Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ilmu Biomedik Dasar
Disusun Oleh:
Rahma Oktavia
NIM.1900001032
Tingkat:
1-B
2019
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Swt. Dan Nabi Muhammad saw
beserta para pengikutnya, karena dengan rahmat dan hidayah-Nyalah kami dapat melewati
kehidupan dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang dan modern seperti
sekarang ini, sehingga kami dapat bertemu,berkumpul dan dapat menyelesaikan tugas
makalah Ilmu Biomedik Dasar ini tepat pada waktunya
Makalah ini dibuat tidak lain adalah memenuhi tugas Ilmu Biomedik Dasar (semester
I) yaitu “MEKANISME KERJA HORMON” yang telah diberikan oleh dosen Mata
Kuliah,selain itu juga sebagai penambah ilmu pengetahuan dan wawasan bagi yang
membacanya.
Penulis berharap, walaupun makalah ini masih jauh dari kata sempurna.Tapi mudah-
mudahan isinya bisa bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.Dan bisa menambah ilmu
pengetahuan bagi yang membacanya.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Hormon
B. Jenis-Jenis Hormon
Bentuk Tabel
C. Mekanisme Kerja Hormon
D. Pengaturan Produksi Hormon dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kadar Hormon
Dalam Darah
a. Pengaturan Produksi Hormon
b. Kelenjar Pituitari Depan
E. Hormon Paratiroid
F. Histlogi Paratiroid
a. Kelenjar Paratiroid
b. Efek Hormon Paratiroid
c. Kontrol Dari Hormon Paratiroid
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem Endokrin dan susunan saraf merupakan alat utama dimana tubuh
mengkomunikasikan antara berbagai jaringan dan sel. Sistem saraf sering di pandang
sebagai pembawa pesan melalui sistem stuktural yang tetap. Sistem Endokrim dimana
berbagai macam “Hormon” di sekresikan oleh kelenjar spesifik, di angkut sebagai pesan
yang bergerak untuk bereaksi pada sel atau organ targetnya (definisi klasik dari hormon).
Hormon beredar di dalam sirkulasi darah dan fluida sel untuk mencari sel target.
Ketika hormon menemukan sel target, hormon akan mengikat protein reseptor tertentu
pada permukaan sel tersebut dan mengirimkan sinyal.
Reseptor protein akan menerima sinyal tersebut dan bereaksi baik dengan
mempengaruhi ekspresi genetik sel atau mengubah aktivitas protein selular, termasuk di
antaranya adalah perangsangan atau penghambatan pertumbuhan serta apoptosis
(kematian sel terprogram), pengaktifan atau penonaktifan sistem kekebalan, pengaturan
metabolisme dan persiapan aktivitas baru (misalnya terbang, kawin, dan perawatan anak),
atau fase kehidupan (misalnya pubertas dan menopause).
Pada banyak kasus, satu hormon dapat mengatur produksi dan pelepasan hormon
lainnya. Hormon juga mengatur siklus reproduksi pada hampir semua organisme
multiselular.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan hormon?
2. Bagaiman struktur dan apa saja sifat-sifat hormon?
3. Bagaimana mekanisme kerja hormon?
4. Bagaimana pengaturan produksi hormon dan faktor yang mempengaruhi kadar
hormon dalam darah?
5. Apa itu hormone tiroid ?
6. Apa itu hormone paratiroid ?
7. Apa itu hormone adrenal ?
C. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas perkuliahan biokimia 1
2. Untuk mengetahui struktur dan sifat hormon
3. Untuk mengetahui mekanisme kerja hormon
4. Untuk mengetahui produksi hormone dan factor yang mempengaruhi kadar hormone
dalam darah.
5. Untuk mengetahui tentang hormone tiroid.
6. Untuk mengetahui tentang hormone tiroid
7. Untuk mengetahui tentang hormone adrenal
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hormon
Kata hormon berasal dari bahasa Yunani yang berarti “menimbulkan atau
membangkitkan”. Hormon adalah suatu zat kimia yang bertugas sebagai pembawa tugas
(chemical messenger), disekresikanoleh sejenis jaringan, dalam jumlah yang sangat kecil
dan dibawa oleh darah menuju target jaringan dibagian lain dari tubuh untuk merangsang
aktivitas biokimia atau fisiologi yang khusus. Endokrinologi, suatu cabang ilmu
biomedis yang mempelajari hormon dan aktivitasnya, merupakan salah satu bidang
biokimia yang sangat menarik karena beberapa pemahaman baru berasal dari bidang ini.
