MAKALAH TUGAS EKONOMI ISLAM Bab 9
MAKALAH TUGAS EKONOMI ISLAM Bab 9
BAB IX
TEORI PRODUKSI & DISTRIBUSI
Penulis Makalah :
- Primanita-
F0217
- Alwi Darmawan-
F0217
Kelas Ekonomi Islam D 2017
DAFTAR ISI
A. MATERI
1. TEORI PRODUKSI
2. ANALISIS BIAYA PRODUKSI
3. DISTRIBUSI PRODUKSI
B. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
A. Materi
1. Teori Produksi
2. Fungsi Produksi
Sebagai khalifah di muka bumi ini, manusia bertanggung jawab terhadap sumber daya yang
disediakan oleh Allah secara efisien dan optimal agar kesejahteraan dan keadilan dapat
ditegakkan. Penentuan output dan input dari produksi haruslah sesuai dengan hukum islam
dan tidak mengarahkan pada kerusakan.
Fungsi Produksi menggambarkan hubungan antara jumlah input dan output yang dapat
dihasilkan dalam satu waktu periode. Input mutlak adanya namun tidak semua input
tersebut berkontribusi sama dan memiliki karakteristik berbeda.
Karena semua input mengandung biaya maka prinsip dari produksi adalah bagaimana
produksi dapat berjalan seehingga mampu mencapai tingkat yang paling maksimum dan
efisien dengan (1) memaksimalkan output dengan input tetap, (2) meminimalkan
penggunaan input untuk mencapai tingkat output yang sama.
Fungsi produksi Q = f (K,L) menunjukan jumlah barang yang dapat diproduksi dengan
menggunakan berbagai alternative kombinasi input Modal(K) dan Tenaga kerja(L).
3. Dampak sistem bunga dan bagi hasil dalam analisis biaya
Karakteristik dari sistem bunga dalam analisis biaya produksi adalah adanya biaya bunga
yang harus dibayarkan oleh produsen bersifat tetap. Sehingga biaya bunga menjadi fixed
cost dengan kata lain, berapapun jumlah output diproduksi bunga harus tetap dibayar dan
meningkatkan biaya. Dengan sistem bagi hasil hal ini tidak akan terjadi.
Dalam sistem bunga hal yang dipengaruhi adalah total cost atau biaya keluar sementara
dalam bagi hasil yang dipengaruhi adalah total revenue atau pendapatan yang dibagi sesuai
kesepakatan dengan peminjam. Dua sistem ini menuntut produsen untuk memproduksi
lebih banyak, karena tuntutan mencapai keuntungan.
Untuk melihat ini,gunakan kurva total cost yang membandingkan antara total cost
sistem bunga dengan total cost sistem bagi hasil. Total cost sistem bunga akan lebih
tinggi daripada total cost sistem bagi hasil. Secara grafis, total cost sistem bagi hasil
digambarkan dengan TC seperti pada gambar 6.11. Sedangkan total cost sistem bunga
digambarkan dengan TCi .
Ambil titik mana saja pada sumbu X sebagai titik yang menggambarkan tingkat produksi
yang sama (Q yang sama) . kemudian, tarik garis vertical sampai memotong TC dan TCi .
Untuk masing-masing perpotongan antara garis vertikal dengan TCi dan TCrs/ps , tarik
garis horizontal ke sumbu Y. Ternyata, untuk tingkat produksi yang sama (Q yang sama) ,
total biaya sistem bagi hasil TCrs/ps selalu lebih kecil daripada total biaya sistem bunga TCi
. Jadi menurut kriteria ini, produksi dengan sistem bagi hasil lebih efisien daripada
sistem bunga.
Gunakan kurva total cost yang membandingkan antara total cost sistem bunga dengan
total cost sistem bagi hasil. Total cost sistem bunga akan lebih besar daripada total cost
sistem bagi hasil. Secara grafis, total cost sistem bagi hasil digambarkan dengan TC .
sedangkan, total cost sistem bunga digambarkan dengan TCi.
