LABORATORIUM METALURGI I
PELAPISAN TEMBAGA
Disusun oleh :
Nama Praktikan : Giofari
NPM : 3334160003
KELOMPOK : 11
REKAN : 1. Adetha Regica C.L
2. Abdul Fathir Q.
Tanggal Praktikum : Kamis, 1 November 2018
Tanggal Pengumpulan Laporan : Senin, 5 November 2018
Asisten : M. Lutfi Firlian
Di sini terjadi reaksi reduksi ion tembaga menjadi logam tembaga sebagai
berikut :
Oksidasi : CuSO4 ↔ Cu2+ + SO42-…………………………………………..(1)
H2O ↔ H+ + OH-………………………………………………...(2)
Reduksi : Cu2+ + 2e- ↔ Cu…………………………………………………(3)
2. Temperatur
Kenaikan temperature akan menyebabkan meningkatnya
laju korosi dan difusi ion-ion ke katoda. Hal ini mencegah
terjadinya pelapisan yang tidak merata yang disebabkan adanya
kekosongan ion-ion pada katoda. Secara umum, temperature yang
sesuai cenderung meningkatkan kualitas pelapisan.
4. Arus listrik
Pada proses plating yang kerapatan arusnya rendah, laju
pelapisan ion-ion menjadi lambat, sehingga laju pertumbuhan dasar
Kristal akan melewati laju pembentukan ion-ion baru. Hal ini
membuktina bahwa semakin besar kuat arus yang diberikan pada
saat pelapisan maka semakin besar pula laju pelapisannya. Hal ini
sesuai dengan Hukum faraday yang menyatakan massa zat tertentu
yang dihasilkan atau dipakai pada suatu elektroda berbanding lurus
dengan jumlah muatan listrik yang melalui sel.
5. Waktu pelapisan
Semakin lama waktu pelapisan maka semakin besar pula
laju pelapisannya. Hal ini terjadi karena semakin lama waktu,
semakin banyak elektron-elektron yang tereduksi dari anoda ke
katoda.
7
2.5 Katoda
Katoda adalah elektroda dalam sel elektrokimia yang terpolarisasi jika
arus listrik mengalir keluar darinya. Pada baterai biasa (Baterai Karbon-Seng),
yang menjadi katoda adalah seng, yang juga menjadi pembungkus baterai.
Sedangkan, pada baterai alkalin, yang menjadi katoda adalah mangan dioksida
(MnO2).
2.6 Anoda
Anoda adalah elektroda, elektroda adalah konduktor yang digunakan
untuk bersentuhan dengan bagian atau media non-logam dari sebuah sirkuit
(missal semikonduktor, elektrolit atau vakum). Logam maupun penghantar listrik
lain, pada sel elektrokimia yang terpolarisasi jika arus listrik mengalir ke
dalamnya. Arus listrik mengalir berlawanan dengan arah pergerakan elektron.
Pada proses elektrokimia, baik sel galvanik (baterai) maupun sel elektrolisis,
anoda mengalami oksidasi.
BAB III
METODE PERCOBAAN
Data Pengamatan
Pembahasan Literatur
Kesimpulan
10
I 1 25 2 7
II 1 20 2 7
III 2 20 2 7
4.2 Pembahasan
Dari percobaan yang telah dilakukan, hasil yang di dapat pada pelapisan
Cu terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi pelapisan antara lain konsentrasi,
voltase, arus, dan waktu. Tetapi pada percobaan ini arus dan waktu pelapisan pada
setiap conso dari satu sampai tiga memakai tegangan, nilai arus dan waktu yang
sama, yaitu voltase sebesar 25 V, 20 V, 20 V, dan arus sebesar 2A dan waktu 7
menit untuk setiap conso. Pada percobaan ini yang logam Fe yang akan di lapisi
12
elektroda dan larutan elektrolit yang hasilnya di endapkan pada elektroda katoda.
Hasil yang terbentuk atau terjadi adalah lapisan logam dan gas hidrogen. (Suhdi
2009)
Melalui larutan elektrolit, ion-ion tembaga (Cu2+) akan terbawa kemudian
mengendap pada permukaan katoda dan berubah menjadi atom-atom tembaga.