Lagipula, karena perubahan dalam kerja hormon dapat menmbulkan penyakit, maka
endokrinologi juga merupakan suatu cabang ilmu kimia yang gunanya dapat dilihat
secara langsung.
B. Jenis-jenis Hormon
Ada banyak jenis hormon yang disekresi kan oleh kelenjar endokrin, dengan
beragam funggsi serta peranan masing-masing.
Pelajari tabel di bawah ini.
Tabel berbagai jenis-jenis hormon pada manusia beserta fungsinya.
NH2
C
N
N C
CH
HC C
N
N
H2
5' C
O
H H
O H H
3'
O P O OH
Selanjutnya diketahui bahwa AMP siklik ini terbentuk dari ATP oleh enzim adenil
siklase. AMP siklik dapat dihidrolisis oleh enzim fosfodiesterase menjadi AMP.
Mg2+
ATP AMP siklik + PPi + H+
adenilsiklase
Mg2+
AMP siklik + H2 O AMP + H+
Reaksi ini bersifat sangat eksergonik dan bila tidak ada fosfodiesterase , AMP
siklik merupakan senyawa yang sangat stabil.
Dari konsep tersebut dapat digambarkan mekanisme kerja hormon serta peranan AMP
siklik sebagai berikut.
rangsangan
ATP
Mg++
AMP siklik
hormon
fosfodiesterase
membran sel
Adanya rangsangan dari luar maupun dari dalam menyebabkan kelenjar endokrin
memproduksi dan mengeluarkan hormon ke dalam plasma darah. Setelah sampai pada sel
yang menjadi tujuan, hormon bergabung dengan reseptor dan meningkatkan aktivitas
adenil siklase yang terdapat pada membran.
http://medicastore.com/penyakit/761/Hormon_&_Sistem_Endokrin.html
Hipotalamus, suatu bagian khusus dari otak adalah pusat koordinasi dari system
endokrin. Hipotalamus ini menerima dan mengintegrasikan pesan dari susunan syaraf pusat.
Sebagai jawaban dari pesan ini, hipotalamus memproduksi sejumlah hormon pengatur
hipotalamik, yang dikirimkan ke kelenjar putuitari, yang berlokasi d bawah hipotalamus.
Setiap hormone hipotalamus mengatur sekresi suatu hormone spesifik yang dikeluarkan oleh
bagian anterior atau posterior dari kelenjar putuitari. Beberapa hormon hipotolamik akan
merangsang pituitari untuk menseksresikan hormon tertentu, sedangkan yang lain akan
menghambat sekresi hormon. Sekali kelenjar pituitari ini, maka hormon akan disekresikan ke
dalam darah untuk dibawa ke kelenjar endokrin lain, termasuk di dalamnya adrenal korteks,
sel-sel endokrin pancreas, kelenjar tiroid, dan ovarium dan testes. Hipotalamus akan
memerintahkan kelenjar pituitari untuk mensekresikan hormonnya dengan mengirim faktor
regulasi ke lobus anteriornya dan mengirim impuls saraf ke posteriornya. Selanjutnya
kelenjar-kelenjar ini terstimulasi untuk mensekresikan hormon-hormon spesifik, yang dibawa
oleh darah menuju reseptor hormon di dalam atau pada sel jaringan target. (Lehninger, 1982)
Kelenjar pituitari terdiri atas dua bagian: kelenjar depan (anterior) dan belakang
(posterior). Setiap bagian menghasilkan hormon berbeda..
Kelenjar pituitari depan menghasilkan enam hormon berbeda yang fungsinya telah
tertentu. Sebagian hormon yang bekerja pada kelenjar hormon lainnya disebut “hormon
tropik”. Hormon ini dirancang untuk mengatur sistem hormon. Pada halaman berikut kita
akan mempelajari fungsi-fungsi hormon tropik bersama dengan susunan dan fungsi kelenjar-
kelenjar hormon yang dihasilkannya. Kelompok lain hormon-hormon ini merangsan.
