Anda di halaman 1dari 30

KATA PENGANTAR

Syukur kehadirat Tuhan Yang Mahaesa senantiasa selalu memberikan


taufiq dan hidayanya kepada kita semua, baik kesehatan maupun
kesempatan dalam memberikan dorongan dan motivasi sehingga
terselesainya tugas ini. Selanjutnya kami selaku mahasiswa yang membuat
makalah audit yang mengenai Sistem Teknologi Informasi Terhadap Audit ,
sebagai salah satu persyaratan untuk melengkapi tugas yang dimasudkan,
maka kami menulis sebuah Makalah dengan judul:

“PENGEMBANGAN SISTEM INTERNAL”


BAB I

PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Keberhasilan pengembangan sistem internal saat ini telah menjadi salah
satu indikator dari kinerja organisasi yang menjadi sorotan, bukan saja dari
aspek operasional perusahaan, tetapi juga hubungannya dengan
kepercayaan pelanggan. Suatu organisasi/perusahaan dengan dukungan
IT (Information Technology) yang baik dan memadai akan memiliki nilai
tambah dari pesaingnya berupa respon yang lebih cepat, efisiensi dan
efektifitas pelaksanaan pekerjaan yang meningkat, identifikasi dan
penanganan masalah secara lebih akurat, serta kepercayaan terhadap
delivery pekerjaan.
Keunggulan-keunggulan tersebut yang membuat banyak pihak
meningkatkan konsentrasi dalam pembangunan sistem informasinya.
Dilain pihak, proses pembangunan sistem informasi terkadang bersifat
temporary dan menimbulkan banyak masalah seperti kurangnya SDM yang
handal, besarnya biaya investasi bagi pelatihan dan pengembangan,
dukungan hardware yang kurang memadai hingga masalah klasik,
kurangnya waktu manajemen untuk memperhatikan detil pengembangan
sistem internal
Agar sistem internal dapat bekerja secara tepat, kita harus mengelola
secara aktif, menyesuaikan tehnologi dengan situasi dan menerima
tanggung jawab baik untuk keberhasilan maupun kegagalannya.
I.2 Landasan Teori

Tiga sasaran utama dalam pengembangan sistem internal dalam suatu


perusahaan. Pertama, memperbaiki efesiensi kerja dengan melakukan
otomasi berbagai proses yang mengelola informasi. Kedua, meningkatkan
keefektifan manajemen dengan memuaskan kebutuhan informasi guna
pengambilan keputusan. Ketiga, memperbaiki daya saing atau
meningkatkan keunggulan kompetitif organisasi dengan merubah gaya dan
cara berbisnis (ward and peppard, 2002). Ketiga sasaran tersebut dapat
tercapai secara optimal apabila adanya jaminan keselarasan antara
strategi sistem informasi dengan strategi bisnis perusahaan, dimana
nantinya strategi bisnis akan memberikan arahan terhadap tercapainya
suatu goal perusahaan, dan strategi sistem internal akan memberikan
dukungan terhadap pencapaian goal melalui penyiapan infrastruktur
teknologi informasi yang sesuai dengan teknologi bisnis perusahaan untuk
menentukan strategi sistem internal yang dapat mendukung pencapaian
visi dan misi, maka perlu pemahaman tentang strategi bisnis melalui
perencanaan strategi bisnis dan strategi sistem internal perencanaan
formasi.

Namun sering ditemukan bahwa penerapan sistem internal kurang


berpengaruh terhadap peningkatan kinerja dan kesuksesan bisnis
perusahaan maupun peningkatan daya saing. Hal tersebut terjadi akibat
penerapan sistim internal yang hanya berfokus pada teknologinya saja.
Oleh karena itu, cara efektif untuk mendapatkan manfaat strategis dari
penerapan sistim internal adalah dengan berkonsentrasi pada kaji ulang
bisnis (rethinking business) melalui analisis masalah bisnis saat ini dan
perubahan lingkungannya serta mempertimbangkan IT sebagai bagian
solusi (Earl, 1992).

Permasalahan di dalam penerapan sistim internal pada suatu perusahaan


dapat dikatakan sebagai paradoks produktivitas (Roach, 1994). Dimana
didalam penerapan sistim internal sudah di implementasikan secara baik,
namun dari sisi lain seperti halnya keamanan, sumber daya manusia,
transparansi, dan lain-lain bersifat sebaliknya.

