Anda di halaman 1dari 3

1.

3 penyakit infeksi yang sering ditemukan pada ilmu bedah mulut


1. Abses submandibula, termasuk dalam infeksi odontogenik yang merupakan
kumpulan pus akibat interaksi dari bakteri yang berada di daerah spasia
submandibula. Etiologinya biasanya terjadi karena terdapat fokal infeksi pada
gigi-gigi posterior rahang bawah.
2. Selulitis, merupakan infeksi odontogenik yang berada pada fase akut. Terdapat
kondisi peradangan yang difuse serta kehilangan jaringan ikat. Etiologi dari
penyakit ini berasal dari campuran dua mikroorganisme, yaitu aerobik dan
anaerobik. Gejala dari penyakit ini yaitu terdapat edema, pusing, dan kemerahan
pada daerah fokal infeksi. Pada tahap awal fase selulitis belum terbentuk pus
3. Ludwigs angina, infeksi selular akut yang melibatkan dua sampai tiga spasia,
submandibular, submental, dan sublingual. Etiologinya biasanya karena adanya
infeksi periapikal atau periodontal di gigi rahang bawah. Ludwigs angina dapat
menyebabkan pasien kesulitan bernafas dan bisa berakibat fatal jika tidak
diberikan perawatan yang adequat.

2. Patogen penyakit infeksi


Bakteri yang biasanya berperan pada infeksi odontogenik adalah Staphylococcus
aureus dan Streptococcus mutans. Bakteri ini memiliki beberapa enzim yang dapat
merusak sel dan jaringan pada rongga mulut. Ketika terjadi kematian sel pulpa maka akan
mengundang terjadinya reaksi inflamasi dan pertahanan tubuh. Interaksi sel pertahanan
tubuh dan bakteri akan menghasilkan pus yang dapat menyebabkan abses dan infeksi
odontogenik lainnya.

3. Cara mengambil spesimen mikroba pada infeksi


Pengambilan sampel yang biasa dilakukan pada abses rongga mulut yaitu menggunakan
teknik aspirasi untuk mengambil eksudat purulen. Teknik ini biasa digunakan pada abses yang
tidak terdapat akses drainase seperti abses dento alveolar. Sebelum melalukan aspirasi abses,
lakukan desinfeksi dengan antiseptic utnuk mencegah kontaminasi.
Sampel pemeriksaan sebaiknya diambil sebelum pemberian obat-obatan, jika sudah
mengkonsumsi sebaiknya setelah 24 jam pemberian antibiotic. Prinsip pengambilan sampel
harus representatif (mewakili proses pemeriksaan yang dikehendaki dan ada kaitannya dengan
mikroorganisme penyebab penyakit). Untuk pengambilan pus (nanah) pada luka tertutup
paling baik menggunakan spuit dan jarum yang telah didesinfeksi sebelumnya, apabila diambil
saat operasi sebagiandari dinding sel abses perlu disertakan. Spesimen permukaan luka diambil
dengan swab.Tempat pewadahan spesimen harus steril dan segera dikirimkan ke lab. Setiap
spesimen yang akan diperiksa harus lengkap disertai dengan nama, jenis kelamin, umur, alamt
pasien, tanggal pengambilan spesimen, jenis spesimen, jenis pemeriksaan yang diminta, dan
asal specimen

4. Antibiotik terapi empiric


Antibiotik diberikan berdasarkan indikasi adanya infeksi odontogenik, infeksi non-
odontogenik, dan keperluan profilaksis infeksi. Antibiotik yang banyak digunakan dalam
bidang kedokteran gigi adalah golongan penisilin seperti penisilin dan amoksisilin, makrolida
seperti klindamisin, golongan sefalosporin dan metronidazol. Hal ini sesuai dengan jenis
bakteri yang sering menyebabkan infeksi odontogenik, yaitu bakteri Gram positif dan bakteri
anaerob. Penicillin adalah first- line drug untuk infeksi odontogen. Amoxicillin, semi synthetic
penicillin adalah drug of choice. Pasien alergi atau resisten penicillins beta-lactamase-stable
antibiotics, termasuk clindamycin atau amoxicillin dengan asam klavulanak.
Tujuan pemberian antibiotiknya adalah untuk eradikasi atau penghambatan pertumbuhan
bakteri yang diuga menjadi penyebab penyakit infeksi sebelum diperoleh hasil pemeriksaan
mikrobiologi. Pemberiannya berdasarkan data epidemiologi dan pola resistensi bakteri yang
tersedia di rumah sakit setempat, kondisi klinis pasien, keterseiaan antibiotik, kemampuan
antibiotik untuk menembus ke dalam jaringan, atau pemberian antibiotik kombinasi jika
diperlukan.
Rute pemberian oral menjadi pilihan pertama untuk terapi infeksi dan lama pemberian pada
antibiotik empiris diberikan untuk jangka waktu 48-72 jam, setelah pemberian antibiotic perlu
dilakukan evaluasi berkala
5. Cara menentukan perubahan pemberian antibiotik pada perawatan
Pemilihan antibiotic didasarkan pada keadaan klinis dan data epidimiologis bakteri yang
ada sehingga antibioitk yang sering digunakan adalah antibiotic dengan spektrum luas dengan
jangka pendek sekita 7-10 hari. Jika tidak ada perbaikan setelah pemberian antibiotic,
penambahan prosedur bedah antiinflamasi dan penggantian antibiotik lain harus
dipertimbangkan dan juga kemungkinan juga terdapat jenis mikroorganisme baru. Pemberian
antibiotic juga ditentukan oleh pola epidemiologi penyebaran bakteri di daerah tersebut

Referensi

1. Shweta, Prakash SK. Dental abscess: A microbilogical review. Dent Res J(Isfahan). 2013
Sep;10(5):585-91. PMID: 24348613; PMCID: PMC3858730
2. Fragiskos D. Fragiskos. 2007. Oral Surgery. Springer-Verlag Berlin Heidelberg. Germany.
3. Hupp, James. Ellis, Edward. Myron, Tucker. 2008. Contemporary Maxillofacial Surgery. 5th
edition. St. Louis: Elsevier
4. Dwivedi, Deepak. (2011). Antibiotic susceptibility pattern agaist pathogenic bacteria causing
Dental Caries.1. 31-35

5. Peedikayil FC (2016) Antibiotics in Odontogenic Infections – An Update. J Antimicro 2: 117

6. Richard L. Wynn, BSPharm, Phd. Drug Information Handbook for Dentistry. 25th Edition.
2019

Anda mungkin juga menyukai