Anda di halaman 1dari 34

TUGAS MAKALAH

JENIS-JENIS PENGENDALI

KELOMPOK 5
KELAS TI-41-07

Oleh:
- Amira Wisentia 1201170250
- Cynthia Tri Utami 1201170308
- Yulia Wahyuni 1201174057
- Dimas Rayhandika 1201172357
-M.Kinan Ammar 1201174041
- Farhan Muzaki Darwin 1201170283

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI

UNIVERSITAS TELKOM

2018
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI…………………………………..………………………………………………………………….………….ii
1. PENGENDALI GERAKAN........................................................................................... 1
1.1 PENGERTIAN PENGENDALI GERAKAN ................................................................. 1
1.2 CONTOH PENGENDALI GERAKAN DIBIDANG INDUSTRI SERTA CARA
KERJANYA ......................................................................................................................... 1
2. KONTROL TEKANAN ................................................................................................. 6
2.1 PENGERTIAN KONTROL TEKANAN ....................................................................... 6
2.2 CARA KERJA KONTROL TEKANAN ........................................................................ 7
2.3 CONTOH KONTROL TEKANAN DIBIDANG INDUSTRI ....................................... 8
3. KONTROL SUHU ........................................................................................................ 11
3.1 PENGERTIAN KONTROL SUHU.............................................................................. 11
3.2 CARA KERJA PENGONTROL SUHU....................................................................... 11
3.3 CONTOH PENGGUNAAN KONTROL SUHU DALAM INDUSTRI ...................... 14
4. KONTROL WAKTU..................................................................................................... 16
4.1 PENGERTIAN KONTROL WAKTU.......................................................................... 16
4.2 JENIS JENIS TIMER ................................................................................................... 19
4.3 CARA KERJA PENGENDALI WAKTU .................................................................... 20
4.4 PENGGUNAN KONTROL WAKTU PADA BIDANG INDUSTRI .......................... 21
5. KONTROL PERANCAH............................................................................................. 23
5.1 PENGERTIAN KONTROL PENCACAH ................................................................... 23
5.2 CARA KERJA KONTROL PERANCAH ................................................................... 24
5.3 PENERAPAN DALAM INDUSTRI ............................................................................ 26
6. KONTROL URUTAN ................................................................................................... 28
PENGERTIAN KONTROL URUTAN .............................................................................. 28
CARA KERJA KONTROL URUTAN .............................................................................. 28
CONTOH PENGGUNAAN KONTROL URUTAN DIBIDANG INDUSTRI ................. 30
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 32

ii
JENIS-JENIS PENGENDALI

1. PENGENDALI GERAKAN

1.1 PENGERTIAN PENGENDALI GERAKAN


“Indikasi posisi dan pengendali memegang peranan penting dalam
pengendali mesin.Sering kali informasi posisi disediakan dengan sarana alat pilot
yang menyediakan sinyal listrik yang kuat. Informasi ini dapat digunakan untuk
indikasi dan control “ (Petruzella, Frank D. 1996:505).Pengendali gerakan
merupakan mekanisme untuk mengatur gerakan posisi suatu objek.

1.2 CONTOH PENGENDALI GERAKAN DIBIDANG INDUSTRI SERTA CARA


KERJANYA
a. Contoh pertama
Menggambarkan gerakan timbal balik mesin proses yang menggunakan
dua saklar limit untuk menyediakan pengendali motor otomatis. Masing-masing
saklar limit (LS1 dan LS2) mempunyai dua perangkat kontak, satu normally open
dan yang lain normally closed. Dirangkai sebagai berikut :
- Tombol START dan STOP untuk memulai dan mengakhiri pengendalian otomatis
oleh saklar limit
- CR1 untuk mempertahankan rangkaian pada relai kontrol selama bekerja
- CR2 untuk menghubungkan dan melepas rangkaian lin pada kontrol forward dan
reverse
- Tombol START dan STOP juga menyediakan perlindungan tegangan-rendah
- NC dari LS2 sebagai stop untuk forward dan NO dari LS1 sebagai start untuk
forward
- NC dari LS1 sebagai stop untuk reverse dan NO dari LS2 sebagai start untuk reverse
- Interlocking listrik didapat dengan tambahan NC seri dan dioperasikan untuk arah
putaran motor yang berlawanan
- Pembalikan arah putaran motor disediakan dengan aksi dari saklar limit
- Tombol forward dan reverse menyediakan pengasutan motor pada forward atau
reverse
agar saklar limit dapat menggantikan kontrol otomatis

1
b. Contoh kedua
Menggambarkan dua saklar kedekatan dapat digunakan untuk mengontrol
gerakan piston dari posisi A ke posisi B secara otomatis. Saklar kedekatan ditempatkan
pada ujung silinder dan mengubah status (membuka atau menutup) pada saat piston
mencapai saklar. Kontak saklar kedekatan A (prox-A) adalah normally open dan
kontak saklar kedekatan B (prox-B) adalah normally closed. Cara kerjanya:
- Posisi A, saklar prox-A dan prox-B keduanya tertutup
- Tombol START tertutup sementara
- Kumparan relai CR diberi tenaga
- Relai CR1 menutup, menyambung rangkaian sekitar START dan prox-A
- Relai CR2 menutup memberikan tenaga keran solenoid
- Spool keran menggeser dan piston bergerak dari A ke B
- Prox-A bekerja membuka kontak normally open
- Posisi B prox-B bekerja membuka kontak normally closed

2
- Kumparan relai CR diberi tenaga
- Relai CR1 membuka, membuka rangkaian tertutup
- Relai CR2 membuka, menghilangkan energi solenoid
- Pegas keran kembali ke posisi awal. Prox-A bekerja menutup kontak normally open
dan memastikan piston berada pada posisi A

c. Contoh ketiga
Derek listrik yang melintas dan kerekan adalah bagian utama dari banyak
pabrik industri. Tujuannya untuk mengangkat beban berat. Sistem penggerak
listrik yang digunakan adalah pengontrol motor AC frekuensi variable untuk
motor-sangkar tupai, pengontrol motor DC untuk motor dc, kopling arus eddy
untuk motor ac dan pengontrol motor rotor lilit untuk motor ac rotor lilit
Derek jembatan mengijinkan beban dipindahkan dari satu titik ke titik
yang lain di dalam lingkup empat persegi panjang dari jembatan dan runway.
Sistem Derek dan kerekan rel tunggal mengijinkan gerakan sepanjang rute yang
ditentukan dan dirancang untuk beroperasi di udara dan tidak mengganggu
aktivitas permukaan tanah. Derek jib (layar topeng) digunakan untuk station kerja
yang dituju dan dapat menjadi tambahan yang bermanfaat untuk sistem yang
menangani “overhead”.

