Skenario 2
I. IDENTIFIKASI ISTILAH
Afasia : adalah suatu gangguan berbahasa yang diakibatkan oleh kerusakan otak. Baik
karena trauma, lesi atau cedera otak.
Anisokor : adalah suatu kondisi di mana pupil pada satu mata berbeda ukurannya dengan
pupil mata sebelahnya nya. Pupil adalah lingkaran hitam di tengah mata Anda, dan mereka
biasanya memiliki ukuran yang sama
Facial paresis : adalah kelumpuhan pada saraf wajah, seingga wajah tidak bisa di gerakkan.
Hemiparesis : kelemahan parsial tubuh, yang terjadi karena kerusakan salah satu sisi otak,
sehingga tubuh sulit digerakkan
GCS : glasgow Coma Scale yaitu skala yang digunaakan untuk pengukuran kesadaran dengan
parameter eye, verba dan motorik.
Interpretasi
- > 1 : stroke haemoragik
- < 1 : stroke iskemik
- - 1 – 1 : tidak jelas, butuh pemeriksaan lanjutan
Skenario :
Srj : ( 2,5 x 2 ) + ( 2 x 1 ) + ( 2 x 0 ) + ( 0,1 x 130 ) – ( 3 x 0 ) – 12 = 8 ( stroke hemoragik )
Epidemiologi Etiologi
Stroke haemoragik
STROKE
Prognosis Klasifikasi
Komplikasi Patofisiologi
V. LEARNING OBJEKTIV
1. Mengetahui definisi Stroke hemoragik
2. Mengetahui etiologi Stroke hemoragik
3. Mengetahui epidemiologi Stroke hemoragik
4. Mengetahui faktor resiko Stroke hemoragik
5. Mengetahui klasifikasi Stroke hemoragik
6. Mengetahui patofisiologi Stroke hemoragik
7. Mengetahui Manifestasi klinis stroke hemoragik
8. Mengetahui Diagnosis Stroke hemoragik
9. Mengetahui tatalaksana stroke hemoragik
10. Mengetahui komplikasi Stroke hemoragik
11. Mengetahui prognosis Stroke hemoragik
12. Mengetahui pencegahan stroke hemoragik
Terapi khusus
Neuroprotektor dapat diberikan kecuali yang bersifat vasodilator. Tindakan bedah
mempertimbangkan usia dan letak perdarahan yaitu pada pasien yang kondisinya kian memburuk
dengan perdarahan serebelum berdiameter >3 cm3, hidrosefalus akut akibat perdarahan
intraventrikel atau serebelum, dilakukan VP-shunting, dan perdarahan lobar >60 mL dengan tanda
peningkatan tekanan intrakranial akut dan ancaman herniasi. Pada perdarahan subaraknoid, dapat
digunakan antagonis Kalsium (nimodipin) atau tindakan bedah (ligasi, embolisasi, ekstirpasi, maupun
gamma knife) jika penyebabnya adalah aneurisma atau malformasi arteri-vena (arteriovenous
malformation, AVM). 1,2,15
3. Stadium Subakut
Tindakan medis dapat berupa terapi kognitif, tingkah laku, menelan, terapi wicara, dan bladder
training (termasuk terapi fisik). Mengingat perjalanan penyakit yang panjang, dibutuhkan
penatalaksanaan khusus intensif pasca stroke di rumah sakit dengan tujuan kemandirian pasien,
mengerti, memahami dan melaksanakan program preventif primer dan sekunder.
Terapi fase subakut:
a. Melanjutkan terapi sesuai kondisi akut sebelumnya,
b. Penatalaksanaan komplikasi,
c. Restorasi/rehabilitasi (sesuai kebutuhan pasien), yaitu fisioterapi, terapi wicara, terapi
kognitif, dan terapi okupasi,
d. Prevensi sekunder
e. Edukasi keluarga dan Discharge Planning
10. Komplikasi stroke hemoragik
Depresi, ulkus dekubitus, atrofi otot
11. Prognosis
Jika score GCS nya rendah maka rpognosisnya buruk
Dan prognosisnya tergantung tingkat cedera atau les atau pendarahannya dan cepat atau
tidak tatalaksananya.
12. Pencegahan stroke hemoragik
Menjaga polamakan dan berolahraga
Ada pencegahan premordial dimana kita mencegah faktor resikonya dan pencegahan
modifikasi yaitu life stylenya dijaga, kurangin alkohol, kurangin garam dan manipuasi diri
Ada pencegahan primer dimana untuk penderita yang belum terkena stroke dengan
mencegah faktor resiko dan menjaga pola hidup sehat, pencegahan sekunder yaitu orang
yang sudah pernah stroke, maka dimodifikasi gaya hidup sehatnya untuk mencegak stroke
datang kembali, pencegahan tersier dimana untuk penderita stroke yang sudah lumpuh
maka dikendalikan tingkat psikologisnya dan melatih untuk dapat menjalani aktivitas sehari
harinya, terapi fisik dan terapi bicaranya serta mematuhi minum obatnya.