Anda di halaman 1dari 14

BAB V

JARINGAN TELEKOMUNIKASI

5.1 Capaian Pembelajaran


 Mahasiswa mengenal konsep jaringan telekomunikasi.
 Mahasiswa mengenal arsitektur dan komponen jaringan PSTN & PBX.
 Mahasiswa mengenal proses penomoran, dan pengkabelan pada jaringan
PSTN

5.2 Jaringan Telekomunikasi


Terdiri atas jaringan privat dan jaringan publik. Jaringan Privat merupakan sebuah
jaringan yang dibangun oleh suatu kelompok, lembaga, perusahaan, institusi atau
bahkan seseorang dilingkungan internalnya sendiri, dengan harapan komunikasi
internal dapat dilakukan dengan lebih cepat, aman, dan murah. Contohnya adalah
PBX (Private Branch eXchange), LAN (Local Area Network), dan VPN (Virtual
Private Network).

Gambar 5.1 Jaringan Privat

Sedangkan Jaringan Publik adalah jaringan yang dibangun oleh pemerintah


maupun penyedia jasa telekomunikasi kepada publik, baik yang berorientasi profit
maupun non-profit, sehingga masyarakat luas dapat memanfaatkannya dalam
bertukar informasi. Contohnya adalah PSTN, ISDN, PLMN, Internet, MPLS, dsb

65
Gambar 5.2 Jaringan Publik

5.3 Public Switch Telephony Network (PSTN)


PSTN merupakan jaringan publik yang bersifat circuit switch dan pada awalnya
disipakan untuk fasilitas teleponi. PSTN merupakan jaringan telekomunikasi
pertama dan terbesar di seluruh dunia. Hampir 700 juta pelanggan memanfaatkan
jaringan tersebut untuk aktifitas teleponi.
Karakteristik utama PSTN:
 Akses analog dengan frekuensi 300-3400 Hz
 Bersifat circuit-switched
 Memiliki bandwith 64 kbps
 Bersifat fix sehingga mobilitasnya sangat terbatas
 Dapat diintegrasikan dengan jaringan lain, seperti ISDN, PLMN, PDN
PSTN dapat dibagi menjadi 3 jaringan utama, yaitu :
1) Jaringan Backbone
Merupakan core network/jaringan inti yang membangun PSTN, yaitu jaringan
yang menghubungkan antar sentral.
2) Jaringan Akses
Merupakan jaringan yang berfungsi menghubungkan sentral sampai ke pelanggan.
Jaringan Akses dapat dibagi menjadi empat, yaitu :
 Jaringan Lokal Akses Tembaga (Jarlokat)
 Jaringan Lokal Akses Radio (Jarlokar)
 Jaringan Lokal Akses Fiber Optik (Jarlokaf)

66
 Hybrid Fiber Coaxial (HFC)
3) Jaringan Interkoneksi

5.3.1 Arsitektur Jaringan PSTN


5.3.1.1 Jaringan Lokal Tembaga
Jarlokat adalah jaringan lokal akses yang memanfaatkan media kabel tembaga
sebagai media transmisinya.
Ada beberapa unsur yang membentuk konfigurasi dasar Jaringan Lokal Akses
Tembaga, yaitu :
1. Sentral Telepon / MDF (Main Distribution Frame)
2. Kabel Primer
3. Rumah Kabel
4. Kabel Sekunder
5. Kotak Pembagi
6. Kabel / Saluran Penanggal
7. Teminal Batas
8. Kabel Rumah
9. Daerah Catuan Langsung
10. Perangkat lain yang diintegrasikan pada JARLOKAT.
11. Terminal Pelanggan.
Untuk lebih jelasnya, konfigurasi dasar Jaringan Lokal Akses Tembaga dapat
dilihat pada Gambar 5.3 dan Infrastruktur Jarlokat terlihat pada Gambar 5.4
berikut ini :

Gambar 5.3 Konfigurasi Dasar Jarlokat

Kenyataan dilapangan, jarlokat dibagi menjadi dua infrastruktur jaringan, yaitu


Jaringan catuan langsung dan jaringan catuan tidak langsung.