Sebagai contoh Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menginvestasikan


sedikitnya Rp. 200 milyar untuk pengadaaan perangkat dan aplikasi sistim
internal dengan harapan agar penghitungan suara hasil pemilu dapat
berjalan dengan cepat, akurat dan transparan. Dalam beberapa hal
penayangan hasil perhitungan suara sudah memenuhi kriteria kecepatan
yang diinginkan, namun demikian akurasi dan transparansi masih menjadi
persoalan yang berbuntut pada keraguan terhadap masih diperlukannya
sistim internal dalam pemilu-pemilu berikutnya. Jika ditambahkan dengan
persoalan rentannya sistem keamanan yang melekat pada sistim internal
KPU, belum tersedianya komputer dan jaringan komunikasi secara merata
di seluruh Panitia Pemungutan Suara (PPS) di tingkat kecamatan, serta
persoalan pengembangan sistem internal yang dinilai masih tidak standar,
dapat diperkirakan persoalan paradok produktivitas sisitm internal di KPU
makin menjadi nyata.

Permasalahan lain adalah investasi sistim internal masih belum berhasil


memberikan manfaat yang diharapkan kepada organisasi (Ward and
Peppard, 2002). Pimpinan perusahaan sering dihadapkan pada kenyataan
bahwa belanja modal (capital expenditure ) untuk sistim internal tidak
membuahkan hasil hingga nilai tertentu sesuai dengan besarnya investasi
yang telah dilakukan. Perusahaan menggunakan sistim internal untuk
pengelolaan akuntansi dan keuangan, operasional pemasaran, layanan
pelanggan, koordinasi antar kantor cabang, perencanaan produksi,
pengendalian persediaan, mengurangi lead time , melancarkan distribusi
dan lain sebagainya. Namun tidak jelas apakah penggunaan sistim internal
semacam ini sudah secara nyata menghasilkan output yang lebih banyak
(Robert Solow dalam McCarty, 2001).

Materi ini ditulis berdasarkan informasi yang didapatkan dari hasil


perkuliahan serta media jaringan komunikasi internet dan informasi dari
reference bacaan lainnya yang mendukung. Pada struktur pembahasan
makalah ini kemungkinan jauh dari sasaran dan kesempurnaan yang
diharapkan , maka kami selaku penulis mengharapkan respon yang positif
agar tulisan makalah kami ini dapat diterima oleh Dosen Pembimbing.
Kiranya atas sumbangan fikiran baik dari dosen pembimbing, maupun
teman-teman sekelompok kami ucapkan terima kasih
BAB II

PEMBAHASAN

Pengembangan Sistem Secara Internal

Dua cara perusahaaan biasanya memperoleh sistem, yaitu :

1. Mengembangkan sistem khusus secara internal melalui berbagai


aktivitas pengembangan sistemyang formal.
2. Membeli sistem komersial dari pemasok peranti lunak.

Perusahaan dapat memenuhi beberapa kebutuhan sistem informasinya


dengan membeli piranti lunak komersial dan mengembangkan sistem
lainnya secara internal. Bagian ini berhubungan dengan komponen
pengembangan sistem informasi secara internal seperti figur di bawah.
BERBAGAI ALAT UNTUK MENINGKATKAN PENGEMBANGAN
SISTEM

Proyek pengembangan sistem tidak selalu berhasil. Bahkan pada saat


diimplementasikan, beberapa sistem menjadi usang atau cacat dan harus
diganti. Dulu, SDLC telah dicemari oleh tiga masalah yang menimbulkan
kegagalan dalam kebanyakan sistem. Masalah tersebut adalah :

