Anda di halaman 1dari 8

Mobil Karya Mahasiswa

Indonesia Jadi yang


Terbaik di Asia
Maret 8, 2016 13:23

Jakarta, Aktual.com — Sejumlah mahasiswa Universitas Indonesia (UI)


menorehkan prestasi internasional dengan menjadi yang terbaik se-Asia dalam
lomba mobil hemat bahan bakar pada ajang ‘Shell Eco Marathon (SEM) Asia’,
pada 3-6 Maret 2016 di kota Manila, Filipina.
“Dua mobil hasil karya mahasiswa UI tersebut berhasil menjadi yang terbaik se-
Asia pada kategori mobil Urban Concept Gasoline dan kategori mobil Prototype
Gasoline,” demikian kata Kepala Humas dan Keterbukaan Informasi Publik (KIP)
Universitas Indonesia, Rifelly Dewi Astuti, kepada wartawan di kampus UI
Depok, Selasa (08/03).

Dalam ajang ‘SEM Asia 2016’, tidak kurang 117 tim dari 17 negara di Asia,
Timur Tengah dan Australia yang mengikuti kompetisi ini. Sedangkan
perwakilan dari Indonesia terdiri atas utusan dari Universitas Brawijaya, Institut
Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Sebelas Maret Solo, Institut Teknologi
Bandung dan UI.

“Kompetisi ini ditujukan untuk merancang dan membangun kendaraan yang


paling hemat energi dimana pemenangnya adalah kendaraan yang dapat
bergerak jarak terjauh dengan menggunakan bahan bakar atau energi paling
sedikit,” jelasnya.

Mobil dengan mengusung Urban Concept Gasoline merupakan hasil karya


mahasiswa UI yang tergabung dalam Tim Sadewa yang kembali berhasil
memecahkan rekor Asia dengan pencapaian satu liter bensin untuk 275
kilometer melalui mobil bernama Kalabia Evo 5.

Mobil beroda empat ini menggunakan material carbon fiber composis dan
memiliki berat 75 kg. Adapun Tim Sadewa terdiri atas tujuh mahasiswa UI yaitu
Alfian Ibnu (T.Mesin 2013); Fatahillah Putra (T.Mesin 2012) ; Andre Widianto
(T.Mesin 2013) ; Reisa Adityo (T.Mesin 2013) ; Andro Cohen (T.Mesin 2014) ;
Jefri Alonso (T.Mesin 2013) dan Aldino Jazmi (T.Elektro 2012).

Selain unggul pada kategori Urban Concept, mobil bernama Keris RVII karya
tim Nakoela berhasil menjuarai kompetisi mobil hemat pada kategori Prototype
Gasoline dengan jarak tempuh 792 km/l.
Keris RVII yang memiliki berat 40 kilogram ini menggunakan material carbon
fiber, honeycomb dan alumunium. Dalam mendesain, membangun, memilih
komponen dan material mobil, Keris RVII telah melalui perhitungan matang dan
disimulasikan melalui software.

Tim Nakoela terdiri atas tujuh mahasiswa UI yaitu Diatri Mika


(T.Metalurgi&Material 2013) ; Willy Chandra (T.Mesin 2012) ; Wirangga
Pradipta (T.Mesin 2013) ; Dhedhe Rodat (T.Mesin 2013) ; Musthada Murayid
(.Metalurgi dan Material 2013) ; Immanuel Santoclin (T.Mesin 2014) dan
Guardio Orlando (T.Elektro 2014).

Kategori urban concept lebih memerhatikan desain kendaraan konvensional


roda empat yang hemat bahan bakar, sesuai dengan kebutuhan pengemudi
saat ini.

Sedangkan Kategori prototype memperlombakan kendaraan berbentuk


futuristik yang bertujuan untuk memaksimalkan efisiensi bahan bakar melalui
elemen desain yang inovatif. Keduanya dirancang untuk tujuan yang sama,
menempuh jarak terjauh dengan satu liter bahan bakar.

Sementara itu Ketua Kontingen Willy Chandra (Teknik Mesin FTUI 2012)
mengatakan sangat bangga dapat mengharumnkan nama Indonesia pada ajang
bergengsi ini dan dapat belajar banyak dari seluruh peserta dari negara lainnya
di Asia.

Ke depannya, kami bersama UI-SMV akan terus mengembangkan disain mobil


menjadi lebih aerodinamis dan irit bahan bakar. Lebih lanjut, Willy
menambahkan keunggulan mobil hemat kami ada pada nilai aerodinamis yang
sangat baik sehingga mampu mengurangi energi yang terbuang akibat
gesekan-gesekan serta penerapan eco-driving yang tepat.
Dikatakannya baik tim Sadewa maupun Nakoela adalah bagian dari UI
SupermileageVehicle (UI-SMV) yang merupakan sebuah perkumpulan otomotif
bentukan mahasiswa UI lintas fakultas dengan moto “We design, build and race
the best vehicles with the best efficiency”.
Kuningan Lestarikan Angklung Lewat
International Angklung Festival 2018

Chrisensia Oliver Sitio


26 Okt 2018, 11:37 WIB

18

Menteri Pariwisata Arief Yahya mendukung pelestarian alat musik tradisiona angklung lewat
International Angklung Festival 2018.