3
Pada dasarnya, kontrol gerakan derek melibatkan kontrol dari motor derek
dan motor melintang (jembatan dan rem listrik) pada derek listrik yang melintang
di udara

d. Contoh keempat
Pengontrol gerakan yang dapat diprogramkan adalah prosesor mikro atau
sistem yang berdasarkan komputer untuk pelaksanaan kontrol gerakan yang
cermat. Komponen dari sistem kontrol gerakan yang dapat diprogramkan
mencakup dari
- Pengontrol gerakan yang dapat diprogramkan, tugasnya adalah menentukan yang
harus ditampilkan oleh motor
- Penggerak, tugasnya untuk mengoperasikan motor jenis khusus
- Motor

e. Contoh kelima
Aplikasi kontrol gerakan yang dapat diprogram. Istilah dan parameter umum
yang berhubungan dengan kontrol gerakan yang dapat diprogram adalah

4
- Akselerasi (percepatan) -> biasanya pada penambahan kecepatan, sedangkan
deselerasi penurunan kecepatan
- Kecermatan (akurasi) -> Ukuran perbedaan antara posisi yang diharapakan dan posisi
sesungguhnya
- Loop tertutup -> Berkaitan dengan setiap system pada output yang diukur dan
dibandingkan dengan input
- Damping -> Indikasi laju perusakan sinyal berkaitan dengan waktu pemantapan
- Siklus tugas -> Untuk siklus yang berulang-ulang
- Encoder -> Alat yang menerjemahkan gerakan mekanis menjadi sinyal elektronis
- Gesekan -> Harus diperhitungkan karena harus menyediakan torsi untuk mengatasi
setiap gesekan
- Torsi pemegang -> Menetapkan gaya eksternal maksimum
- Rumah -> Posisi referensi pada kontrol gerakan. Sering disebut posisi “nol”
- hysteresis -> Kecenderungan motor untuk bertahan terhadap perubahan arah
- Gerakan tambahan -> Alat yang menghasilkan satu langkah gerakan untuk tiap
perintah langkah (biasanya pulsa) yang diterima
- Kelembaban -> Ukuran penahanan objek terhadap perubahan kecepatan
- I/O -> Menunjuk pada sinyal input dari saklar/sensor dan sinyal output pada solenoid
- Penggerak kepala sekrup -> Mengubah gerakan putaran menjadi gerakan linier
- Pembatasan -> Memberikan peringatan pengontrol elektronis dan bahwa gerakan
harus berhenti
- Mikrostepping -> Menghasilkan putaran lembut dan resolusi posisi yang tinggi
- Loop membuka -> Menunjuk pada sistem gerakan, dimana tidak adanya sensor
eksternal yang digunakan
- Laju pulsa -> Frekuensi dari pulsa step yang digunakan pada penggerak motor
- Ramping/kelandaian -> Akselerasi dan deselerasi motor menunjuk pada perubahan
frekuensi
- Regenerasi -> Menunjuk pada rangkaian penguat penggerak
- Keterulangan (repeatability) -> Tingkat dimana penempatan untuk gerakan yang
ditentukan ditirukan secara berulang
- Resolusi -> Tambahan penempatan terkecil yang dapat dicapai
- Servo -> Terdiri dari beberapa alat yang memonitor informasi yang aktual
- Torsi -> kapasitas torsi motor harus melampaui beban

5
2. KONTROL TEKANAN

2.1 PENGERTIAN KONTROL TEKANAN


“Kontrol tekanan yaitu kontrol (mempertahankan tekanan gas cairan atau
benda padat pada nilai yang ditentukan). Sedangkan tekanan didefinisikan sebagai
gaya per satuan luas.” (Frank D.Petruzella.1996:515)
Satuan tekanan yang paling umum adalah:
1. pounds per inchi kuadrat (psi)
2. Inches dari kolam air (wc)
3. Pada manometer atau inches dari air raksa (Hg)
Satuan metrik yang paling populer dari pengukuran adalah:
1. kilopascal (kPa)
Keuntungan penggunaan saklar tekanan dibandingkan saklar pembatas adalah
bahwa benda kerja akan selalu menerima tekanan yang sama sebelum silider kembali.
operasi rangkaian dapat diringkas sebagai berikut :
1. Saklar tombol-tekan start ditekan tertutup sebentar.
2. Kumparan relai CR dan keran solenoid diberi tenaga.
3. Kontak tertutup CRI menutup.
4. Spool keran tergeser dan silinder maju.
5. Silinder terus maju sampai kontak saklar tekanan membuka pada tekanan yang sudah
disetel sebelumnya.
6. Solenoid dan relai dihilangkan energinya.
7. Pegas keran mengembalikan spool keran pada posisi permulaannya, jadi pengembalian
silinder.
Spesifikasi saklar tekanan yang penting mencakup :
1. Rentang operasi yang dapat diatur Merupakan rentang tekanan yang di dalam elemen
yang merasakan tekanan saklar dapat disetel untuk menggerakkan kontak pada saklar.
Misalnya, saklar tekanan dapat mempunyai rentang pengoperasian yang dapat diatur
dari 20 sampai 100 psi.
2. Rentang deferensial yang dapat diatur Kadang-kadang disebut pita mati. Adalah
rentang tekanan antara batas tekanan yang lebih tinggi, yang mengubah kontak listrik
dan batas tekanan lebih rendah, yang mengembalikan kontak listrik pada kondisi
normalnya. Misalnya saklar tekanan dapat mempunyai rentang pengoperasian yang

6
dapat diatur antara 20 sampai 100psi dengan deferensial yang dapat diatur sebesar 5
sampai dengan 15 psi.
3. Keterulangan titik penyetelan Adalah kemampuan saklar untuk bekerja dengan
berulang-ulang pada titik penyetelannya. Ini biasanya 1 1% dari tekanan kerja
maksimum.
4. Jenis kemasan. Ini menunjuk pada ukuran kerja kemasan berdasarkan standar NEMA,
misalnya empat kali watertight dan tahanan korosi. Ukuran kerja listrik Ini menunjuk
pada ukuran kerja arus dan tegangan dari kontak listrik. Misalnya 10 A: 125 Vac.
5. Penyusunan saklar Ini menunjuk pada jenis saklar yang diberikan. Dua perangkat
kontak satu NO (normally open) dan satu NC (normally closed)| adalah standar pada
banyak saklar tekanan.

