Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Ilmu kimia merupakan ilmu yang secara luas mempelajari suatu bahan dan
senyawa,diantara banyaknya hal yang di pelajari dalam ilmu kimia tersebut tentu
kita mengenal bagianya yang di sebut kimia organik dimana cabang ini
mempelajari senyawa organik yaitu suatu senyawa yang mengandung unsur
karbon dan hidrogen , oksigen dan nitrogen.Senyawa organik adalah senyawa -
senyawa yang dibentuk oleh unsur karbon yang memiliki sifat–sifat fisik dan
sifat–sifat kimia yang khas . Bahwa senyawa organik harus dipisah pembahasanya
dari senyawa unsur lain semata - mata karena alasan jumlahnya yang demikian
besar .
Identifikasi setruktur senyawa organik merupakan masalah yang sering
dihadapi dalam laboratorium kimia organik . Senyawa organik tersebut dapat
diperoleh dari hasil suatu reaksi maupun isolasi bahan-bahan alam . Dalam
melakukan identifikasi senyawa organik yang belum diketahui perlu dilakukan
pemisahan dan pemumian komponen- komponen penyusun campuran semua
metode pemisahan disarankan pada perbedaan sifat fisik dari komponen-
komponen penyusun campuran.Teknik pemisahan seperti ekstraksi,yang di
dasarkan pada perbedaan kelarutan,destilasi fraksinasi dan destilasi uap,yang
didasarkan pada perbedaan tekanan uap .
Senyawa organik begitu penting untuk dilakukan pengidentifikasikan,
dimana dapat mengetahui sifat-sifat dari suatu senyawa organik yang belum
diketahui namanya atau sample larutan tidak tertera nama larutan atau
senyawanya . Identifikasi senyawa organik sangat penting bagi orang yang akan
menghabiskan waktunya bekerja dalam laboratorium atau orang yang akan
melakukan penelitian sangat penting untuk mempelajari identifikasi senyawa
organik .