Disini terjadi reaksi reduksi ion tembaga menjadi logam tembaga sebagai
berikut.
Oksidasi: CuSO4 ↔ Cu2+ + SO42-………………………..................(6)
H2O ↔ H+ + OH-………………………………………...(7)
Reduksi: Cu2+ + 2e- ↔ Cu…………………………………………(8)
0.08
Selisih Massa Fe (Gram)
0.07
0.06
0.05
0.04
0.03
0.02
0.01
0
0 10 20 30
Voltase (Volt)
14
Dapat dilihat pada gambar 4.2 bahwa pengaruh voltase yang digunakan
terhadapa selisih massa Fe pada arus listrik sebeser 2 ampere dan waktunya 7
menit. Logam Fe sebagai katoda akan mengalami penambahan berat dan tebal
lapisan dikarenakan terjadinya endapan dari logam tembaga (Cu) sebagai anoda.
Pengaruh voltase yang terjadi pada percobaan yang telah dilakukan ternyata
semakin tinggi voltase yang digunakan maka reaksi atau proses akan berjalan
semakin lama sehingga pada proses pelapisan, akan diperoleh berat dan tebal yang
lebih sedikit dengan semakin bertambahnya voltase. Dapat dilihat pada gambar
4.2 diatas menyatakan bahwa pada conso 1 voltase 25 v dengan konsentrasi, arus
dan waktu yang sama, mempunyai perubahan berat Fe sebesar 0,057 gram,
sedangkan conso 2 voltase 20 v dengan konsenstrasi, arus dan waktu yang sama,
terdapat penambahan berat Fe sebesar 0,043. Hal ini terjadi karena ion-ion positif
dari larutan elektrolit H2SO4 tertarik ke katoda (logam Fe) yang selanjutnya
mengalami reduksi sehingga menjadi atom netral. Sedangkan ion-ion negatif dari
anion akan tertarik ke anoda dan teroksidasi menjadi ion netral, sehingga ion
tersebuh kemudian berpindah ke katoda dan melapisi permukaan dari logam Fe
maka berat dan tebalnya akan berkurang.
Karena selain faktor arus, tegangan dan waktu yang dapat mempengaruhi
langsung ketebalan lapisan, terdapat pula faktor lain seperti jarak, konsentrasi
larutan dan ion logam, kebersihan larutan dan logam yang di lapisi dan lain-lain
yang dapat mempengaruhi kecepatan pelapisan sehingga juga mempengaruhi
ketebalan lapisan yang di dapat.
Pelapisan dengan metode electroplating ini sesuai dengan hokum faraday,
yaitu jumlah logam yang terdekomposisi karena elektrolisis berbanding lurus
dengan jumlah arus yang melewati larutan dan sebanding dengan berat ekuivalen
kimia logam pelapis. Dengan demikian berat dan ketebaalan rata-rata dari suatu
lapisan electroplating dari suatu logam dapat dihitung dengan menggunakan
parameter arus, waktu pelapisan, luas permukaan logam yang dilapisi dan berat
ekuivalen kimia loga pelapis. Pengaruh kuat arus listrik dan waktu proses
15
Unsur logam yang termasuk ke dalam deret volta ini mempunyai beberapa
sifat-sifat umum. Adapun sifat-sifatnya adalah sebagai berikut :Unsur logam yang
berada disebelah kiri memiliki potensial elektroda bertanda minus (-), Unsur
logam yang berada disebelah kanan memiliki potensial elektroda bertanda plus
(+), Semakin ke kiri posisi logam dalam deret maka semakin reaktif (lebih mudah
melepaskan elektron), Semakin ke kanan posisi logam dalam deret maka semakin
tidak reaktif (lebih sulit melepaskan elektron), Semakin ke kanan posisi logam
dalam deret maka semakin baik untuk mencegah korosi dan menjadi pengoksidasi
yang semakin kuat, Unsur logam yang berada pada bagian kiri mampu mendesak
atau mereduksi logam yang berada pada bagian kanan, sehingga kemungkinan
dapat terjadi reaksi secara spontan, Unsur logam yang berada pada bagian kanan
tidak mampu mendesak atau mengoksidasi logam yang berada pada bagian kiri,
sehingga tidak dapat terjadi sebuah reaksi.
