Anda di halaman 1dari 10

Laporan Kasus

Penembakan Siswa di SMA Columbine High School USA

(Tragedi Columbine)

Disusun oleh :

Nama : Muhammad Maulana Saputra

Npm : 1905101018

Prodi : D3 Teknik Mesin

UNIVERSITAS LAMPUNG
2019-2020
Daftar Isi

BAB I

PENDAHULUAN…………………………………………………………………..

1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………

1.2 Rumusan Masalah(ilustrasi Kasus)…………………………………………….

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Analisis Kasus (apa,kapan,dimana, siapa, mengapa kasus columbine terjadi)…

2.2 Tinjauan kasus berdasarkan Etika dan kearifan lokal lampung …………………

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………..

3.2 Saran………………………………………………………………………………

Daftar Pustaka………………………………………………………………………..
Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Tragedi Columbine merujuk kepada penembakan membabi-buta yang terjadi pada Selasa,
20 April 1999, di SMA Columbine di Kabupaten Jefferson, Colorado, dekat Denver, Amerika Serikat.
Dua siswa remaja, Eric Harris dan Dylan Klebold, melakukan penembakan membabi-buta, hingga
menewaskan 12 rekan siswa dan seorang guru, serta melukai 24 orang lainnya, dan kemudian
melakukan bunuh diri. Kejadian ini dianggap sebagai penembakan di sekolah yang paling banyak
menelan korban, dan serangan kedua yang paling hebat di sebuah sekolah dalam sejarah Amerika
Serikat setelah tragedi Sekolah Bath.Berdasarkan penjelasan diatas saya akan Membuat Laporan
Mengenai Tersebut Dalam Tinjauan Berdasarkan Etika Dan Kearifan Lokal Lampung.

1.2 Ilustrasi Kasus

peristiwa penembakan membabi-buta yang terjadi pada Selasa, 20 April 1999, di SMA
Columbine di Kabupaten Jefferson, Colorado, dekat Denver, Amerika Serikat. Yang dilakukan
oleh dua siswa remaja, Eric Harris dan Dylan Klebold, Pembantaian ini
melahirkan perdebatan mengenai undang-undang pembatasan senjata api dan kemudahan
mendapatkan senjata api di Amerika Serikat. Banyak perbincangan juga dipusatkan pada
sifat klik dan bully di SMA, serta peranan film-film serta permainan video yang mengandung
kekerasan dalam masyarakat Amerika.
Bab II
Pembahasan

2.1 Analisis Kasus (apa,kapan,dimana, siapa, mengapa kasus columbine terjadi)

A. Apakah Tragedi Columbine Itu

Tragedi Columbine merujuk kepada penembakan membabi-buta yang terjadi pada Selasa, 20 April
1999, di SMA Columbine di Kabupaten Jefferson, Colorado, dekat Denver, Amerika Serikat. Dua
siswa remaja, Eric Harris dan Dylan Klebold, melakukan penembakan membabi-buta, hingga
menewaskan 12 rekan siswa dan seorang guru, serta melukai 24 orang lainnya, dan kemudian
melakukan bunuh diri. Kejadian ini dianggap sebagai penembakan di sekolah yang paling banyak
menelan korban, dan serangan kedua yang paling hebat di sebuah sekolah dalam sejarah Amerika
Serikat setelah tragedi Sekolah Bath.

B. Kapan Tragedi Tersebut Terjadi

Tragedi tersebut terjadi pada hari Selasa, 20 April 1990, sekitar pukul 11.22 siang waktu setempat.
Berawal dari peledakan bom propana yang gagal yang ditaruh dalam 2 tas jinjing besar, masing-
masing memiliki berat 20 pound (9 kg), di kafetaria sekolah dan dilanjutkan dengan penembakan
besar-besaran secara acak di sepanjang koridor sekolah.
Penembakannya sendiri berlangsung sekitar selama 16 menit dan berakhir dengan tewasnya kedua
pelaku pada pukul 12.08 waktu setempat akibat bunuh diri dengan senjata yang mereka gunakan.

C. Di mana Tragedi Tersebut Terjadi

Tragedi penembakan tersebut terjadi di SMA Columbine, distrik Littleton, Colorado, Denver,
Amerika Serikat. Diawali dengan peledakan bom propana di kafetaria sekolah, lalu penembakan di
sepanjang koridor sekolah, dan yang paling banyak memakan korban terjadi di perpustakaan.
D. Siapa Pelaku Tragedi Tersebut

Pelaku tragedi penembakan tersebut adalah kedua siswa dari SMA Columbine bernama Eric Harris
(18) yang ditengarai pihak kepolisian sebagai mastermind atau ‘otak’ dari aksi tersebut dan
sahabatnya yang bernama Dylan Klebold (17).