2.2 CARA KERJA KONTROL TEKANAN


Saklar tekanan digunakan untuk mentransfer informasi yang berkanal dengan
tekanan pada rangkaian listrik. pada gambar menggambarkan kontrol listrik yang
dioperasikan dengan sistem pneumatis. Sistem pneumatis berisi dua perangkat
silinder-piston. Masing-masing perangkat diberi daya melalui solenoid-tunggal, keran
yang mengoperasikan pengembalian pegas. Kedua saklar tekanan adalah jenis
normally closed. Saklar pembatas LSI menggunakan satu perangkat kontak NO dan
satu perangkat kontak NC. Saklar pembatas LS2 menggunakan satu kontak NO.
Operasi dari satu siklus rangkaian dapat diringkas sebagai berikut :
o Saklar tombol-tekan START ditekan tertutup sebentar.
o Kumparan relai CR I diberi tenaga.
o Solenoid A diberi tenaga.
o Piston silinder A bergerak maju (forward).
o Piston mencapai benda kerja, menimbulkan tekanan sampai pada tekan yang sudah
disetel sebelumnya pada LSI. mengoperasikan kontak saklar tekanan.
o Kumparan relai CR1 menghilangkan tenaganya.

7
o Keran solenoid A menghilangkan tenaganya.
o Piston A kembali pada perjalanan kembali mengoperasikan saklar pembatas LS2 untuk
memberi tenaga kumparan relai CR2.
o Solenoid B memberi tenaga.
o Piston B sekarang bergerak maju, bertemu benda kerja dan membentuk tekanan sampai
pada tekanan yang sudah disetel sebelumnya sampai pada PS2.
o Kumparan relai CR2 menghilangkan tenaganya.
o Piston B kembali pada posisi asalnya.
Menggambarkan aplikasi transduser tekanan yang digunakan pada pengasut solid-
state uniuk mengontrol motor rotor-lilit ac. Tidak seperti pada saklar tekanan ON'OFF.
transduser-tekanan menghasilkan output sinyal yang sebanding dengan tekanan.
Sinyal ini dibandingkan dengan titik penyetelan tekanan dan menentukan apakah
motor dihubungkan ON atau OFF

2.3 CONTOH KONTROL TEKANAN DIBIDANG INDUSTRI


a. Pengoperasian langsung, katup pengurang tekanan kerja sendiri - bellow type

8
Dengan pengontrol tekanan tipe self-acting ini, tekanan downstream (kontrol)
seimbang (melalui bellow) terhadap gaya pegas.
Keuntungan:
1. Murah.
2. Kecil.
3. Mudah dipasang.
4. Sangat kuat, memberikan umur panjang dengan perawatan minimum.
5. Toleransi kondisi uap yang tidak sempurna.
6. Prinsip bertindak sendiri berarti tidak diperlukan kekuatan eksternal.
b. Pengoperasian langsung, katup pengurang tekanan kerja sendiri - tipe diafragma

Dengan pengontrol tekanan tipe self-acting ini, tekanan downstream (kontrol)


seimbang (melalui diafragma) terhadap gaya pegas.
c. Katup peredam tekanan kerja sendiri yang dioperasikan pilot

9
Ini memiliki desain self-acting yang lebih kompleks, dan beroperasi dengan
merasakan tekanan hilir melalui katup pilot, yang pada gilirannya mengoperasikan
katup utama.Efeknya adalah band proporsional yang sangat sempit, biasanya kurang
dari 200 kPa.Ini, bersama dengan histerisis rendah, menghasilkan kontrol tekanan yang
sangat ketat dan berulang, bahkan dengan flowrates yang bervariasi
d. Pengurangan tekanan – pneumatik

Sistem kontrol ini mungkin termasuk:


• Fungsi P + I + D untuk meningkatkan akurasi dalam berbagai kondisi beban.
• Set point (s), yang dapat disesuaikan dari jarak jauh.

10
3. KONTROL SUHU

3.1 PENGERTIAN KONTROL SUHU


“Kontrol suhu dapat digunakan untuk mempertahankan suhu tertentu di
dalam suatu proses atau perlindungan terhadap kondisi suhu berlebih” (Petruzella,
Frank D. 1996:520). Pengontrol suhu digunakan untuk proses pengontrolan suhu
dengan cermat tanpa melibatkan penambahan operator. Pengontrol menerima sensor
suhu-misanya thermokopel atau RTD sebagai input, dan membandingkan suhu yang
sesungguhnya dengan suhu control yang dikehendaki, atau titik penyetelan, dan
menyediakan output pada elemen kontronya.

Pengontrol suhu yang biasa digunakan salah satunya termokopel yang


digunakan sebagai alat yang merasakan atau mendeteksi suhu. Frank D.Petruzella
(1996:521) mengemukakan bahwa “ Thermokopel adalah sambungan dua logam
yang berbeda dan mempunyai output tegangan yang sebanding dengan beda suhu
anatara sambungan panas dan ujung kawat (sambungan dingin).”

Pada gambar diatas memberikan ilustrasi sistem-kontrol suhu yang


dirancang untuk mempertahankan suhu yang diatur sebelumnya. Aplikasinya,
thermokopel berguna sebagai alat yang mengukur dan mengirimkan suhu dari
sumber.

