Anda di halaman 1dari 35

HUBUNGAN TINGKAT KEBISINGAN DENGAN KELELAHAN

KERJA PADA PEKERJA CV MANGGALA KLATEN

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perindustrian di Indonesia terus berkembang . Kemajuan bidang

indusrti, tidak lepas dari kemajuan bidang teknologi. Jika masyarakat

mengunakan teknologi tersebut dalam pembangunan maka kita akan

merasakan efek samping dari kemajuan teknologi tersebut .Seperti di

ketahui bahwa semakin banyak industri yang meggunakan mesin- mesin .

penggunaan mesin yang canggih selain mempercepat kinerja tentu akan

menimbulkan sejumlah masalah, masalah tersebut diantara lain bahaya

biologis(biologi hazard disease ), bahaya kimia (chemical hazard) ,

temperature dan udara panas( heat and temperature), kualitas udara (air

quality) cahaya dan pencahayaan (light hazard) dan kebisingan ( noise)

(Shiar tigor 2005). Lingkungan kerja tidak memenuhi syarat missal

bising yang melebihi ambang batas dan terpapar secara lama maka tentu

ini akan mengganggu ke optimalan dalam bekerja , bising yang melebihi

ambang batas akan menimbul kan ganguan pendengaran seperti tuli

permanen , gangguan komunikasi selain itu tentu kebisingan akan

berpengaruh pada pekerjaan yaitu pada tingkat kelelahan, kelelahan


adalah suatu keadaan dengan penurunan efisiensi dan ketahanan dalam

bekerja (Suma’mur, 2009), kelehan kerja akan menunjukan gejala yang

berbeda pada setiap individu tapi semua nya bermuara pada kehilangan

efisiensi kerja.

Kelelahan kerja juga ditandai dengan menurunnya perfoma

pekerjaan dalam melakukan pekerjaan tersebut , akibatnya bias terjadi

kecelakaan kerja penurunan kapasitas kerja dan ketahanan daya

tubuh(Tarwaka, 2004: 107). Berdasarkan laporan di Negara maju

diketahui bahwa 10-15% penduduk mengalami kelelahan akibat kelelahan

kerja ini di tunjukkan dengan adanya prevalensi kelelahan sekitar 20%.

Kebisingan yang terpapar secara hari demi hari demi bulan tahun demi

tahun maka suatu saat akan melewati batas ambang kebisingan , di mana

kebisingan tersebut akan menyebabkan gangguan pendengaran dan

kelelaham kerja . Bising adalah suara yang tidak di inginkan , kebisingan

dapat menyebabkan gangguan seperti pendengaran , komunikasi dan

psikologis

. World Health Organization (WHO) yang dikutip oleh Anhar

Hadian (2000) melaporkan tahun 1988 terdapat 8-12% penduduk dunia

menderita karena dampak kebisingan dalam berbagai bentuk. Angka itu

diperkirakan akan terus meningkat setiap tahun.Menurut Nurmianto

(2005), kelelahan kerja akan menurunkan kinerja dan menambah tingkat

kesalahan kerja. Meningkatnya kesalahan kerja akan memberikan peluang

terjadinya kecelakaan kerja dalam industri. Pembebanan otot secara


statispun (static muscular loading) jika dipertahankan dalam waktu yang

cukup lama akan mengakibatkan RSI (Repetition StrainInjuries), yaitu

nyeri otot, tulang, tendon, dan lain-lain yang diakibatkan oleh jenis

pekerjaan yang bersifat berulang (repetitive).

Berdasarkan penelitian yang di lakukan oleh (Ratih Perwita ) di

bagian screening cv mekarsari wonosari klaten bahwa terdapat tenaga

kerja yang bekerja di bawah nilai ambang batas nomral mengalami

kelelahan rigan sebesar 12,75 % kelelahan sedang sebesar 6,3 % dan

kelelahan berat 3,1 % .sedangkan yang bedara di atas ambang batas

mengalami kelelahan ringan 6,3 % kelelahan sedang 37,6% kelelahan

berat 15,6%. Penelitian yang di lakukan oleh menunjukan bahwa para

pekerja yang mengalami 10 sampel (55,6%) dalam keadaan normal atau

belum terjadi kelelahan dan 8 sampel (44,4%) telah mengalami kelelahan

ringan. Sesudah bekerja 13 sampel (72,2%) mengalami kelelahan ringan

dan 5 sampel (27,8%) mengalami kelelahan sedang. PT garmen.