Eric David Harris lahir pada tanggal 9 April 1981 di Wichita, Kansas. Orang tuanya, Wayne Nelson
dan Katherine Ann Harris keduanya lahir di negara bagian Colorado tetapi karena karir Wayne
sebagai seorang pilot transportasi di Angkatan Udara menyebabkan keluarga tersebut sering
berpindah-pindah. Mereka pernah tinggal di Ohio, Michigan dan New York. Ketika Wayne pensiun,
ia dan Kathy memilih untuk tinggal di Littleton pada tahun 1996. Di sini Wayne bekerja pada
Perusahaan Jasa Keamanan Penerbangan di Englewood. Kathy bekerja di perusahaan ‘catering’ di
lingkungan yang sama. Teman-teman, tetangga, dan kenalan-kenalan keluarga Harris di semua tempat
yang pernah mereka tinggali mengambarkan Wayne dan Kathy merupakan orang-orang yang baik,
penuh perhatian dan selalu memberi dorongan yang baik kepada kedua putra mereka. Eric memiliki
seorang kakak bernama Kevin Harris. Selama masa kecilnya, Eric Harris bermain dalam Liga Untuk
Anak-anak dan ikut kelompok Pramuka.

Eric Harris
Eric dan Dylan menjadi teman akrab tidak lama setelah keluarga Harris pindah ke Littleton. Belum
lama berselang mereka telah membuat ‘link’ untuk komputer di rumah masing-masing sehingga
banyak waktu yang mereka habiskan untuk bermain ‘video game online’ yang belakangan diketahui
bernama ‘Doom II’ yang memuat banyak unsur kekerasan di dalamnya. Eric sangat berharap bisa
diterima masuk Korps Marinir tetapi lamarannya ditolak beberapa hari sebelum pembantaian tragis
itu. Alasan yang diberikan kepadanya adalah bahwa Eric telah biasa mengkonsumsi obat anti-
depresan ‘Luvox’, yang biasa digunakan untuk pasien penderita penyimpangan jenis obsesif-
kompulsif. Obat ini ia konsumsi dalam rangka program pemulihan (anger management) pasca
pembobolan mobil van tetangganya bersama Dylan. Luvox merupakan jenis obat dengan resep
umum, yang biasanya tidak mempunyai efek samping fisik atau psikologis kecuali digunakan
bersama-sama obat lain atau alkohol. Namun tidak ditemukan bukti adanya obat lain atau alkohol
pada tubuh Harris setelah kematiannya.

Dylan Bennet Klebold, seperti Eric Harris, datang dari sebuah keluarga kelas menengah yang mapan
dan sangat dihormati oleh teman, tetangga dan kenalan-kenalan mereka. Dylan lahir pada tanggal 9
September 1981 di Lakewood. Dia sudah bertahun-tahun tinggal di Littleton dengan orang tuanya,
Susan dan Thomas Klebold, dan kakak lelakinya Byron.

Dylan Klebold

Tom Klebold, dulunya seorang ahli geofisika, mengoperasikan bisnis manajemen pegadaian dari
rumah mereka sementara Sue bekerja pada Konsorsium Negara bidang Pendidikan Umum yang
memberikan pelatihan pada murid-murid cacat. Kakek buyutnya, Leo Yassenoff dikenal sebagai
tokoh Yahudi terkemuka di lingkungan setempat dan membangun sebuah Pusat Komunitas Yahudi
(Jewish community center). Teman-teman dekatnya merasa bahwa Dylan mulai berubah setelah
berteman dengan Eric Harris selama tahun 1996.

Sejauh yang diketahui, hanya ada sekali insiden yang menyangkut perilaku kriminal kedua anak ini di
masa lalu. Pada bulan Maret tahun 1997, keduanya ditangkap atas tuduhan kejahatan karena
melakukan tindakan kriminal membuka paksa sebuah mobil van milik tetangga dan mencuri beberapa
barang didalamnya. Harris dan Klebold menunjukkan sikap yang sangat simpatik dan menimbulkan
kesan yang baik pada petugas khusus anak-anak yang menangani kasus mereka. Karena itu mereka
akan dibebaskan jika tidak mengulang lagi tindakan serupa dan berpartisipasi dalam sebuah program
pemulihan moral. Harris diharuskan ikut pelatihan pengendalian kemarahan (anger management) dan
sekali lagi, ia menanamkan kesan yang baik pada petugas-petugas di sana.