Adapun deretan deret volta :
Li , K, Ba, Ca, Na, Mg, Al, Mn, (H2O), Zn, Cr, Fe, Cd, Co, Ni, Sn, Pb, (H), Cu,
Hg, Ag, Pt, Au.
Adapun senyawa yang dapat bereaksi dengan air adalah Li , K, Ba, Ca,
Na, Mg, Al, Mn. Sedangkan senyawa yang tidak dapat bereaksi dengan air adalah
Zn, Cr, Fe, Cd, Co, Ni, Sn, Pb. Adapun senyawa yang dapat bereaksi dengan H
(hidrogen) adalah Li , K, Ba, Ca, Na, Mg, Al, Mn, (H2O), Zn, Cr, Fe, Cd, Co, Ni,
Sn, Pb. Sedangkan ada senyawa yang tidak dapat berekasi dengan H (hidrogen)
adalah Cu, Hg, Ag, Pt, Au
Sel elektrolisis adalah reaksi redoks dalam sel elektrolisi adalah
nonspontan. Energi listrik diperlukan untuk menginduksi reaksi elektrolisis.
Contoh dari sel elektrolisis pada NaCl cair, dimana elektrolisis NaCl cair untuk
membentuk natrium cair dan gas klorin. Ion-ion natrium bermigrasi kearah
katoda, dimana mereke direduksi menjadi logam natrium. Demikian pula, ion
klorida bermigrasi ke anoda dan dioksidasi untuk membentuk gas klor. Jenis sel
digunakan untuk memproduksi natrium dan klorin. Gas klorin dapat dikumpulkan
sekitar sel logam natrium kurang padat dari pada garam cair dan dihapus seperti
mengapung ke atas wadah reaksi.
17
Adapun perbedaan sel volta dan sel elektrolisis adalah anoda dari sel
elektrolisis bermuatan positif karena anoda menarik anion dari larutan, sedangkan
katoda negatif. Anoda dari sebuah gel galvani bermuatan negatif, karena oksidasi
spontan pada anoda adalah sumber elektron sel atau muatan negatif. Reaksi
redoks dalam sel galvani adalah reaksi spontan sedangkan reaksi redoks dalam sel
elektrolisis adalah nonspontan .
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan pelapisan Cu yang telah dilakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan antara lain :
Voltase adalah salah satu faktor yang mempengaruhi proses pelapisan.
Apabila konsentrasi semakin besar, maka logam Cu yang menempel pada logam
Fe pun semakin banyak. Sehingga berat Fe semakin besar, sedangkan berat Cu
semakin kecil. Dapat dilihat dari hasil percobaan yaitu : pada conso 1 dengan
konsesntrasi 1M berat awal Cu 40,035 g dan berat akhirnya 39,770 g. Berat awal
Fe 26,395 g dan berat akhirnya 26,422 g. Pada conso 2 dengan konsentrasi 1M
beart awal Cu 47,755 g dan berat akhirnya 47,484. Berat awal Fe 25,321 g dan
berat akhirnya 25,364 g.
5.2 Saran
Saran yang dapat praktikan berikan pada praktikum ini adalah :
1. Praktikan harus teliti dalam melakukan pengenceran H2SO4
2. Praktikan harus teliti dalam menimbang berat awal dan berat akhir plat
Fe dan Cu
3. Praktikan harus lebih bersih dalam pengamplasan pelat Fe dan Cu
DAFTAR PUSTAKA
2. Perhitungan M H2SO4
M = 10 x %H2SO4 x pH2SO4
Mr H2SO4
= 10 x 98 x 1,87
98
= 18,7 M
LAMPIRAN B
JAWABAN PERTANYAAN DAN TUGAS KHUSUS
Lampiran B. Jawaban Pertanyaan dan Tugas Khusus
B.1 Jawaban Pertanyaan