Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas perlindungan dan bimbingan kasih-NYA, sehingga pembuatan makalah
tentang “Geopolitik Indonesia“ dapat terselesaikan dengan baik, penuh dengan
campur tangan Tuhan.

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk melengkapi tugas mata kuliah
Kewarganegaraan. Dalam pelaksanaan pembelajaran maupun saat pembuatan
makalah ini, penulis menyadari masih banyak masalah dan kendala yang penulis
hadapi. Sehingga pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak
terhingga kepada Bapak La Bilu, selaku dosen pembimbing mata kuliah
Kewarganegaraan, dan semua pihak yang turut membantu, yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.

Demikian makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, penulis menyadari


masih banyak kekurangan dalam penulisan makalh ini. Dan tak lepas dari
keterbatasan ilmu pengetahuan yang penulis miliki. Maka dari itu, penulis tetap
menerima kritik dan saran dari berbagai pihak. Guna kesempurnaan laporan ini.
Semoga bermanfaat bagi penulis kedepannya dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan.

Kendari, Mei 2014

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul..................................................................................................

Kata pengantar ................................................................................................. i

Daftar Isi........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
1.3 Tujuan dan Manfaat .................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 3

2.1 Pengertian Geopolitik ............................................................................... 3


2.2 Perkembangan Geopolitik di Indonesia ................................................... 5
2.3 Unsur-unsur Geopolitik Indonesia ............................................................ 7
2.4 Arti Penting Geopolitik ............................................................................. 8
2.5 Implementasi Geopolitik dalam Hukum Kewilayahan ............................. 8

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 12

3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 12


3.2 Saran ......................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Geopolitik merupakan permasalahan yang sangat penting pada dua


abad terakhir ini. Permasalahan ini menjadi penting karena manusia yang
telah berbangsa membutuhkan wilayah sebagai tempat tinggalnya yang
kemudian di kenal dengan Negara. Dalam perkembangannya pengertian tidak
saja diartikan sebagai intuisi yang secara minimal meliputi unsur wilayah,
rakyat, dan pemerintah yang berkuasa. Unsur rakyat suatu negara disamping
warga negara juga meliputi bukan warga negara. Agar negara mencapai
tujuan nasional aman dan sejahtera (Pembukaan UUD ’45 Alinea IV) perlu
pendidikan kewarganegaraan. Pendidikan yang dimaksud agar warga negara
Indonesia tahu tentang hak dan kewajiban, serta mampu berdiri dan tetap
menjaga dirinya di tengah arus globalisasi.
Seperti yang dikatakan Ir. Soekarno pada 1 Juni 1945 dihadapan
sidang BPUPKI bahwa orang dan tempat tak dapat dipisahkan atau rakyat tak
dapat dipisahkan dari bumi yang ada dibawah kakinya. Oleh karena itu,
setelah membangsa orang menyatakan tempat tinggal sebagai negara. Dalam
perkembangan selanjutnya pengertian negara tidak hanya tempat tinggal,
tetapi diartikan lebih luas lagi yang meliputi institusi, yaitu pemerintah,
rakyat, kedaulatan, dan lain-lain.
Karena orang dan tempat tinggalnya tak dapat dipisahkan, ruang yang
menjadi hal yang menimbulkan konflik antar manusia, keluarga, masyarakat,
dan bangsa hingga kini, meskipun bentuknya dapat secara fisik maupun non
fisik. Untuk dapat mempertahankan ruang hidupnya, suatu bangsa harus
mempunyai kesatuan cara pandang yang dikenal sebagai wawasan nasional.
Para ilmuan politik dan militer menyebutnya sebagai geopolitik yang
merupakan kepanjangan dari geografi politik.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah makalah geopolitik indonesia atara lain sebagai


berikut.
1. Apakah pengertian Geopolitik ?
2. Bagaimanakah perkembangan Geopolitik di Indonesia ?
3. Apa saja unsur-unsur Geopolitik Indonesia
4. Apakah arti penting Geopolitik bagi bangsa Indonesia ?
5. Bagaimana implementasi Geopolitik dalam hukum kewilayahan ?

