
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
PT Nippon Indosari Corpindo, Tbk (“Perseroan”) berdiri pada tahun 1996, dan
memulai kegiatan pemasarannya pada tahun 1997. Awal berdirinya, Perusahaan hanya
memiliki pabrik di Kawasan Industri Jababeka-Cikarang, Jawa Barat dengan kapasitas
produksi sebanyak 2 line. Pada Tahun 2002, mengantisipasi permintaan konsumen yang
semakin meningkat, Perseroan menambah kapasitas produksi menjadi total 4 line. Areal
pemasaran Sari Roti saat itu meliputi : Jabodetabek, Bandung (Jawa Barat) dan Lampung.
Kemudian pada tahun 2005, Perseroan mengembangkan usahanya di Wilayah Jawa
Timur dengan mendirikan pabrik di Daerah Pasuruan dengan kapasitas produksi
sebanyak 3 line. Dalam perkembangannya, Pabrik di Pasuruan juga melayani pemasaran
di wilayah Jogja, dan Jawa tengah serta Pulau Bali.
Untuk menghasilkan produk yang berkualitas, salah satu faktor yang sangat berperan
adalah pemilihan bahan baku. Bahan baku yang berkualitas akan memberikan hasil
dengan kualitas yang cukup baik. Dalam proses pembuatan SARI ROTI, bahan baku
dipilih melalui proses seleksi yang ketat sesuai standar yang telah ditetapkan di internal
perusahaan. Bahan baku yang terpilih harus memenuhi syarat dapat memberikan hasil
berupa roti yang berkualitas, baik dari segi penampakan, tekstur, aroma, hingga rasa.
Selain itu, bahan baku yang digunakan harus memenuhi persyaratan halal agar dapat
menjamin status kehalalan roti yang dihasilkan.
Dinas Koperasi dan UMKM kota Denpasar memiliki berbagai kegiatan yang
meliputi Program Pemberdayaan Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah dan
Program Pemberdayaan Aparatur Dalam Pelayanan Publik yang bertujuan mewujudkan
penumbuhkembangan perlindungan kewirausahaan Koperasi dan UMKM, mewujudkan
daya saing Koperasi dan UMKM, mewujudkan koperasi yang berkualitas dan sehat,
mewujudkan produk unggulan daerah yang berdaya saing melalu Koperasi dan UMKM,
mewujudkan potensi SDM dalam mengelola Koperasi dan UMKM, dan mewujudkan
kelancaran dalam dunia usaha.
3.2.Saran
Hal penting yang harus di perhatikan dalam kegiatan KKL ini adalah disiplin
terhadap waktu dan kita juga harus mengetahui tujuan utama kita melaksanakan kegiatan
KKL ini yaitu untuk belajar bukan untuk rekreasi. Jadi, kita harus bisa memanfaatkan
waktu yang sudah diberikan agar sebaik mungkin agar kegiatan yang kita lakukan tidak
sia-sia.
DAFTAR ISI
http://www.sariroti.com/content/tentang-pt-nippon-indosari-corpindo-tbk/
https://www.facebook.com/pages/PTNIPPON-INDOSARI-CORPINDO-Sari-Roti-
PASURUAN/168961743232843
https://ikayusrotunaliyahblog.wordpress.com/2012/11/24/profil-perusahaan-sari-roti/
http://www.diskopukm.baliprov.go.id/id/Sejarah2
http://denpasarkota.go.id/assets_subdomain/34/download/LKjIP%20Dinas%20Koperasi
%20Usaha%20Kecil%20dan%20Menengah_437792.pdf