67
A. Jaringan Catu Langsung
Jaringan catu langsung yaitu jaringan dimana pelanggan mendapat pencatuan
saluran dari KP ( Kotak Pembagi = DP = Distribution Point) terdekat dan
langsung dihubungkan dengan RPU ( Rangka Pembagi Utama = Main
Distribution Frame/MDF) tanpa melalui Rumah Kabel (RK).

Gambar 5.4 Jaringan Catu Langsung

Pemakaian Jaringan Catu Langsung


 Di daerah dekat sentral, biasanya di kota besar.
 Kota-kota kecil yang pelanggannya masih sedikit (jumlah KP juga sedikit)
 Daerah dengan demand/pelanggan terpusat
 Daerah dengan pelanggan VIP
Keuntungan pemakaian Jaringan Catu Langsung :
 Dari segi ekonomi menguntungkan (biaya rendah) karena pada jaringan ini
tidak digunakan RK
 Administrasi kabel menjadi lebih sederhana
 Titik rawan gangguan kecil
Kerugian Pemakaian Jaringan Catu Langsung :
 Tidak fleksibel
 Sulit melokalisir gangguan karena kabel primer yang digunakan terlalu
panjang sehingga kesulitan untuk menentukan letak kerusakan dengan
tepat

68
B. Jaringan Catu Tidak Langsung
Jaringan Catu Tidak Langsung yaitu jaringan dimana saluran para pelanggan
dicatu dari KP terdekat, yang dihubungkan terlebih dahulu dengan Rumah Kabel
(RK), yang akan diteruskan ke RPU (MDF). Penyambungan saluran dari KP ke
RK sama dengan jaringan catu langsung (tetap), tetapi penyambungan seterusnya
ke RPU di RK dilakukan tidak tetap (melalui jumper wire).

Gambar 5.5 Jaringan Catu Tidak Langsung

Pemakaian Jaringan Catu Tidak Langsung :


 Saluran di kota-kota yang jumlah pelanggannya besar
 Daerah yang lokasinya jauh dari sentral
 Daerah yang pelanggannya menyebar
Keuntungan Jaringan Catu Tidak Langsung :
 Lebih Fleksibel
 Mudah dalam melokalisir gangguan karena dapat diurut dari RK ke RK.
Kerugian Jaringan Catu Tidak Langsung :
 Dari segi ekonomi tidak menguntungkan (karena membutuhkan RK yang
banyak sehingga biayanya menjadi lebih mahal)
 Sumber gangguan lebih banyak

5.3.1.2 Jaringan Lokal Radio


Jarlokar adalah jaringan lokal akses yang memanfaatkan media udara sebagai
media transmisinya, dimana antenna dijadikan sebagai pemancar dan penerima
sinyal informasi. Teknologi yang menggunakan radio diantaranya adalah :

69
 FWA (Fix Wireless Access)
 Seluler
 WiFi
 Wimax

Gambar 5.6 Jaringan Lokal Akses Radio

5.3.1.3 Jaringan Lokal Fiber


Jarlokaf adalah jaringan lokal akses yang memanfaatkan media serat optik sebagai
media transmisinya, sehingga proses pengiriman sinyal informasi dapat dilakukan
lebih cepat. Terdapat beberapa metode dalam mengintegrasikan jaringan fiber
pada PSTN, yaitu :
 FTTC (Fiber to The Curb)

70
 FTTB (Fiber to The Building)

 FTTH (Fiber to The Home)

5.3.1.4 Perangkat Terminal


Jaringan PSTN dapat melayani beberapa perangkat terminal pelanggan,
diantaranya : fixed telephone, cordless telephone, fax, komputer, modem telepon,
modem ADSL dan PBX. Salah satu perangkat terminal yang banyak digunakan
pelanggan adalah telepon.