E. Hormon Paratiroid
Hormon paratiroid (HPT) berasal dari kelenjar paratiroid yang tadi empat kelenjar
kecil, terletak bilateral pada ujung atas dan bawah kelenjar tiroid. Fungsi kelenjar
paratiroid diketahui sejak tahun 1891, ketika terlihat adanya gejala yang timbul akibat
terangkatnya kelenjar tersebut pada operasi kelenjar tiroid. Kemudian tahun 1900
dilakukan paratiroidektomi tanpa merusak tiroid, ternyata tindakan ini menyebabkan
tetani, konvulsi dan diakhiri kematian dengan cepat. Pada tahun 1909, terlihat adanya
hubungan antara kadar Ca++ plasma yang rendah dengan gejala yang timbul akibat
pengangkatan kelenjar paratiroid. Ternyata ekstrak aktif kelenjar paratiroid dapat
mengatasi tetani akibat hipokalsemia pada hewan yang telah mengalami paratiroidektomi
dan dapat meninggikan kadar Ca++ pada hewan normal. Pada tahun 1948 ditemukan
adanya hubungan antara beberapa kelainan klinik dengan hiperfungsi paratiroid, misalnya
perubahan skelet pada penderita osteitis fibrosa sistika dengan tumor paratiroid.
F. HISTOLOGI PARATIROID
a. Kelenjar Paratiroid
Kelenjar paratiroid menempel pada bagian anterior dan posterior kedua lobus
kelenjar tiroid oleh karenanya kelenjar paratiroid berjumlah empat buah. Kelenjar ini
terdiri dari 4 bentukan kecil yang berwarna kuning kecoklatan, berbentuk ovoid dan
melekat pada bagian posterior dari kelenjar tiroid. Sepasang dari kelenjar ini menempati
kutub atas dari kelenjar thyroid dan terbungkus oleh fascia yang sama dengan fascia
kelenjar tiroid. Sedang sepasang kelenjar lainnya biasanya menempati kutub bawah
kelenjar thyroid, tetapi letaknya bisa di dalam atau di luar fascia kelenjar tiroid. Masing-
masing kelenjar ini terbungkus oleh kapsul jaringan ikat kendor yang kaya dengan
pembuluh darah, dan kapsul ini memebentuk septa yang masuk ke dalam kelenjar.
Kelenjar ini tersusun dari 2 macam sel :
1. Chieff cell (principal cell) :
Sel ini sudah ada sejak lahir dan akan terus bertahan, dan merupakan sel yang
terbanyak dalam kelenjar ini.
Ukuran sel ini kecil dengan inti di tengah, dan sitoplasma bersifat sedikit asidofilik,
sehingga dengan pewarnaan H.E tampak berwarna merah muda. Tetapi kadang-kadang
ada beberapa sel yang sitoplasmanya lebih pucat karena mengandung banyak glikogen,
tetapi sebagian lain mempunyai sitoplasma lebih gelap karena glikogennya hanya sedikit.
Sel ini mengandung granula yang diduga menghasilkan paratiroid hormon (parath
hormone)
2. Oxyphiel cell :
Sel ini timbulnya mulai umur sekitar 7 tahun atau pada saat pubertas. Terdiri dari
sel yang ukurannya lebih besar dari chief sel, tersebar diantara chief cell tersebut dan
sitoplasmanya merah muda pucat.
Fungsi sel ini belum diketahui. Pada anak-anak, kelenjar ini penuh dengan sel,
tetapi pada keadaan dewasa akan timbul jaringan lemak di dalam jaringan ikat dan
tersebar di antara sel-sel tersebut.