1. Kebutuhan sistem yang tidak dispesifikasikan dengan baik.


SDLC cenderung tidak dapat menjadi proses yang lancar dan linear,
dengan satu tahap diselesaikan sebelum tahap berikutnya dimulai.
Kenyataannya proses ini bersifat berputar dan siklus. Sifat siklus dari
proses ini mengakibatkan awal yang salah dan memakan waktu,
banyaknya pekerjaan yang diulang, dan tekanan dari berbagai sisi untuk
menyelesaikan pekerjaan tersebut.
2. Teknik pengembangan yang tidak efektif.
Dalam skenario yang terburuk, alat pengembangan sistem hanyalah
kertas, pensil, penggaris, tempalet, dan penghapus. Situasi tersebut
menjadi lebih baik dengan adanya penggunaan peranti lunak grafis
berbasis komputer yang memungkinkan desain awal serta berbagai
perubahannya dilakukan secara elektronik.
3. Kurangnya keterlibatan pengguna dalam pengembangan sistem.
Penyebab untama kegagalan sistem adalah kurangnya keterlibata
pengguna dalam berbagai tahapan pengembangan yang penting.
Berbagai masalah ini menyebabkan para peneliti mencari cara-cara
proses pengembangan. Fokus dari usah ini adalah pada teknik untuk
mengurangi waktu pengembangan, memfasilitasi dengan baik dalam
transfer informasi, mendorong keterlibatan pengguna, dan meningkatkan
kualitas sistem secara umum. Bebrapa teknik yang digunakan secara luas
untuk perbaikan pengembangan sistem akan dibahas berikut ini.

PEMBUATAN PROTOTIPE

Pembuatan prototipe (prototying) adalah teknik yang memberikan


pengguna versi awal dari sistem. Tujuan dari teknik ini adalah untuk
menyajikan “spesifikasi fungsional yang tidak ambigu, yang berfungsi
sebagai alat untuk mengatur dan belajar, serta akhirnya akan berubah
menjadi sebuah sistem yang diimplementasikan secara penuh.” Prototipe
sistem tidak akan berisi kode rumit yang dibutuhkan untuk memvalidasi
transaksi, kemampuan penangan peristiwa khusus, dan pengendalian
internal. Biasanya, prototipe hanya terbatas pada layar input pengguna,
laporan output, dan beberapa fungsi dasar lain.

Ketika digabungkan pada tahapan awal SDLC, pembuatan prototipe


adalah alat yang efektif untuk menentukan kebutuhan pengguna. Jika
kebutuhan tersebut telah ditetapkan, prototipe akan dibuang. Prototipe
yang dibuang tersebut digunakan untuk mengembangkan aplikasi
terstruktur, seperti sistem akuntansi. Teknik alternatif lainnya adalah
meneruskan proses pembuatan prototipe sampai sistem tersebut lengkap.
Pendekatan ini digunakan untuk mengembangkan sistem pendukung
keputusan dan sistem ahli.

Teknik Pembuatan Prototipe

Versi Prototipe yang Telah Ditingkatkan

Identifikasi Kembangkan Sajikan Dapatkan Ubah prototipe Ubahlah


spesifikasi prototipe prototipe ke umpan balik sesuai umpan prototipe
konseptual para pengguna dari pengguna balik pengguna menjadi
pengguan sistem akhit

Buang prototipe dan


kembangkakn Sistem
dengan Prosedur SDLC
Tradisional

PENDEKATAN CASE

Teknologi computer-aided software engineering (CASE) melibakan


sistem penggunaan komputer dalam membangun sistem komputer. Alat
CASE adalah berbagai produk lunak peranti lunak komersial yang terdiri
atas berbagai aplikasi yang sangat terintegrasi dan yang mendukung
berbagai aktivits SDLC. Alat CASE atas mendukung berbagai aktivitas
konseptual analisis dan desain. Alat CASE bawah mendukung berbagai
aktivitas fisik yang berkaitan dengan pemrograman aplikasi dan
pemeliharaan sistem. Alat CASE digunakan untuk menetapkan kebutuhan
pengguna, menciptakan basis data fisik darii diagram ER konseptual,
menghasilkan spesifikasi desain sistem, secara otomatis menghasilkan
kode program komputer, dan menfasilitasi pmeliharaan program yang
dibuat melalui teknik CASE atau non-CASE.

Spektrum CASE sebagai Alat Pendukung SDLC

Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SDLC)