1
1.3 Tujuan dan Manfaat

Tujuan dan manfaat makalah geopolitik indonesia atara lain sebagai


berikut.
1. Untuk mengetahui pengertian Geopolitik.
2. Untuk mengetahui perkembangan Geopolitik di Indonesia.
3. Untuk mengetahui unsur-unsur Geopolitik Indonesia.
4. Untuk lebih memahami arti penting Geopolitik bagi bangsa Indonesia.
5. Untuk mengetahui implementasi Geopolitik dalam hukum kewilayahan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Geopolitik

Geopolitik secara etimologi berasal dari kata geo (bahasa Yunani)


yang berarti bumi yang menjadi wilayah hidup. Sedangkan politik dari kata
polis yang berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri atau negara ; dan
teia yang berarti urusan (politik) bermakna kepentingan umum warga negara
suatu bangsa (Sunarso, 2006: 195). Sebagai acuan bersama, geopolitik
dimaknai sebagai ilmu penyelenggaraan negara yang setiap kebijakannya
dikaitkan dengan masalah-masalah geografi wilayah atau tempat tinggal suatu
bangsa. Dengan demikian geografi bersangkut-paut dengan interrelasi antara
manusia dengan lingkungan tempat hidupnya. Sedangkan politik, selalu
berhubungan dengan kekuasaan atau pemerintahan.
2.1.1 Teori geopolitik Kontinental
A. Asal Istilah Geopolitik
Istilah geopolitik semula diartikan oleh Frederic Ratzel
(1844-1904) sebagai ilmu bumi politik (Political Geogrephy).
Istilah ini kemudian dikembangkan dan diperluas oleh sarjaan
ilmu politik Swedia, Rudolph Kjellen (1864-1922) dan Karl
Haushofer (1869-1964)dari Jerman menjadi Geographical Politic
dan disingkat Geopolitik. Perbedaan dari dau istilah di atas terletak
pada titik perhatian dan tekanannya, apakah pada bidang geografi
ataukah politik. Ilmu bumi politik (Political Geography)
mempelajari fenomena geografi dari aspek politik, sedangkan
geopolitik mempelajari fenomena politik dari aspek geography.
Geopolitik memaparkan dasar pertimbangan dalam
menentukan alternative kebijaksanaan nasional untuk mewujudkan
tujuan tertentu. Prinsip-prinsip dalam heopolitik menjadi
perkembangan suatu wawasan nasional. Pengertian geopolitik
telah dipraktekan sejak abad XIX, tetapi pengertiannya baru
tumbuh pada awal abad XX sebagai ilmu penyelenggaraan Negara
yang setiap kebijakannya dikaitkan dengan masalah-masalah
geografi wilayah yang menjadi tempat tinggal suatu bangsa.
B. Pandangan Ratzel dan Kjellen
Frederich Ratzel pada akhir abad ke-19 mengembangkan
kajian geografi politik dengan dasar pandangan bahwa Negara
adalah mirip organisme atau makhluk hidup. Dia memandang
Negara dari sudut konsep ruang. Negara adalah ruang yang

3
ditempati oleh kelompok masyarakat politik (bangsa). Bangsa dan
Negara terikat hokum alam. Jika bangsa dan Negara ingin tetap
eksis dan berkembang, maka harus diberlakukan hokum ekspansi
(pemekaran wilayah).
Disamping itu Rudolph Kjellen berpendapat bahwa
Negara adalah organisme yang harus memiliki intelektual. Nagara
merupakan system politik yang mencakup geopolitik, ekonomi
politik, kratopolitik, dan sosiopolitik. Kjellen juga mengajukan
paham ekspansionisme dalam rangka untuk mempertahankan
Negara dan mengembangkannya. Selanjutnya dia mengajukan
langkah strategis untuk memperkuat negaradengan memulai
pembangunan kekuatan daratan (kontinental) dan diikuti dengan
pembangunan kekuasaan bahari (maritim).
Pandangan Ratzel dan Kjellen hampir sama. Mereka
memandang pertumbuhan Negara mirip dengan pertumbuhan
organisme (makhluk hidup). Oleh karena itu Negara memerlukan
ruang hidup (lebensraum), serta mengenal proses lahir, tumbuh,
mempertahankan hidup, menyusut dan mati. Mereka juga
mengajukan paham ekspansionisme yang kemudian melahirkan
ajaran adu kekuatan (Power Politics atau Theory of Power).
Beberapa pemikir sering menyebutnya sebagai Darwinisme
Social.
C. Pandangan Haushofer
Pandangan demikian ini semakin jelas pada pemikiran
Karl Haushofer yang pada masa itu mewarnai geopolitik Nazi
Jerman dibawah pimpinan Hitler. Pemikiran Haushofer disamping
berisi paham ekspansionisme juga mengandung ajaran rasialisme,
yang menyatakan bahwa ras Jerman adalah ras paling unggul yang
harus dapat menguasai dunia. Pandangan semacam ini juga
berkembang di dunia, berupa ajaran Hako Ichiu yang dilandasi
oleh semangat militerisme dan fasisme.
Kemudian ia berpendapat bahwa pada hakekatnya dunia
terbagi dalam empat benua (Pan Region) dan dipimpin oleh
negara unggul. Teori Ruang dan Kekuatan merupakan hasil
penelitiannya serta dikenal pula sebagai teori Pan Regional, yaitu :
 Lebensraum (ruang hidup) yang “cukup”
 Autarki (swasembada)
Dunia dibagi empat Pan Region, tiap region dipimpin satu bangsa
yang unggul, yaitu Pan Amerika, Pan Asia Timur, Pan Rusia India,
dan Pan Eropa Afrika. Dari pembagian daerah inilah dapat