Ambil titik mana saja pada sumbu Y sebagai titik yang menggambarkan total biaya yang
sama (TC yang sama) , tentunya ambil titik yang diatas garis FCi. Kemudian, tarik garis
horizontal sampai memotong TC dan TCi. Untuk masing-masing perpotongan antara
garis horizontal dengan TC dan TCi , tariklah garis vertikal ke bawah ke sumbu X .
Ternyata, untuk total cost yang sama (TC yang sama), jumlah produksi sistem bagi hasil
(Q) selalu lebih besar dibandingkan jumlah produksi dengan sistem bunga (Qi). Jadi,
menurut kriteria ini, produksi dengan sistem bagi hasil lebih efisien dibandingkan
sistem bunga.
Ambil titik mana saja pada sumbu Y sebagai titik yang menggambarkan total
revenue yang sama (TR sama) . kemudian, tariklah garis horizontal sampai
memotong TR dan TRrs. Untuk masing-masing perpotongn antara garis horizontal
dengan TR dan TRrs, tariklah garis vertikal ke bawah ke sumbu X. Ternyata, untuk
total revenue yang sama (TR sama), jumlah produksi sistem bagi hasil (Q) selalu
lebih besar dibandingkan jumlah produksi sistem bunga (Qi). Jadi, ssitem bagi hasil
bukan saja lebih efisien, tetapi juga akan mendorong produsen untuk berproduksi
pada skala ekonomi yang lebih besar
6. Distribusi Pendapatan
a. Konsep Moral Islam dalam Sistem Distribusi Pendapatan.
Tahapan meluruskan mindset dalam pendistribusian kekayaan :
i. Mengubah mindset dan pembelajaran nilai islam , dari yang awalnya
materialistis menjadi tujuan yang mengarahkan kesejahteraan umum berbasis
pembagian sumber daya dan risiko yang berkeadilan untuk mencapai
kemanfaatan yang lebih besar bagi komunitas sosial.
ii. Keluar dari ketergantungan pihak lain. “Akan ada kehidupan baru setelah
kehidupan di dunia fana ini” (Masoud Ali Khan : 2005)
7. Kepemilikan Tanah
a. Tanah yang masuk wilayah Islam karena Penaklukan (Fath)
Tanah yang jatuh ke pangkuan dan wilayah Darul Islam melalui misi Islam. Ex :
tanah irak, tanah mesir, dll.
Tiga jenis tanah ketika dianeksasi oleh Islam :
i. Tanah yang digarap oleh tangan islam ketika terjadi penaklukan
ii. Tanah yang subur alami (tanpa intervensi manusia)
iii. Tanah yang terabaikan (tanpa intervensi manusia)
b. Penentang kepemilikan tanah
Islam berpegang pada pandangan bahwa tanah dalam bentuk alaminya - dalam
keadaan sebagaimana adanya seperti ketika dianugerahkan Allah - bukanlah
milik siapapun. Tidak ada seorang pun menguasai hak kepemilikan atasnya,
melainkan Iman dalam kapasitasnya sebagai pemimpin umat dan bukan dalam
kapasitasnya sebagai individu.
Dalam pandangan islam, hak untuk menguasai sebidang tanah didasari oleh
kerja yang dicurahkan individu untuk menghidupkan tanah tersebut. Secara de
facto¸hak tersebut akan hilang ketika kesuburan tanah mulai hilang dan tanah
membutuhkan usaha lebih. Apabila pemilik aslinya tidak melakukan pemenuhan
hal ini, maka secara de jure hubungan tanah dengan pemilik asli akan pupus.
8. Kepemilikan Mineral-Mineral Terbuka/Tertutup
a. Mineral Terbuka
Syari’ah secara absolut tidak mengizinkan individu memonopoli mineral-mineral
(ex : garam dan minyak) bahkan meskipun untuk penggalianpun dilakukan
seorang diri tersebut. Pemberian ijin hanya untuk pengambilan individu yang
secukupnya sesuai kebutuhan pribadi.