3.2 CARA KERJA PENGONTROL SUHU


Pengontrolan suhu dapat dilakukan dengan berbagai cara, tergantung sistem
seperti apa yang akan dikontrol. Menurut Frank D.Petruzella (1996:521)

11
mengemukakan bahwa ada tiga cara yang digunakan untuk mengontrol suhu yang
diklasifikasikan sesuai kegunaan alat pengontrol tersebut, diantaranya :

1. Kontrol suhu ON-OFF

Dengan kontrol suhu ON-OFF, output hidup ketika suhu turun di bawah titik
penyetelan dan mati apabila suhu mencapai titik penyetelan. Kontrol ON/OFF
biasanya digunakan dimana kontrol yang tepat tidak diperlukan, pada sistem yang
tidak dapat menangani energi yang sering dihidupkan dan dimatikan, dimana masa
sistem begitu besar sehingga suhu berubah sangat lambat. Frank D. Petruzella
(1996:523) menyatakan bahwa kontrol proporsional dirancang untuk membatasi
gerakan berkaitan dengan kontrol ON/OFF. Pengontrol proporsional menurunkan
daya rata-rata yang sedang diberikan pada pemanas ketika suhu mencapai titik
penyetelan. Ini akan melambatkan pemanasan, sehingga tidak akan melampaui titik
penyetelan tetapi akan mencapai titik penyetelan dan mempertahankan suhu yang
stabil.

12
2. Kontrol Suhu Proporsional

Dirancang untuk membatasi getaran yang berkaitan dengan control


ON/OFF. Pengontrol proporsional menurunkan daya rata-rata yang sedang
diberikan pada pemanas ketika suhu mencapai titik penyetelan. Ini akan
melambatkan pemanasan, sehingga tidak akan melampaui titik penyetelan tetapi
akan mencapai titik penyetelan dan mempertahankan suhu yang stabil.
Tergantung pada proses dan keakuratan yang dikehendaki, kemudian diperlukan
control proporsional sederhana atau kontrol PID.

3. Kontrol Suhu PID (Proportional-Integral-Derivative)

Kontrol PID atau kontrol mode-3, menggabungkan aksi proporsional,


integral (reset) dan derivatif (laju), dan biasanya diperlukan untuk control
yang ketat dari aplikasi yang sensitif. Output tanda bahaya mencakup output
untuk batas atas, batas bawah, batas atas dan batas bawah. Ada juga output
tanda-bahaya dan indikasi bahwa pemanas telah terbakar. Alat ini
menggunakan trasformer arus untuk mendeteksi penurunan pemakaian arus
untuk mentrigger tanda bahaya. Pengontrol suhu dua-output digunakan pada
aplikasi yang memerlukan dua aksi kontrol yang terkait. Alat tersebut juga
dapat digunakan untuk aplikasi panas-dingin. Dua output terkontrol diberikan,
satu untuk pemanasan dan yang lain untuk pendinginan. Perekam suhu atau

13
logger data kadang-kadang dipasang secara permanen sebagai bagian dari
sistem kontrol-suhu. Ada dua perangkat unit diperlihatkan pada sebagiuan
besar gambar rekaman – satu untuk nilai dari suhu yang diukur, yang lain
untuk waktu. Pengontrol suhu kadang-kadang digunakan untuk mengubah
sinyal sensor pada bentuk terekam yang diterima.

3.3 CONTOH PENGGUNAAN KONTROL SUHU DALAM INDUSTRI

1. PENGENDALIAN SUHU DAN KELEMBABAN PROSES PEMATANGAN


KEJU MENGGUNAKAN KONTROLER PID
Ada beberapa proses sebelum susu berubah menjadi keju. Pematangan
adalah salah satunya. Pematangan merupakan proses akhir dari rangkaian proses
pembuatan keju. Pematangan (ripening) adalah proses yang mengubah dadih-
dadih (keju mentah) segar menjadi keju yang penuh dengan rasa. Penelitian ini
menggunakan Programmable logic control (PLC). Dalam makalah ini PID
diaplikasikan sebagai alat pengendali suhu dan kelembaban proses pematangan
keju yang diharapkan nantinya dapat menunjang hasil produksi. Set value yang
diinginkan adalah 11-13oC dengan tingkat kelembaban 75%. Setelah suhu ruang
sudah mencapai suhu 11-13oC dengan kelembaban 75% barulah keju dimasukan
ke dalam box untuk proses pematangan. (Jurnal Transient, Vol.2, No. 1, Maret
2013, Issn: 2302-9927, 3)

2. DESAIN ALAT SISTEM KONTROL SUHU DAN KELEMBABAN UNTUK


OPTIMASI PROSES PEMBUATAN TEMPE PADA SKALA INDUSTRI
RUMAH TANGGA

Pada umumnya, dalam pembuatan tempe para produsen tempe masih


menggunakan cara manual. Pada cuaca dingin, tempe biasanya ditutupi dengan
kain atau penutup lain supaya suhu pada tempe tetap stabil dan tempe dapat matang
tepat waktu. Saat melakukan ini, mereka tidak tahu berapa suhu dan kelembaban
dalam ruangan tersebut. Sehingga dibutuhkan suatu alat yang dapat mendeteksi
suhu dan kelembaban di ruangan pembuatan tempe. Alat pendeteksi ini
memanfaatkan modul rangkaian sensor suhu dan sensor kelembaban SHT 11.

14
Sistem sensor yang digunakan berbasis pada sifat polimer kapasitif untuk sensor
kelembaban dan bandgap untuk sensor temperatur. Seluruh aktifitas pengontrolan
sistem dilakukan olaeh mikrokontroler Atmega16. Kontroler yang digunakan
adalah jenis on-off yang dimaksudkan untuk mengaktifkan aktuator yang
digunakan. Ketika temperatur dari sensor sudah sesuai dengan input maka
frekuensi tegangan akan disesuaikan, sehingga temperatur tidak akan berubah-
ubah. Alat pendeteksi ini dapat membantu dalam proses pembuatan tempe,
sehingga proses tersebut dapat berhasil tepat waktu dan dihasilkan tempe yang
berkualitas. Hasil produksi tempe akan stabil dan tepat waktu sesuai yang
diharapkan.

