BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Daging adalah bahan pangan yang sangat bermanfaat bagi manusia karena
banyak mengandung zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh manusia. Zat-zat
makanan tersebut adalah protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, dan air.
Daging merupakan bahan pangan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat dan juga
banyak digemari oleh masyarakat. Kualitas daging tidak hanya ditentukan oleh
penanganan ternak waktu hidup, tetapi juga penanganan setelah panen.
Daging segar yang dimasak ini seringkali memiliki tingkat keempukan yang
beragam dan tidak standar. Untuk meningkatkan keempukan ini biasanya daging
dipukul-pukul dengan alat seperti palu bergerigi baik terbuat dari kayu maupun
terbuat dari logam. Namun, sebetulnya ada beberapa bahan pangan yang bisa kita
gunakan untuk mengempukkan daging sapi segar sebelum daging ini diolah.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui pengaruh enzim bromolin
dalam nanas pada tingkat keempukan dan warna daging sapi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Enzim
Enzim adalah golongan protein yang paling banyak terdapat dalam sel hidup
dan mempunyai fungsi penting sebagai katalisator reaksi biokimia yang secara
kolektif membentuk metabolisme-perantara dari sel (Wirahadikusumah, 2001).
Dengan adanya enzim, molekul awal yang disebut substrat akan dipercepat
perubahannya menjadi molekul lain yang disebut produk (Grisham et al., 1999).
Enzim tersusun atas asam-asam amino yang melipat-lipat membentuk globular,
dimana substrat yang dikatalisis bisa masuk dan bersifat komplementer
(Martoharsono, 2006).
Enzim dapat diperoleh dari sel-sel hidup dan dapat bekerja baik untuk
reaksi-reaksi yang terjadi di dalam sel maupun di luar sel. Pemanfaatan enzimuntuk
reaksi-reaksi yang terjadi di luar sel banyak diaplikasikan dalam dunia industri
seperti industri makanan, deterjen, penyamakan kulit, kosmetik, dll (Moon dan
Parulekar, 1993). Pemanfaatan enzim dapat dilakukan secara langsung
menggunakan enzim hasil isolasi maupun dengan cara pemanfaatan
mikroorganisme yang dapat menghasilkan enzim yang diinginkan. Enzim dapat
diperoleh dari makhluk hidup seperti hewan, tumbuhan dan mikroorganisme.
Beberapa contoh enzim protease yang bersumber dari tumbuhan yaitu bromelin dari
nanas, papain dari pepaya, lisozim dari putih telur. Meskipun banyak sumber dapat
menghasilkan enzim yang berasal dari hewan dan tumbuhan, namun pemanfaatan
mikroorganisme sebagai sumber enzim lebih banyak diminati, karena enzim dari
mikroorganisme dapat dihasilkan dalam waktu yang sangat singkat, mudah
diproduksi dalam skala besar, proses produksi bisa dikontrol, kemungkinan
terkontaminasi oleh senyawa-senyawa lain lebih kecil, dan dapat diproduksi secara
berkesinambungan dengan biaya yang relatif rendah (Thomas, 1989).
Bromelin adalah salah satu enzim proteolitik atau protease yaitu enzim yang
mengkatalisasi penguraian protein menjadi asam amino dengan membangun blok
melalui reaksi hidrolisis. Hidrolisis (hidro = air; lysis = mengendurkan atau
gangguan/uraian) adalah penguraian dari molekul besar menjadi unit yang lebih
kecil dengan kombinasi air. Dalam pencernaan protein, ikatan peptide terputus
dengan penyisipan komponen air, -H dan -OH, pada rantai akhir (William et al.
2002).
PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tekstur
Perlakuan Enzim
Papain Bromelin
Suhu kamar 1 jam ++ ++
Suhu kamar 2 jam ++ +
Lemari es 1 jam + ++
Lemari es 2 jam ++ +++
Ket :
(++) Empuk
Warna
Perlakuan Enzim
Papain Bromelin
Suhu kamar 1 jam - -
Suhu kamar 2 jam - -
Lemari es 1 jam - +
Lemari es 2 jam - +
Ket :
(-) Pucat
(++) Cerah
4.2 Pembahasan
Hasil yang didapatkan pada praktikum kali ini, perendaman daging dengan
menggunakan enzim papain dan bromelin dengan berbagai suhu yaitu ruang dan
lemari es dengan waktu 1 jam dan 2 jam. Pada enzim papain, keempukan daging
yang baik ada pada suhu ruang dalam waktu 1 jam dan 2 jam serta pada lemari es
dalam waktu 2 jam. Sementara pada enzim bromelin, keempukan daging yang baik
ada pada lemari es dengan waktu 2 jam. Ini terjadi karena aktivasi enzim papain
yang meningkat kerena suhu tinggi dan waktu perendaman yang lama
mengakibatkan aktivasi enzim papain bekerja secara optimum. Hal ini dikarenakan
semakin tinggi suhu maka semakin tinggi pula laju reaksi, akan tetapi suhu yang
terlalu tinggi akan merusak struktur enzim (denaturasi enzim) sehingga kerja enzim
akan berkurang.
Pada warna daging setelah perendaman rata rata menghasilkan warna merah
pucat. Perubahan warna yang terjadi ini akibat adanya proses pemanasan. Warna
terbaik pada keempukan daging pada proses pemasakan adalah berwarna keunguan.
Suhu, konsentrasi dan waktu dapat mempengaruhi aktivitas enzim proteolitik.
Penggunaan suhu yang tidak optimal mengakibatkan keaktifan enzim akan lebih
rendah karena energi kinetik molekul substrat maupun enzim akan menjadi rendah
sehingga kecepatan reaksinya juga menurun.
BAB V
KESIMPULAN
Jadi kesimpulan pada praktikum enzime bromelin pada nanas terhadap keempukan
dan warna daging. Samakin rendah suhu dan lama penyimpanan maka semakin empuk
daging. Hal ini dikarenakan kedua enzim ini jika terkena suhu tinggi akan rusak. Dari segi
warna suhu rendah lebih baik untuk daging karena warna daging lebih cerah dari pada di
suhu ruangan.
DAFTAR PUSTAKA
Sari, Rahma Nurita dkk. 2013. Laporan Resmi Praktikum Biokimia Enzim Papain dan
Enzim Bromelin. Semarang, Universitas Semarang.
LAMPIRAN