Allamah al hilli telah menjelaskan prinsipnya dalam At-Tadzkirah , diucapkan
bahwa “Tidak seorang pun mendapatkan sumber mineral-mineral ini lewat
reklamasi dan penggalian, jika itu berarti nayl (lapisan geologis yang
mengandung sumber mineral, dimana seorang individu tidak diperkenankan
untuk menguasai mineral-mineral yang terkandung di dalamnya walaupun
menggali sendiri hingga menemukan sumur minyak,misalnya) – berarti -
menurut kesepakatan umum”
Dalam kitab Al Qawa’id pada pembahasannya, menyatakan “mineral terbagi
kedalam dua kategori : yang terbuka (azh zhahir) dan yang tersembunyi (al
bathin). Mineral-mineral yang termasuk dalam kategori terbuka adalah mineral
yang dapat diperoleh tanpa memerlukan proses lebih lanjut, seperti garam dan
minak, belerang batu bara, aspal , antimony, substansi – substansibitumen,
serta rubi … semakin dekat mereka kepada persekutun bersama kamu Muslim
disana. Bila begitu kasusnya, mereeka tidak dapat dikuasai dengan reklamasi. …”
Teks dari banyak kitab sumber fikih seperti Al Mabsuth , Al Muhadzazan, As
Sara’ir, At Tahrir , Ad Durus, Al Lum’ah dan Ar-Raudhah mendukung prinsip
kepemilikan bersama serta menafikan prinsip kepemilikan pribadi dalam
kaitannya dengan mineral-mineral terbuka.
Maka,dalam kasus mineral ini semua orang memiliki bagian yang sama menurut
banyak kitab sumber hukum. Berbicara mengenai kepemilkan bersama,
terminologi yang digunakan berbagai kitab sumber tersebut adalah masyarakat
secara umum (bukan hanya muslim).
b. Mineral Tersembunyi
Dalam terminologi fikih, yang dimaksud dengan mineral tersembunyi adalah
mineral yang kala ditemukan tidak berada dalam bentuk dan kondisi akhirnya.
Ex : emas. Perlu usaha dan proses terlebih dahulu untuk menghasilkan emas
yang bisa digunakan.
Mineral tersembunyi ada 2 jenis :
i. Dekat dari Permukaan Bumi
ii. Eksis Terpendam di Perut Bumi. Usaha mendapatkan mineral ini ada
dua : 1. Usaha untuk mengeksplorasi serta menggali demi
mendapatkannya, 2. Usaha untuk memurnikn serta menampakkan
sifat-sifat mineralnya. Ex : emas dan besi.
9. Kepemilikan Bahan Tambang
Keberadaan tambang di sebidang tanah milik individu tertentu tidak cukup
dijadikan dasar bagi penyerahan kepemilkan tambang sebagai milik pribadi .
Hak kepemilikan muncul karena 2 hal :
i. Reklamasi (hak atas tanahnya. Bukan kekayaan didalamnya)
ii. Masuknya ke wilayah Darul Islam secara sukarela
Kedua hal ini tidak mencakup bahan tambang di dalam perut bumi.
Untuk mu’alaf, harta tambang yang dimiliki sebelumnya tetap tidak akan
diambil alih.
Dalam syari’ah tidak terdapat teks yang menyatakan bahwa kepemilikan tanah
juga mencakup setiap dan segala kekayaan yang terkandung didalamnya.
a. Iqtha’ : hak yang Imam berikan kepada individu atas sumber kekayaan alam
sesuai dengan kemampuan dan sarana yang dimilikinya, yang membuatnya
lebih berhak ketimbang orang lain untuk memanfaatkan sumber tersebut
untuk kepentingan produktif.
b. Hima’ : penentuannya berdasarkan dominansi individu. Hal ini tidak
disetujui oleh Islam. Karena tidak berdasarkan usaha dan kerja keras. Satu-‘
satunya Hima’ yang diijinkan adalah Hima’ Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi
Wassalam, dimana beliau memproteksi tanah mati demi mashlahat umum
seperti tanah Baqi’ yang diperuntukkan bagi unta-unta sedekah, hewan-
hewan ternak jizyah , dan kuda para mujahid.
