Anda di halaman 1dari 26

MEKANISME KERJA HORMON

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ilmu Biomedik Dasar

DOSEN MATA KULIAH:

Reski Ika Sah Putri ,S.Kep,.Ners.

Disusun Oleh:

Rahma Oktavia

NIM.1900001032

Tingkat:

1-B

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

AKADEMI KEPERAWATAN RS. EFARINA PURWAKARTA

2019
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Swt. Dan Nabi Muhammad saw
beserta para pengikutnya, karena dengan rahmat dan hidayah-Nyalah kami dapat melewati
kehidupan dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang dan modern seperti
sekarang ini, sehingga kami dapat bertemu,berkumpul dan dapat menyelesaikan tugas
makalah Ilmu Biomedik Dasar ini tepat pada waktunya

Makalah ini dibuat tidak lain adalah memenuhi tugas Ilmu Biomedik Dasar (semester
I) yaitu “MEKANISME KERJA HORMON” yang telah diberikan oleh dosen Mata
Kuliah,selain itu juga sebagai penambah ilmu pengetahuan dan wawasan bagi yang
membacanya.

Penulis berharap, walaupun makalah ini masih jauh dari kata sempurna.Tapi mudah-
mudahan isinya bisa bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.Dan bisa menambah ilmu
pengetahuan bagi yang membacanya.

Purwakarta ,27 November 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Hormon
B. Jenis-Jenis Hormon
Bentuk Tabel
C. Mekanisme Kerja Hormon
D. Pengaturan Produksi Hormon dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kadar Hormon
Dalam Darah
a. Pengaturan Produksi Hormon
b. Kelenjar Pituitari Depan
E. Hormon Paratiroid
F. Histlogi Paratiroid
a. Kelenjar Paratiroid
b. Efek Hormon Paratiroid
c. Kontrol Dari Hormon Paratiroid
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Organisme multiseluler memerlukan mekanisme untuk komunikasi antar sel agar


dapat memberi respon dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan eksternal dan internal
yang selalu berubah.

Sistem Endokrin dan susunan saraf merupakan alat utama dimana tubuh
mengkomunikasikan antara berbagai jaringan dan sel. Sistem saraf sering di pandang
sebagai pembawa pesan melalui sistem stuktural yang tetap. Sistem Endokrim dimana
berbagai macam “Hormon” di sekresikan oleh kelenjar spesifik, di angkut sebagai pesan
yang bergerak untuk bereaksi pada sel atau organ targetnya (definisi klasik dari hormon).

Hormon beredar di dalam sirkulasi darah dan fluida sel untuk mencari sel target.
Ketika hormon menemukan sel target, hormon akan mengikat protein reseptor tertentu
pada permukaan sel tersebut dan mengirimkan sinyal.

Reseptor protein akan menerima sinyal tersebut dan bereaksi baik dengan
mempengaruhi ekspresi genetik sel atau mengubah aktivitas protein selular, termasuk di
antaranya adalah perangsangan atau penghambatan pertumbuhan serta apoptosis
(kematian sel terprogram), pengaktifan atau penonaktifan sistem kekebalan, pengaturan
metabolisme dan persiapan aktivitas baru (misalnya terbang, kawin, dan perawatan anak),
atau fase kehidupan (misalnya pubertas dan menopause).

Pada banyak kasus, satu hormon dapat mengatur produksi dan pelepasan hormon
lainnya. Hormon juga mengatur siklus reproduksi pada hampir semua organisme
multiselular.

B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan hormon?
2. Bagaiman struktur dan apa saja sifat-sifat hormon?
3. Bagaimana mekanisme kerja hormon?
4. Bagaimana pengaturan produksi hormon dan faktor yang mempengaruhi kadar
hormon dalam darah?
5. Apa itu hormone tiroid ?
6. Apa itu hormone paratiroid ?
7. Apa itu hormone adrenal ?

C. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas perkuliahan biokimia 1
2. Untuk mengetahui struktur dan sifat hormon
3. Untuk mengetahui mekanisme kerja hormon
4. Untuk mengetahui produksi hormone dan factor yang mempengaruhi kadar hormone
dalam darah.
5. Untuk mengetahui tentang hormone tiroid.
6. Untuk mengetahui tentang hormone tiroid
7. Untuk mengetahui tentang hormone adrenal
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hormon

Kata hormon berasal dari bahasa Yunani yang berarti “menimbulkan atau
membangkitkan”. Hormon adalah suatu zat kimia yang bertugas sebagai pembawa tugas
(chemical messenger), disekresikanoleh sejenis jaringan, dalam jumlah yang sangat kecil
dan dibawa oleh darah menuju target jaringan dibagian lain dari tubuh untuk merangsang
aktivitas biokimia atau fisiologi yang khusus. Endokrinologi, suatu cabang ilmu
biomedis yang mempelajari hormon dan aktivitasnya, merupakan salah satu bidang
biokimia yang sangat menarik karena beberapa pemahaman baru berasal dari bidang ini.
Lagipula, karena perubahan dalam kerja hormon dapat menmbulkan penyakit, maka
endokrinologi juga merupakan suatu cabang ilmu kimia yang gunanya dapat dilihat
secara langsung.

B. Jenis-jenis Hormon

Ada banyak jenis hormon yang disekresi kan oleh kelenjar endokrin, dengan
beragam funggsi serta peranan masing-masing.
Pelajari tabel di bawah ini.
Tabel berbagai jenis-jenis hormon pada manusia beserta fungsinya.

No Nama hormone Fungsinya

1. Anti Diuretik Meningkatkan absorbsi air dr tubulus ginjal dan


Hormone ( ADH ) meningkatkan tekanan darah

2. Oksitosin Merangsang kontraksi uterus, pengeluaran air susu

3. Growth Hormone Merangsang pertumbuhan tulang dan otot, meningkatkan


sintesis protein,mobilisasi lemak, menurunkan
( GH )
metabolisme karbohidrat
4. Prolaktin Meningkatkan perkembangan payudara selama
kehamilan dan produksi air susu setelah kelahiran

5. Tiroid Stimulating Merangsang produksi dan sekresi hormon tiroid


Hormone ( TSH )

6. Adenocorticotropic Merangsang sekresi dan produksi hormon steroid dan


Hormone ( ACTH ) korteks adrenal

7 Luteinizing hormon ( Merangsang pertumbuhan korpus luteum, ovulasi,


LH ) produksi esterogen dan progesteron ( pd wanita )

Merangsang sekresi testosteron, perkembangan jaringan


interstisial ( pd pria )

8 Folicel stimulating Merangsang pertumbuhan folikel telur dan ovulasi ( pd.


hormone Wanita )

Merangsang produksi sperma ( pd pria )

9 Melanosit Bersama dg ACTH terlibat dalam pembentukan kulit


stimulating hormone

10 Tiroksin ( T4 ) dan Meningkatkan laju metabolisme, sensitivitas


Triidotironin ( T3 ) kardiovaskuler thd aktivasi saraf simpatik,
mempengaruhi kematangan homeostasis otot skelet

11 Kalsitonin Menurunkan konsentrasi Ca dan fosfat,

12 Hormon paratiroid Meningkatkan konsentrasi Ca dlm darah, menurunkan


kadar fosfat darah, bekerja mempengaruhi tulang, usus,
ginjal, dan sel-sel lainnya

13 Adrenalin / epinefrin Meningkatkan kecepatan denyut jantung, dan tekanan


darah, mengatur diameter arteriol, merangsang kontraksi
otot polos, meningkatkan konsentrasi gula darah
14 Noradrenalin / Menyebabkan konstriksi arteriol dan meningkatkan laju
norepinefrin metabolisme

15 Glukokortikoid ( Mempengaruhi proses metabolisme, mengatur


kortison dan konsentrasi gula darah, antiinflamasi, mempengaruhi
kortikosteron ) proses pertumbuhan, menurunkan pengaruh stress dan
sekresi ACTH

16 Insulin Menurunkan gula darah, meningkatkan simpanan


glikogen, mempengaruhi otot, hati dan jaringan adiposa

17 Glukagon Meningkatkan kadar gula darah

18 Estrogen Mempengaruhi perkembangan organ seks dan ciri-ciri


kelamin wanita, merangsang perkembangan folikel telur,
mempengaruhi siklus menstruasi, merangsang penealan
dinding uterus, dan memeilihara kehamilan

19 Progesteron mempengaruhi siklus menstruasi, merangsang penealan


dinding uterus, dan memeilihara kehamilan

20 Human chorionic Memelihara kehamilan


gonadotrpin ( HCG )