5.4 Penomoran Telepon


Secara umum penomoran adalah pemberian identitas yang memudahkan
pengelompokan atau pemilahan sesuatu (contoh : nomor tempat duduk, peserta
perlombaan dll.). Dalam sistem telekomunikasi juga dikenal adanya penomoran
(numbering) yang berguna untuk memberikan identifikasi yang unik untuk setiap
terminasi pada jaringan telekomunikasi yang terkait (PSTN, PSTX, ISDN dll.).
Penomoran yang akan kita bahas adalah penomoran pada PSTN (Public Switched
Telephone Network = jaringan telepon untuk umum) meliputi prinsip dasar
penomoran, penomoran nasional, penomoran internasional dan prosedur-prosedur
pemutaran (dial).

71
5.4.1 Prinsip Dasar Penomoran
Prinsip dasar penomoran secara internasional diatur oleh CCITT terutama dalam
pemberian identitas negara (country code), nomor tes internasional dan
standarisasi jumlah digit, tapi dalam pemberian nomor secara nasional
pengaturannya tergantung kepada negara tersebut (administrasi yang diberi
wewenang).
Hal-hal yang menjadi dasar penomoran adalah :
a. Unik
- Setiap nomor telepon harus unik dalam areanya.
contoh : di Timika hanya satu nomor 351977.
-Diawali dengan kode area (nomor nasional) menjadi unik dalam suatu negara.
contoh : di Indonesia hanya satu nomor 901-351977.
- Nomor nasional diawali dengan kode negaranya dan menjadi unik di dunia.
contoh : 62-901-351977.
b. Seragam dalam proses pemutaran (dialing) untuk semua bentuk panggilan dan
tidak terikat pada lokasi pemanggil.
Contoh bentuk panggilan :
- lokal dan intra area.
- antar kota (nasional call : SLJJ atau via operator).
- internasional.
- emergency (darurat) dan pelayanan khusus.
c. Fleksibel dan mudah untuk adaptasi terhadap pengembangan.
d. Penomoran harus singkat dan sesuai kebutuhan.
e. Pengaturan/pengalokasian nomor dikaitkan dengan wilayah.
f. Penomoran menggunakan angka (numeric) 0 s/d 9 untuk umum, tetapi
khusus untuk pelayanan via operator dapat digunakan digit 11 s/d 15 atau dalam
hexadesimal B s/d F.

5.4.2 Penomoran Nasional


Penomoran nasional seperti diuraikan di atas diatur oleh administrasi yang
berwenang, untuk Indonesia Ditjen POSTEL dan administrasi yang terkait

72
(Operator Telekomunikasi), tetapi pengaturan tersebut dapat diubah sesuai
perkembangan.
Hal-hal yang telah diatur dalam penomoran khusus telepon adalah sebagai berikut
:
- nomor pelanggan dan office code (kode sentral lokal).
- kode area.
- prefix nasional (SLJJ dan intra wilayah).
- struktur nomor nasional.
- pelayanan darurat dan khusus.

5.4.2.1 Nomor pelanggan dan Office code.


Pengaturan /penentuan nomor pelanggan dengan atau tanpa office code tergantung
dari jumlah pelanggan dalam satu area (mempunyai kode area yang sama).
Kapasitas sentral lokal pada umumnya adalah 10.000 pelanggan jadi untuk
penomorannya cukup digunakan 4 digit, jika pelanggan pada suatu area lebih dari
jumlah tersebut maka diperlukan lebih dari satu sentral lokal, maka untuk
memudahkan penomoran setiap sentral lokal diberi identitas yang disebut office
code. Tapi dalam pengenalan umum serta proses dial, office code sudah
digabungkan dengan nomor pelanggan.
cohtoh : - nomor pelanggan tanpa office code 659
- nomor pelanggan dengan office code 551659
(551 office code dari sentral Klojen Malang)