4
diketahui percaturan politik masalah lalu dan masa depan.Adapun
pokok-pokok pemikiran Haushofer adalah sebagai berikut :
a. Suatu bangsa dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya
tidak terlepas dari hokum alam. Hanya bangsa yang unggul
(berkualitas) saja yang dapat bertahan hidup dan terus
berkembangan, sehingga hal ini menjurus ke arah rasialisme.
b. Kekuasaan Imperium Daratan yang kompak akan dapat
mengejar kekuasaan Imperium maritime untuk menguasai
pengawasan di lautan.
c. Beberapa Negara besar di dunia akan timbul dan akan
menguasai Eropa, Afrika, dan Asia Barat (yakni Jerman dan
Italia). Sementara Jepang akan menguasai wilayah Asia Timur
Raya.
d. Geopolitik dirumuskan sebagai perbatasan. Ruang hidup
bangsa dengan kekuasaan ekonomi dan social yang rasial
mengharuskan pembagian baru kekayaan alam dunia.
Geopolitik adalah landasan ilmiah bagi tindakan politik untuk
memperjuangkan kelangsungan hidupnya dan mendapatkan
ruang hidupnya. Berdasarkan teori yang bersifat
ekspansionisme, wilayah dunia dibagi-bagi menjadi region-
region yang akan dikuasai oleh bangsa-bangsa yang unggul
seperti Amerika Serikat, Jerman, Rusia, Inggris, dan Jepang.

2.2 Perkembangan Geopolitik Di Indonesia

Pembangunan geopolitik Indonesia sudah dimulai oleh para pendiri


bangsa melalui ikrar sumpah pemuda, satu nusa yang berarti keutuhan
wilayah nusantara, satu bangsa yang merupakan landasan kebangsaan
Indonesia, satu bahasa yang merupakan faktor pemersatu seluruh wilayah
nusantara beserta isinya. Rasa kebangsaan merupakan perekat persatuan dan
kesatuan, baik dalam makna spirit maupun moral, sehingga membantu
meniadakan adanya perbedaan fisik yang disebabkan adanya perbedaan letak
geografi.
Kondisi geografis suatu negara atau wilayah menjadi sangat penting
dan menjadi pertimbangan pokok berbagai kebijakan, termasuk juga dalam
merumuskan kebijakan keamanan nasional atau keamanan manusia .
Berbagai bencana alam yang terjadi seperti : angin puting beliung, gempa
bumi, tsunami adalah beberapa ancaman terhadap manusia yang sebagian
besar diantaranya ditentukan oleh kondisi geografis. Penyebaran konflik
komunal tampaknya sedikit terbendung oleh faktor geografis, sebagaimana

