Bab I Teori Dasar Konduktometri 1
Bab I Teori Dasar Konduktometri 1
TINJAUAN PUSTAKA
1.2.1 Konduktometri
Biasanya konduktometri merupakan prosedur titrasi, sedangkan
konduktometri bukanlah prosedur titrasi. Metode konduktasi dapat digunakan
untuk mengikuti reaksi titrasi jika perbedaan antara konduktansi cukup besar
sebelum dan sesudah penambahan reagen. Tetapan sel harus diketahui. Berarti
seama pengukuran berturut-turut jarak elektroda harus tetap,tetapi pengenceran
akan menyebabkan hantarannya tidak berfungsi secara linear lagi dengan
konsentrasi (Khopkar, 2003).
1
Konduktometri merupakan metode analisis kimia berdasarkan daya hantar
listrik suatu larutan. Daya hantar listrik (G) suatu larutan bergantung pada jenis
dan konsentrasi ion didalam larutan. Daya hantar listrik berhubungan dengan
pergerakan suatu ion di dalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya
hantar listrik yang besar.
Daya hantar listrik (G) merupakan kebalikan dari tahanan (R), sehingga
daya hantar listrik mempunyai satuan ohm-1. Bila arus listrik dialirkan dalam
suatu larutan mempunyai dua elektroda, maka daya hantar listrik (G) berbanding
lurus dengan luas permukaan elektroda (A) dan berbanding terbalik dengan jarak
kedua elektroda (l).
1 𝐴
G= 𝑅=𝑘 𝑙 ............................................. .(2.1)
Dengan:
R = tahanan (ohm)
k = Konduktovitas (Sm-1)
2
dalam titrasi konduktometri ini. Karena kita tahu bahwa dalam titrasi
konduktometri hanya terbatas untuk larutan yang tergolong kedalam larutan
elektrolit saja. Sedangkan untuk larutan non elektrolit tidak dapat menggunakan
titrasi konduktometri. Titrasi konduktometri ini sangat berhubungan dengan daya
hantar listrik, jadi juga akan berhubungan dengan adanya ion–ion dalam larutan
yang berperan untuk menghantarkan arus listrik dalam larutan. Arus listrik ini
tidak akan bisa melewati larutan yang tidak terdapat ion– ion, sehingga larutan
non elektrolit tidak bisa menghantarkan arus listrik.
Dalam titrasi konduktometri ini juga sangat berhubungan dengan
konsentrasi dan temperatur dari larutan yang akan ditentukan daya hantarnya.
Sehingga ikita harus menjaga temperatur larutan agar berada dalam keadaan
konstan, sehingga kita dapat memebedakan perbedaan dari daya hantar larutan
hanya berdasarkan perbedaan konsentrasi saja. Jika temperatur berubah–ubah
maka bisa saja konsentrasi yang besar seharusnya memilki daya hantar yang
besar malah memiliki daya hantar yang kecil karena suhunya menurun. Sehingga
ion – ion dalam larutan tidak dapat begeraka dengan bebas
3
untuk memperhitungkan efek-efek ini.
Karena itu kita perlu meninjau cara-cara dalm pengukuran konduktivitas:
a. Titrasi konduktometri yang dilaksanakan dengan arus yang berfrekuensi
rendah sampaidengan 3000 Hz
b. Titrasi yang dilakukan menggunakan arus pada frekuensi tinggi, kita
lebih mengukur peubahan-perubahan dalam kapasitansi atu induktansi
ketimbang konduktansinya maka titrasi-titrasi demikian biasanya
disebut titrasi frekuensi tinggi.
Perhitungan konduktivitas secara langsung dari tahanan. Sampel dan
dimensi sel I dan A tidak dapat diandalkan karena distribusi arusnya rumit.
Dalam prakteknya, sel dikalibrasikan dengan sampel yang diketahui
konduktivitasnya. Konduktivitas larutan bergantung pada jumlah ion yang ada
dan biasa dikenal sebagai konduktivitas Molar L.
Pengukuran-pengukuran hantaran biasanya dilakukan pada larutan berair
(H2O adalah penghantar buruk, L H2O = 5 x 10-8mho/cm) pada 25OC. Pada
konsentrasi tinggi, kenaikan konsentrasi menyebabkan naiknya hantaran secara
linier. Ini akan memiliki maksimum, untuk selanjutnya menurun. Teori tentang
konduktometri merupakan kebalikan dari teori hukum ohm tentang hambatan
listrik. Berdasarkan dan berangkat dari hukum ohm tersebut, maka disusunlah
teori tentang konduktovitas yang merupakan kebalikan dari resistivitas
G=l/R .............................................................. (2.2)
4
karenatidak ada nya hambatan antar ion pada larutan encer.
Karena konsentrasi larutan pada umumnya dinyatakan dalam satuan
molar (mol/liter), Maka pada konduktometri terdapat istilah konduktovitas molar
(Λ), yang mempunyai hubungan dengan konsentrasi secara:
Λ = 1000K/C ....................................... .(2.4)
Dimana:
Λ = konduktoitas molar (Scm2 mol-1)
C = konsentrasi (mol.dm-3)
K = Konduktovitas (Scm-1)
5
BAB II
METODOLOGI PERCOBAAN
6
volume penambahan 15 ml. Penambahan selanjutnya 1ml sampai volume
sekitar 20 ml.
No Kegiatan Pengamatan
5 ml AgNO3 0,01 N + 10 ml
1. Berwarna keruh dan ada endapan
HCl 0,1 N dicampurkan
2. Larutan Diencerkan Berwarna bening dan ada endapan
7
8
DAFTAR PUSTAKA