Pengembangan SistemBaru
peme
lihara
an

Perencanaan Analisis Desain Pemilihan Desain Implementas


sistem sitem konseptual sistem terperinci i sistem
---------------

Alat analisis Alat Alat Alat Alat


pemodela desain pengodean pemeliharan
n

Alat CASE Atas, Tahap Alat CASE Bawah,


Tahap Akhir
awal DIAGRAM PERT

Teknik evaluasi dan tinjauan proyek (project evaluation an review


technique – PERT ) adalah alat untuk menunjukkan hubungan antar
berbagai aktivitas penting yang membentuk gagasan serta proses
pelaksanaan. Prinsip utama diagram PERT adalah :
1. Aktivitas – pekerjaan yang harus dikerjakan dalam proses tersebut.
Berbagai pekerjaan PERT diberi label (dan diberi huruf A sampai L)
diatas garis, bersama dengan perkiraan waktu penyelesaian. Contohnya,
aktivita desain proses (c) diperkirakan membutuhkan waktu empat
minggu.
2. Peristiwa yang menandai penyelesaian sebuah aktivitas dan awal
aktivitas berikutnya. Peristiwa dalam diagram ini diberi angka 1 sampai
9.
3. Jalur – jalur dalam diagram yang menghubungkan berbagai peristiwa
dari awal hingga akhir.
4. Jalur kritis – jalur dengan waktu keseluruhan yang tertinggi. Jalur kritis
dalam proyek ini adalah C-F-G-J-L, dengan waktu total 20 (4 + 5 + 3 + 4
+ 4) minggu. Penunda waktu dalam berbagai aktivitas ditahap ini akan
memperlama waktu keseluruhan proyek, oleh karenanya jalur ini disebut
sebagai tahapan yang penting.

Diagram PERT untuk Proyek Pengembangan Secara Internal

Tahap Konstruksi Proses Pelaksanaan

1
2

I = 3 Minggu
6
3
Mengonversi File Data

8
5
DIAGRAM GANTT

Diagram Gantt (Gantt chart) adalah diagram batang horizontal yang


menyajikan waktu secara horizontal dan aktivitas secara vertikal. Waktu
yang berhubungan dengan tiap aktivitas disajikan oleh sebuah batang yang
mendai tanggal mulai dan berakhitnya aktivitas. Diagram Gantt banyak
digunakan karena dapat menunjukkan status saat ini suatu proyek dalam
waktu singkat. Melalui perbandingan perkiraan waktu dengan pekerjaan
yang diselesaiakan hingga saat ini, dapat dilihat proyek mana saja yang
tepat waktu, lebih cepat atau terlambat dari jadwal.

PENDEKATAN DESAIN TERSTRUKTUR

Pendekatan desain terstruktur(structured design) adalah cara yang


kaku untuk mendesain sistem dari atas ke bawah. Dalam pendekatan ini,
proses bisnis yang didesain biasanya didokumentasikan berdasarkan
aliran data dan diagram struktur. Proses 2.0 di diagram konteks
didekomposisi menjadi DFD tingkat menengah. Proses 2.3 dalam DFD
tingkat menengah selanjutnya didekomposisikan menjadi DFD dasar.
Dekomposisi ini melibatkan beberapa tingkat untuk mendapatkan perincian
yang memadai. Tahap terakhit adalah mentransformasi proses 2.3.3
menjadi diagram struktur yang menentukan berbagai modul program yang
akan membentuk keseluruhan proses.

PENDEKATAN BERORIENTASI OBJEK

Pendekatan desain berorientasi objek (object-oriented design) adalah


untuk membangun sistem informasi dari komponen standar atau objek
yang dapat digunakan kembali. Pendekatan ini dapat disamakan dengan
proses membuat mobil. Para produsen mobil tidak membuat tiap model
baru dari nol. Model-model baru dapat dibangun dari berbagai komponen
standar yang juga dapat digunakan dalam berbagai model lainnya.
Keuntungan pendekatan ini meliputi pengurangan waktu dan biaya
pengembangan, pemeliharaan, pengujian, dan peningkatan dukungan dari
pengguna serta fleksibilits dalam proses pengembangan.

ELEMEN PENDEKATAN DESAIN BERORIENTASI OBJEK

Karakteristik khususnya adalah baik data dan logika pemrograman,


seperti uji integritas, aturan akuntansi, dan prosedur pembaharuan,
disatukan dalam modul untuk mewakili objek.

Obejek (object) memiliki dua karakteristik yaitu atribut dan metode.


Atribut (attribute) adalah data yang menjelaskan objek. Metode (method)
adalah tindakan yang dilakukan terhadap atau oleh objek yang dapat
mengubah atributnya. Objek dalam contoh ini adalah mobil yang berbagai
atributnya adalah buatan, model, tahun, kekuatan mesin, jarak tempuh
dalam mil, dan warna. Metode yang dilakukan dalam objek ini meliputi
kendarai, parkir, kunci, dan cuci.