21 Testosteron Mempengaruhi perkembangan organ seks dan ciri


kelamin pria, serta pembentukan sperma

C. Mekanisme Kerja Hormon

Earl Sutherland memulai penelitiannya tentang mekanisme kerja enzim pada


tahun 1950. Mula-mula ia bertujuan untuk mengetahui bagaimana epinefrin dan glukagon
bekerja pada reaksi pemecahan glikogen dan pembentukan glukosa oleh hati. Yang
diamati pertama kali ialah bahwa reaksi pemecahan glikogen menjadi glukosa dipercepat
oleh hormon-hormon tersebut. Epinefrin dan glukagon dapat bekerja pada reaksi tersebut.
Pada penelitian lebih lanjut Sutherland menemukan bahwa adanya epinefrin dan glukagon
pada reaksi pemecahan glikogen telah menimbulkan terbentuknya suatu zat yang tahan
panas sebagai zat antara. Dari analisis kimia ternyata zat tersebut ialah AMP siklik, atau
adenosin 3’, 5’ monofosfat.

NH2

C
N
N C
CH
HC C
N
N
H2
5' C
O

H H

O H H
3'
O P O OH

Selanjutnya diketahui bahwa AMP siklik ini terbentuk dari ATP oleh enzim adenil
siklase. AMP siklik dapat dihidrolisis oleh enzim fosfodiesterase menjadi AMP.

Mg2+
ATP AMP siklik + PPi + H+
adenilsiklase

Mg2+
AMP siklik + H2 O AMP + H+

Reaksi ini bersifat sangat eksergonik dan bila tidak ada fosfodiesterase , AMP
siklik merupakan senyawa yang sangat stabil.

Hasil penelitian Sutherland lebih lanjut dapat menjelaskan konsep tentang


mekanisme kerja hormon. Hal-hal penting pada konsep tersebut adalah:

1. Sel mengandung reseptor bagi hormon dalam membran plasma.


2. Penggabungan hormon dengan reseptornya dalam membran plasma dapat merangsang
siklase adenil yang juga terdapat dalam membran plasma.
3. Peningkatan aktivitas siklase adenil menyebabkan meningkatnya jumlah AMP siklik
dalam sel.
4. AMP siklik bekerja dalam sel untuk mengubah kecepatan satu atau beberapa proses.

Dari konsep tersebut dapat digambarkan mekanisme kerja hormon serta peranan AMP
siklik sebagai berikut.

rangsangan

kelenjar endokrin adenil siklase

ATP
Mg++
AMP siklik
hormon
fosfodiesterase

AMP respon fisiologis

membran sel

Adanya rangsangan dari luar maupun dari dalam menyebabkan kelenjar endokrin
memproduksi dan mengeluarkan hormon ke dalam plasma darah. Setelah sampai pada sel
yang menjadi tujuan, hormon bergabung dengan reseptor dan meningkatkan aktivitas
adenil siklase yang terdapat pada membran.

Aktivitas adenil siklase yang meningkat ini menyebabkan peningkatan pembentukan


AMP siklik yang terdapat dalam plasma sel yang dapat mengubah proses di dalam sel
tersebut, misalnya aktivitas enzim , permeabilitas membran dan sebagainya. Keseluruhan
proses yang berubah ini dapat terwujud dalam tindakan sebagai jawaban fisiologik atau
usaha yang dilakukan oleh manusia. Proses yang bersifat hormonal ini terdiri atas dua
tahap, yaitu tahap pertama pembentukan hormon sampai tiba pada dinding sel atau
plasma, sedangkan tahap kedua ialah peningkatan jumlah AMP siklik hingga terjadinya
pertumbuhan atas proses dalam sel. ( Poedjiadi, anna.2009:).

D. Pengaturan Produksi Hormon dan Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar hormon


dalam darah
a. Pengaturan Produksi hormon

Hormon merupakan salah satu sistem koordinasi di dalam tubuh dengan


menggunakan cairan yang diedarkan oleh pembuluh darah. Dengan menggunakan
hormon rangsang lebih lambat diberi tanggapan. Satu kelebihan koordinasi
menggunakan hormon yaitu dengan sedikit saja hormon mampu mempengaruhi organ-
organ yang menjadi sasarnnya.

