Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kita, sehingga Saya dapat
menyelesaikan makalah tentang isu lingkungan.
Makalah isu lingkungan ini telah Saya susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah tersebut. Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar saya dapat memperbaiki makalah isu lingkungan tersebut.
Akhir kata saya berharap semoga makalah tentang isu lingkungan tersebut
dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penulis
i
Daftar Isi
Kata Pengantar ......................................................................................................... i
Daftar Isi.................................................................................................................. ii
1.2.Tujuan ............................................................................................................... 3
3.1.Kesimpulan ....................................................................................................... 9
3.2.Saran .................................................................................................................. 9
ii
BAB 1. Pendahuluan
1
tersebut berupa kotoran ikan, jeroan ikan, kepala, dan sisa daging. Berdasarkan
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Setyono dan Yudo (2008) di
Kecamatan Muncar menemukan bahwa dalam limbah cair yang dikeluarkan oleh
Industri pengolahan ikan mengandung Nitrat (NO¬3-), Pospat (PO4), Sulfida
(H2S), Amoniak (NH3-N), klorin bebas (Cl2) dan minyak lemak. Serta
berdasarkan parameter BOD dan COD juga memiliki kandungan yang cukup
tinggi.
2
1.2. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas air minum berdasarkan
parameter Zat Organik dan Minyak Lemak, jarak sumber pencemar terhadap
kadar pH, Suhu, Minyak Lemak dan Zat organik, serta pengaruh limbah cair
industri pengolahan ikan terhadap kualitas air sumur di Kecamatan Muncar.
3
BAB 2. Pembahasan
Kualitas air sumur dipengaruhi adanya zat pencemar yang dibuang oleh
limbah industri pengolahan ikan yang menyebabkan ekosistem sungai menjadi
tercemar. Pencemaran tersebut disebabkan oleh limbah hasil industri pengolahan
ikan yang membuat kondisi daerah sekitar menjadi sangat berbau dan kotor
sehingga merusak estetika lingkungan sekitar. Pencemaran dapat diartikan sebagai
penambahan atau memasukkan zat kelingkungan dalam jumlah tertentu, yang
dapat menyebabkan terjadinya kemunduran kualitas air sehingga berbahaya bagi
kesehatan manusia, terganggunya ekosistem dan rusaknya sumberdaya (Martopo,
1992:2), seperti halnya yang terjadi pada daerah sekitar pemukiman penduduk di
Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar.
Kualitas air sumur gali penduduk yang diuji laboratorium dan telah
dibandingkan dengan PERMENKES RI No.492/MENKES/PER/IV/2010.,
menunjukkan nilai pH relatif normal. pH merupakan parameter yang digunakan
untuk menentukan keasaman air. Sehingga kadar pH bisa digunakan sebagai
parameter untuk menentukan kondisi air sumur gali di Desa Kedungrejo,
Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi. pH dapat digunakan dalam indikator
mengetahui keasaman air sumur penduduk. Adapun pH pada Air Sumur Gali
Penduduk Kecamatan Muncar berkisar antara 6,8-7,8, hal ini menunjukkan pH
masih berada dalam kondisi normal yakni pH antara 6-9. Sehingga kondisi air
sumur gali penduduk kecamatan Muncar cukup layak untuk dikonsumsi
masyarakat jika dinilai dari parameter pH.
Kadar bahan Organik pada uji laboratorium tidak melebihi standar baku
mutu air minum, yakni berkisar antara 1,0-9,4. Untuk baku mutu air minum
berdasarkan PERMENKES RI No.492/MENKES/PER/IV/2010 menunjukkan
bahwa standar baku mutu air minum memiliki nilai 10 mg/L. Adanya bahan
organik dalam air erat hubungannya dengan terjadinya perubahan fisik dari air
yaitu timbulnya bau, rasa, warna, dan kekeruhan yang tidak diinginkan. Adanya
zat organik dapat diketahui dengan menentukan angka permanganat. Walaupun
4
KMnO4 sebagai oksidator tidak mengoksidasi semua zat organik yang ada.
Namun cara ini sangat praktis dan cepat pengerjaannya. Bahan organik merupakan
unsur yang akan menyebabkan air menjadi bau dan cenderung menjadi tidak layak
konsumsi, sehingga jika kadar bahan organik tinggi maka air sumur penduduk
menjadi tidak layak konsumsi.
Meskipun kadar bahan organik dalam air sumur masih dibawah standar
baku, akan tetapi perlu dilakukan pengolahan untuk meminimalisir dampak dari
kandungan bahan organik tersebut. Pemakaian karbon aktif granular atau granular
activated carbon (GAC) sampai sekarang merupakan teknologi terbaik yang
sering digunkan untuk mengendalikan senyawa organik. Pemakaian GAC
merupakan proses yang efektif untuk menghilangkan zat organik alami yang
terdapat pada sumber-sumber air minum (Soesanto, 1996:3)
Kadar minyak lemak dalam air sumur gali penduduk berdasarkan hasil uji
laboratorium menunjukkan bahwa kadar yang ada masih dalam batas normal.