3. IMPLEMENTASI PENGATUR SUHU RUANGAN BERBASIS


MIKROKONTROLER ARDUINO UNO

Pemanfaatan mikrokontroler akan banyak membawa dampak pada


kemudahan dan efektivitas kerja. Sebagai contoh rancang bangun sistem kontrol
suhu ruang akan sangat bermanfaat pada proses kegiatan bekerja para pegawai
industri dan perkantoran menengah yang efisien. Studi ini mengajukan
perancangan simulasi sistem kontrol suhu dan beserta implementasinya
berupa prototype sistem kontrol suhu ruangan menggunakan mikrokontroller
arduino. Sistem kontrol suhu ini dilengkapi dengan kemampuan untuk mengontrol
suhu ruangan yang dapat ditampilkan di LCD. Metode perancangan sistem dimulai
dari kajian arsitektur sistem, perencanaan sistem kontrol suhu, dan
pembuatan prototype sistem kontrol suhu. Penelitian ini
menghasilkan prototype sistem kontrol suhu yang dilengkapi dengan fitur
penampil suhu dengan LCD, sehingga suhu ruangan akan tertampil di LCD,
apabila suhu tertampil diluar batas maksimum maka akan menghidupkan
pendingin ruangan dan pendingin akan mati jika suhu berada dibawah batas
minimum. Sistem ini bekerja dengan menggunakan beberapa perangkat
diantaranya: arduino, sensor suhu, pendingin, dan penampil Suhu (LCD).

15
4. MICROLITE

Microlite adalah solusi ideal instrumen yang dapat mengatasi


ketakutan pelaku industri untuk tetap menjaga keefektifan serta kualitas semua
kegiatan usaha. Temperatur atau suhu merupakan salah satu momok bagi para
pelaku industri untuk semua bidang yang meliputi kegiatan usaha dari awal
hingga akhir proses usaha tersebut. Penyimpanan barang, produksi barang,
pengujian kualitas barang ( quality control ) hingga pengiriman barang tidak
akan pernah lepas dari suhu yang sesuai standar kegiatan usaha.
Mikrolite ini telah banyak digunakan dibidang industri seperti :
a. Perusahaan pengiriman/logistic. Mikrolite digunakan untuk memantau
temperature untuk setiap pengiriman barang.
b. Perusahaan farmasi. Pengawasan obat-obatan yang diproduksi menjadi suatu
standar kualitas yang harus selalu dimonitoring setiap waktunya.
c. Perusahaan ritel/ supermarket. Penyimpanan barang-barang yang ingin
diperjualbelikan kepada pelanggan harus disediakan dalam kondisi terbaik.

4. KONTROL WAKTU
4.1 PENGERTIAN KONTROL WAKTU
Menurut D. Frank Petruzella, fungsi dari pemilih waktu atau timer adalah
menempatkan informasi sekitar waktu yang lewat pada rangkaian control. Kontrol
pemilihan waktu dapat dicapai dengan menggunakan komponen pneumatis,
elektromekanis, atau elektronis.

16
Perbedaan antara timer waktu dengan relai tunda adalah, relai tunda adalah
alat yang mempunyai fungsi pemilihan waktu setelah kumparan timer telah diberi
tenaga atau dihilangkan tenaganya. Pada umumnya, timer membuka atau menutup
rangkaian listrik pada operasi sesuai dengan waktu yang deprogram.
Istilah-istilah yang berkaitan dengan pemilihan operasi timer dan relai
tunda-waktu termasuk :

 Timer analogi. Timer yang mempunyai piringan atau kenop-putar digunakan untuk
memilih waktu penyetelan.
 Reset otomatis. Secara otomatis mengembalikan timer pada status nol setelah
selang waktu yang tertentu.
 Kontak ditunda. Kontak saklar pada timer yang menghubungkan sesuai dengan
rangkaian pemilihan waktu.
 Penyetelan digital. Penggunaan saklar tombol-tekan untuk memilih nilai
penyetelan sebelumnya dari timer.
 Umur pelayanan listrik. Umur pelayanan dari timer ketika output control
dioperasikan untuk menghubungkan beban tegangan/arus tertentu yang
dihubungkan pada output control.
 Reset listrik/eksternal. Mereset timer dengan sinyal yang dibutuhkan yang
diberikan dari sumber luar pada reset terminal sinyal input.
 Fungsi yang menghalangi. Dicapai dengan menerapkan tegangan pada terminal
khusus. Siklus pemilihan-waktu kemudian menghentikan dan menahan outputnya
pada status terakhir tanpa mereset rangkaian.
 Kontak sesaat. Pada timer, kontak relai atau kontak saklar yang dioperasikan
sesaaat pada waktu pemberian daya.
 Ukuran kerja beban. Arus dan tegangan maksimum dari energi rangkaian beban
yang dapat diatur (ON/OFF) dengan timer untuk umur harapan normal.
 Star dipertahankan. Penutupan konstan dari kontak untuk start dan menutup
(melengkapi) fungsi control.
 Reset manual. Mereset timer secara mekanis dengan pengoperasian manual.
 Fungsi perlindungan memori selama daya gagal. Fungsi waktu yang dilalui pada
waktu kegagalan daya ditahan sampai daya diberikan lagi pada timer.

17
 Penyetelan minimum. Siklus terpendek yang dapat Anda setel pada suatu unit. Jika
disetel di bawah minimum, kemungkinan itu tidak aka nada waktu sama sekali atau
beroperasi dengan tidak menentu.
 Start sebentar. Suatu sinyal permulaan yang biasanya lebih pendek dibandingkan
fungsi control.
 Rentang tegangan pengoperasian. Rentang tegangan sepanjang timer akan
melakukan sesuai spesifikasi.
 Reset daya. Mereset timer dengan penghentian pengoperasian tegangan suplai.
 Kecermatan berulang. Perbedaan waktu pengoperasian diukur ketika timer
mengulangi operasi pada kondisi yang sama dengan waktu penyetelan tertentu.
Rumus untuk perhitungan (dengan waktu pengoperasian yang diukur lebih dari lima
kali)

Persen akurasi berulang plus minus ±1/2


Tmax − Tmin
× × 100%
TMH

Dimana : Tmax = Nilai maksimum waktu pengoperasian diukur


pada penyetelan waktu yang sama.
Tmin = Nilai minimum waktu pengoperasian diukur pada waktu yang sama.
TMs = Skala waktu maksimum

 Operasi siklus-berulang. Operasi untuk mengulang ON/OFF pada tiap waktu


pengoperasian tertentu.
 Reset. Mengembalikan atau memulihkan pemilihan waktu, tampilan dan bagian
output dari timer pada status permulaan sebelum start dari pemilihan waktu.
 Gambar pemilihan-waktu. Grafik yang menyajikan dua urutan even atau lebih,
semua digambar pada skala-waktu horizontal yang sama,sehingga tiap titik pada
satu urutan terjadi pada waktu yang sama sebagai sembarang titik di atas secara
langsung atau dibawahnya pada urutan yang lain.

