Anda di halaman 1dari 4

PEMANFAAT ALKOHOL SEBAGAI BAHAN BAKAR

Permintaan bahan bakar Indonesia sekitar 4.107 kL • yr-1, Dan


diperkirakan akan meningkat hingga 7,7.107 kL • yr-1 data 2018. Sampai saat ini
90% dari kebutuhan energi dipenuhi oleh bahan bakar fosil yang dieksplorasi dan
dieksploitasi dari sumber energi yang tidak terbarukan. Berkaitan dengan upaya
mengurangi CO2 emisi, bahan bakar alternatif seperti biodiesel dan bioethanol
perlu dipertimbangkan untuk menggantikan peran bahan bakar fosil.
Baru-baru ini bahan bakar alternatif telah naik ke permukaan karena
penurunan cepat cadangan bahan bakar berbasis fosil. Kenaikan harga minyak
bumi, peraturan emisi yang lebih ketat. Alkohol adalah bahan bakar terbarukan
yang dapat diperoleh dari biomassa, alkohol juga nilai kalorinya rendah,
pemanfaatan alkohol sebagai komponen aditif untuk campuran bahan bakar
merupakan proses penting untuk pemecahan masalah sumber yang terkait dengan
bahan bakar.
Alkohol ringan (metanol, etanol) adalah salah satu sumber daya alternatif
yang paling menjanjikan dalam hal emisi rendah dan biaya rendah untuk
menggantikan bahan bakar konvensional. Produksi alkohol ringan sebagian besar
dilakukan melalui sumber-sumber yang terbarukan sehingga membuatnya lebih
bernilai dan lebih mudah untuk memenuhi permintaan jika penggunaannya
berlebihan.
Dalam penelitihan yang dituliskan dalam jurnal “An Overview on The
Light Alcohol Fuel In Diesel Engines” menyatakan beberapa kelebihan dari
penggunaan alkohol ringan sebagai bahan bakar yaitu sebagai berikut :
a. Alkohol ringan dapat digunakan dalam engine CI sebagai bahan bakar
tunggal, ganda, atau trio tanpa modifikasi mesin, tetapi proporsi alkohol ideal
dalam campuran bervariasi, tergantung pada mode pembakaran, beban
engine, dan metode pencampuran.
b. Secara keseluruhan, pada beban engine yang tinggi, efisiensi pembakaran
lebih tinggi dengan adanya alkohol dalam campuran. Di sisi lain, efisiensi
berkurang pada beban rendah.
c. Metode fumigasi memberikan hasil pembakaran yang lebih baik daripada
metode pencampuran lainnya.
d. Kecenderungan mengetuk meningkat ketika mesin didorong dengan proporsi
alkohol yang tinggi karena jumlah alkohol cetane yang lebih rendah.
e. Mesin mengkonsumsi lebih banyak bahan bakar di hadapan alkohol ringan
dalam campuran karena nilai alkohol yang rendah untuk memenuhi energi
permintaan dibandingkan dengan bahan bakar diesel.
f. Kandungan tinggi metanol dan etanol dengan diesel menghasilkan
peningkatan emisi SSP dan HC sementara konsumsi bahan bakar spesifik rem
dipengaruhi secara negatif dan kadang-kadang meningkatkan efisiensi termal.
g. Campuran Alkohol / Biodiesel umumnya menghasilkan penurunan emisi CO,
NOx, dan SSP serta peningkatan efisiensi pembakaran.
h. Bahan bakar ternary memberikan efisiensi termal yang lebih baik
dibandingkan dengan bahan bakar diesel yang rapi sementara SSP diturunkan
hampir untuk setiap pengujian.
Sedangkan penelitihan dalam jurnal “A Comparative Analisis of The Engine
Performance exhaust Emissions And Combustion Behaviors of a Comprassion
Ignition Engine Fuelled With Biodesel/Diesel/1-Butanol (C4 alcohol) and
Biodesel/Diese/n-Pentanol(C5 alcohol) Fuel Blends” menghasilkan kesimpulan
sebagai berikut :
a. Dibandingkan dengan bahan bakar diesel, bahan bakar n-pentanol dan 1-
butanol ditambahkan secara drastis mengurangi emisi CO hingga rata-rata
32,40% dan 27.ACCEPTED54%, masing-masing MANUSCRIP
dibandingkan dengan bahan bakar sendiri Pada saat yang sama, emisi CO2
dari campuran bahan bakar diamati antara 13,8% dan 14,5%.
b. Meskipun bahan bakar biodiesel menunjukkan efek negatif pada
pembentukan emisi NOX, alkohol yang lebih tinggi, terutama n-pentanol,
dapat menjadi aditif yang efektif untuk mengurangi emisi NOX dengan
mempertimbangkan hasilnya. Selain itu, opasitas asap dari campuran bahan
bakar yang diolah alkohol menurun hingga 44,43% rata-rata dibandingkan
dengan bahan bakar diesel.