5
terjadi di Afrika, Balkan dan Asia Tengah, dengan demikian posisi strategis
Indonesia juga membawa implikasi geopolitik dan geostrategi tertentu.Dari
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembangunan geopolitik hanya
efektif apabila dilandasi oleh wawasan kebangsaan yang mantap. Unsur-unsur
dasar Wawasan Nusantara dalam mencapai kesatuan dan keserasian dapat
ditinjau melalui, Satu kesatuan wilayah, Satu kesatuan bangsa, Satu kesatuan
sosial budaya, Satu kesatuan ekonomi, Satu kesatuan pertahanan dan
keamanan.Konsepsi geopolitik khas Indonesia itu kemudian dirumuskan
menjadi acuan dasar yang diberi nama Wawasan Nusantara, berbunyi sebagai
berikut:

“Wujud suatu Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai suatu Negara


kepulauan yang dalam kesemestaannya merupakan satu kesatuan politik,
ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan untuk mencapai tujuan
nasional dan cita-cita perjuangan bangsa melalui pembangunan nasional
segenap potensi darat, laut dan angkasa secara terpadu” .

Perkembangan Geopolitik di Indonesia juga dipengaruhi adanya


Globalisasi dan kemajuan teknologi yang menyebabkan wilayah kedaulatan
suatu Negara terutama Negara Indonesia menjadi semakin abstrak dan kurang
pasti sehingga dapat dengan mudah ditembus oleh para pelaku atau actor
internasional. Kemudian adanya proses politik dan demokratisasi. Akhir
tahun 2004 juga ditandai dengan keberhasilan bangsa Indonesia
menyelenggarakan Pemilu dengan sistem pemilihan langsung. Proses Pemilu
yang sangat transparan merupakan kunci keberhasilan KPU
menyelenggarakan pesta demokrasi ini. Selanjutnya munculah tiga kasus
besar, yaitu :
 Pertama adalah gerakan separatis politik dan bersenjata yang kini
mengarah pada upaya pemisahan diri dari NKRI yakni, gerakan separatis
bersenjata di Aceh, Gerakan Aceh Merdeka/GAM (yang telah sepakat
untuk mengakui dan bergabung kembali dalam NKRI), kelompok
separatis politik (KSP) dan kelompok separatis bersenjata (KSB/TPN)
yang berinduk di bawah OPM di Papua, serta upaya pembentukan
kembali Republik Maluku Selatan (RMS) melalui pembentukan
organisasi RMS gaya baru yakni Forum Kedaulatan Maluku (FKM).Hal
tersebut tentu saja akan mengancam keutuhan wilayah geografis dan
persatuan NKRI sendiri.
 Kedua yaitu aksi kekerasan dan konflik komunal. Meski langkah-langkah
penegakkan hukum telah diambil, namun diperkirakan kasus-kasus
kekerasan dan konflik-konflik komunal masih akan terjadi secara

6
insidentil. Penanganannya diawali dengan pendekatan pembangunan
kebangsaan, tanpa mengabaikan keberagaman budaya, dan pada saat
yang sama dilaksanakan pembangunan kesejahteraan. Meskipun upaya
peningkatan kualitas proses politik dalam rangka normalisasi dan
stabilisasi kehidupan masyarakat disejumlah daerah konflik dan rawan
konflik relatif berjalan Iambat, tetapi perbaikan struktur dan proses
politik menuju penyelesaian konflik secara bertahap dapat berjalan
dengan baik.
 Ketiga adalah isu keamanan teritorial, perbatasan dan pulau terluar.
Dalam isu keamanan perbatasan baik perbatasan darat maupun laut,
terdapat sejumlah permasalahan tapal batas wilayah yang harus segera
diatasi. Isu keamanan perbatasan tersebut, juga meliputi adanya kondisi
pulau-pulau terluar yang berada dan berbatasan langsung dengan
beberapa negara tetangga yang sesungguhnya berpotensi dapat lepas dari
NKRI bila tidak dapat dipelihara dan dijaga dengan baik.

