Anda di halaman 1dari 12

ACARA I

PENGARUH MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN


BEBERAPA VARIETAS TANAMAN ANGGREK

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Hari : Rabu
Waktu : 12.30 – 14.00
Tanggal : 28 September 2019
Tempat : Kebun Percobaan Wedomartani, Ngemplak, Sleman,
Yogyakarta

B. Tujuan Acara
1. Mempelajari dan mempraktekkan cara budidaya anggrek dalam
pot/kompot.
2. Mengkaji pemilihan media tanam dan pupuk untuk pertumbuhan
tanaman.

C. Tinjauan Pustaka
Sistematika tanaman anggrek Dendrobium yaitu:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermathophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Ordo : Orchidales
Kelas : Monocotyledonae
Famili : Orchidaceae
Sub-famili : Epidendroideae
Tribes (suku) : Epidendrae dendrobieae
Genus : Dendrobium
Spesies : Dendrobium sp.
Klasifikasi bunga anggrek bulan adalah sebagai berikut :
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Bangsa : Asparagales
Suku : Orchidaceae
Marga : Phalaenopsis
Jenis : Phalaenopsis amabilis (L.) Bl
(Ferza, 2017).
Bunga anggrek Dendrobium mempunyai ciri-ciri terdiri dari lima
bagian utama yaitu sepal (kelopak bunga) dan petal (mahkota bunga),
benang sari, putik dan ovari (bakal buah). Sepal pada anggrek tidak seperti
bunga pada umumnya yang seperti daun berwarna hijau. Sepal anggrek
berbentuk segitiga dengan letaknya simetris yang paling atas lebih besar
dari dua bagian lain yang berada di samping (Maiyulis, 2012)
Batang dari anggrek bulan sangat pendek dan terbungkus oleh seludang
daun. Daunnya berjumlah kurang dari lima helai, berwarna hijau, tebal,
berdaging, berbentuk lonjong bulat telur sungsang atau jorong, melebar di
bagian ujungnya dan berujung tumpul atau sedikit meruncing dengan
panjang 20-30 cm dan lebar 5-8 cm. Bunga anggrek bulan tersusun dalam
tandan dan kadang-kadang bercabang dengan panjang karangan bunga
mencapai 50 cm yang tumbuh menjuntai. Setiap tangkai 10 mendukung 10-
12 kuntum bunga dengan daun penumpu 5 mm berbentuk segitiga,
bunganya cukup harum dan waktu mekarnya lama. Perhiasan bunga
tersusun membulat dengan diameter 6-10 cm atau lebih dan mahkotanya
bertumpang tindih dengan kelopak tersusun membundar (Puspitaningtyas
dan Mursidawati, 2010).
Anggrek Dendrobium cocok untuk tempat dengan altitude yang tidak
terlalu tinggi dari permukaan air laut, misalnya 50-400 mdpl. Anggrek
Dendrobium memerlukan intensitas cahaya relatif lebih tinggi, yaitu 2.000-
6.000 foodcandle. Serta suhu optimal yang dibutuhkan oleh anggrek
Dendrobium antara 15,-300C dan kelembaban udara antara 40%-50%
(Yusnita, 2010).
Anggrek bulan hidup atau dapat tumbuh di daerah yang teduh dan
lembab, dari dataran rendah sampai pegunungan yang umumnya pada
ketinggian 50-600 mdpl dan dapat berkembang dengan baik pada ketinggian
700-1.100 mdpl. Anggrek bulan termasuk anggrek epifit monopodial yang
tumbuh menjuntai. Walaupun tumbuh di daerah tropis, anggrek ini
membutuhkan sedikit cahaya matahari (12.000-20.000 lux) sebagai
penunjang hidupnya karena tidak tahan terhadap sengatan matahari
langsung. Kelembapan udara yang diperlukan rata-rata 70-80% dengan
suhu udara hangat di bawah 29°C (Puspitaningtyas dan Mursidawati, 2010).
Media tumbuh yang baik bagi anggrek (famili Orchidaceae) harus
memenuhi beberapa persyaratan, antara lain tidak lekas melapuk dan
terdekomposisi, tidak menjadi sumber penyakit bagi tanaman, mempunyai
aerasi dan draenase yang baik serta lancar, mampu mengikat air dan zat-zat
hara secara optimal, dapat mempertahankan kelembaban di sekitar akar,
ramah lingkungan serta mudah didapat dan relatif murah harganya (Wardani,
dkk., 2013).
Cara budidaya anggrek dapat melalui cara kultur jaringan. Setelah
anggrek diperbanyak dengan cara kultur jaringan yang kemudian ditaruh
didalam botol kemudian ketika tanaman sudah berusia 9-12 bulan atau
sudah besar dan berakar banyak, anggrek sudah dapat dipindahkan ke dalam
pot. Untuk keperluan pemindahan bibit anggrek diperlukan beberapa
langkah yaitu persiapan tanam, pengeluaran anggrek dari botol, dan
pemindahan anggrek ke pot. Dalam tahap persiapan tanam, perlu disiapkan
pot berdiameter 7 cm atau 12 cm dan diberikan media. Selanjutnya pada
tahap pengeluaran anggrek dari botol, tahap ini harus dilakukan secara
perlahan agar anggrek dapat terlepas sempurna dari agar-agar. Setelah bibit
anggrek keluar dari botol, bibit-bibit anggrek tersebut dipindahkan ke dalam
pot yang sudah bersedia media tersebut (Purwanto, 2016).
Aklimatisasi merupakan proses adaptasi tanaman asal in vitro yang
sebelumnya ditumbuhkan di dalam botol kultur dengan suplai media yang
lengkap. Aklimatisasi juga merupakan proses pengkondisian planlet atau
tunas mikro (jika pengakaran dilakukan secara in vitro) di lingkungan baru
yang aseptik di luar botol, dengan media tanah, pakis, sabut kelapa, atau
arang sehingga planlet dapat bertahan dan terus menjadi benih yang siap
ditanam di lapangan (Saiful, 2017).
Terdapat 3 jenis media untuk tanaman anggrek, yaitu: (1) Media untuk
anggrek Ephytis dan Semi Ephytis terdiri dari: serat pakis yang telah
digodok; kulit kayu yang dibuang getahnya; serabut kelapa yang telah
direndam air selama 2 minggu; ijuk ;potongan batang pohon enau; arang
kayu; pecahan genting/batu bata danbahan-bahan dipotong menurut ukuran
besar tanaman dan akarnya. Pada anggrek Semi Epirit yang akarnya
menempel pada media untuk mencari makanan, perlu diberi makanan
tambahan seperti kompos, pupuk kandang/daun-daunan. (2) Media untuk
anggrek Terrestria. Jenis anggrek ini hidup di tanah maka perlu ditambah
pupuk kompos, sekam, pupuk kandang, darah binatang, serat pakis dan
lainnya. (3) Media untuk anggrek semi Terrestria. Bahan untuk media
anggrek ini perlu pecahan genteng yang agak besar, ditambah pupuk
kandang sekam/serutan kayu. Derajat keasaman air tanah yang dipakai
adalah 5,2 (Saiful. 2017).

D. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Ember
b. Pinset
2. Bahan
a. Bibit anggrek dalam botol
b. Fungisida
c. Moss
d. Pecahan genting
e. Pot
f. Sungkup
g. Plastik
h. Kertas
i. Karet

E. Cara Kerja
1. Memilih bibit yang pertumbuhannya sehat
2. Mengeluarkan bibit dari botol
3. Mengeluarkan bibit anggrek dari botol dan menanam dalam kompot
a. Membuka botol dan mengisi air, kemudian digoyang-goyangkan
hingga agarnya lepas. Mengambil air anggrek menggunakan pinset
b. Mencuci bersih dengan air dalam ember
c. Merendam bibit dengan fungisida
d. Meniriskan dan mengeringkan bibit diatas kertas
4. Memasukkan pecahan genting 1/3 bagian serta moss 2/3 bagian. Lalu
menempelkan bibit anggrek pada moss (1 pot terdiri 5 tanaman)
5. Melakukan penyungkupan dengan membungkus pot menggunakan
plastik dan diikat dengan karet
6. Menyusun pot secara mendatar
7. Melakukan pemeliharaan tanaman meliputi pemupukan, penyiraman,
dan pengendalian hama

F. Hasil Pengamatan
Tabel 1.1 Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman
Dendrobium sp. Phaleonopsis sp. Cattleya sp. Vanda sp.
Pengamatan
M P M+P M P M+P M P M+P M P M+P
1 4.5 5,2 5 1.6 4,5 5,66 3 4,5 3,2 5 4,5 2,3
2 4.3 3,5 4,5 2.8 3,5 5 3,5 3 3,1 4,6 3,67 1,9
3 4,2 3,4 4,7 1,6 4,5 5,73 4,5 8,8 2,9 4,2 4,3 2
Rerata 4.3 4,03 4,73 2 4,16 5.46 3,67 5,4 3,06 4,6 4,2 2,06
Sumber : Praktikum Teknologi Budidaya Tanaman Hortikultura 2019.
Tabel 1.2 Hasil Pengamatan Jumlah Daun
Dendrobium Phaleonopsis
Cattleya sp. Vanda sp.
Pengamatan sp. sp.
M P M+P M P M+P M P M+P M P M+P
1 5 5 3 2 4 2 3 4 6 5 4 4
2 5 3 4 3 6 4 3 9 9 5 12 9
3 4 3 4 3 8 4 3 13 6 4 14 4
Rerata 2.6 3,6 3,6 2.6 6 3,3 3 8,67 8,67 4,67 10 5,06
Sumber : Praktikum Teknologi Budidaya Tanaman Hortikultura 2019.

Tabel 1.3 Hasil Pengamatan Jumlah Akar


Dendrobium Phaleonopsis
Cattleya sp. Vanda sp.
Pengamatan sp. sp.
M P M+P M P M+P M P M+P M P M+P
1 7 7 6 3 3 2 4 3 6 3 3 4
2 8 7 7 3 4 3 4 8 7 4 11 7
3 7 8 7 4 6 5 4 12 5 5 7,7 2
Rerata 7.3 7,3 6,66 3.3 4,3 3,3 4 7,7 6 4 7,2 4,3
Sumber : Praktikum Teknologi Budidaya Tanaman Hortikultura 2019.