1.2 TUJUAN
Untuk mengenal sifat – sifat yang dimiliki oleh senyawa – senyawa karbon
melalui uji reaksi kimia .
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Senyawa karbon atau yang biasa dikenal dengan senyawa organik ialah
suatu senyawa yang unsus-unsur penyusunnya terdiri dari atom karbon dan atom-
atom hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, halogenj, atau fosfor. Pada awalnya
senyawa karbon ini secara tidak langsung menunjukan hubungannya dengan
sistem kehidupan. Namun dalam perkembangannya, ada senyawa organik yang
tidak mempunyai hubungan dengan sistem kehidupan. Misalnya urea yang
merupakan senyawa organik dari makhluk hidup yang berasal dari urin. Urea
dapat dibuat dengan cara menguapkan garam amonium sianat yang merupakan
senyawa anorganik menjadi senyawa organik (Siswoyo, 2009).
Aldehida (RCHO) dan keton (R2CO) lazim terdapat dalam sistem makhluk
hidup. Contoh penting secara biologis dari aldehid adalah gula ribosa dan keton
adalah hormon progesteron. Penggunaan aldehid dan keton sangat luas baik
dibidang industri maupun farmakologi. Aldehid dan keton suku rendah, misalnya
formaldehid dan aseton banyak digunakan sebagai bahan pelarut. Asetaldehida
merupakan aldehida yang cukup berharga karena asetaldehida adalah zat antara
untuk sintesis asam asetat dan anhidrida asetat pada beberapa aldehid yang lebih
kompleks banyak digunakan sebagai pemberi aroma karena aldehid dan keton
mempunyai aroma yang menarik, sebagai contoh adalah vanilin
(Wardiyah,2016).
Perbedaan dari aldehid dan keton sendiri antara lain senyawa aldehid
mengandung sebuah gugus karbonil yang terikat pada sebuah ataudua buah atom
hidrogen sedangkan keton yaitu senyawa organik yangmempunyai sebuah gugus
karbonil terikat pada dua gugus alkil. Aldehida mudah teroksidasi sedangkan
keton agak sukar teroksidasi. Aldehida lebihreaktif dibandingkan dengan keton
terhadap adisi nukleofilik (Chang, 2009).
Alkohol merupakan senyawa yang memiliki gugus hidroksil yang terikat
pada atom jenuh. Alkohol mempunyai rumus umum ROH, dimana R merupakan
alkil, alkil tersubtitusi hidrokarbonsiklik. Alkohol disini tidak memiliki gugus
fenol (gugus hidroksil berikatan dengan aromatik), fenol (gugus hidroksil
berikatan dengan karbon vinilik) karena sifat – sifatnya berbeda. Alkohol
diklasifikasikan menjadi 3 kelompok alkohol primer, sekunder dan tersier
(Riswayanto, 2009).
Prinsip dari uji tollens ini adalah membuktikan ada atau tidaknya endapan
perakyang terbentuk melapisi dinding tabung reaksi. Pereaksi tollens merupakan
sebuah larutanperak nitrat (AgNO3) dalam amonia (NH4OH). Pereaksi tollens
dibuat dengan cara menetesilarutan perak nitrat dengan larutan amonia sedikit
demi sedikit hingga endapan yang mula-mula terbentuk larut kembali. Aldehid
memiliki kemampuan untuk mereduksi pereaksitollens sehingga dapat dapat
melepaskan unsur perak. Reaksi ini biasa disebuk denganreaksi cermin perak
(Subandi, 2010).
Pereaksi fehling terdiri dari dua bagian, yaitu fehling A yang merupakan
CuSO4 danlarutan fehling B yang merupakan campuran larutan NaOH dengan
Kalium Natrium tartarat.Pereaksi fehling umumnya memiliki warna biru tua.
Pereaksi fehling ini digunakan sebagaipengindentifikasi adanya gula reduksi.
Reaksi aldehida apabila direaksikan dengan fehlingakan menghasilkan sebuah
endapan merah bata Cu2O. Dalam pereaksi Fehling , ion Cu2+terdapat sebagai ion
kompleks (Subandi, 2010).
Aseton Merupakan senyawa yang memiliki nama lain prapanon. Senyawa
ini memiliki wujud cairan yang tidak memiliki warna, berbau sengit, bersifat polar
serta mudah larut dalam air. Larutan ini memiliki titik didih 56°C serta titik beku -
95°C. Asetonbersifat tidak dapat dioksidasai melainkan dengan kondisi tertentu,
dimana rantaikarbon pecah (Acton, 2013).
NaOH adalah senyawa ionik basa kuat yang memiliki wujud serbuk
putih.Senyawa ini memiliki titik didih 1360°C dan titik lebur 318°C dan sangat
mudahlarut dalam air.Senyawa NaOH umumnya berbentuk padatan bewarna
putih (Saputro, 2015).

.
BAB III
METODELOGI
3.1 ALAT DAN BAHAN
1. Botol Semprot 9. Aseton
2. Gelas Piala 10. Aquadest
3. Gelas Ukur 11. Ammonium Hidroksida Encer
4. Pipet Tetes 12. Sampel
5. Erlenmeyer 13. Minyak Goreng
6.Tabung Reaksi + Rak 14. Fecl3
7. Penjepit Tabung Reaksi 15. KMnO4
8. Naoh 10%
3.2 PROSEDUR KERJA
3.1.1 Oksidasi Dengan KMnO4
1. Dimasukkan 4 tetes sampel masing masing ke dalam 4 tabung reaksi
bersih dan kering.
2. Ditambahkan tetes demi tetes larutan KMnO4 sampai terjadi endapan
hitam (atau larutan menjdi keruh).
3.1.2 Test FeCL3 ( test karakteristik untuk fenol )
1. Disiapkan tabung reaksi lalu masukan sample yang akan di uji