B. Kesimpulan
- optimum mashlahah condition akan tercapai pada saat shape ( gradient ) antara kurva iso-
mashlahah dan kurva isoinput adalah sama. Secara matematis produsen harus mampu
menyamakan nilai rasio mashlahah marginal barang X dan mashlahah marginal barang Y
sama dengan rasio input margin dalam memproduksi barang X dan input marginal dalam
memproduksi barang Y.
- Sebuah produk menjadi berharga atau bernilai bukan semata karena adanya berbagai
atribut fisik dari produk tersebut. Tetapi, karena juga adanya nilai ( value ) yang dipandang
berharga oleh konsumen. Konsep ekonomi islam tentang atribut fisik suatu barang mungkin
tidak berbeda dengan pandangan pada umumnya, tetapi konsep nilai yang harus ada dalam
setiap barang adalah nilai nilai keislaman ( islamic values ). Adanya nilai nilai ini pada
akhirnya akan memberikan berkah pada suatu barang. Setiap barang dan jasa yang tidak
mengandung berkah tidak bisa dianggap sebagai barang/jasa yang memberiman mashlahah
- Kegiatan produksi membutuhkan berbagai jenis Sumber Daya Ekonomi yang lazis disebut
Input/faktor produksi. Secara garis besar, input dapat dikategorikan kedalam inpit manusia
dan input non-manusia. Berkah merupakan komponen penting dalam mashlahah ,
karenanya harus melekat pada setiap input yang digunakan dalam berproduksi dan proses
produksi sehingga output produksinya akan mengandung berkah
- Karakter penting produksi dalam perspektif ekis adalah perhatiannya terhadap kemuliaan
harkat kemanusiaan, yaitu meningkatkan kualitas dan derajat hidup serta kualitas
kemanudiaan dari manusia. Karakter ini membawa implikasi penting dalam teori produksi,
misalnya dalam memandang kedudukan tenaga kerja dengan kapital ( financial capital ) .
Subtitusi dipaksakan antara TK dan Kapiral tidak mendapat pembenaran dalam islam.
Subtitusi secara ilmiah dapat terjadi setelah ada efek learning curve.
- Konsep produksi yang sesuai dengan nilai islam adalah konsep teknologi berproduksi
konstan. Dalam arti, bahwa teknologi uang digunakan yang memanfaarkan SDM sedemikian
rupa sehingga manusia-manusia tersebut mampu meningkatkan harkat kemanusiaannya.
Karenanya, permasalahan produksi bukanlah mencari teknologi berproduksi sedemikian
rupa dengan memberikan keuntungan max. Melainkan, mencari jenis output , dari berbagai
kebutuhan manusia, yang bisa di produksi dengan teknologi yang sudah ada tersebut
sehingga diperoleh mashlahah maximum.
- Prinsip beragam bentuk Kepemilikan (the principle of diverse forms of ownership) : Prinsip
Kepemilikan dalam islam yang meyakini adanya tiga unsur Kepemilikan yaitu
- Kepemilikan pribadi (private ownership).
- Kepemilikan negara (state ownership)
- Kepemilikan publik (public ownership)
- Pointing out Distribusi kekayaan pada dasarnya terletak pada proses distribusinya.
Sehingga, apabila terjadi kegagalan dalam distribusi nya, dalam ekonomi syari’ah wajib
dilakukan re-distribusi. Karena yang di lihat adalah prosesnya bukan hasilnya.
Jawab : karena kita hidup di negara Indonesia maka kita harus mengikuti ketentuan dan
peraturan yang telah ditetapkan pemerintah Indonesia.
3. Kalo di bank trus dapet bunga, dan dipake buat pembangunan material negara, hukumnya
gimana
Jawab : menuru beberapa ulama bnga di bank dapat dimanfaatkan untuk kemaslahatan
umat, selama tidak dimasukkaan dalam dalam hartanya sendiri.
Daftar Pustaka
Pusat Pengkajian dan pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) UII. 2008, Ekonomi Islam,
Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
Nasution Mustafa Edwin, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam , Prenada Media Group,
2006.