2.3 Unsur-Unsur Geopolitik Indonesia

Geopolitik memiliki unsur-unsur dasar konsepsi Geopolitik atau biasa


disebut sebagai Wawasan Nusantara ada tiga,yaitu :
2.3.1 Wadah (Contour)
Wadah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
meliputi seluruh wilayah Indonesia yang memiliki sifat nusantara
dengan kekayaan alam dan penduduk serta keanekaragaman budaya.
Bangsa Indonesia memiliki organisasi kenegaraan yang merupakan
wadah berbagai kegiatan kenegaraan dalam wujud suprastruktur
politik dan wadah dalam kehidupan bermasyarakat adalah berbagai
kelembagaan dalam wujud infrastruktur politik.
2.3.2 Isi (Content)
Isi adalah aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan
cita-cita serta tujuan nasional yang terdapat dalam Pembukaan UUD
1945. Untuk mencapai aspirasi yang berkembang di masyarakat
maupun cita-cita dan tujuan nasional seperti tersebut di atas bangsa
Indonesia harus mampu menciptakan persatuan dan kesatuan dalam
kehidupan nasional yang berupa politik, ekonomi, social, dan budaya
serta pertahanan dan keamanan. Isi menyangkut dua hal, pertama
realisasi aspirasi bangsa sebagai kesepakatan bersama (konsensus
nasional) dan perwujudannya, pencapaian cita-cita dan tujuan
nasional, kedua persatuan dan kesatuan dalam ke-bhineka-an yang
meliputi semua aspek kehidupan nasional.

7
2.3.3 Tata laku (conduct)
Hasil dari interaksi antara sebuah wadah dengan isi maka akan
menghasilkan sebuah tata laku yang terdiri dari tata laku batiniah yaitu
mencerminkan jiwa, semangat dan mentalitas yang baik dari bangsa
Indonesia.Sedangkan tata laku lahiriah yaitu tercermin dalam tidakan,
perbuatan dan perilaku dari bangsa Indonesia.Kedua tata laku tersebut
akan mencerminkan identitas jati diri/kepribadian bangsa berdasarkan
asas kekeluargaan dan kebersamaan yang memiliki rasa bangga dan
cinta terhadap bangsa dan tanah air sehingga menimbulkan rasa
nasionalisme yang tinggi dalam semua aspek kehidupan nasional.

2.4 Arti Penting Geopolitik Bagi Bangsa Indonesia

Geopolitik memiliki arti yang sangat dalam bagi bangsa Indonesia


adalah untuk dapat mempertahankan negara dan berperan penting dalam
pembinaan kerjasama dan penyelesaian konflik antarnegara yang mungkin
muncul dalam proses pencapaian tujuan. Bahwa kita sebagai masyarakat dan
negara harus memiliki hubungan spiritual yang mendalam dengan lingkungan
tempat mereka hidup dan tinggal. Dengan inilah yang diartikan sebagai
kesadaran geopolitik. Dengan kesadaran geopolitik seperti ini, sebuah
masyarakat dan negara akan hidup dalam harmoni erat dengan
lingkungannya, baik itu lingkungan sosial budaya, adat tradisi, maupun
lingkungan geografis. Dengan inilah negara kita semakin maju karena bisa
berhubungan dengan negara lain secara erat.Geopolitik juga memberi peluang
bagi Negara Indonesia untuk bekerja sama dengan Negara lain yang memiliki
kemajuan teknologi dan transportasi yang lebih maju dengan memanfaatkan
Sumber Daya Alam yang ada di wilayah Nusantara dengan memberikan
profit bagi bangsa Indonesia.

2.5 Implementasi Geopolitik Dalam Hukum Kewilayahan

2.5.1 Sejak 17 Agustus 1945 sampai dengan 13 Desember 1957.

Wilayah Negara Republik Indonesia ketika merdeka meliputi


wilayah bekas hindia belanda berdasarkan ketentuan dalam
“Teritoriale Zee en Maritieme Kringen Ordonantie” tahun 1939
tentang batas wilayah laut territorial Indonesia. Ordonisasi tahun 1939
tersebut menetapkan batas wilayah laut teritorialsejauh 3 mil dari garis
pantai ketika surut, dengan asas pulau demi pulau secara terpisah-
pisah.

8
Pada masa tersebut wilayah Negara Indonesia bertumpu pada
wilayah daratan pulau-pulau yang terpisah-pisah oleh perairan atau
selat antara pulau-pulau itu. Wilayah laut territorial masih sangat
sedikit karena untuk setiap pulau hanya ditambah perairan sejauh 3
mil disekelilingnya. Sebagian besar wilayah perairan dalam pulau-
pulau merupakan perairan bebas. Hal ini tentu tidak sesuai dengan
kepentingan keselamatan dan keamanan Negara Kesatuan RI.