Karakteristik Berbagai Objek

Atribut Buatan Model Tahun Kekuatan Mill Warna


Mesin

MOBIL
Objek

Kendarai Parkir Kunci Cuci


Operasi
Objek adalah persediaan dan atribut adalah nomor barang, keterangan,
jumlah barang di gudang, titik pemesanan ulang, jumlah pesanan, dan
nomor pemasok. Metode yang dapat digunakan dalam persediaan adalah
pengurangan persediaan, tinjauan jumlah barang yang ada di gudang,
pemesanan ulang petsediaan, serta mengisi kembali persediaan.

Karakteristik Objek Persediaan

Atribut Nomor Keterangan Jumlah Barang Titik Pemesaan Jumlah Nomor


Barang di Gudang Ualang Pesanan Pemasok

Persediaan
Objek

Kurangi Tinjau Jumlah Pesan Isi Kembali


Operasi Barang Ulang

Kelas objek (object class) adalah pengelompokan logis berbagai objek


yang memiliki atribut dan metode yang sama. Instance adalah sebuah
keberadaab objek dalam sebuah kelas.
Hubungan antara Kelas dan Instance Objek

Kelas Objek Persediaan

Instance Bearing Alternator Pompa Air


Roda

Warisan (inheritance) berarti tiap instance objek mewarisi berbagai


atribut dan metode kelas dimana instance tersebut berada. Kelas objek
juga dapat mewarisi dari berbagai kelas objek lainnya. Teknik pembuatan
diagram dibawah adalah contoh dari unified modeling language (UML).
Objek diwakili oleh persegi empat dengan tiga tingkat : nama, atribut, dan
metode.

Objek, Kelas, dan Warisan


Piutang Usaha
nomorPelanggan

Nama
Objek Pengendalian
Atribut
Objek
Metode VerifikasiKunciSebelumPembaruan
Objek .....
....
Persediaan
nomorBarang
....

Pendekatan berorientasi objek ini menawarkan potensi peningkatan


keamanan daripada model terstruktur. Fungsionalitas (perilaku) tiap objek
ditentukan berdasarkan kumpulan metodenya, yang akan membentuk
dinding kode yang tidak dapat dimasuki di sekeliling datanya.

DESAIN SISTEM

Tujuan dari desain sistem (desogn phase) adalah untuk menghasilakan


gambaran terperinci sistem yang diusulkan, yang akan memenuhi
kebutuhan sistem yang diidentifikasi selama analisis sistem, dan yang
sesuai dengan desain konseptualnya.

URUTAN DESAIN

Tahap desain sistem Utang Usaha (system design) dalam


nomorPemasok
SDLC mengikuti sebuah .... rangkaian urutan peristiwa;
membuat model data proses bisnis, menentukan
tampilan konseptual pengguna, mendesain tabel basis data yang
dinormalisasi; mendesain tampilan fisik pengguna(tampilan input dan
output), mengembangkan model proses, menentukan pengendalian
sistem, dan melakukan percobaan awal sistem.

PENDEKATAN INTERAKTIF
Urutan desain yang disebutkan di atas tidak hanya merupakan proses
yang linear. Tidak dapat dihindari bahwa kebutuhan sistem berubah
selama tahap desain terpperinci, hingga menyebabkan desainer harus
kembali ke tahap-tahap sebelumnya. Karakteristik pendekatan interaktif
memiliki implikasi pengendalian bagi akuntan dan pihak manajemen.
Contohnya, isu pengendalian yang sebelumnya dapat diatasi mungkin
akan perlu dilihat kembali sebagai akibat dari adanya perubahan dalam
desain.

PEMODELAN DATA, TAMPILAN KONSEPTUAL, DAN TABEL YANG


DINORMALISASI

Pemodelan data (data odeling) adalah kegiatan merumuskan


kebutuhan data proses bisnis sebagai model konseptual. Instrumen
pertama dokumentasi yang digunakan dalam pemodelan data adalah
diagram realasi entitas (entity relationship – ER). Jika entitas telah
disajikan dalam model data, maka atribut data yang membentuk tiap
entitas kemudian dapat dideskripsikan. Atribut-atribut ini harus ditetapkan
melalui analisis yang hati-hati terhadap kebutuhan penguna dan dapat
meliputi data keuangan serta nonkeuangan. Berbagai atribut mewakili
tampilan konseptual yang harus didukung oleh tabel basis data yang
dinormalisasi.