Liputan6.com, Jakarta Alat musik tradisional angklung adalah indentitas dan


kebanggaan bagi masyarakat Sunda. Begitu juga bagi masyarakat Kuningan, Jawa
Barat. Berbagai cara dilakukan untuk melestarikan alat musik yang terbuat dari
bambu ini. Salah satunya melalui International Angklung Festival 2018.

Event tersebut rencananya akan dihelat Gedung Perundingan Linggarjati, Kuningan,


pada 17 November 2018. Acara ini akan mempertegas angklung sebagai salah satu
kekayaan budaya asal Indonesia. Terlebih lagi, sejak 16 November 2010, angklung
telah ditetapkan sebagai salah satu warisan dunia oleh UNESCO.

BACA JUGA

 Lonely Planet 2018 Tempatkan Pariwisata Indonesia di Posisi 7 Dunia


 DKI Jakarta Akan Kembangkan Wisata Halal
 HNW: Hari Sumpah Pemuda, Momentum Buat Generasi Muda Bangsa Gelorakan Empat Pilar

Menurut Sekretaris Kementerian Pariwisata, Ukus Kuswara, angklung menjadi ciri


khas bangsa Indonesia.

“Angklung merupakan salah satu kekayaan seni budaya tradisional Indonesia.


Bahkan, sudah menjadi ciri khas, serta identitas bangsa Indonesia,” ujarnya, Kamis
(25/10/2018).

Untuk itu, Ukus mengatakan bahwa Kemenpar sangat mendukung pelestarian


angklung melalui International Angklung Festival 2018 di Kuningan Jawa Barat.

“Apalagi dalam event itu angklung juga akan bersanding dengan kebudayaan
mancanegara. Salah satunya dengan kebudayaan Jepang. Ini sangat bagus untuk
mempertegas jika angklung adalah warisan budaya Indonesia,” ucapnya.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran, I


Ni Wayan Giri Adnyani, mengatakan bahwa salah satu atraksi yang paling ditunggu
dalam event ini adalah kolaborasi. Sebab, akan melibatkan musik angklung dengan
Samba Sunda, Rita Tila, dan kesenian Kroasia.

“Ini akan menarik. Kita akan melihat bagaimana indahnya alunan angklung
menemani musisi Sunda, Rita Tila bernyanyi. Juga bagaimana jadinya angklung
yang dipadukan dengan kesenian Kroasia. Apa yang akan disajikan, kita sama-
sama belum tahu. Tapi yang pasti akan sangat menarik. Akan ada perpaduan
budaya dari dua negara,” kata dia.

Kepala Bidang Pemasaran Area I Kementerian Pariwisata, Wawan Gunawan,


mengatakan bahwa angklung tercipta berdasarkan pandangan hidup masyarakat
Sunda.

“Menurut cerita, dengan memainkan angklung maka akan memikat dewi padi untuk
turun ke bumi. Dan sang dewi akan memberikan keberkahan pada tanaman padi
supaya subur dan berpanen melimpah,” ujarnya.

Di Kabupaten Kuningan sendiri, angklung berkembang sejak 1938. Salah satu


sosok yang berjasa memperkenalkan angklung di Kuningan adalah Daeng
Soetigna. Banyak eksperimen yang dilakukan Daeng Soetigna agar angklung dapat
diketahui masyarakat. Ia pun berupaya agar alat musik ini dipentaskan dan
dikembangkan di Bumi Priangan.

Perjalanan panjang angklung tersebut mendasari pemilihan tema untuk acara


International Angklung Festival 2018, yaitu ‘Handaru Juang, Naratas Lambaran
Sajarah'. Untuk memperkuat kesan sejarah, Gedung Perundingan Linggarjati dipilih
sebagai lokasi.

“Seperti halnya angklung, Gedung Perundingan Linggarjati juga mempunyai nilai


sejarah. Gedung ini menjadi bagian dari perjalanan sejarah kemerdekaan Indonesia.
Oleh karenanya, kegiatan ini juga akan menjadikan Gedung Perundingan Linggarjati
sebagai ikon wisata sejarah Jawa Barat. Kita berharap hal ini bisa menumbuhkan
semangat nasionalisme pada masyarakat, khususnya di Kabupaten Kuningan,” ujar
Wawan.

Menteri Pariwisata, Arief Yahya, sangat mendukung pelaksanaan event tersebut.


Apalagi, angklung adalah kebudayaan asli Indonesia yang sudah mendapatkan
pengakuan UNESCO.

“Event International Angklung Festival 2018 akan mempertegas posisi angklung


sebagai warisan budaya Indonesia. Warisan yang sudah diakui dunia melakui
UNESCO. Lebih dari itu, value yang akan dihadirkan juga bagus. Karena angklung
adalah alat musik nomor satu di Sunda. Jangan sampai event ini terlewat. Karena
banyak penampilan menarik disana,” ucapnya.

Anda mungkin juga menyukai