2.5.2 Dari Deklarasi Juanda (13 Desember 1957) sampai dengan 17


Februari 1969.

Pada tanggal 13 Desember 1957 dikeluarkan deklarasi jJuanda


yang dinyatakan sebagai pengganti Ordonansi tahun 1939 dengan
tujuan sebagai berikut :
 Perwujudan bentuk wilayah Negara Kesatuan RI yang utuh dan
bulat.
 Penentuan batas-batas wilayah Negara Indonesia disesuaikan
dengan asas Negara kepulaauan (Archipelagic State Principles)
 Pengaturan lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin
keselamatan dan keamanan Negara Indonesia
Asas kepulauan itu mengikuti ketentuan Yurespundensi
Mahkamah Internasional pada tahun 1951 ketika menyelesaikan kasus
perbatasan antara Inggris dengan Norwegia. Dengan berdasarkan asas
kepulauan maka wilayah Indonesia adalah satu kesatuan kepulauan
nusantara termasuk peraiarannyayang utuh dan bulat. Disamping itu,
berlaku pula ketentuan “point to point theory “ untuk menetapkan
garis besar wilayah antara titik-titik terluar dari pulau-pulau terluar.
Deklarasi Juanda kemudian dikukuhkan dengan Undang-
Undang No. 4/Prp1960 tanggal 18 Februari 1960 tentang Perairan
Indonesia. Sejak itu terjadi perubahan bentuk wialayh nasional dan
cara perhitungannya. Laut territorial diukur sejauh 12 mil dari titik-
titik pulau terluar yang saling dihubungkan, sehingga merupakan satu
kesatuan wilayah yang utuh dan bulat. Semua perairan diantara pulau-
pulau nusantara menjadi laut territorial Indonesia. Dengan demikian
luas wilayah territorial Indonesia yang semula hanya sekitar 2 juta
km2 kemudian bertambah menjadi 5 juta km2 lebih. Tiga per lima
wilayah Indonesia berupa perairan atau lautan. Oleh karena itu,
Negara Indonesia dikenal sebagai Negara maritime.

9
Untuk mengatur lalu lintas perairan maka dikeluarkan
Peraturan Pemerintah No.8 tahun 1962 tentang lalu lintas damai di
perairan pedalaman Indonesia, yang meliputi :
 Semua pelayaran dari laut bebas ke suatu pelabuhan Indonesia,
 Semua pelayaran dari pelabuhan Indonesia ke laut bebas,
 Semua pelayaran dari dan ke laut bebas dengan melintasi perairan
Indonesia.
 Pengaturan demikian sesuai dengan salah satu tujuan Deklarasi
Juanda tersebut, sebagai upaya menjaga keselamatan dan
keamanan Negara.

2.5.3 Dari 17 Februari 1969 (Deklarasi Landas Kontinen) sampai sekarang.

Deklarasi tentang landas kontinen Negara RI merupakan konsep


politik yang berdasarkan konsep wilayah. Deklarasi ini dipandang
pula sebagai upaya untuk mengesahkan Wawasan Nusantara.
Disamping dipandang pula sebagai upaya untuk mewujudkan Pasal 33
ayat 3 UUD 1945. konsekuensinya bahwa sumber kekayaan alam
dalam landas kontinen Indonesia adalah milik eksklusif Negara.
Asas pokok yang termuat di dalam Deklarasi tentang landas
kontinen adalah sebagai berikut :
 Segala sumber kekayaan alam yang terdapat dalam landasan
kontinen Indonesia adalah milik eksklusif Negara RI
 Jika tidak ada garis batas, maka landas kontinen adalah suatu garis
yang di tarik ditengah-tengah antara pulau terluar Indonesia dengan
wilayah terluar Negara tetangga.
 Claim tersebut tidak mempengaruhi sifat serta status dari perairan
diatas landas kontinen Indonesia maupun udara diatasnya.
 Demi kepastian hokum dan untuk mendukung kebijaksanaan
Pemerintah, asas-asas pokok tersebut dituangkan dalam Undang-
Undang Nomor 1 tahun 1973 tentang Landas Kontinen Indonesia.
Disamping itu UU ini juga memberi dasar bagi pengaturan
eksplorasi serta penyidikan ilmiah atas kekayaan alam di landas
kontinen dan masalah-masalah yang ditimbulkannya.