Pada prinsipnya pengaturan produksi hormon dilakukan oleh hipotalamus


(bagian dari otak). Hipotalamus mengontrol sekresi banyak kelenjar yang lain, terutama
melalui kelenjar pituitari, yang juga mengontrol kelenjar-kelenjar lain. Sebagian besar
informasi tentang tubuh manusia ada di hipotalamus. Hipotalamus menerjemahkan
informasi ini, mengambil keputusan penting, dan memerintahkan sel-sel menjalankan
keputusannya. Pada gambar, terlihat letak hipotalamus di otak. Kekuasaan maha hebat
Allah yang menyebabkan hipotalamus mampu membuat keputusan penting.

http://medicastore.com/penyakit/761/Hormon_&_Sistem_Endokrin.html
Hipotalamus, suatu bagian khusus dari otak adalah pusat koordinasi dari system
endokrin. Hipotalamus ini menerima dan mengintegrasikan pesan dari susunan syaraf pusat.
Sebagai jawaban dari pesan ini, hipotalamus memproduksi sejumlah hormon pengatur
hipotalamik, yang dikirimkan ke kelenjar putuitari, yang berlokasi d bawah hipotalamus.
Setiap hormone hipotalamus mengatur sekresi suatu hormone spesifik yang dikeluarkan oleh
bagian anterior atau posterior dari kelenjar putuitari. Beberapa hormon hipotolamik akan
merangsang pituitari untuk menseksresikan hormon tertentu, sedangkan yang lain akan
menghambat sekresi hormon. Sekali kelenjar pituitari ini, maka hormon akan disekresikan ke
dalam darah untuk dibawa ke kelenjar endokrin lain, termasuk di dalamnya adrenal korteks,
sel-sel endokrin pancreas, kelenjar tiroid, dan ovarium dan testes. Hipotalamus akan
memerintahkan kelenjar pituitari untuk mensekresikan hormonnya dengan mengirim faktor
regulasi ke lobus anteriornya dan mengirim impuls saraf ke posteriornya. Selanjutnya
kelenjar-kelenjar ini terstimulasi untuk mensekresikan hormon-hormon spesifik, yang dibawa
oleh darah menuju reseptor hormon di dalam atau pada sel jaringan target. (Lehninger, 1982)

Kelenjar pituitari terdiri atas dua bagian: kelenjar depan (anterior) dan belakang
(posterior). Setiap bagian menghasilkan hormon berbeda..

b. Kelenjar Pituitari Depan

Kelenjar pituitari depan menghasilkan enam hormon berbeda yang fungsinya telah
tertentu. Sebagian hormon yang bekerja pada kelenjar hormon lainnya disebut “hormon
tropik”. Hormon ini dirancang untuk mengatur sistem hormon. Pada halaman berikut kita
akan mempelajari fungsi-fungsi hormon tropik bersama dengan susunan dan fungsi kelenjar-
kelenjar hormon yang dihasilkannya. Kelompok lain hormon-hormon ini merangsan.

E. Hormon Paratiroid

Paratiroid menempel pada kelenjar tiroid. Kelenjar ini menghasilkan parathormon


yang berfungsi mengatur kandungan fosfor dan kalsium dalam darah. Kekurangan
hormon ini menyebabkan tetani dengan gejala : kadar kapur dalam darah
menurun, kejang di tangan dan kaki, jari-jari tangan membengkok ke arah
pangkal, gelisah, sukar tidur, dan kesemutan.
Kelenjar paratiroid panjangnya kira-kira 6 milimeter, lebar 3 milimeter, dan
tebalnya dua millimeter dan memiliki gambaran makroskopik lemak coklat kehitaman.
Secara normal ada empat buah kelenjar paratiroid pada manusia, yang terletak tepat
dibelakang kelenjar tiroid, dua tertanam di kutub superior kelenjar tiroid dan dua di kutub
inferior.

Hormon paratiroid (HPT) berasal dari kelenjar paratiroid yang tadi empat kelenjar
kecil, terletak bilateral pada ujung atas dan bawah kelenjar tiroid. Fungsi kelenjar
paratiroid diketahui sejak tahun 1891, ketika terlihat adanya gejala yang timbul akibat
terangkatnya kelenjar tersebut pada operasi kelenjar tiroid. Kemudian tahun 1900
dilakukan paratiroidektomi tanpa merusak tiroid, ternyata tindakan ini menyebabkan
tetani, konvulsi dan diakhiri kematian dengan cepat. Pada tahun 1909, terlihat adanya
hubungan antara kadar Ca++ plasma yang rendah dengan gejala yang timbul akibat
pengangkatan kelenjar paratiroid. Ternyata ekstrak aktif kelenjar paratiroid dapat
mengatasi tetani akibat hipokalsemia pada hewan yang telah mengalami paratiroidektomi
dan dapat meninggikan kadar Ca++ pada hewan normal. Pada tahun 1948 ditemukan
adanya hubungan antara beberapa kelainan klinik dengan hiperfungsi paratiroid, misalnya
perubahan skelet pada penderita osteitis fibrosa sistika dengan tumor paratiroid.