Fungsi pemilihan-waktu akan mulai dari sinyal listrik, diawali pada salah satu
dari beberapa komponen. Kemungkinannya saklar tombol-tekan, kontak relay, saklar
suhu, saklar tekanan, saklar pembatas, dan sebagainya.

18
4.2 JENIS JENIS TIMER
a) Pengatur waktu manual
Timer yang disetel secara manual, digerakkan oleh motor sinkron,
dapat diatur pada rentang waktu yang dipilih dengan penunjuk yang disetel
luas, mudah dibaca
b) Timer-reset analog
Timer reset mengukur piece of time dan tidak aktif sebelum dan
sesudah pemilihan waktu. Periode sebelum memilih waktu disebut reset dan
sesudah disebut timed out. Oleh karena itu seluruh rangkaian urutan timer reset
disebut reset-timing-timed out.
c) Timer digitar siklus berulang so lid state
Alat ini didasarkan pada prosesor mikro untuk akurasi penyetelan
lebih baik dan dapat deprogram dengan benar untuk menyediakan rentang
waktu. Siklus waktu diperlihatkan pada tampilan digital. Anunsiator terletak
pada sebelah kanan tampilan dan menunjukkan mode pengoperasian, serta
memberikan “flash” untuk menunjukkan timer pada siklus waktu “ON” dan
secara konstan ON untuk menunjukan ketika timer pada siklus waktu OFF.

19
4.3 CARA KERJA PENGENDALI WAKTU
Time delay relay adalah rangkain elektronika yang menggunakan waktu
untuk menggerakan koil dan memindahkan NC jadi NO namun dengan waktu
sementara. Prinsif kerja timer hampir sama dengan Push botton yang tidak dapat
menahan sumber masuk pada sekali tekan saja oleh karena itu Timer juga
memerlukan pengunci yang terdapat pada kontaktor.

Fungsi tiap Nomor Terminal pada Timer delay Relay (TDR)


 1 berfungsi untuk Komen, atau bagian arus masuk yang akan
terhubung pada Nomor 4
 2 berfungsi untuk sumber arus Koil, jika dalam kontaktor adalah A1
 3 berfungsi untuk kontak hubung NO dari terusan arus pada komen
nomor 1
 4 berfungsi untuk kontak hubung NC dari terusan arus pada komen
Nomor 1
 5 berfungsi untuk kontak hubung NC dari terusan arus pada komen

nomor 8
 6 berfungsi untuk kontak hubung NO dari terusan arus pada komen
nomor 8
 7 berfungsi untuk sumber arus pada koil, jika dalam kontaktor adalah
A2

20
Timer dapat dibedakan dari cara kerjanya yaitu timer yang bekerja
menggunakan induksi motor dan menggunakan rangkaian elektronik. Bagian
input timer biasanya dinyatakan sebagai kumparan (Coil) dan bagian
outputnya sebagai kontak NO atau NC. Kumparan pada timer akan bekerja
selama mendapat sumber arus. Apabila telah mencapai batas waktu yang
diinginkan maka secara otomatis timer akan mengunci dan membuat kontak
NO menjadi NC dan NC menjadi NO.

Timer bekerja berdasarkan waktu yang


telah diatur oleh operator. Ketika koil timer sudah
terhubung dengan sumber tegangan maka pewaktu
timer akan menghitung mundur, dan ketika waktu
actualnya telah tercapai maka koil akan bekerja
mengubah kondisi kontak-kontak yang ada pada
TDR. Misal; kontak NO berubah menjadi terhubung dan NC berubah menjadi
terbuka.

4.4 PENGGUNAN KONTROL WAKTU PADA BIDANG INDUSTRI


a) Saklar Waktu Otomatis

Saklar waktu otomatis menggunakan listrik secara otomatis menurut waktu.


Perangkat ini berguna untuk menurunkan biaya listrik dan jasa. Berbagai fungsi
penggunaan dapat diterapkan pada bermacam pengoperasian, seperti lampu, AC,
suplai air, dan pemberian makan ternak.

21
b) TDR Digi-Set Recycling
Seri TDR waktu adalah keluaran relay terisolasi. Itu Penundaan ON dan OFF
dipilih dengan menggunakan dua switch biner kepemilikan, yang memungkinkan
pengaturan, penundaan yang
diinginkan pertama kali dan setiap saat.

c) Sequencer Timing Module


Seri SQ tersedia dengan output 3 (SQ3) atau 4 (SQ4) dan penundaan waktu
yang dapat disesuaikan atau tetap. Waktu periode penundaan adalah sama untuk
setiap output. Ini membuat SQ ideal untuk aplikasi seperti pengumpulan debu,
otomatis, pelumasan, pengeringan udara, tampilan lampu, display merchandise,
bersepeda tugas, dan manajemen energi.
d) Solid state digital timer
The SST-9203 Solid-State Digital Timer menggabungkan kekasaran dan
keandalan dengan teknologi tercanggih untuk menjadikannya instrumen waktu
yang akurat dan serbaguna tersedia untuk aplikasi utilitas.

22
5. KONTROL PENCACAH

5.1 PENGERTIAN KONTROL PENCACAH


Pencacah adalah peranti yang akan menerima rentetan dari pulsa
pencacah operasi mesin dan menampilkan fungsi output berdasarkan angka
perhitungan yang ditentukan sebelumnya oleh pemakai.Sebagian besar
pencacah seperti timer dapat mempunyai interval dan operasi tunda. Operasi
interval berarti bahwa beban akan dijalankan ketika unit mencacah. Operasi
tunda berarti bahwa beban akan digerakkan pada akhir siklus pencacahan.
Dapat dijumpai versi solid-state dan elektromekanis.
Pencacah biasanya dianggap sebagai peranti yang mentabulasikan atau
mencacah “sesuatu” seperti botol, kaleng, kotak, tuangan, dan sebagainya. Ada
beberapa sistem kontrol industri, perlu untuk mencacah sesuatu yang
mempengaruhi proses yang dikontrol. Ketika pencacahan mencapai angka
tertentu, aksi kontrol dimulai.

