Laporan Kasus Dislokasi Elbow
Laporan Kasus Dislokasi Elbow
Disusun oleh:
Baiq Febri Aryani, S.Ked (011.06.0001)
Pembimbing :
dr. Sukmawendi, Sp.OT
1
BAB I
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama : NY. E
Usia : 28 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Status : Menikah
Alamat : Sukamulia
No. RM : 02325039
Tanggal masuk RSUD DR.R.Soedjono Selong : 12-01-2016
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Siku sebelah kiri nyeri dan tidak bisa digerakkan sepenuhnya setelah kecelakaan 2 bulan yang
lalu.
2
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga dengan keluhan serupa.
Riwayat Pengobatan
Sebelumnya pasien tidak pernah di rawat inap di Rumah Sakit. Pasien juga tidak pernah
di operasi sebelumnya. Akan tetapi, pasien sempat pergi ke tukang pijat untuk meluruskan siku
kirinya yang tampak bengkok tersebut.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : E4V5M6
Nadi : 78x/menit
Nafas : 20x/menit, reguler, pernafasan torakoabdominal
Suhu : 36,5oC (aksila)
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Kepala : normocepal, rambut warna hitam, distribusi merata, tidak mudah rontok.
Mata : konjungtiva anemis -/-, sclera ikterus -/-, reflek cahaya (+), pupil isokhor,
Telinga : bentuk normotia, serumen -/-, otorhea -/-
Hidung : mukosa hidung merah muda, septum deviasi (-), sekret (-)
Mulut : lidah kotor (-), tremor (-)
Leher : Pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid (-), JVP tidak meningkat, krepitasi (-), jejas
(-), meningeal sign (-).
Thoraks :
Paru :
Inspeksi : normochest, pergerakan dinding dada simetris, retraksi sela iga (-)
3
Perkusi : sonor pada kedua lapang paru
Jantung :
Perkusi : batas atas di ICS III linea parasternalis dextra, batas kanan di ICS IV linea
parasternalis dextra, batas kiri di ICS V linea parasternalis sinistra
Abdomen :
Palpasi : nyeri tekan epigastrium (-), hepar dan lien tidak teraba
Atas :
Move : False Of Movement (-), ruang gerak sendi terbatas (+) pada ekstremitas sinistra.
Bawah
Problem :
Nyeri pada siku kiri dan tidak bisa digerakkan sepenuhnya atau tidak bisa ditekuk.
Assesment
4
Dislokasi Elbow Sinistra
Planing Diagnosis
DL, GDS
Foto polos Humerus Sinistra AP/Lat
EKG
Planning Terapi
Pto ops reposisi dan pemasangan gips
Inf RL 20 tpm
Inj. Cefotaxime 1gr (pre-op)
FOLLOW UP
Waktu Subjective Objective Assesment Plan
5
gallop (-)
Abdomen:
- I : Distensi (-), massa
(-), striae (-), spider
nevi (-)
- A : BU (+) Normal
- P : nyeri tekan
epigastrium (-), hepar
dan lien tidak teraba
- P : Timpani pada
seluruh lapang
abdomen
Ekst:
15/01/2016 Pasien mengeluh Kes : E4V5M6 Post operasi - Rontgen ulang Elbow
Pk. 06.00 nyeri ditempat Vital sign : reposisi + -IVFD RL 20 tpm
jahitan operasi TD: 110/80 mmHg ORIF dislokasi -inj. cefotaxime
(+) HR : 78x/ menit elbow sinistra + 1gr/12jam
pasang gips -inj.ketorolac 3x30mg
RR : 18x/menit
hari I, -inj.ranitidine 2x1Amp
T : 36,90C
K/L:
Mata: an -/-, ikt -/-,
cowong -/-,
Leher: JVP ≠ ,
pemb.KGB(-)
Thorax:
6
- A: P: VES +/+, Rh -/-
, Wh -/-
- C: S1S2 tunggal
regular,murmur (-),
gallop (-)
Abdomen:
- I : Distensi (-), massa
(-), striae (-), spider
nevi (-)
- A : BU (+) Normal
- P : nyeri tekan
epigastrium (-), hepar
dan lien tidak teraba
- P : Timpani pada
seluruh lapang
abdomen
Ekst:
7
cowong -/-,
Leher: JVP ≠ ,
pemb.KGB(-)
Thorax:
- A: P: VES +/+, Rh -/-
, Wh -/-
- C: S1S2 tunggal
regular,murmur (-),
gallop (-)
Abdomen:
- I : Distensi (-), massa
(-), striae (-), spider
nevi (-)
- A : BU (+) Normal
- P : nyeri tekan
epigastrium (-), hepar
dan lien tidak teraba
- P : Timpani pada
seluruh lapang
abdomen
Ekst:
8
RR : 20x/menit
T : 36,60C
K/L:
Mata: an -/-, ikt -/-,
cowong -/-,
Leher: JVP ≠ ,
pemb.KGB(-)
Thorax:
- A: P: VES +/+, Rh -/-
, Wh -/-
- C: S1S2 tunggal
regular,murmur (-),
gallop (-)
Abdomen:
- I : Distensi (-), massa
(-), striae (-), spider
nevi (-)
- A : BU (+) Normal
- P : nyeri tekan
epigastrium (-), hepar
dan lien tidak teraba
- P : Timpani pada
seluruh lapang
abdomen
Ekst:
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. ANATOMI
Tulang pembentu siku :
1) Os Humerus
Ujung bawah os humerus terdapat permukaan sendi yang berhubungan dengan tulang
lengan bawah. Trochlear yang terletak di sebelah sisi dalam tempat persendian os ulna
dan sisi luar terdapat capitulum yang bersendian dengan os radius. Pada kedua sisi
persendian ujung bawah os humerus terdapat dua epicondylus yaitu epicondylus lateral
dan medial.