Berdasarkan baku mutu air minum dari PERMENLH No.6 tahun 2007
menyatakan bahwa kadar minyak lemak yang ditoleransi adalah 15 mg/L. Minyak
lemak adalah senyawa ester yang terbentuk dari gliserol dan berbagai asam
karboksilat. Minyak dan lemak merupakan triasilgliserol yang terdapat dalam
tumbuhan dan hewan ,apabila triasgliserol tersebut pada suhu kamar berwujud cair
dinamakan minyak dan apabila berwujud padat dinamakan lemak. Jika terlalu
tinggi adanya minyak dan lemak tersebut, maka akan mempengaruhi kualitas air.
Minyak tidak dapat larut dalam air, sehingga sisa minyak akan tetap mengapung
di air. Minyak yang menutupi permukaan air akan menghalangi penetrasi sinar
matahari ke dalam air. Selain itu, lapisan minyak yang cukup tebal dapat
mengurangi konsentrasi oksigen terlarut dalam air, karena fiksasi oksigen menjadi
terhambat. Akibatnya, terjadi ketidakseimbangan rantai makanan di dalam air
(Nugroho dalam Pratiwi, 2011).
6
2.2. Hubungan Antara Jarak dengan Jarak Parameter Limbah Industri
Pengolahan Ikan
Nilai r menunjukkan angka 0,206 yang artinya ada hubungan antara jarak
dengan PH adalah rendah. Berdasarkan nilai r tersebut hubungannya menurut
Hasan (2001:234) hubungan yang dimiliki antara jarak dengan suhu tergolong
rendah. Hal ini terjadi karena jenis tanah yang ada di muncar merupakan tanah
alluvial kelabu dan alluvial coklat kekelabuan. Ciri khas dari jenis tanah ini
memiliki tingkat permeabilitas yang rendah, sehingga memungkinkan adanya
bahan pencemar yang masuk kedalam air sumur. Sedangkan akuifer yang dimiliki
Desa Kedungrejo adalah jenis akuifer A3 atau akuifer yang memiliki keterusan
sedang sampai agak tinggi, muka air tanah beragam dari dekat atau diatas
permukaan tanah. Jenis akuifer ini memiliki potensi air bawah tanah agak tinggi.
Oleh sebab itu masuknya zat pencemar kedalam air sumur juga didorong oleh
adanya faktor dari jenis tanah dan akuifer yang terdapat di Desa Kedungrejo
Kecamatan Muncar.
7
Hal ini disebabkan karena tanah tersusun atas berbagai jenis material (batu, pasir,
tanah liat dan lain-lain) yang akan menyaring atau mengabsorpsi semua material
yang melewatinya termasuk bahan organik. Bahan organik yang terdapat dalam
air limbah dengan proses infiltrasi dapat mencapai air sumur gali penduduk.
Proses infiltrasi dipengaruhi oleh gaya gravitasi maupun gaya kapiler. Gaya
gravitasi bersifat mengalirkan air secara vertikal ke dalam tanah melalui profil
tanah sedangkan gaya kapiler bersifat mengalirkan air secara tegak lurus ke atas,
ke bawah, dan ke arah horisontal (lateral). Sehingga dengan semakin jauh jarak
pencemar, perjalanan air limbah yang mengandung bahan organik banyak
mengalami penyaringan oleh tanah atau material penyusun tanah, dan sebaliknya
semakin dekat jarak sumber pencemar, perjalanan air yang mengandung banyak
bahan organik sedikit mengalami penyaringan sehingga banyak yang masuk
kedalam air sumur. Jenis tanah di Desa Kedungrejo yang termasuk dalam alluvial
kelabu dan alluvial coklat keklabuan menyebabkan banyak zat pencemar yang
bisa masuk kedalam air sumur penduduk diakibatkan oleh sifat tanah yang
memiliki permeabilitas rendah, sehingga zat pencemar bisa masuk ke dalam
sumur penduduk.
8
BAB 3. Penutup
3.1.Kesimpulan
2. Semakin jauh jarak dari sumber pencemar limbah industri pengolahan ikan,
tidak berpengaruh terhadap kadar minyak lemak, bahan organik, pH, dan Suhu
yang terkandung dalam air sumur gali penduduk. Faktor yang menyebabkan jarak
tidak berpengaruh adalah jenis tanah, akuifer, dan kontur air tanah di Kecamatan
Muncar.
3.2.Saran
9
Daftar Pustaka
Apriyani, Dwilina. 2013. Biolistrik dari Limbah Cair Perikanan dengan Metode
Microbial Fuel Cell Satu Bejana. Skripsi. Institut Pertanian Bogor
Kementerian Negara Lingkungan Hidup. 2007 Baku mutu air limbah bagi usaha
dan/atau kegiatan pengolahan hasil perikanan. Kepmen No. 06 Tahun
2007.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492 Tahun 2010 tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum.
PPKI. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah edisi kelima: Skripsi, Tesis,
Desertasi, Artikel, Makalah, Tugas Akhir, Laporan Penelitian.Malang:
UM Press
10
(http://ejurnal.bppt.go.id/index.php/JAI/article/download/280/279),
diakses 19 Juni 2019.
11
12