2.5.4 Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)

Pengumuman Pemerintah Negara tentang Zona Ekonomi


Eksklusif terjadi pada 21 Maret 1980. Batas ZEE adalah sekitar 200

10
mil yang dihitung dari garis dasar laut wilayah Indonesia. Alasan-
alasan yang mendorong pemerintah mengumumkan ZEE adalah :
 Persediaan ikan yang semakin terbatas
 Kebutuhan untuk pembangunan nasional Indonesia
 ZEE memiliki kekuatan hokum internasional
Melalui perjuangan panjang di forum Internasional, akhirnya
Konferensi PBB tentang Hukum Laut II di New York 30 April 1982
menerima “The United Nation Convention on the Law of the sea”
(UNCLOS), yang kemudian ditandatangani pada 10 Desember 1982 di
Montego Bay, Jamaica oleh 117 negara termasuk Indonesia. Konvensi
tersebut mengakui atas asas Negara Kepualauan serta menetapkan
asas-asas pengukuran ZEE. Pemerintah dan DPR RI kemudian
menetapkam UU No.5 tahun 1983 tentang ZEE, serta UU No. 17 tahun
1985 tentang Ratifikasi UNCLOS. Sejak 3 Februari 1986 indonesia
telah tercatat sebagai salah satu dari 25 negara yang telah
meratifikasinya.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Geopolitik merupakan sebagai sistem politik atau peraturan –


peraturan dalam wujud kebijaksanaan dan strategi nasional yang didorong
oleh aspirasi nasional geografik. Wawasan Nusantara sebagai Geopolitik
Indonesia dijadikan sebagai pola pikir dan pandangan hidup masyarakat
Indonesia dalam berbangsa dan bernegara.Kekuatan negara Indonesia terletak
pada : posisi dan keadaan geografi yang strategis dan kaya sumber daya alam.
Sementara kelemahannya terletak pada wujud kepulauan dan
keanekaragaman masyarakat yang harus disatukan dalam satu bangsa dan
satu tanah air, sebagaimana telah diperjuangkan oleh par pendiri negara ini
dan diikrarkan dalam sebuah Sempah Pemuda.Sehingga pandangan
geopolitik bangsa Indonesia harus didasarkan pada nilai – nilai Pancasila
yang luhur dengan jelas dan tegas tertuang di dalam Pembukaan UUD 1945
agar tercipta suatu Persatuan dan Kesatuan Negara Indonesia.

3.2 Saran

Sebagai warga negara yang baik, siapapun kita, baik pejabat,


konglomerat, masyarakat biasa maupun pengemis sekalipun sepatutnya
menjalankan kehidupan bermasyarakat dan bernegara sesuai dengan perturan
dan hukum yang berlaku. Sehingga tercipta kehidupan yang teratur dan tertib
di segala aspek. Wawasan nusantara atau yang bisa juga disebut dengan
geoplitik di Indonesia ini bisa berguna dan berjalan dengan baik. Tiap
individu pun seharusnya paham bagaimana aplikasi geopolitik yang benar itu
seperti apa dan praktiknya dalam kehidupan nyata bisa dengan tepat.

12
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2003. Ocean Policy dalam Membangun Negeri Bahari di Era Otonomi

Daerah. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Ermanaya, Suradinata. 2001. Geopolitik dan Geostrategi Dalam Mewujudkan

Integritas Negara Kesatuan Indonesia. Jakarta: Lemhanas.

Kaelan. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Paradigma.

Mangindaan, Robert. 2012. Fondasi Geopolitik Negara Kepulauan. Jakarta Pusat.

Vol. 5, No. 16.

Sumarsono, S. 2001. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Gramedia Pustaka


Utama.

http://id.wikipedia.org/wiki/Geopolitik_di_Indonesia.

http://windi-utari-fisip13.web.unair.ac.id/artikel_detail-91920Education-
Makalah%20Geopolitik%20Indonesia.html.

http://doudymalfoy.blogspot.com/2011/11/makalah-pendidikan-
kewarganegaraan_22.html.

http://rinastkip.wordpress.com/2012/11/21/makalah-pkn-geopolitik-indonesia/.

13

Anda mungkin juga menyukai