b. Efek Hormon Paratiroid
PTH bekerja langsung pada tulang untuk meningkatkan resorpsi tulang dan
memobilisasi Ca2+. Selain meningkatkan Ca2+ plasma dan menurunkan fosfat plasma,
PTH
meningkatkan ekskresi fosfat dalam urin. Efek fosfaturik ini disebabkan oleh penurunan
reabsorpsi fosfat di tubulus proksimal. PTH juga meningkatkan reabsorpsi Ca2+ di
tubulus distal, walaupun ekskresi Ca2+ biasanya meningkat pada hiperparatiroidisme
karena terjadi peningkatan jumlah yang difiltrasi yang melebihi efek reabsorpsi. PTH
juga meningkatkan pembentukan 1,25 dihidroksikolekalsiferol, metabolit vitamin D yang
secara fisiologis aktif. Hormon ini meningkatkan absorpsi Ca2+ dari usus, tetapi efek ini
tampaknya disebabkan hanya akibat stimulasi pembentukan 1,25
dihidroksikolekalsiferol.
c. Kontrol dari hormon Paratiroid
Sekresi dari hormon paratiroid tergantung dari suatu negative feed-back mekanisme
yang diatur oleh kadar ion kalsium dalam plasma. Juga ada hormon
lain yang ikut mengatur kadar kalsium dalam serum yaitu calcitonin atau
thyrocalcitonin. Hormon ini diproduksi oleh kelenjar tiroid.
Beberapa observasi menunjukan bahwa ada hubungan antara paratiroid dengan
kelenjar-kelenjar endokrin lain. Umpamanya pernah didapat hiperplasia kelenjar
paratiroid pada akromegali, sindrom Cushing, dan penyakit Addison.
Hipofisektomi (pada binatang) menyebabkan involutiodari kelenjar-kelenjar
paratiroid, sedangkan pemberian hormon pertumbuhan (GH), adrenokortikotropin
(ACTH), ekstrak lobus anterior hipofisis dan steroid-steroid adrenal
mengakibatkan hiperplasia dari kelenjar-kelenjar paratiroid. Tetapi mungkin pula
bahwa perubahan kelenjar-kelenjar paratiroid adalah sekunder akibat perubahan
kadar fosfat dalam serum yang disebabkan oleh hormon-hormon tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
kata hormon berasal dari bahasa Yunani yang berarti “menimbulkan atau
membangkitkan”. Hormon adalah suatu zat kimia yang bertugas sebagai pembawa tugas
(chemical messenger), disekresikanoleh sejenis jaringan
Hormon terrdiri atas berbagai macam senyawa yang dapat digolongkan dalam tiga
kelompok, yaitu:
Steroid, yaitu testoteron dan progesteron.
Hasil penelitian Sutherland lebih lanjut dapat menjelaskan konsep tentang mekanisme
kerja hormon. Hal-hal penting pada konsep tersebut adalah:
AMP siklik bekerja dalam sel untuk mengubah kecepatan satu atau beberapa proses.
Pada prinsipnya pengaturan produksi hormon dilakukan oleh hipotalamus (bagian dari
otak). Hipotalamus mengontrol sekresi banyak kelenjar yang lain, terutama melalui
kelenjar pituitari, yang juga mengontrol kelenjar-kelenjar lain.
Kelenjar tiroid menghasilkan tiga jenis hormon yaitu T3, T4 dan sedikit kalsitonin.
Hormon ini diangkut oleh protein pengangkut, protein pengangkut itu adalah TBG
(thyroxine binding globulin), TBPA (thyroxine binding prealbumin), T3U (T3 resin
uptake) dan TBI (thyroxine binding Index).
Paratiroid menempel pada kelenjar tiroid. Kelenjar ini menghasilkan parathormon
yang berfungsi mengatur kandungan fosfor dan kalsium dalam darah. Hormon paratiroid
(HPT) berasal dari kelenjar paratiroid yang tadi empat kelenjar kecil, terletak bilateral
pada ujung atas dan bawah kelenjar tiroid.
kelenjar adrenal terletak di dalam tubuh, di sisi anteriosuperior (depan-atas) ginjal. Pada
manusia, kelenjar adrenal terletak sejajar dengan tulang punggung thorax ke-12 dan
mendapatkan suplai darah dari arteri adrenalis.
B. Saran
Semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Jika ada kekurangan
dan kesalahan dalam penulisan makalah ini, mohon sangat diharapkan kritik dan saran
dari pembaca yang sifatnya membangun untuk penyusunan makalah selanjutnya yang
lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Indah, mutiara. 2004. Mekanisme Kerja Hormon. Medan : Universitas Sumatera Utara.