MENDESAIN TAMPILAN FISIK PENGGUNA

Tampilan fisik adalah berbagai media yang didunakan untuk


mengungkapkan atau menyajikan data. Media – media ini meliputi laporan
output, dokumen, dan layar input. Sisa bagian ini akan berhubungan
dengan sejumlah isu yang berkaitan dengan desain tampilan fisik penggun.
MENDESAIN TAMPILAN OUTPUT

Output adalah informasi yang dihasilkan oleh sistem untuk mendukung


berbagai pekerjaan dan keputusan pengguna.

Contoh output sistem

Sistem Output
Siklus pengeluaran Pesanan pebelian
Voucher pengeluaran kas
Pembayaran cek
Laporan ringkasan pembelian
Ringkasan pengeluaran kas
Siklus pengeluaran Faktur penjualan
Pemberitahuan kiriman uang
Bill of lading
Slip pengepakan
Laporan pelanggan
Slip penyimpanan
Ringkasan penjualan
Ringkasan kas masuk
Siklus konversi Permintaan pembelian
Perintah kerja
Lembar perpindahan
Permintaan bahan baku
Jadwal produk
Kartu kerja
Kartu kerja karyawan
Laporan status barang dalam
proses
Ringkasan perubahan ke barang
jadi
Sistem laporan buku besar dan Laporan keuangan
keuangan (GL/FRS) Laporan keuangan komparatif
Pengembalian pajak
Laporan ke lembaga pemerintah
Sistem laporan manajemen Berbagai laporan status dan
analisis seperti :
Laporan perputaran persediaan
Laporan status persediaan
Laporan analisis pemasok
Laporan anggaran dan kinerja

Pada tingakat pemrosesan transaksi, output cenderung menjadi sangat


detail. Sitem siklus pendapatan dan pengeluaran menghasilkan berbagai
laporan pengendalian untuk manajemen tingkat yang lebih rendah dan
dukumen operasional untuk mendukung aktivitas harian. Sistem siklus
konversi meghasilkan berbagai laporan untuk penjadwaln produksi,
pengelolaan persediaan, dan manajemen biaya.

Sistem buku besar/pelaporan keuangan dan sistem pelaporan


manajemen menghasilkan output yang lebih ringkas. Para pengguna yang
dituju sistem ini adalah pihak manajemen, pemegang saham, dan berbagai
pihak lainnya yang berkepentingan di luar perusahaan. GL/FRS adalah
sistem laporan wajib yang menghasilkan berbagai laporan formal yang
disyaratkan oleh hukum. Laporan ini termasuk lapotan keuangan,
pengembalian pajak, dan berbagai laporan lainnya yang diminta oleh
berbagai lembaga pemerintah.

Atribur output. Apapun bentuk fisiknya, entah berupa dokumen


operasional, laporan keuangan, atau laporan operasional, tampilan output
harus memillliki berbagai atribut berikut ini : relevan, ringkas, berorientasi
pada pengecualian, tepat waktu, akurat, lengkap, dan menyeluruh.

Relevan. Setiap elemen dalam output informasi harus mendukung


keputusan atau pekerjaan penggunanya.berbagai fakta yang tidak relevan
akan menyia-nyiakan sumber daya serta menyimpangkan perhatian dari isi
informasi output.

Ringkasan. Laporan harus diringkas sesuai dengan tingkat penggunanya di


dalam perusahaan. Tingkat ringkasan akan makin tinggi ketika arus
informasi menuju ke atas dari para manajer tingkat yang lebih rendah ke
pihat manjemen puncak.

Berorientasi pada Pengecualian. Laporan pengendalian operasi (operation


control report) harus mengidentifikasikan berbagai aktivitas yang akan
keluar dari kendali dan mengabaikan berbagai aktivitas yang berfungsi
dalam batas normal.

Tepat Waktu. Informasi yang tepat waktu, yang cukup akurat dan lengkap,
lebih berharga daripada informasi semourna yang terlambat disampaikan
hingga menjadi tidak berguna. Oleh karenanya, sistem harus menyediakan
pengguna informasi yang cukup tepat waktu untuk mendukung tindakan
yang dibutuhkan.
Akurat. Output informasi harus bebas dari kesalahan yang penting.
Kesalahan yang penting adalah kesalahan yang menyebabkan pengguna
melakukan tindakan yang salah atau gagal mengambil tindakan yang
benar.