Keterangan :
M : Moss
P : Pakis
M + P : Campuran media moss dengan pakis

Dendrobium moss pakis, varitas bagus pakis, kelebihan moss pakis

G. Pembahasan
Anggrek merupakan tanaman bunga hias berupa benalu yang bunganya
indah. Anggrek sudahdikenal sejak 200 tahun lalu dan sejak 50 tahun
terakhir mulai dibudidayakan secara luas di Indonesia. Jenis anggrek yang
terdapat di Indonesia termasuk jenis yang indah antara lain Vanda tricolor
terdapat di Jawa Barat dan di Kaliurang, Vanda hookeriana berwarna ungu
berbintik-bintik berasal dari Sumatera, anggrek larat/ Dendrobium
phalaenopis, anggrek bulan/ Phalaenopsis amabilis, anggrek Apple
Blossom, anggrek Paphiopedilun praestans yang berasal dari Irian Jaya
serta anggrek Paphiopedilun glaucophyllum yang berasal dari Jawa Tengah.
Budidaya tanaman anggrek ini diawali dengan memilih bibit yang
pertumbuhannya sehat lalu mengeluarkan bibit dari botol. Mengeluarkan
bibit anggrek dari botol dilakukan dengan membuka botol dan mengisi air,
kemudian digoyang-goyangkan hingga akarnya lepas. Selanjutnya, mencuci
bersih dengan air dalam ember, merendam bibit dengan fungisida, dan
meniriskan serta mengeringkan bibit diatas kertas. Setelah itu, memasukkan
pecahan genting 1/3 bagian serta moss 2/3 bagian lalu menempelkan bibit
anggrek pada moss (1 pot terdiri 5 tanaman). Melakukan penyungkupan
dengan membungkus pot menggunakan plastic dan diikat dengan karet.
Menyusun pot secara mendatar dan yang terakhir melakukan pemeliharaan
tanaman meliputi pemupukan, penyiraman, dan pengendalian hama.
Perawatan tanaman anggrek dilakukan dengan penyiraman dua kali sehari
pada pagi dan sore hari, kemudian pemupukan dengan POC dan dekastar.
Praktikum acara pengaruh media tanam terhadap pertumbuhan
beberapa varietas tanaman anggrek kali ini menggunakan varietas tanaman
anggrek meliputi Dendrobium sp., Phaleonopsis sp., Cattleya sp., dan
Vanda sp. pada 3 sampel untuk masing-masing varietas yang diamati.
Tanaman anggrek ini dibudidayakan pada tiga media yang berbeda, yakni
moss, pakis, dan campuran moss dengan pakis. Berdasarkan hasil
pengamatan yang dilakukan pada tanaman anggrek varietas Dendrobium
sp. dapat diketahui bahwa penggunaan media campuran mos dan pakis
memiliki hasil yang lebih baik dibandingkan dengan kedua perlakuan
lainnya. Menurut Latif (1960) Media tanam yang biasa digunakan yaitu
pecahan genting, arang kayu dicampur dengan cacahan akar pakis.
Dendrobium, Bulbophyllum, Oncidium dan jenis anggrek lainnya yang
berakar halus, elok dilekatkan pada akar pakis yang ringan, agak longgar
atau jarang susunan seratnya, mudah dimasuki akar-akar yang halus (Latif,
1960). Media pakis memiliki sifat-sifat unggul seperti memiliki daya
mengikat air, aerasi dan drainase baik, melapuk secara perlahan-lahan, serta
mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman anggrek (Syaifullah
dkk., 1997). Salah satu sifat yang penting dari media moss mempunyai
kemampuan menahan air yang tinggi (Batchelor, 1981). Media dapat
dipakai tunggal atau dicampur, yang penting dibuat sedemikian rupa