Berdasarkan penelitian yang di lakukan oleh irwan haryanto yang

di lakukan di depo lokomotif daerah oprasi iv di semarang menunjukkan

bahwa ada 13% pekerja yang menhalami kelelahan ringan 69,9 %

menunjukkan kelelahan sedang sedangkan 17,4 mengalami kelelahan kerja

berat akibat paparan bising. Begitu juga dengan linggukan penggiligan

padi yang berada di semarang. Pada tempat tersebut di dapatkan

pengukuran kebisingan sebesar 95 db tentu ini menggambarkan bahwa di

tempat tersebut memiliki tingkat kebisingan di atas normal berdasarkan


kepernaker nomor 51/men/1999 tentang batass ambang kebisingan untuk

tempat kerja sebesar 85db dengan waktu pemaparan selama 8 jam perhari

1.2. Rumusan Masalah

Apakah ada pengaruh kebisingan terhadap kelelahan kerja pada pekerja

pada CV Manggala jati klaten

1.3. Tujuan

1.3.1 Umum

Mengetahui pengaruh antara kebisingan terhadap kelelahan

kerja di CV Manggala jati klaten

1.3.2 Khusus

1.3.2.1 Mengetahui tingkat kebisingan di tiap lokasi pekerjaan

pada Cv Manggala jati klaten

1.3.2.2 Menganalisis hasil pengaruh kebisingan terhadap

kelelahan pekerja di Cv Manggala jati klaten

1.4. Manfaat

1.4.1 Bagi Peneliti

Menambah wawasan dan pengetahuan dalam rangka

penerapan ilmu yang telah di terima selama sekolah

1.4.2 Bagi tenaga kerja

1.4.2.1 Memberi edukasi pada pekerja mengenai pengaruh

intensitas terhadap kelelahan kerja


1.4.2.2. Memberi edukasi agar terhindar dari paparan bising yang

berlebih yang mengakibatkan kelelahan tenaga kerja

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kelelahan kerja

2.1.1 Definisi

Menurut Eko Nurmianto (2003). Kelelahan kerja akan menurunkan

kinerja dan menambah tingkat kesalahan kerja. Meningkatnya

kesalahan kerja akan memberikan peluang terjadinya kecelakaan

kerja dalam industri. Pembebanan otot secara statispun (static

muscular loading) jika dipertahankan dalam waktu yang cukup lama

akan mengakibatkan RSI (Repetition Strain Injuries), yaitu nyeri

otot, tulang, tendon, dan lain-lain yang diakibatkan oleh jenis

pekerjaan yang bersifat berulang (repetitive).

Menurut Sritomo Wignjosoebroto (2003)

Kelelahan akibat kerja seringkali diartikan sebagai proses

menurunnya efisiensi, performance kerja, dan berkurangnya

kekuatan atau ketahanan fisik tubuh untuk terus melanjutkan

kegiatan yang harus dilakukan.

Kontraksi otot rangka yang lama dan kuat, dimana proses

metabolisme tidak mampu lagi meneruskan supply energi yang

dibutuhkan serta membuang sisa metabolisme, khususnya asam

laktat. Jika asam laktat yang banyak dari persediaan ATP terkumpul,
otot akan kehilangan kemampuannya. Terbatasnya aliran darah pada

otot ketika berkontraksi, otot menekan pembuluh darah dan

membawa oksigen sehingga menyebabkan terjadinya kelelahan

(Gempur Santoso, 2004).

2.1.2 Jenis kelelahan

Jenis kelelahan menurut suma mur 2009

1 kelelahan yang terjadi pada otot hal ini di tandai dengan tremor

atau rasa nyeri yang terdapatpada otot

2 kelelahan umum hal ini di tunjukan dengan berkurang nya

kemauan atau semangat bekerja yang di sebabkan oleh keadaan

persyarafan sentral atau kondisi psikologis

Sedangkan klasifikasi kelelahan berdasarkan kapasitas kerja menurut

komer 19997 adalah

1 kelelahan local

Adalah kelelahan yang di sebabkan oleh pekerjaan di kenal juga

dengan kelelahan otot hal ini dapat terjadi karena otot mengalami

tremor. Berdasarkan pekerjaan nya kelealahan otot dapat terjadi

karena

A kerja statis

Pada fase ni otot akan berkontraksi secara terus menerus hal ini

menyebabkan otot tidak tdiak mendapatkan glukosa dan aliran


oksigen dari darah sehingga harus menggunakan cadangan yang

tersedia sisa metabolism yang tidak bias di keluarkan akan

menimbun di dalam tubuh

B kerja dinamis

Kelelahan ini dapat di ukur sebagai hasil pemendekan otot dengan

tenaga yang di pakai pada fase ini terjadi kontraksi dan relaksasi otot

yang silih berganti kerja otot yang dinamis memperoleh glukosa dan

glukosa sehingga kaya akan tenaga dan sisa metabolism yang di

buang di tubuh

2.1.3 Penyebab kelelahan

Sumber utama kelelahan kerja menurut sumaur 2009 adalah

aktivitas kerja fisik, mental , tempat kerja tidak layak , sikap paksa ,

kerja bersifat statis ,lingkungan kerja bersifat ekstrim , psikologis ,

asupan kalori kurang , waktu istirahat kurang

Sedangkan menurut setyawati 2011 penyebab kelelahan kerja

umumnya berkaitan dengan

1 sifat kerja yang monoton

2intenistas kerja dan kerja fisik yang berat

3 lingkungan kerja yang seperti kebisingan cahaya yang kurang

memadahi

4 faktor psikologis berkaitan dengan tanggung jawab , konflik

internal dan lain lain


5 cardiac ritm

2.1.4 Indicator dan tolak ukur kelelahan kerja

Sampai saat ini belum ada pengukuran kelelahan kerja secara lanngsung ,

menurut sumaur untuk mengetahui kelelahan dapat menggunakan berbagai cara

yaitu

1 uji psikomotor

2 uji mental

3 uji kelelahan perasaan subjektif

4 uji kualitan dan kuantitas pekerjaan

5 alat kuisoner ukur kelelahan perasaan kerja (KUPK2)