23
5.2 CARA KERJA KONTROL PENCACAH

Diagram pengawatan untuk pencacah elektromekanis diperlihatkan pada gambar


diatas. Saklar kontrol yang dipotong ditutup untuk memulai pencacah dan ditutup untuk
mereset pencacah. Pencacah dikontruksi sehingga sama dengan timer reset
elektromekanis, kecuali bahwa motor sinkron dari timer diganti dengan motor hitung
yang dioperasikan oleh solenoid yang diisi dengan “pawl”. Motor pencacah
mendahului satu langkah tiap kali motor menerima pulsa. Saklar yang ditunda
mentransfer pada hitungan yang keluar. Diperlukan waktu minimum OFF yang
ditentukan antar pulsa. Rangkaian bekerja sebagai berikut:
1) Saklar kontrol yang dipotong dihubungkan untuk memberi tenaga kopling dan
memampukan pencacah untuk menerima hitungan register.
2) Kontak sesaat mentransfer.
3) Setiap kali saklar hitung dihubungkan sebentar, pulsa diberikan pada motor pencacah
untuk mencatat hitungan dengan menggerakan penunjuk penambahan-hitungan
menuju titik nol pada piringan putar.
4) Ketika petunjuk penambahan mencapai nol, unit dihitung keluar dan saklar tunda
bekerja untuk menghidupkan output A dan mematikan output B.
5) Penambahan hitungan tidak akan tercatat sampai unit direset.
6) Pembukaan saklar kontrol untuk menghilangkan daya dari kopling mereset pencacah.

24
Sebagian besar pencacah solid-state dapat mencacah naik, mencacah turun,
atau mengkombinasikan mencacah naik dan mencacah turun. Pencacah naik akan
menghitung naik atau menambah dengan satu setiap kali even penghitungan terjadi.
Pencacah turun akan mencacah turun atau mengurangi dengan satu tiap kali even
perhitungan terjadi. Biasanya pencacah turun digunakan sehubungan dengan
pencacah naik untuk membentuk pencacah naik/turun diperlengkapi dengan input
pencacah naik dan pencacah turun yang terpisah.

Gambar diatas menunjukkan aplikasi dari pencacah naik solid state yang digunakan
pada sejumlah operasi perhitungan untuk memilih bagian seara otomatis pada kontrol
kualitas. Pencacah diprogram pada hitungan naik dari nol pada nilai yang sudah disetel.
Ketika nilai yang sudah disetel tersebut dicapai, nilai output menutup selama jumlah
waktu yang diprogram. Pencacah akan mereset secara otomatis ke nol pada permulaan
output yang ditentukan waktunya dan terus mengakumulasikan hitungan. Rangkaian
bekeja sebagai berikut:
1) Sensor kedekatan menghitung bagian-bagian ketika bagian-bagian itu lewat pada
pembawa.
2) Ketika dicapai seribu, kontak relai output pencacah menutup, memberikan tenaga pada
kumparan CR.

25
3) Ini mengaktifkan solenoid gerbang, menyimpangkan bagian ke lin inspeksi.
4) Output yang ditentukan waktunya cukup waktu untuk bagian yang melalui lin kontrol
kualitas.
5) Gerbang kembali pada posisi normalnya ketika output yang ditentukan waktunya
berakhir.
6) Pencacah mereset ke nol dan terus megakumulasikan hitungan.

5.3 PENERAPAN DALAM INDUSTRI

Pencacah atau disebut juga dengan counter ialah rangkaian sirkuit digital atau
kadang-kadang membentuk chip yang bisa dipakai untuk menghitung pulsa atau sinyal
digital yang umumnya dihasilkan dari osilator. Adapun alat dalam industry yang
menggunkan prinsip counter tersebut :

1. Digital Counter Relay


Salah satu peralatan kontrol digital yang banyak digunakan pada mesin-mesin
produksi ringan. Counter Relay ini harus selalu menggunakan sensor proximity
sebagai input untuk menghasilkan output NO dan NC yang diinginkan sama
persis dengan fungsi sensor counroller, sehingga pemanfaatanya bisa untuk
bermacam macam wiring rangkaian automatis.

2. Sound Level Meter


Suatu perangkat alat uji untuk mengukur tingkat kebisingan suara, hal tersebut
sangat diperlukan terutama untuk lingkungan industro, contohnya pada industri
penerbangan. Sound Level Meter berfungsi untuk mengukur kebisingan antara
30-130 dB dalam satuan dBA dari frekuensi antara 20-20.000 Hz.

26
3. Stopwatch
Suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur waktu yang dibutukan dalam
melakukan kegiatan yang memiliki kelipatan sampai tingkat detik. Stopwatch
dirancang untuk memulainya dengan menekan tombol diatas sehingga bergerak
jarumnya dan menekan kembali tombol tersebut maka jarum berhenti sehingga
suatu waktu detik ditampilkan sbagai waktu yang berlalu.

4. Sevent Segment
Sevent segment merupakan display yang menampilkan angka decimal 0-9.
Seven segment ini digunakan dalam rangkaian counter untuk menampilkan
keluaran hasil konversi bilangan biner ke bilangan decimal.

27
6. KONTROL URUTAN
PENGERTIAN KONTROL URUTAN
“Kontrol urutan adalah peranti yang melibatkan pengontrolan urutan pada
suatu event tertentu yang akan terjadi. Banyak peranti mesin dan mesin proses
memerlukan pengontrolan urutan yang ditentukan sebelumnya ketika peralatan
distart atau jalan.” (Frank D.Petruzella. 1996)

CARA KERJA KONTROL URUTAN

Dari gambar diatas memberikan ilustrasi kasus seperti itu. Ketika tombol start
ditekan, starter pertama diberi tenaga bersama-sama dengan relai pemilihan waktu.
Ketika relai pemilih waktu waktunya habis, relai akan mengoperasikan kontak yang
menutup rangkaian kontrol dari starter kedua.