5.4.2.2. Kode Area.


Kode area menunjukkan pengelompokan wilayah (zone). Pengaturan yang telah
dilakukan adalah setiap kota mempunyai kode area. Pada umumnya kode area di
Indonesia terdiri dari 3 angka tetapi khusus kota-kota besar kode areanya terdiri
dari dua angka, Indonesia dibagi dalam  300 kode area.
Kode area Wilayah (Zone)
2 TTC = Jakarta (DKI, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Tengah).
3 TTC = Surabaya (Jawa Timur, Bali, NTB, NTT).
4 TTC = Ujung Pandang (Sulawesi).

73
5 TTC = Banjarmasin (Kalimantan).
6 TTC = Medan (Sumatra Utara dan Aceh).
7 TTC = Palembang (Sumatra Selatan, Riau, Jambi, Lampung dan
Sumatra Barat).
9 TTC = Ambon (Maluku dan Irian Jaya/Papua).
1 Border Communications (komunikasi lintas batas).
8 Public Land Mobil Network (telepon mobil), Public Data Network dan
pelayanan khusus yang lain.

5.4.2.3. Prefix Nasional.


Prefix nasional dalam penomoran digunakan untuk akses atau routing ke kota lain
(kode area yang berbeda) secara langsung baik untuk SLJJ maupun intra wilayah.
- prefix SLJJ = 0
- prefix intra wilayah = 9 atau 99.

5.4.2.4 Struktur Nomor Nasional.


Struktur penomoran nasional adalah merupakan gabungan atau kombinasi dari
prefix nasional, kode area dan nomor pelanggan.
Format penomoran yang berlaku di Indonesia adalah :

0-AB(C) N1......N7

A - digit pertama kode area yang menunjukkan atau mewakili pembagian wilayah
TTC (Tertiary Trunk Centre).
B - digit kedua kode area yang menunjukkan atau mewakili pembagian wilayah
STC (Secondary Trunk Centre).
C - digit ketiga kode area yang menunjukkan atau mewakili pembagian wilayah
PC (Primary Centre).

Dalam rekomendasi CCITT telah diatur bahwa untuk national significant number
(nomor nasional) dinyatakan tanpa prefix, untuk Indonesia jumlah digit untuk
nomor nasional 9 digit.

74
5.4.2.5. Pelayanan Darurat dan Khusus.
Penomoran untuk pelayanan darurat dan khusus diatur secara tersendiri, sesuai
dengan fungsinya untuk pelayanan umum, yaitu merupakan kombinasi tiga digit
diawali digit "1".Pelayanan darurat dan khusus dapat dikategorikan sebagai
berikut :

* Pelayanan darurat dan khusus secara lokal (11x).


Misalnya :
113 - Pemadam kebakaran
114 - Test ringing tone (ring back)
117 - Pengaduan gangguan
118 - Ambulan
110 - Polisi

* Pelayanan khusus secara sentral (10x).


Misalnya :
101 - Booking Internasional (tunda/menuggu)
102 - Informasi Internasional
103 - Penerangan waktu
104 - Booking Internasional (tanpa tunda)
105 - Booking Interlokal (tanpa tunda)
108 - Informasi lokal
100 - Booking Interlokal (tunda)

5.4.3. Penomoran Internasional


Penomoran internasional meliputi penomoran untuk trafik internasional antar
negara, trafik via satelit maritim Internasional (Inmarsat) dan juga komunikasi
lintas batas (border communication).
Sesuai dengan keputusan ITU (CCITT) maka hal-hal yang mengikat untuk
penomoran internasional dalam komunikasi antar negara dan via Inmarsat adalah
penetapan kode negara, struktur penomoran, jumlah digit dan jumlah routing.
Sedangkan pengaturan yang lain seperti prefik internasional dan access code

75
untuk komunikasi lintas batas serta kelebihan fasilitas khusus (International Toll
Free Service/ITFS) dan International Operator Dialing Call (IODC) diatur oleh
administrasi yang terkait.