Gejala-gejala dari kelelahan umumyang dirasakan oleh pekerja pada

saat bekerja atau sesudah bekerja. Alat untuk mengukur perasaan lelah

dilakukan dengan pengisian kuesioner,yaitu dengan menjawab seluruh

pertanyaan pada Kuesioner Alat Ukur Perasaan Kelelahan Kerja (KAUPK2).

Pengukuran perasaan lelah dengan menggunakan KAUPK2 ini terdiri dari 17

pertanyaan tentang keluhan dan gejala subyektif akibat kelelahan kerja. Setiap

pertanyaan terdiri atas 3 pilihan jawaban yaitu sering, jarang, dan tidak

pernah, dimana skor tiap pilihan adalah 2, 1 dan 0. kemudian skor dari seluruh

pertanyaan dijumlahkan. KAUPK2 ini telah teruji validitas dan realibilitasnya

Kriteria penilaian sebagai berikut :

1.Skor 18-34 adalah dikategorikan sering mengalami perasaan lelah

2.Skor 1-17 adalah dikategorikan jarang mengalami perasaan lelah


3.Skor 0 adalah dikategorikan tidak pernah mengalami perasaan lelah.

2.1.4 Gejala kelelahan

Gejala atau tanda kelelahan kerja menurut sumaur adalah

1. Kepala terasa berat

2. Badan menjadi lelah

3. Kaki terasa berat

4. Menguap

5. Pikiran menjadi kacau

6. Mengantuk

7. Mata terasa berat

8. Gerakan menjadi kaku dan canggung

9. Kehilanngan keseimbangan dalam berdiri

10. Merasa susah berfikir

11. Gugup

12. Konsentrasi terganggu

13. Tidak dapat menfokuskan perhatian pada sesuatu

14. Gampang lupa

15. Cemas

16. Percaya diri kurang

17. Tidak dapat mengontrol sikap

18. Tidak dapat tekun dalam pekerjaan tertentu


19. Sakit kepala

20. Nyeri punggung

21. Merasa haus

22. Merasa pening

23. Spasme pada kelopak mata

24. Tremor pada anggota badan

25. Merasa kurang sehat

26. Keinginan untuk berbaring

27. Lelah bicara

28. Kekakuan di bahu

29. Merasa sesak nafas

30. Suara serak

Tanda atau gejala 1-10 menuntukkan memlemahnya kegiatan

sedangkan 11-12 menunjukkan ada nya motifasi dan 20-30

merupakan kelelahan fisik akibat keadaan umum yang melelahkan

2.1.5 factor yang mempengaruhi kelelahan

2.1.5.1 faktor individu

1. usia

Proses menjadi tua makan secara tidak langsung

kemampuan kerja juga berkurang karena perubahan

perubahan yang terjadi pada system kardiovaskuler dan


hormonal sehingga tubuh mudah lelah dan produktifitas

pekerjaan menurun ) sumaur)

Sedangkan menurut wignosubroto energy yang

dihasilkan seseorang juga sangat di pengaruhi oleh

factor usia dimana seiring bertambahnya usia maka

akan menurun nya produktifitas kerja

2. Jenis keamin perempuan cenderung ebih mudah untuk

menga1ami ke1e1ahan (nurcahyo duaribu )

3. status gizi

Gizi merupakan komponen penting yang mengatur

peran dalam proses kelelahan keadaan di mana para

pekerja kekurangan gizi maka meraka akan memiliki

ketahanan dan kapasitas kerja yang rendah sebaliknya

jika gizi terpenuhi maka ketahanan dan kapasitas kerja

akan baik (Am sugeng budiono dkk 2003) gizi dapat

di ukur salah satunya dengan metode bmi

Rumus intuk menghitung bmi adalah

imt = bb/tb2 = kg/m2kondisi kesehatan

Pada saat kondisi lelah tentu saja kemampuan dalam

bekerja tidak optimal terlebih keadaan lelah yang

sangat dapat menyebabkan orang tidak dapat bekerja

atau bahkan samapi berhenti bekerja (sumaur 2009)

4. Keadaan psikologis
Psikologi berperan penting dalam kelelahan kerja

karena penyakit dan kelelahan dapat muncul dari

konflik mental yang terjadi di lingkungan kerja dan

akhirnya mempengaruhi kondisi fisik saat bekerja

sehingga terjadi kelalahan kerja dan kerja menjadi tidak

optimal (AM sugeng budiono2003)