F. HISTOLOGI PARATIROID
a. Kelenjar Paratiroid
Kelenjar paratiroid menempel pada bagian anterior dan posterior kedua lobus
kelenjar tiroid oleh karenanya kelenjar paratiroid berjumlah empat buah. Kelenjar ini
terdiri dari 4 bentukan kecil yang berwarna kuning kecoklatan, berbentuk ovoid dan
melekat pada bagian posterior dari kelenjar tiroid. Sepasang dari kelenjar ini menempati
kutub atas dari kelenjar thyroid dan terbungkus oleh fascia yang sama dengan fascia
kelenjar tiroid. Sedang sepasang kelenjar lainnya biasanya menempati kutub bawah
kelenjar thyroid, tetapi letaknya bisa di dalam atau di luar fascia kelenjar tiroid. Masing-
masing kelenjar ini terbungkus oleh kapsul jaringan ikat kendor yang kaya dengan
pembuluh darah, dan kapsul ini memebentuk septa yang masuk ke dalam kelenjar.
Kelenjar ini tersusun dari 2 macam sel :
1. Chieff cell (principal cell) :
Sel ini sudah ada sejak lahir dan akan terus bertahan, dan merupakan sel yang
terbanyak dalam kelenjar ini.
Ukuran sel ini kecil dengan inti di tengah, dan sitoplasma bersifat sedikit asidofilik,
sehingga dengan pewarnaan H.E tampak berwarna merah muda. Tetapi kadang-kadang
ada beberapa sel yang sitoplasmanya lebih pucat karena mengandung banyak glikogen,
tetapi sebagian lain mempunyai sitoplasma lebih gelap karena glikogennya hanya sedikit.
Sel ini mengandung granula yang diduga menghasilkan paratiroid hormon (parath
hormone)
2. Oxyphiel cell :
Sel ini timbulnya mulai umur sekitar 7 tahun atau pada saat pubertas. Terdiri dari
sel yang ukurannya lebih besar dari chief sel, tersebar diantara chief cell tersebut dan
sitoplasmanya merah muda pucat.
Fungsi sel ini belum diketahui. Pada anak-anak, kelenjar ini penuh dengan sel,
tetapi pada keadaan dewasa akan timbul jaringan lemak di dalam jaringan ikat dan
tersebar di antara sel-sel tersebut.
b. Efek Hormon Paratiroid
PTH bekerja langsung pada tulang untuk meningkatkan resorpsi tulang dan
memobilisasi Ca2+. Selain meningkatkan Ca2+ plasma dan menurunkan fosfat plasma,
PTH
meningkatkan ekskresi fosfat dalam urin. Efek fosfaturik ini disebabkan oleh penurunan
reabsorpsi fosfat di tubulus proksimal. PTH juga meningkatkan reabsorpsi Ca2+ di
tubulus distal, walaupun ekskresi Ca2+ biasanya meningkat pada hiperparatiroidisme
karena terjadi peningkatan jumlah yang difiltrasi yang melebihi efek reabsorpsi. PTH
juga meningkatkan pembentukan 1,25 dihidroksikolekalsiferol, metabolit vitamin D yang
secara fisiologis aktif. Hormon ini meningkatkan absorpsi Ca2+ dari usus, tetapi efek ini
tampaknya disebabkan hanya akibat stimulasi pembentukan 1,25
dihidroksikolekalsiferol.
c. Kontrol dari hormon Paratiroid
Sekresi dari hormon paratiroid tergantung dari suatu negative feed-back mekanisme
yang diatur oleh kadar ion kalsium dalam plasma. Juga ada hormon
lain yang ikut mengatur kadar kalsium dalam serum yaitu calcitonin atau
thyrocalcitonin. Hormon ini diproduksi oleh kelenjar tiroid.
Beberapa observasi menunjukan bahwa ada hubungan antara paratiroid dengan
kelenjar-kelenjar endokrin lain. Umpamanya pernah didapat hiperplasia kelenjar
paratiroid pada akromegali, sindrom Cushing, dan penyakit Addison.
Hipofisektomi (pada binatang) menyebabkan involutiodari kelenjar-kelenjar
paratiroid, sedangkan pemberian hormon pertumbuhan (GH), adrenokortikotropin
(ACTH), ekstrak lobus anterior hipofisis dan steroid-steroid adrenal
mengakibatkan hiperplasia dari kelenjar-kelenjar paratiroid. Tetapi mungkin pula
bahwa perubahan kelenjar-kelenjar paratiroid adalah sekunder akibat perubahan
kadar fosfat dalam serum yang disebabkan oleh hormon-hormon tersebut.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
kata hormon berasal dari bahasa Yunani yang berarti “menimbulkan atau
membangkitkan”. Hormon adalah suatu zat kimia yang bertugas sebagai pembawa tugas
(chemical messenger), disekresikanoleh sejenis jaringan
Hormon terrdiri atas berbagai macam senyawa yang dapat digolongkan dalam tiga
kelompok, yaitu:
Steroid, yaitu testoteron dan progesteron.