c. Suara mesin biasanya berkurang dengan menggunakan bahan bakar yang
ditambahkan alkohol. Pengaruh kebisingan mesin pada kesehatan pengemudi
harus diselidiki secara mendalam oleh para peneliti.
Didalam beberapa literatur penggunaan alkohol sebagai bahan bakar
mempunyai banyak kelebihan. Biodegradasi etanol apabila terkena tanah dan air
maka ia akan mudah dipulihkan maksimal 10 hari. Kehadiran metanol dalam air
dan tanah kurang berpengaruh terhadap kelestarian lingkungan karena metanol
ditemukan dalam organisme alami seperti di air tawar, garam, sedimen, dan tanah,
yang sumbernya adalah bio cumulative.
Dari hasil penelitihan yang lain dapat disimpulkan bahwa etanol kurang
berbahaya bagi organisme darat dan perairan hal ini dijelaskan bahwa metanol
jauh lebih aman dan kurang beracun dibandingkan dengan bahan bakar berbasis
minyak bumi. Adapun produksi metanol dari berbagai bahan baku termasuk gas
alam, batubara, biomassa, dan lain-lain. Banyak laporan yang telah menyatakan
bahwa alkohol adalah salah satu bentuk paling menjanjikan untuk bahan bakar,
selain itu alkohol dapat mengurangi emisi karbon dioksida(CO2) dan hidrokarbon.
Setelah membaca hasil penelitihan dari berbagai jurnal yang ada penulis
menganggap bahwa pemanfaat Alkohol sebagai bahan bakar dapat diterapkan di
Indonesia sebagai bahan bakar arternatif pengganti bahan bakar fosil, Karena
bahan bakar dengan alkohol juga dapat diperbaharui dan banyak keuntungan yang
didapatkan. Alkohol juga tidak berbahaya bagi lingkungan sekitar sehingga tidak
akan menyebabkan kerusakan ekosistem yang ada di Indoesia. Pemanfatan
alkohol sebagai bahan bakar juga dapat meminimalkan polusi CO2. Alkohol juga
merupakan sumber daya alternatif yang paling menjanjikan dalam hal emisi
rendah dan biaya rendah untuk menggantikan bahan bakar konvensional.
(Citra,2019)
Penggunaan alkohol untuk bahan bakar memang mempunyai banyak
keuntungan seperti yang telah dijelaskan diatas. Namun, di indonesia alkohol
tidak diperjual belikan secara bebas. Terlepas dari hal tersebut penggunaan
alkohol akan lebih banyak memakan bahan bakar sehingga masyarakat pun akan
semakin sering membeli bahan bakar dan itu akan semakin menguras minyak
bumi yang ada. Selain itu jika dilihat dari pendapatan masyarakat indonesia yang
tidak merata, umtuk terus membeli bahan bakar karena hal yang telah disebutkan
di atas itu akan menjadi kurang efektif apabila diterapkan di indonesia. (Feby,
2019)
Zaman sekarang, jumlah kendaraan di Indoseia semakin meningkat sehingga
menimbulkan masalah pada bahan bakar. Penggunaan metanol sebagai bahan
bakar alternatif memiliki prospektif yang baik bila dapat direalisasikan di
Indonesia, karena cukup banyak bahan mentah dan bahan baku yang tersedia di
Indonesia. Selain dapat mengurangi ketergantungan impor bahan bakar fosil dan
menurunkan dampak pencemaran lingkungan, pemanfatannya dalam jumlah besar
akan menghemat devisa negara, menumbuhkan industri dan membuka lapangan
kerja baru. Pemanfaatannya sebagai sumber energi alternatif kurang mendapat
perhatian dibandingkan dengan etanol. Penggunaan metanol yang belum
direkomendasikan oleh banyak pihak kemungkinan disebabkan karena masih
terdapat keraguan terhadap dampak negatif yang ditimbulkan seperti kinerja
mesin, gas buangan, negatif yang ditimbulkannya, misalnya terhadap kinerja
mesin, gas buang yang dihasilkan, ketrusakan komponen mesin, dan lain-lain.
(Zia, 2019)
Seharusnya dengan adanya data dan fakta yang terdapat di atas pemerintah
Indonesia harus bisa lebih bergerak cepat untuk pemanfaatan sumber daya ini,
mengingat bahan bakar fosil yang sudah sangat menipis serta penggunaan
kendaraan yang semakin hari semakin meningkat, di Indonesia sangat tepat untuk
mengembangkan sumber daya ini karena penduduk Indonesia sangat bergantung
pada kendaraan yang menggunakan bahan bakar fosil selain itu untuk menjaga
keadaan bumi agar suhu tidak terus naik karna dampak pengguna bahan bakar
fosil tersebut.(Krisna, 2019)

Anda mungkin juga menyukai