2) Os Radius
Tulang Radius terletak di sisi lateral pada lengan bawah. Merupakan tulang yang lebih
pendek dibandingkan dengan os ulna. Mempunyai sebuah batang dan dua ujung atas,
yaitu caput yang berbentuk kancing. Dibawah terdapat sebuah tuberrositas radii.
3) Os Ulna
Tulang ulna terletak di sisi medial pada lengan bawah yang terdiri atas sebuah batang dan
dua ujung. Ujung os ulna masuk dalam persendian siku yang disebut processus
olecranon. Processus ini menonjol keatas di sebelah posterior dan masuk ke dalam fosa
olecrani os humerus. Processus coronoideus os ulna menonjol di depannya dan tempat
masuk di dalam fosa coronoid os humerus, bila siku di bengkokkan. Batang os ulna
semakin ke bawah semakin mengecil dan member kaitan pada otot yang mengendalikan
gerak sendi pergelangan tangan dan jari-jari. Ujung bawah os ulna terdiri dari caput ulna
yang bersendian dengan os radius dan processus styloideus yang menonjol ke bawah.
10
2.2. DEFINISI
Dislokasi elbow merupakan suatu injury berupa keadaan yang abnormal pada region siku,
dimana olecranon tidak berhubungan secara normal dengan epycondylus humeri, atau
bergesernya ulna ke belakang dari ujung bawah humeri. Dapat terjadi pada anak-anak atau orang
dewasa yang dikarenakan suatu trauma tidak langsung.
Dislokasi siku ini dapat menyebabkan robek ligament yang mempertahankan stabilitas
sendi siku. Bila tidak terjadi instabilitas, setelah reposisi dapat dimulai mobilisasi segera, tetapi
bila terjadi instabilitas, imobilisasi cukup dilakukan selama 3 minggu dalam gips baru kemudian
dilakukan mobilisasi.
2.3. ETIOLOGI
Faktor utama penyebab dari keterbatasan gerak dari sendi siku ini karena kesalahan atau
tidak sempurnanya dalam proses reposisi dan imobilisasi, kurangnya aktifitas pada sendi siku
yang disebabkan karena nyeri, sendi siku yang immobile akan menyebabkan statis pada vena dan
spasme sehingga menyebabkan kekurangan oksigen yang dapat menimbulkan reaksi timbulnya
edema, eksudasi, dan akhirnya menyebabkan kekakuan sendi sehingga menyebabkan
keterbatasan gerak.
2.4. MANIFESTASI KLINIS
o Stiffness joint atau kaku sendi adalah suatu kualitas kekakuan atau infekleksibilitas atau
imobilisasi dan konsolidasi sebuah sendi yang disebabkan oleh penyakit, cedera dan
11
tindakan bedah. Stiffness joint tersebut dapat mempengaruhi tingkat dari impairment atau
sebatas kelemahan yang dirasakan, salah satunya adalah nyeri
o Keterbatasan Lingkup Gerak Sendi (LGS) sehingga dampak selanjutnya functional
limitation atau fungsi yang terbatas dari lengan untuk menekuk, berpakaian, makan dan
aktifitas sehari-hari.
o Nyeri spontan
o Nyeri Sumbu
2.6. PENATALAKSANAAN
o Reposisi
o Fisioterapi
12
Teknik Reposisi Tertutup :
1. Reposisi pada dislokasi anterior pada shoulder.
a) Reduksi tertutup harus dilakukan setelah pemeriksaan klinis yang adekuat dan
reduksi dengan satu kaki ditempatkan diantara dinding axilla dan dinding dada
dengan rotasi internal dan external secara hati-hati, disertai traksi axial.
countertraction.
clavicula di atas tempat tidur diberikan beban 2,5-4 kg yang diikat pada wrist
joint. Persendian akan tereduksi secara spontan dalam waktu 15-20 menit.
a) Reduksi tertutup harus dilakukan setelah pemeriksaan klinis yang adekuat dan
b) Pasien dengan posisi supine traksi dilakukan dengan adduksi dari lengan yang
13
3. Post-reposisi pada dislokasi pada shoulder
a) Reduksi tertutup harus dilakukan setelah pemeriksaan klinis yang adekuat dan
b) Parvin’s method : pasien dalam posisi prone diatas tempat tidur, kemudian
melakukan traksi wrist ke arah bawah dalam beberapa menit. Ketika olecranon
tidur, lakukan traksi ke arah bawah pada wrist, reduksi olecranon dengan
c) Reduksi tertutup harus dilakukan setelah pemeriksaan klinis yang adekuat dan
14
e) Open Reduction External Fixation
b) Bila hasil reduksi tidak acceptable maka disarankan untuk dilakukan operasi
15
Gambar 1. Radiologi Thorax AP
16
DAFTAR PUSTAKA
Advanced Trauma Life Support for Doctors. Student Course Manual. Eight Edition. 2004.
Apley.
Sjamsuhidajat, de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta: EGC. 2010.
17