2.1.5.2 Faktor dari luar

1. Berat ringannya pekerjaan

berat ringannya pekerjaan yang di terima pekerja

maka dapat menentukan taraf kelelahan di mana

semakin berat beban kerja maka akan semakin

pekerja merasakan kelelahan begitu juga sebaliknya

(tarwaka 2004)

2. Waktu kerja

Memperpanjang waktu kerja lebih dari kemampuan

bekerja biasanya hal ini tdiak di sertai dari efisiensi

bahkan terlihat mulai adanya penurunan kualitas

kerja jika bekerja dengan waktu yang berkepanjangan

maka akan timbul terjadi kelelahan ganguan

kesehatan kecelakaan kerja dan ketidakpuasan

3. Lingkungan fisik : Iklim (cuaca) kerja dan

Penerangan
Panas berlebih maka akan menyebabkan suhu tubuh

naik sehingga tubuh akan mengeluarkan keringat

berlebih sehingga tubuh akan mengalami dehidrasi

dan kekurangan natrium dan pengaruh lain nya adalah

denyut jantung main cepat kebutuhan oksigen tidak

terpenuhi jika terjadi dalam waktu yang lama akan

berakumulasi menjadi metabolism anaerobic di

mana akan menghasilkan asam laktat yang akan

mempercepat proses kelelahan .

Penerangan yang buruk maka akan mempengaruhi

ke1e1ahan kerja ebagai contoh jika penerangan yang

baik maka memungkinkan para pekerja akan meihat

objek dengan je1az tanpa upaya yang tidak perlu ,

begitu juga sebaliknya jika penerangan terlalutinggi

maka akan timbul kesilauan pada mata yang dapat

merangsang saraf pada mata untuk bekerja lebih

sehingga hal ini juga bias berpengaruh terhadap

kelelahan kerja

2.2 Kebisingan

2.2.1. Definisi kebisingan

Kebisingan adalah suatu bunyi yang tidak di hendaki dari

usaha atau pekerjaan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan dan Kenyamanan manusia

(kepmen LH n0 48 tahun 1996).

Bising adalah bunyi yang tidak dikehendaki yang dapat

mengganggu yang dapat membahayakan kesehatan. (Ikron I Made

Djaja, Ririn A.W, (2005)

Menurut Patrick (1977): “kebisingan dapat pula diartikan

sebagai bentuk suara yang tidak sesuai dengan tempat dan

waktunya.”

2.2.2 Jenis kebisingan

Menurut suma ur (2009) jenis kenisingan yang sering di

temukan adalah :

1) kebisingan menetap berkelanjutan tanpa putus putus dengan

frekuensi dan spectrum yang lebar (steady state wide band

noise ) Misalnya bising mesin , kipas angina

2) Kebisingan menetap berkelanjutan dengan spectrum frekuensi

tipis (steady state narrow band noise) misalnya bising gergaji

sirkuler , katup gas , dll

3) Kebisingan terputus-putus (intermitten/interuted noise)

adalah kebisingan dimana suara mengeras dan kemudian

melemah secara perlahan-lahan, misalnya lalu-lintas, suara

kapal terbang di lapangan udara


4) Kebisingan impulsive (impact or impulsive noise ) seperti

bising pukulan kayu Tembakan pistol meriam atau ledakan

5) kebisingan impulsive berulang misalnya bising mesun yang

du timpa di perusahaan atau tempaan tiang di bangungan

Sedangkan menurut sihar tigor Benjamin tambunan 2005

kebisingan di tempat kerja di bagi menjadi 2 jenis

1) kebisingan tetap (steady noise)

kebisingan ini di bagi menjadi 2

1.1. kebisingan dengan frekuensi terputus ( discrete

frequensi noise ) berupa nada nada murni pada

frekuensi yang beragam

1.2. broad band noise kebisingan yang terjadi pada

frekuesi terputus yang lebih bervariasi

2) kebisingan tidak tetap

Di bagi menjadi 3

2.1. Kebisingan fluktuatif , kebisingan yang selalu berubah

ubah sselama rentang waktu tertentu

2.2. intermintent noise kebisingan yang terpuuts2 dan

besarnya dapat berubah ubah contoh kebisingan

lalulintas
2.3. impulsive noise suara yang berfrekuensi tinggi dalam

waktu relative singkat misa ledakan

2.2.3 Pengaruh kebisingan terhadap kesehatan

menurut sandes dan mc cormic, pulat dan whs yang di

kutip tarwaka,(2014:41) pengaruh kebisingan terhadap kesehatan

di bagi menjadi dua yaitu berdasarkan tinggi rendah nya paparan

bising dan berdasarkan lama waktu pemaparan.