2. Ditambahkan 5 tetes larutan FeCl3 dan dilakukan pengojokan. jika tidak


terbentuk warna menunjukan bahwa senyawa tersebut bukan senyawa
fenol.
3.3.3 Test pereaksi Tollens (test untuk membedakan aldehid dan keton)
1. Dimasukan 1 ml larutan perak nitral 5 % Didalam tabung reaksi
selanjutnya di tambahkan 1 tetes NaOH 10 % dan dikocok
2. Ditambahkan kedalam campuran tersebut larutan encer ammonium
hidroksida hingga endapan perak hidroksida melarut (hindari
penggunaan larutan ammonium berlebihan) . Tambahkan 2 tetes larutan
yang akan di uji
3. Dikocok dan Dibiarkan selama 10 menit , jika reaksi tidak terjadi
dalam 10 menit panaskan tabung reaksi diatas penengas air selama 5
menit. Reaksi positif akan ditunjukan dengan terbentuknya cermin
perak pada dinding atau endapan metalik .
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

4.1 Hasil Pengamatan

No Sampel Percobaan Hasil Keterangan


Pengamatan

1 Aseton Test pereaksi Terjadi Karena reaksi positif


Tollens pengendapan maka terbentukny
cermin perak pada
dinding endapan
2 Aldehid Test pereaksi Terjadi Terbentuk Perak nitrat
Tollens reaksi perak pekat
Nitrat Pekat
3 Larutan Test Berubah Termasuk senyawa
Fenol warna Fenol

4 Oksidasi Oksidasi Minyak Terjadi Terjadi endapan hitam


Minyak dengan pengendapan tau larutan menjadi
keruh dan positif
teroksidasi
BAB V
PEMBAHASAN