5.4.3.1. Kode Negara.


Kode negara adalah identitas suatu negara dalam kaitannya dengan komunikasi
telepon. Identitas tersebut diperlukan untuk pengaturan arah panggilan (routing) di
sentral gerbang internasional (SGI). Alokasi kode negara dengan pertimbangan
kawasan (digit awal kode negara) dan pengembangan.
Alokasi digit awal kode negara :

1 - Amerika Utara
2 - Afrika
3/4 - Eropa
5 - Amerika Tengah dan Amerika Selatan
6/8/9 - Asia, Australia dan kawasan Pasifik
7 - Uni Sovyet

Alokasi kombinasi digit untuk jalan masuk via Inmarsat :

871 - Kawasan Lautan Atlantik Timur


872 - Kawasan Lautan Pasifik
873 - Kawasan Lautan India
874 - Kawasan Lautan Atlantik Barat

5.4.3.2. Struktur Nomor Internasional.


Struktur penomoran internasional adalah kombinasi digit yang diputar
pelanggan/operator untuk trafik internasional.

a. SLI antar negara


Prefik Internasional - kode negara - nomor nasional (tanpa prefik)
contoh : (001/007/008)-44-1-4444333 (ke London)

76
b. SLI via Inmarsat
Prefik Internasional - kode kawasan Inmarsat - nomor terminal
contoh : (001/007/008)-872-77777155 (ke kawasan Pasifik)

c. Semi otomatis (demand service via operator 104)


Kode negara/kawasan - nomor nasional
contoh : 81-3-6667777 (ke Tokyo)

d. Antar operator
Kode negara - kode 11/12 (B/C)
contoh : 82-B (ke operator Seoul/Korea Selatan)

e. Komunikasi lintas batas (Border Communication)


Prefik trunk - kode wilayah - nomor nasional
contoh : 0-12-7374411 ( dari P.Batam ke Singapura)

Latihan Soal:
1. Prinsip dasar penomoran secara internasional diatur oleh:
a. CCIR
b. CCITT
c. FCC
d. AT&T

2. Dari nomor-nomor telepon berikut ini: 0341404424, +62341551341,


manakah yang disebut kode area:
a. 0341
b. 62
c. 341
d. 62341

3. Dari struktur penomoran berikut: 0341404424, +62341551341,


0076141262990934, +60356368302, 0016564101200 yang disebut prefik
internasional adalah (pilih tiga):
a. 001
b. 016
c. +
d. 0
e. 017
f. 007

77
4. Dari pemutaran dial berikut ini: 0341404424, +62341551341,
0076141262990934, +60356368302, 0016564101200 manakah yang
termasuk kode negara (pilih tiga):
a. 62
b. +62
c. 65
d. 001
e. 61

5. Dari struktur penomoran berikut: 0341404424, +62341551341,


0076141262990934, +60356368302, 0016564101200 yang termasuk
nomor pelanggan adalah:
a. 341
b. 16
c. 0341
d. 17
e. 007

6. Dari penomoran +62341551708, susunlah berdasarkan abjad strukturnya:


a) kode area; b) kode negara; c) prefik; d) kode sentral lokal; e) nomor
pelanggan, yaitu:
abcde; ecbda; bcade; cbade; cbaed; cdabe

7. Kode area di Indonesia seluruhnya dibagi kedalam:


a. 7 wilayah
b. 8 wilayah
c. 9 wilayah
d. 6 wilayah

8. Kode kawasan untuk jalan masuk via Inmarsat dibagi kedalam:


a. 2 kawasan
b. 3 kawasan
c. 4 kawasan
d. 5 kawasan

78

Anda mungkin juga menyukai