Pengaruh kebisingan dengan internsitas tinggi dapat

menyebabkan terjadinya kerusakan pada system pendengaran

yang dapat menyebabkan terjadinya ketulian baik tuli bersifat

sementara atau bahkan tuli permanent .pengaruh kebisingan ini

akan semakin terasa jika kebisingan bersifat putus putus dan tidak

di ketahui sumber bising nya . secara fisiologis kebisingan dengan

tingkat intensitas tinggi akan menyebabkan gangguan kesehatan

seperti pencernaan , gangguan dalam bekerja , peningkatan

kelelahan dalam bekerja , (tarwaka2004:42)

Pengaruh kebisingan dengan intensitas rendah ( dibawah

NAB). Keadaam ini dapat menyebabkan dapat menyebabkan

keadaan strees spesifik pada karyawan dan dapat menyebabkan

keadaan cepat marah sakit kepala gangguan tidur gangguan

psikomotor gangguan komunikasi dengan lawan bicara pemurunan


performa kerja semua itu akan bermuara pada kehilangan efisiensi

kerja

Pengaruh kebisingan terhadap tenaga kerja adalah ada nya

gangguan seperti depkes ri 2003

1. Ganguan fisiologis

Ganguuan ini mula mula muncul akibat kebisingan komunikasi

dalam intruski pekerjaan menjadi kurang jelas pembicara

terpaksa berteriak selain memerlukan tenaga ekstra tentu ini

juga menambah kebisingan ) depkes ri 2003) kebisingan juga

dapat menurunkan kemampuann kinerja otot dalam relaksasi

dan kontraksi sehingga akan terjadi kelelahan pada otot )

sumaur pk

2. ganguan psikologis

Pengaruh kebisingan adalah mengurangi kenyamanan dalam

bekerja mengganggu komunikasi dan mengurangi konsentrasi

( beni prarina dan adi ari utomo 2002 250) kebisingan yang

tidak di kendalikan dengan baik juga akan menimbulkan efek

berupa meningkatnya kelelahan tenaga kerja , efek kebisingan

juga mengganggu pada pekerjaan karena kebisingan

mengganggu perhatian dan konsentrasi sehingga pekerja akan

melakukan kesalahan kesalahan dalam bekerja ) sumaur 2008


Menurut sihar tigor banyak sekali aktifitas pekerjaan

yang secara tidak langsung menimbulkan dampak kebisingan di

tempat kerja tersebut , diantara nya

1. mengoperasionalkan mesin yang sudah tua

2. 2terlalu sering mengoperasionalkan mesin pada jam kerja dan

dlam periode yang panjang

3. sistem perawatan mesin kurang diperhatikan dan ala kadarnya

missal mesin hanya di perbaiki jika telah rusak dan jarang

dilakukan service berlaka

4. pemasangan dan peletakan komponen mesin yang terlalu rapat

lonnggar terutama pada mesin yang sdah tua

5. pemaiakian alat yang tidak sesuai dengan fungsi nya

2.2.4 NAB intensitas kebisingan

Berdasarkan surat keputusan mentri tenaga kerja

(kepmenaker no .kep 51 men/1999) nilai ambang batas standart

factor tempat kerja yang dapat di terima tanpa menyebabkan

gangguan penyakit atau pekerjaan yaitu tidak melebihi 8 jam

perhari atau 40 jam selama satu minggu

Berikut ini adalah pedoman tentang pemaparan terhadap

kebisingan NAB berdasarkan keputusan mentri tenaga kerja no

kep 51/men/1999 tentang nilai ambang batas kebisingan di dan

lama pemaparan yang di boleh kan di tempat kerja


2.2.5 Pengendalian kebisingan

Menurur sumamur 2009 kebisingan dapat di kendalikan dengan

beberapa cara yaitu

1. pengurangan kebisingan pada sumber nya biasnya di lakukan

dengan cara menempelkan peredam padasumber bising

penempatan penghalang atau jalan transmisi

2. Harus ada alat material yang mampu menyerap suara

sehingga mampu mengurangi kebisingan atau denmgan cara

isolalsi tenaga kerja atau isolasi alat

3. proteksi dengan tutup telinga


Menggunakan tutup telinga biasanya lebih efektif dan lebih

besar muntuk menurunkan intersitas kebisingan yang sampai

ke saraf , Ini dapat mengunakan ear plug dan ear muff.

Earmuffs, terbuat dari karet dan plastik. Earmuffs bisa

digunakan untuk intensitas tinggi (>95 dB), bisa melindungi

seluruh telinga, ukurannya bisa disesuaikan untuk berbagai

ukran telinga, mudah diawasi dan walaupun terjadi infeksi

pada telinga alat tetap dapat dipakai. Kekurangannya,

penggunaan earmuffs menimbulkan ketidaknyamanan, rasa

panas dan pusing, harga relatif lebih mahal, sukar dipasang

pada kacamata dan helm, membatasi gerakan kepala dan

kurang praktis karena ukurannya besar. Earmuffs lebih

protektif daripada earplugs jika digunakan dengan tepat, tapi

kurang efektif jika penggunaannya kurang pas dan pekerja

menggunakan kaca mata.