sehingga sesuai bagi keadaan akar tanaman yang bersangkutan. Tanaman
anggrek termasuk tanaman yang mempunyai kecepatan tumbuh relatif
lambat. Kecepatan tumbuh ini berbeda-beda pada setiap jenis anggrek.
Kecepatan tumbuh ini cukup berpengaruh terhadap pemeliharaan anggrek
yang berorientasi pada produksi bunga, sehingga teknik budidaya anggrek
Dendrobium sp. perlu ditingkatkan untuk memacu kualitas dan kuantitas
tanaman serta kontinuitas produksi yang baik (Yayat dkk, 2012).
Pengamatan yang dilakukan pada tanaman anggrek varietas
Phaleonopsis sp. memiliki hasil yang tinggi pada perlakuan media pakis
dibandingkan kedua perlakuan lainnya. Menurut Widiastoety dan
Hendastuti (1985) media tanam akar pakis merupakan media tumbuh yang
baik untuk pertumbuhan tanaman anggrek Phalaenopsis. Media pakis
memiliki sifat-sifat unggul seperti memiliki daya mengikat air, aerasi dan
drainase baik, melapuk secara perlahan-lahan, serta mengandung unsur hara
yang dibutuhkan oleh tanaman anggrek (Syaifullah dkk., 1997).
Pengamatan yang dilakukan pada tanaman anggrek varietas Cattleya
sp. memiliki hasil yang tinggi pada perlakuan media pakis dibandingkan
kedua perlakuan lainnya. Hal ini dikarenakan media tanam ini mempunyai
kapasitas menahan air yang tinggi, terdiri dari serabut-serabut yang kaku
sehingga membentuk celah-celah mikro (udara) yang memudahkan akar
tanaman tumbuh ke segala arah dan kelebihan air dalam media dapat dengan
mudah mengalir (drainase), dan mengandung zat hara organic (Yayat dkk.,
2012). Media pakis memiliki sifat-sifat unggul seperti memiliki daya
mengikat air, aerasi dan drainase baik, melapuk secara perlahan-lahan, serta
mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman anggrek (Syaifullah
dkk., 1997).
Pengamatan yang dilakukan pada tanaman anggrek varietas Vanda sp.
memiliki hasil yang tinggi pada perlakuan media pakis dibandingkan kedua
perlakuan lainnya. Menurut Sheehan (1980) pakis merupakan media yang
baik, kadar hara cukup dan melapuk secara perlahan-lahan. Akar pakis
sesuai untuk media anggrek karena memiliki daya mengikat air, aerasi dan
drainase baik, melapuk secara perlahan-lahan, serta mengandung unsur-
unsur hara yang dibutuhkan anggrek untuk pertumbuhannya (Syaifullah
dkk., 1997).
Pupuk Pelepas hara lambat (Dekastar) merupakan salah satu pupuk
majemuk yang penyediaan haranya terkendali, artinya unsur hara yang
terkandung dalam pupuk dilepaskan secara perlahan-lahan dan terus
menerus untuk jangka waktu yang cukup lama (Sudarningsih, 1984).
Kemudian, Poole dan Seeley (1972) melakukan penelitian mengenai pupuk
Pelepas hara lambat (Dekastar) terhadap tiga jenis anggrek, yaitu Cattleya,
Cymbidium, dan Phalaenopsis. Dari hasil penelitian mereka itu disimpulkan
bahwa penggunaan pupuk pelepas hara lambat (Dekastar) memberikan nilai
yang lebih tinggi dalam hal : jumlah daun Phalaenopsis dan Cymbidium;
berat tanaman segar Phalaenopsis dan Cymbidium; pertumbuhan dan
panjang daun Cattleya; serta tinggi Cymbidium dan diameter tanaman
Phalaenopsis.