Lengkap. Informasi harus selengkap mungkin. Idelanya, tidak ada satu pun
bagian informasi penting bagi pekerjaan atau keputusan yang tidak ada
dalam output.

Menyeluruh. Output informasi harus disajikan sekomplit mungkin dalam


laporan atau dokumen. Output harus menggunakan skema kode yang
mewakili berbagai klarifikasi data yang kompleks.

Teknik Laporan Output. Beberapa manajer lebih menyukai output yang


menyajikan informasi yang secara visual berorientasi dalam bentuk grafik
serta diagram. Isu mengenai apakah output harus berupa kertas atau
secara elektronik harus juga diatasi. Dokumen kertas juga terus mengalir di
tingakat bawah perusahaan. Namun banyak juga perusahaan yang
bergerak ke jejak audit tanpa kertas dan mendukung kegiatan hariannya
melalui dokumen elektronik.

MENDESAIN TAMPILAN INPUT

Tampilan input data digunakan untuk menangkap berbagai fakta yang


relevan dengan sumber daya, peristiwa, dan pelaku yang terlibat dalam
berbagai transaksi proses bisnis. Ada dua golongan input yaitu input
salinan fisik dan input elektronik.
Mendesain Input Salinan Fisik. Dalam mendesain dokumen salinan fisik
(hard-copy), desainer sistem harus mengingat beberapa aspek proses
bisnis fisiknya. Beberapa dari proses ini dibahas di bawah ini.

Penanganan. Bagaimana dokumen akan ditangani? Berapa banyak orang


yang harus dilalui?. Formulir input adalah bagian dari jejak audit dan harus
dipelihara dalam bentuk yang dapat dibaca. Jika formulir input tersebut
dapat disalahgunakan secara fisik, maka harus dibuet di atas kertas yang
berkualitas tinggi.

Penyimpanan. Seberapa lama formulir tersebut akan disimpan?


Bagaimana lingkungan menyimpannya? Lamanya waktu penyimpanan dan
kondisi lingkungan akan mempengaruhi kondisi formulir. Data yang ditulis
di atas kertas yang berkualitas rendah dapat menjadi kabur dalam kondisi
yang ekstrem.

Jumlah Salinan. Dokumen sumber sering dibuat dalam beberapa salinan


untuk memicu bebrapa aktivitas secara simultan dan untuk dasar
rekonsiliasi. Salinan-salinan tersebut biasanya diberi kode warna untuk
memudahkan distribusinya.

Ukuran Formuir. Ukuran formulir yang standar untuk ukuran penuh adalah
8 ½ inci kali 11 inci, dan ukuran separuh adalah 8 ½ kalai 5 ½ inci. Kartu
formulir standar adalah 8 kali 10 inci dan 8 kali 5 inci. Penggunaan formulir
yang tidk standar dapat menyebabkan masalah penanganan dan
penyimpanan, hingga harus dihindarkan.

Desain Formulir. Formulir input harus didesain agar mudah digunakan


dan dapat mengumpulkan data seefesien serta seefektif mungkin. Formulir
secra logis harus teratur dan secara visual nyaman bagi pengguna. Dua
teknik yang digunakan dalam desain formulir yang baik adalah melaui zona
dan instruksi melekat.

Zona. Zona (zone) adalah area dalam formulir yang berisi data terkait.
Setia zona harus dibentuk dari garis, judul dan kotak, yang membantu
mata pengguna untuk menghindari kesalahan atau tidak tercantumnya
data tertentu.

Area FormulirInstruksi Melekat. Instruksi melekat (embedded instruction)


berada Dokumen Sumber
Nomor
di dalam bagian formulir itu sendiri dan bukan merupakan lembar terpisah.
Judul Dokumen
Penting untuk menempatkan istruksi secara langsung dalam area yang
Nama dan Alamat Perusahaan Kontrol :
berhubungan dengan instruksi tersebut. Dalam teknik instruksi,
Otoritas dan Tanggal,
Total, biaya#Referensi
penggunaan kalimat
Informasi penyebaran aktif lebih kuat, lebih efisien pengiriman,
dan tidak terlalu
pajak ambigu
daripada kalimat
Nama, alamat objekpasif. Contohnnya,
(pelanggan, instruksi pertama ditulis dalam bentuk
pemasok, produk)

pasif, sedangkan kalaimat yang kedua ditulis dalam bentuk aktif.