Earplugs, digunakan untuk tingkat kebisingan sedang (80-95

dB), dengan waktu paparan 8 jam. Terdapat berbagai macam

earplugs, baik bentuk padat maupun berongga. Bahannya

terbuat dari karet lunak, karet keras, lilin, plastik atau

kombinasi dari bahan-bahan tersebut.\

Penguunaan ear plug mempunyai beberapa keuntungan,

selain mudah dibawa karena bentuknya yang kecil, tidak

membatasi gerakan kepala, lebih nyaman digunakan pada


tempat panas, juga lebih murah (dibandingkan ear muff), Ear

Plug juga lebih mudah dipakai bersama dengan kacamata dan

helm. Sedangkan kekurangan ear plug atenuasi lebih kecil,

sukar mengontrol atau diawasi, resiko infeksi pada saluran

telinga.

2.3 Pengaruh kebisingan terhadap kelelahan kerja

Kelelahan kerja di sebabkan oleh gelombang suara datang kemudian

di pantulkan melalui tulang pendengaran , dan akhir nya bermuara

pada stapes yang akan menyebabkan gelombang pada perlimpa.

Gelombang ini terus berjalan menuju holicoterna skala timpani dan

menggerakkan skala rotundum untuk membuang getaran ke telingah

tengah akibat gelombang pada perilmpa dan endolimpa ini terjadi

pada membrane basalis yang mengakibatkan sel rambut pada organo

corti membengkok dan terjadi potensi listrik yang diteruskan sebagai

rangsang saraf ke daerah penerima rangsangan pendengaran primer .

Suara yang terlalu bising dan dalam waktu yang lama dapat

menimbulkan stimulasi daerah di dekat area penerimaan rangsang

pendengaran primer yang akan menyebabkan sensasi bergemuruh

dan berdenging. Timbulnya sensasi ini akan merangsang stimulasi

nucleus ventralis thalamus yang akan menimbulkan inhibisi impuls

dari otot (muscle spindle) , dengan kata lain menggerakkan atau

menguatkan sistem inhibisi yang berada thalamus.


Manusia memiliki kemampuan mendengar frekuensi suara

mulai 20 Hz hingga 20.000 Hz. Manusia juga dapat mendengar

suara desibel (intensitas kebisingan) dari 0 (pelan sekali) hingga

140 dB (suara tinggi dan menyakitkan). Bila intensitas

kebisingan lebih dari 140 dB bisa terjadi kerusakan pada

gendang telinga dan organorgan dalam gendang telinga.

Ambang batas maksimum aman bagi manusia adalah 80 dB, na

mun pendengaran manusia dapat mentolerir lebih dari 80 dB,

asalkan waktu paparannya diperhatikan. Maka berdasarkan surat

keputusan mentri tenaga kerja (kepmenaker no .kep 51 men/1999)

nilai ambang batas standart factor tempat kerja yang dapat di terima

tanpa menyebabkan gangguan penyakit atau pekerjaan yaitu tidak

melebihi 8 jam perhari atau 40 jam selama satu minggu.

Ke1e1ahan di pengaruhi o1eh puat kesadaran yaitu kortek

cerebri yang di pengauhi oleh system penghambat inhibisi dan

systems system penggerak aktivasi sistim penggerak terdapat pada

formatio retikuaris yang dapat merangang puat vegetative untuk

konversi dari egotropis ke arah bekerja . Sistem penghambat dan

penggerak kelelahan (Suma’mur, 1996). Maka keadaan seseorang

pada suatu saat sangat tergantung kepada hasil kerja diantara dua

sistem antagonis dimaksud. Apabila sistem penghambat lebih kuat

seseorang dalam keadaan lelah. Sebaliknya manakala sistem aktivitas

lebih kuat seseorang dalam keadaaan segar untuk bekerja. Konsep ini
dapat dipakai menjelaskan perist iwa-peristiwa sebelumnya yang

tidak jelas. Misalnya peristiwa seseorang dalam keadaan lelah, tiba-

tiba kelelahan hilang oleh karena terjadi peristiwa yang tidak diduga

sebelumnya atau terjadi tegangan emosi. Dalam keadaan ini, sistem

penggerak tiba-tiba terangsang dan dapat mengatasi sistem

penghambat. Demikian juga kerja yang monoton bisa menimbulkan

kelelahan walaupun beban kerjanya tidak seberapa. Hal ini

disebabkan karena sistem penghambat lebih kuat dari pada sistem

penggerak (Satalaksana, 1979). maka keadaan seseorang pada suatu

saat sangat tergantung di antara dua sistem antagonic tersebut

apabila sistem aktifasi lebih kuat maka akan timbul rasa segar dan

nyaman untuk bekerja namun apabila sistem penghambat lebih kuat

maka pekerja tersebut akan mengalami kelelahan

Ketika mengalami Kondisi kelelahan maka kortek neurologis akan

mengalami penurunan aktifitas sehingga tubuh tidak dapat atau

kurang peka terhadap sinyal sinyal dari luar termasuk rangsang

cahya dan suara


2.2. Kerangka Teori

Kebisingan

Rangsang telinga
Membrane timpani

Reaksi fungsi kesadaran


( cortex celebri)

Sistem aktivasi Sistem pengghambat


lemah lebih kuat

Faktor Intern

1. Jenis kelamin Faktor Ekstern


2. Usia Kelelahan 1. Beban kerja
3. Status gizi kerja 2. Lingkungan fisik
4. Kondisi kesehatan 3. Waktu kerja
5. Keadaan psikologis
2.3. Kerangka Konsep

Kebisingan Kelelahan kerja

2.4. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang maka maka hipotesis yang di ajukan pada

penelitian ini adalah “ ada pengaruh intensitas kebisingan terhaap

kelelahan kerja pada tenaga kerja CV Manggala klaten


BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Jenis

penelitian ini berusaha mempelajari dinamika hubungan hubungan

atau korelasi antara faktor-faktor risiko dengan dampak atau efeknya.