Prinsip dari uji Tollens ini adalah digunakan untuk membedakan senyawa
aldehid dan keton dalam suatu sampel dengan menambahkan reagen Tollens yaitu
AgNO3 dimana akan terjadi reaksi reduksi oksidasi. Aldehid dioksidasimenjadi
anion karboksilat, ion Ag+ dalam reagensia Tollens direduksi menjadi logam Ag.
Uji positf ditandai dengan terbentuknya cermin perak pada dindingdalam tabung
reaksi (Pavia, 2015).dalam praktikum yang dilkukan menggunakan aseton dan
aldehid sebagai sampel hasil pengamatan menunjukan terjadinya endapan cermin
perak , pada sampel aldehid terbentuk perak nitrat.
Dalam melakukan praktikum identifikasi gugus fungsi aldehid dan keton
pertama tama persiapkan alat dan bahan. Alat dan bahan yang digunakan
dalampraktikum ini adalah pipet tetes, pipet ukur, tabung reaksi, rak tabung
reaksi, penjepit tabung, bunsen, AgNO3 , NH4OH ,dan aseton. Alat dan bahan
memiliki fungsi masing masing pipet tetes untuk mengambil larutan NH4OH
yang digunakan sebagai pembentuk suasana basa dalam reagen tollens sehingga
tidak terjadi pengendapan pada reagen karena AgNO3 harus ditambah amonia
agar membentuk ion kompleks sehingga tidak terjadi pengendapan, pipet ukur
digunakan untuk mengambil reagen AgNO3 ,tabung reaksi digunakan sebagai
wadah dari sampel dan reagen yang akan direaksikan, penjepit digunakan untuk
menjepit tabung reaksi yang akan dipanaskan di bunsen, bunsen digunakan
sebagai sumber api atau sumber panas sebagai sumber panas untuk mempercepat
reaksi dan reagen., aseton digunakan sebagai sampel untuk mengidentifikasi
gugus aldehid/keton pada sampel.
Setelah mempersiapkan alat dan bahan.Setelah itu masukkan 1 ml larutan
AgNO3 5% kedalam tabung reaksimenggunakan pipet ukur. Kemudian,
tambahkan beberapa tetes NH4OH diperhatikan bebertapa tetes adalah yang
mampu menghilangkan endapan yang terjadi pada reagen AgNO3. .setelah
endapan hilang dimasukkan sampel aseton kedalam tabung. Setelah itu diamati
perubahan apa yang terjadi sebelum pemanasan.. Selanjutnya dipanaskan tabung
reaksi diatas bunsen selama kurang lebih 10 menit dan lakukan hal yang sama
pada seluruh tabung. Hal ini dilakukan karen sebelum dipanaskan belum adanya
reaksi yang terjadi maka dari itu sesuai prosedur yang ada apabila belum terjadi
reaksi maka dipanaskan menggunakan bunsen yang telah disusun dengan gelas
beker dan kaki tiga.
Percobaan selanjutnya adalah uji FeCl3,disediakan larutan sampel 1 dan
sampel 2 kemudian diidentifikasi dengan larutan FeCl3,dengan cara diteteskan
disetiap larutannya. tes ini digunakan untuk membedakanan larutan fenol dan
bukan fenol .Pada uji uji FeCl3 diperoleh hasil bahwa sampel 1 adalah bukan
fenol dan sampel 2 adalah fenol. Hal ini sesuai dengan teori, yaitu apabila fenol
,maka akan terjadi perubahan warna menjadi ungu saat ditambahkan reagen
FeCl3.
Percobaan yang terakhir dengan menggunakan sampel minyk dengan
percoban Osidasi KMnO4 dalam percobaan ini diteteskan minyak kedalam tabung
reaksi kemudian ditambahkan dengan larutan KMnO4 dan diamati perubahannya
dengan mengoch tabung reaksi secara perlahan setelah beberapa saat terjadi
pengendapan dan berubah warna menjadi pekat dan terjadi endapan didasar
larutan itu artinya larutan sudah positif teroksidasi.
BAB VI
PENUTUP
6.1 KESIMPULAN
Dari data hasil praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa pada
sampel fenol ketika ditambah reagen warnanya menjadi ungu. Aseton jika
dicampurkan dengan pereaksi Tollens dan dipanaskan akan terbentuk endapan
lapisan perak yang artinya hasil pengamatanya positif. Dan minyak ketika
ditambah dengan KMnO4 akan teroksidasi.Untuk mengetahui sifat yang dimiliki
oleh suatu senyawa karbon maka harus dilakukan uji reaksi kimia
6.2 SARAN
Untuk Koass pada praktikum kali ini sudah bisa menjelaskan deengan baik
diharapkan untuk kedepannya menjelaskan secara rinci prosedur kerja praktikum
agar praktikan lebih mengerti lagi, untuk laboratorium penting sekali dijaga
kebersihan baik dari segi alat dan ruangan kerja guna kenyamanan bersama .
untuk praktikum selajutnya diharapkan lebih aktif dan menguasai materi sebelum
praktikum dimulai.
DAFTAR PUSTAKA

Acton, Ashton. 2013. Aldehyde-Ketone Transferases Advances in Research


and Application. Atlanta: Scholarly Editions. 132 hlm.
Chang, Raymond .2009. Chemistry. USA: Random House. 68 hlm.
Siswoyo, Riswiyanto. 2009. Kimia Organik. Erlangga. Jakarta. 75 hlm.
Riswayanto, 2009. Kimia Organik. Erlangga.Jakarta.54 hlm.
Saputro, Agung Nugroho. 2015.Konsep Dasar Kimia Koordinasi. Deepublish.
Yogyakarta.187 hlm.
Subandi. 2010 .Kimia Organik . Deepublish .Yogyakarta . 98 hlm.
Pavia, Donald L. 2015.Organic Laboratory Techniques: A Small-Scale Approach.
Toronto:Thomson Brooks/Cole Learning. 145 hlm.

Anda mungkin juga menyukai