Gambar diatas menunjukkan sistem kontrol berurutan yang dirancang untuk


bergantian dua pompa sehingga kedua pompa mempunyai jumlah penggunaan yang

28
sama selama masa pemakaian.Elemen kontrol utama pada rangkaian adalah relai A
yang berganti-ganti (juga disebut impulse atau relai flip-flop). Relai ini bistable, yang
berarti mempunyai dua status stabil. Kontak relai A mengubah status tiap kali
kumparan relai menerima pulsa tegangan. Operasi dari rangkaian dapat diringkas
sebagai berikut:

Saklar apung F1 menutup, karena air masuk tangki, memberikan daya pada
rangkaian.

 Pada waktu permukaan air naik, saklar apung F2 menutup dan meberi tenaga pada
kumparan rekai alternator A.
 Dengan menganggap bahwa kontak pada awalnya ada pada posisi yang diperlihatkan,
setelah kumparan A diberi tenaga, arus dapat mengalir melalui A1 ke kumparan starter
1M yang memberikan tenaga pompa 1. Kontak 1M1 menutup dan membentuk
rangkaian yang menahan untuk pompa 1.
 Jika permukaan air terus naik dan pompa 1 tidak dapat menahan, maka kemudian
saklar apung F3 akan menutup untuk memberikan tenaga kumparan starter kumparan
2M akan menstart pompa 2. Kontak 2M1 menutup, membentuk kontak yang menahan
untuk pompa 2.
 Pada saat permukaan air menurun, saklar apung F3 membuka tetapi tidak mempunyai
efek karena adaya rangkaian penahan.
 Jika permukaan air terus turun, saklar apung F2 akan membuka, tetapi juga tidak
memberikan efek karena adanya rangkaian penahan.
 Akhirnya saklar apung F1 membuka dan seluruh rangkaian dihilangkan energinya-
pompa dimatikan.
 Satu siklus diselesaikan.
 Waktu berikutnya ketika saklar apung F1 menutup, bergantian kontak relai A2
sekarang tertutup dan kontak A1 tetap membuka.
 Pompa 2 akan pertama kali start dan pompa 1 akan mengikuti.
 Jika saklar apung F3 tidak menutup, maka hanya satu pompa yang akan bekerja.

Pembuat urutan (juga disebut saklar drum, saklar putar, saklar stepper atau saklar
cam) adalah peranti yang menyediakan aksi ON/OFF untuk sejumlah saluran output pada pola

29
urutan yang sudah ditentukan. Pembuat urutan waktu mempunyai basis waktu total operasi,
dan rangkaian beban individual dapat diprogram untuk mnghidupkan dan mematikan dimana
saja di dalam basis waktu itu. Pembuat urutan step bekerja dari pulsa listrik dimulai dengan
peranti input seperti saklar batas, sensor fotolistrik dan pencacah. Input tersebut memberikan
pulsa step camshaft (sumbu bubungan) melalui fraksi putaran untuk tiap pulsa input.

CONTOH PENGGUNAAN KONTROL URUTAN DIBIDANG INDUSTRI


1. Saklar Manual

Sistem distribusi daya yang tidak mempunyai cukup kapasitas untuk menstart
beberapa motor secara serentak. Jika beberapa motor distart dari station tombol
tekan yang sama pada kondisi tersebut, waktu tunda dapat disediakan antara
operasi dari starter-starter motor tersebut.
2. PLC

Prinsip kerja sebuah PLC adalah menerima sinyal masukan proses yang
dikendalikan lalu melakukan serangkaian instruksi logika terhadap sinyal
masukan tersebut sesuai dengan program yang tersimpan dalam memori lalu
menghasilkan sinyal keluaran untuk mengendalikan aktuator atau peralatan
lainnya.

30
3. Sistem kendali sekuensial
Kontrol sekuensial (kontrol berurutan) adalah teknik pengontrolan yang
digunakan untuk mengatur suatu operasi yang saling terkait, terhubung atau terencana
(terjadwal).

Contoh :

 Contoh 1. Pada operasi elevator di atas, untuk pergi ke lantai 30 dari lantai 2 dengan
sangkar elevator, harus memenuhi kondisi: → Tombol pemanggil ditekan pada lantai
2 → Penumpang tidak melebihi kapasitas → Tombol tujuan dalam sangkar ditekan.
 Contoh 2. Pada lampu lalu lintas, alat pemain otomatis dan lain lain.
4. Sistem Kuantitatif
Tujuan dari penggunaan sistim kendali kuantitatif berbeda dengan tujuan
penggunaan sistim kendali berurut. Hal utama yang diperhatikan didalam penggunaan
sistim kontrol berurut (sekuensial) adalah untuk mengendalikan nilai kuantitatif dari
sistim-sistim yang dikendalikan. Dalam hal ini, data kuantitatif yang dikirimkan untuk
mengendalikan sistim tidak hanya dalam bentuk sinyal ON/OFF. Pembagian antara
sistim kendali sekuensial dan kuantitatif pada sistim-sistim tertentu kadang hamper
tidak kelihatan dan juga pada sistim-sistim tertentu kedua jenis sistim kendali ini
dipergunakan bersama-sama.

31
DAFTAR PUSTAKA
Petruzella, Frank D. 1996. Elektronik Industri.Yogyakarta : Penerbit ANDI
Clearwater Tech Specialist in Industrial Automation.[Jurnal Online] . Terunduh pada 6 April
2018. Tersedia di http://www.clrwtr.com/PDF/SymCom/SSAC-TDR-Series.pdf.

Solid State Digital Timer by Megger. [Jurnal Online]. Terunduh pada 6 April 2018. Tersedia
di http://en.megger.com/solid-state-digital-timer-sst9203

Widjan. Memahami kelistrikan Time Delay Relay atau Saklar Waktu. [Jurnal Online].
Terunduh pada 5 April 2018. Tersedia di https://www.kelistrikanku.com/2016/02/timer-delay-
relay.html

Gulo, Alfandi. 2017. Rangkaian Up/Down (Pencacah Naik Turun). Terunduh pada 6 April
2018. Tersedia di http://blogmateriperkuliahan.blogspot.co.id/2017/04/makalah-rangkaian-
counter-updown.html

32

Anda mungkin juga menyukai