Faktor risiko dan dampak atau efeknya diobservasi pada saat yang

sama, artinya setiap subyek penelitian diobservasi hanya satu kali

saja dan faktor risiko serta dampak diukur menurut keadaan atau

status pada saat observasi. Kelebihan dari jenis penelitian ini mudah

di lakukan murah sebab tidak di perlukan nya follow up. Penelitian

cros sectional juga di sebut dengan penelitian transversal sebab

vareabel bebas dan vareabel terikat hanya di observasi padaa saat

yang sama

3.2.Variable Penelitian dan difinisi operasional

3.2.1. Variable Penelitian

3.2.1.1. variabel bebas

Adalah variable yang yang menjadi sebab timbul

nya atau berubah nya vareabel terikat . vareabel

bebas dalam penelitian ini adalah kebisingan


3.2.1.2. variabel terikat

Adalah variable yang di pengaruhi atau menjadi

akibat karena adanya vareabel bebas vareabel

terikat pada penelitian ini adalah kelelahan

3.2.2. Definisi Operasional

3.2.2.1. Kebisingan

Adalah suara atau bunyi yang tidak di kehendaki

yang ada dalam ruang kerja pada bagian

produksi dan ruang kerja bagian administrasi , di

ukur menggunakan sound level meter

Skala : nominal

Indicator kebisingan

1 lokasi bising ( bagian produksi)

2 lokasi tidak bising ( bagian administrasi)