Derivat asam amino, yaitu epinefrin dan tiroksin.

Peptida-protein, yaitu insulin, glukagon, parathormon, oksitosin, vasopresin, hormon


yang dikeluarkan oleh mukosa usus dan lain-lainnya.

Hasil penelitian Sutherland lebih lanjut dapat menjelaskan konsep tentang mekanisme
kerja hormon. Hal-hal penting pada konsep tersebut adalah:

Sel mengandung reseptor bagi hormon dalam membran plasma.

Penggabungan hormon dengan reseptornya dalam membran plasma dapat merangsang


siklase adenil yang juga terdapat dalam membran plasma.

Peningkatan aktivitas siklase adenil menyebabkan meningkatnya jumlah AMP siklik


dalam sel.

AMP siklik bekerja dalam sel untuk mengubah kecepatan satu atau beberapa proses.

Pada prinsipnya pengaturan produksi hormon dilakukan oleh hipotalamus (bagian dari
otak). Hipotalamus mengontrol sekresi banyak kelenjar yang lain, terutama melalui
kelenjar pituitari, yang juga mengontrol kelenjar-kelenjar lain.

Kelenjar tiroid menghasilkan tiga jenis hormon yaitu T3, T4 dan sedikit kalsitonin.
Hormon ini diangkut oleh protein pengangkut, protein pengangkut itu adalah TBG
(thyroxine binding globulin), TBPA (thyroxine binding prealbumin), T3U (T3 resin
uptake) dan TBI (thyroxine binding Index).
Paratiroid menempel pada kelenjar tiroid. Kelenjar ini menghasilkan parathormon
yang berfungsi mengatur kandungan fosfor dan kalsium dalam darah. Hormon paratiroid
(HPT) berasal dari kelenjar paratiroid yang tadi empat kelenjar kecil, terletak bilateral
pada ujung atas dan bawah kelenjar tiroid.

kelenjar adrenal terletak di dalam tubuh, di sisi anteriosuperior (depan-atas) ginjal. Pada
manusia, kelenjar adrenal terletak sejajar dengan tulang punggung thorax ke-12 dan
mendapatkan suplai darah dari arteri adrenalis.

B. Saran

Semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Jika ada kekurangan
dan kesalahan dalam penulisan makalah ini, mohon sangat diharapkan kritik dan saran
dari pembaca yang sifatnya membangun untuk penyusunan makalah selanjutnya yang
lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Indah, mutiara. 2004. Mekanisme Kerja Hormon. Medan : Universitas Sumatera Utara.

Karyanto, agus. 2005. Mekanisme Kinerja Hormon. Lampung : UNILA

Lehninger. 1982. Dasar-dasar Biokimia Jilid 2. Jakarta : Erlangga.

Lehninger. 1982. Dasar-Dasar Biokimia Jilid 3. Jakarta : Erlangga.

Montgomery, Rex .1993. Biokimia. Yogyakarta : GMUP.

Poedjiadi, anna. Dkk. .2009. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : UI-Press

Saryono. 2009. Biokomia Hormon. Yogyakarta : Nuha medika.

Anda mungkin juga menyukai