H. Kesimpulan
Budidaya tanaman anggrek ini diawali dengan memilih bibit yang
pertumbuhannya sehat lalu mengeluarkan bibit dari botol. Mengeluarkan
bibit anggrek dari botol dilakukan dengan membuka botol dan mengisi air,
kemudian digoyang-goyangkan hingga akarnya lepas. Selanjutnya, mencuci
bersih dengan air dalam ember, merendam bibit dengan fungisida, dan
meniriskan serta mengeringkan bibit diatas kertas. Setelah itu, memasukkan
pecahan genting 1/3 bagian serta moss 2/3 bagian lalu menempelkan bibit
anggrek pada moss (1 pot terdiri 5 tanaman). Melakukan penyungkupan
dengan membungkus pot menggunakan plastic dan diikat dengan karet.
Menyusun pot secara mendatar dan yang terakhir melakukan pemeliharaan
tanaman meliputi pemupukan, penyiraman, dan pengendalian hama.
Perawatan tanaman anggrek dilakukan dengan penyiraman dua kali sehari
pada pagi dan sore hari, kemudian pemupukan dengan POC dan dekastar.
Penggunaan media tanam moss dan pakis dapat digunakan untuk budidaya
tanaman anggrek karena memiliki kandungan unsur hara yang banyak
sehingga mampu memberikan hasil yang baik. Selain itu perawatan
tanaman berupa pengaplikasian POC dan dekastar mampu mempercepat
pertumbuhan pada tanaman anggrek.

DAFTAR PUSTAKA
Hatni, Ferza. 2017. “An Integrated System of Classification of Flowering
Plants Karya A. Cronquist” dalam Skripsi Karakterisasi Plantlet
Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis (L.) BL) Hasil Inokulasi
Rhizoctonia sp. dan Induksi Asam Salisilat Secara In Vitro.
Bandar Lampung : Universitas Lampung.

Latif, S.M. 1960. Bunga Anggrek Permata Belantara. Bandung: Sumur.

Maiyulis. 2012. “The physiology of tropical orchid in relation to the


industry Karya S. C. Hew dan W. H. Yong” dalam Skripsi
Pengaruh Arang Aktif dan Air Kelapa Pada Media ½ Ms
terhadap Pertumbuhan Protokorm Anggrek Dendrobium sp. In
Vitro. Bandar Lampung : Universitas Lampung.

Puspitaningtyas, D.M. dan Mursidawati. 2010. Koleksi Anggrek Kebun


Raya Bogor. UPT Balai Pengembangan Kebun Raya-LIPI. Bogor.
1(2).

Putra, Virnanto Hasmana. 2009. Budidaya dan Prospek Pemasaran


Anggrek Bulan Loka; (Phalaenopsis amabilis) di Kebun Anggrek
Widorokandang Yogyakarta. Surakarta: Universitas Sebelas
Maret Surakarta.

Romodhon, Saiful. 2017. “Kultur Jaringan Karya Yusnita”. dalam Skripsi


Pengaruh Berbagai Media Terhadap Aklimatisasi Anggrek
Dendrobium sp. Medan: Universitas Medan Area.

Romodhon, Saiful. 2017. Pengaruh Berbagai Media Terhadap Aklimatisasi


Anggrek Dendrobium sp.Skripsi tidak dipublikasikan. Medan:
Universitas Medan Area.

Syaifullah, B. Marwoto, A. Muharam, dan T. Sutater. 1997. Anggrek.


Jakarta: Balai Penelitian Tanaman Hias.

Wardani, S.,H. Setiadodan, S. Ilyas. 2013. Pengaruh media dan pupuk


daun terhadap aklimatisasi anggrek dendrodium (Dendrobium
Sp). Jurnal ilmu pertanian KULTIVAR : 11-18.

Widiastoety, D., dan L. Hendastuti. 1985. Pengaruh penggunaan berbagai


macam medium tumbuh terhadap pertumbuhan anggrek
Phalaenopsis cornu-cervi. Bulletin Penelitian Hortikultura 12 (3):
39-48.

Widiastoety, D, N. Solvia, And M. Soedarjo, 2010. Potensi Anggrek


Dendrobium dalam Meningkatkan variasi dan Kualitas Anggrek
Bunga Potong. Jurnal Litbang Pertanian vol. 29(3) 101 – 106.
Balai Penelitian Tanaman Hias. Cianjur.

Yusnita. 2010. Perbanyakan In Vitro Tanaman Anggrek. Universitas


Lampung. Lampung. 128 hlm.

Anda mungkin juga menyukai