E. Mengapa Tragedi Tersebut Terjadi

Dari hasil investigasi yang terus berkembang, terkuak sisi lain kehidupan kedua anak itu. Ini sangat
kontras dengan yang diketahui orang tua dan teman-teman dekat mereka. Ternyata Eric Harris
mempunyai ‘website’ internet sendiri yang secara terbuka menungkapkan kemarahannya kepada
orang-orang di Littleton, khususnya para guru dan murid di SMA Columbine. Pada situs ini, Harris
menyatakan keinginannya untuk membalas dendam kepada siapa saja yang mengganggu dan
menghinanya. Ia memiliki dua blog pribadi dalam website America Online (AOL) dan WBS (Web
Broadcasting System). Nama virtualnya adalah ‘REB’ yang diduga singkatan dari Rebel, Rebdoomer,
Rebdomine, dan lain sebagainya (terinspirasi dari video game online kesukaannya, ‘Doom II’). Dalam
situsnya, terdapat tulisan-tulisan penuh kemarahan dan kebencian terhadap orang-orang di
sekelilingnya, sketsa-sketsa grafis yang mengerikan, lelucon-lelucon yang sama sekali tidak lucu dan
juga lirik-lirik lagu kesukaannya beraliran heavy metal yang berbau gothic dan kekerasan. Musisi
yang menjadi inspirasinya adalah KMFDM (tidak diketahui singkatan dari apa) dengan lagu berjudul
‘Son of a Gun’, Joe Arpaio, Marilyn Manson, dan sebagainya, juga sebuah judul film ‘Natural Born
Killer’ yang sering ia singkat menjadi NBK. Yang paling menarik perhatian adalah tulisannya
sebanyak 15 halaman secara rinci mengenai ancaman dan rencana pembunuhan atas Brooks Brown,
teman sekolah sekaligus kawan sepermainannya, yang kemudian dilaporkan oleh orang tua Brooks ke
pihak kepolisian (laporan diterima oleh Detektif Michael Guerrera) namun tidak pernah ada tindakan
lebih lanjut dari laporan tersebut dan hanya dijadikan arsip kenakalan remaja semata. Eric juga
memiliki jurnal pribadi yang isinya kurang lebih sama dengan kedua websitenya. Malahan, dalam
jurnalnya tersebut terdapat rincian rencana pembuatan bom dan pembunuhan besar-besaran yang pada
akhirnya ia lakukan bersama Dylan pada 20 April 1999.
2.2 Tinjauan Kasus berdasarkan etika dan kearifan lokal Lampung

Kasus Tersebut sangat berlawanan dengan nilai etika di indonesia khususnya lampung kasus
tersebut merupakan tindak kenakalan remaja yang sudah berlebihan disebabkan oleh kurang perhatian
dari orang’ terdekat sedangkan di indonesia (lampung) masyarakatny masih saling peduli satu sama
lain kerukunan antar tetangga masih dijunjung tinggi, selain itu di kasus tersebut juga di dalamny
terdapat hal – hal tabu dimana seorang pelajar bisa mendapatkan dan menggunakan senjata api, di
lapung hal tersebut sangat dilarang karena apabila tanpa bimbingan yang benar bisa disalahgunakan
seperti yang terjadi dalam kasus tersebut.
Bab III

Penutup

3.1 kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas dapat diambil kesimpulan:

1. Betapa pentingnya perhatian orang terdekat pada remaja agar dapat


membimbing dan mengawasi apa yang dilakukan oleh para remaja.

2. Kepada Para aparatpun semestinya lebih tegas dalam menanggapi kasus –


kasus kenakalan remaja karena kasus kecilpun dapat menjadi kasus yang lebih
berat apabila kurang di tindak lanjuti.

3. Di lampung sudah terdapat norma – norma baik yang dimana apail diterapkan
bisa menciptakan masyarakat yang baik semestinya anak – anak sejak dini
sudah di aaran berbagai norma yang berkaitan tentang pergaulan sehingga
kenakalan remaja tdak terjadi

3.2 Saran

Pergaulan merupakan salah satu faktor pentng yang mempengaruhi sikap seseorang
maka dari itu pergaulan yang baik maka bisa membuat sikap orang menadi baik dan apabila
bergaul dengan pergaulan yang salah dapat membuat seseorang mempunyai sikap yang tidak
baik pula,jadi bergaulah dengan baik dan menerapkan nilai – nilai etika yang baik dalam
kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.voaindonesia.com/a/tahun-penembakan-di-sma-columbine

https://id.wikipedia.org/wiki/Tragedi_Columbine

Anda mungkin juga menyukai