3.2.2.2. kelelahan kerja

Adalah ukuran kelelahan kerja pekerja Cv

manggala jati klaten Yang bekerja di bagian

produksi dan administrasi. Kelelahan dapat di

ukur dengan alat ukur :kuesioner alat ukur

persasaan kelelahan kerja

Skala pengukuran : nominal


3.3 Populasi dan sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek yang ingin di teliti (soekijo

notoatmojo). Populasi dalam peneliltian ini adalah tenaga kerja yang

bekerja di Cv manggala Yang berjumlah 80 orang

3.3.2Sampel penelititian

Sampel merupakan suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan

yang dianggap dapat menggambarkan populasinya (Soehartono,

2004:57). Adapun sampel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah

tenaga kerja yang di Cv manggala klaten sebanyak 35 pekerja Yang

memenuhi kriteria sebagai berikut

1. jenis kelamin laki-laki

2. usia 18-45

3. status gizi normal

4. lama kerja 7 jam

3.4 Instrumen penelitian

Instrument penelitian merupakan peralatan yang di gunakan untuk

mendapatkan data sesuai dengan tujuan penelitian dalam penelitian ini alat

yang di gunakana untuk penggambilan adalah

1. Sound level meter

Adalah alat untuk mengukur intensitas kebisingan


Satuan db

Teknik pengukuran nya

a. Memasang batre pada tempat nya

b. Nyalakan tombol power

c. Mengkalibrasi dengan kalibator

d. Memlilih selector range internsitas kebisngingan

e. Menentukan lokasi kebisingan

f. Pengukuran dilakukan selama 1-2 menit dan di arah kan ke sumber

bising

g. Hasil pengukuran adlah angka yang tercatat pada alat tersebeut

h. Catat hasil pengukuran

2. Kuisoner ukur perasaan kelelahan kerja (KUPK2)

Adalah alat untuk megukur kelelahan kerja

Alat : kuisoner

satuan skor

Adapun cara nya adalah sebagai berikut

a. Pekerja di beri masing masing kuisoner

b. Pekerja di minta untuk mengisi sesuai petunjuk

c. Apabila telah selelsai dapat di kuisoner dapat di kembalikan ke

peneliti

d. Penelliti menghitung skor jawaban dari masing masing pekerja

3. Timbangan

Adalah alat untuk mengukur berat badan dalam satuan kilogram


Cara penggunaan timbangan adalah sebagai berikut

a. letakkan timbangan dalam keadaan bebas karpet

b. atur jarum timbangan pada posisi 0

c. subjek naik di atas timbangan berdiri dengan posisi tegak tanpa

pakai alas kaki

d. jarum akan berputar dan menunjukkan berat badan subjek

e. baca dan catat hasil pengukuran

4. Mikrotice

Adalah alat untuk mengukur tinggi badan dengan satuan cm

Cara penggunaan mikrotice adalah

a. Letakkan mikrotiice pada ketinggian 2 meter

b. Tarik penggaris dari bawah sampai 0 untuk memastikan bahwa

sudah setinggi 2 meter

c. Subyek yang akan di ukur berdiri di bawah mikrotice dengan sikap

tegak kecua tumit menempel dan tidak memakai alas kaki karena

itu akam mempengaruhi hasil

d. Baca dan catat hasil nya

3.5 Jenis dan Cara Pengumpulan Data

3.5.1 Jenis Data

3.5.1.1 Data primer

Data primer merupakan data yang di peroleh dari

responden sebagai subjek penelitian dan data yang di


peroleh pada saat pengukuran. Data ini dapat berupa hasil

pengamatan pengukuran kebisingan dan pengukuran

kelelahan

3.5.1.2 Data sekunder

Merupakan data yang di peroleh tidak langung dari

responden data ini meliputi gambaran umum perusahaan

dan jumlah tenaga kerja dan proses kerja

3.5.2 Cara pengumpulan data

3.5.2.1

Melakukan wawancara langsung terhadap tenaga kerja di bagian

produksi dan di bagian administrasi dengan bantuan kuisoner yang

pengisian nya di pandu oleh peneliti

3.5.2.2

Mengukur secara langsung intensitas kebisingan di tempat kerja

dengan menggunakan alat sound level meter

3.5.2.3

Mengukur secara langsung kelelahan para pekerja dengan

menggunakan kuisoner umum perasaan kelelahan kerja

3.6 Tempat dan waktu Penelitian

3.6.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini akan di laksanakan di CV Manggala jati klaten

3.6.2 Waktu Penelitian


Penelitian ini akan di laksanakan pada bulan Februari

3.7 Cara Penelitian

Tahapan Pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut

3.7.1 Tahap persiapan

Meliputi survey awal lokasi, ijin penelitian penyusunan proposal

penelitian ,survey awal di lakukan untuk melihat kondisi temopat

kerja cara kerja serta kondisi tenaga kerja di perusahaan secara

langsung dan permohonan ijin dan tentang tujuan dan manfaat

penelutian kepada pihak perusahaan

3.7.2 Tahap pelaksanaan

Tahap pelaksanaan akan di lakukan melalui langkah langkah

berikut

a. observasi yang akan di lakukan oleh peneliti

b. mengukur kebisingan di tempat kerja dengan alat sound level

meter

Teknik pengukuran nya

a. Memasang batre pada tempat nya

b. Nyalakan tombol power

c. Mengkalibrasi dengan kalibator

d. Memlilih selector range internsitas kebisngingan

e. Menentukan lokasi kebisingan


f. Pengukuran dilakukan selama 1-2 menit dan di arah kan ke

sumber bising

g. Hasil pengukuran adlah angka yang tercatat pada alat

tersebeut

h. Catat hasil pengukuran

C Mengukur Kelelahan

Menggunakan Kuisoner ukur perasaan kelelahan kerja

Adapun cara nya adalah sebagai berikut

a. Pekerja di beri masing masing kuisoner

b. Pekerja di minta untuk mengisi sesuai petunjuk

c. Apabila telah selelsai di kembalikan ke peneliti

d. Penelliti menghitung skor jawaban dari para pekerja

3.7.3 Tahap penyelesaian

Tahap penyelesaian ini meliputi :

1. Pengumpulan data hasil percobaan

2. Pengolahan data dengan menguunakan software spss

3. Penyususan laporan skirpsi

3.6 Analisis hasil

Teknik pengolahan dan analisa data di lakukan dengan ujistatistik chisquare

dengan menggunakan program spss versi 10.0 dengan interpretasi sebagai

berikut :

Jika p value <0,001 maka haisl uji dinyaktakn sangat signifikan

Jika p value >0,001 tetapi ,<0,005 maka hasil uji di nyatakan signifikan
Jika p >0,05 makahasil di nyatakan tidak signifikan

\
Lampiran dari KUPK2

1. Apakah Anda merasa sukar berpikir?


2. Apakah Anda merasa lelah berbicara?
3. Apakah Anda merasa gugup menghadapi sesuatu?
4. Apakah Anda merasa tidak pernah berkonsentrasi dalam
menghadapi sesuatu pekerjaan?
5. Apakah Anda merasa tidak mempunyai perhatian
terhadap sesuatu?
6. Apakah Anda cenderung lupa terhadap sesuatu?
7. Apakah Anda merasa kurang percaya terhadap diri
sendiri?
8. Apakah Anda merasa tidak tekun dalam melaksanakan
pekerjaan Anda?
9. Apakah Anda merasa enggan menatap mata orang?
10. Apakah Anda merasa enggan bekerja cekatan?
11. Apakah Anda merasa tidak tenang dalam bekerja?
12. Apakah Anda merasa lelah seluruh tubuh?
13. Apakah Anda merasa bertindak lamban?
14. Apakah Anda merasa tidak kuat lagi berjalan?
15. Apakah Anda merasa sebelum bekerja sudah lelah?
16. Apakah Anda merasa daya piker menurun?
17. Apakah Anda merasa cemas terhadap sesuatu hal?

Anda mungkin juga menyukai