1. Formulir ini harus diisi denga pena.


Badan Laporan :
2. Isilah formulir ini dengan pena.
Unit yang dijual, unit yang dipesan, jumlah, harga, dan sebaginya.

Perhatikan perbedaannya : kalimat kedua lebih pendek, kuat, dan leih jelad
daripada kalimat yang pertama.

Mendesain Input Elektronik. Teknik input elektronik (electronic input


technique) terbagi dalam dua jenis dasar, yaitu input dari dokumen sumber
serta input langsung. Input dari dokumen sumber melibatkan pengumpulan
data dari berbagai formulir kertas yang kemudia ditranskripsikan ke dalam
formulir elektronik melalui kegiatan operasi yang berbeda. Prosedur input
langsung menangkap data secara langsung dalam bentuk elektronik,
melalui terminal tempat sumber transaksi.

Input dari Dokumen Sumber. Aspek penting dalam pendekatan ini adalah
mendesain tampilan input yang secra xisula mencerminkan dokumen
sumber. Judul dan field harus diatur dalam formulir elektronik yang tepat
sama dengan yang berada di dokumen sumbernya. Hal ini akan
meminimalkan pergerakan mata antara dokumen sumber dengan layar dan
memaksimalkan hasil kerja.

Input Langsung. Input data secara langsung mensyaratkan teknologi


pengumpulan data terdistribusi ke sumber transaksi. Keuntungan dari input
secara langsung adalah pengurangan kesalahan input yang akan merusak
pemrosesan ke dalam. Dengan pengumpulan data satu kali, pada
sumbernya, kesalahan administratif akan berkurang karena seringnya
tahap transkripsi yang berhubungan dengan dokumen sumber telah
ditiadakan.

Pengumpulan data secara langsung menggunakan formulir inteligen


(intelligent form) untuk oengeditan secara on-line agar dapat membantu
pengguna melengkapi formulir serta melakukan perhitungan secara
otomatis.

Peralatan Entri Data. Sejumlah peralatan entri data digunakan untuk


mendukung input elektronik secara langsung. Alat ini meliputi terminal
point-of-sale, alat pengenal karater tinta magnetis, alat pengenal karakter
optik, anjungan tunai mandiri, dan alat pengenal suara.

Tahap ini dimulai dengan DFD yang dihasilkan dalam tahap desain umum.
Tergantung dari keluasan aktivitas yang dilakukan dalam tahap desain
umum, sistem dapat dispesifikasikan pada tingkat konteks atau dapat
diperbaiki dalam DFD tingkay yang lebih rendah. Pekerjaan pertama
adalah mendekomposisi DFD yang ada ke tingkat perincian yang akan
berfungsi sebagai dasar untuk membuat diagram struktur. Diagram struktur
akan memberikan cetak biru bagi penulisan berbagai modul program yang
sesungguhnya.

MENDEKOMPOSISI DFD TINGKAT ATAS

Untuk menujukkan proses dekomposisi, maka akan digunakan DFD tingkat


menengah dari sistem pembelian dan pengeluaran kas seperti pada
diagram dibawah ini.

Pembahasan akan dipusatkan pada proses utang usaha yang diberi


angka 1.4 dalam diagram tersebut. Prose ini belum cukup terperinci untuk
menghasikan modul program.

Proses 1.4 didekomposisi ke dalam tingkat perincian berikutnya. Tiap


subproses hasilnya diberi nomor dengan petunjuk tingkat tiga, seperti
1.4.1, 1.4.2, 1.4.3, dan sterusnya.DFD tingkat ini akan diasumsikan
meberikan cukup perincian untuk membuat diagram struktur berbagai
modul program. Banyak alat CASE yang akan secara otomatis
mengonversi DFD menjadi diagram struktur. Akan tetapi, sebagai
gambaran konsep, maka proses ini akan dijalankan secara manual.

MENDESAIN DIAGRAM STRUKTUR

Pembuatan diagram struktur (structure diagram) membutuhkan analisis


DFD untuk membagi berbagai prosesnya menjadi fungsi input, proses, dan
output. Diagram di bawah akan menyajikan struktur yang menunjukkan
berbagai modul diagram yang didasarkan pada DFD dalam diagram di
atas.

PENDEKATAN MODULAR

Mendesain modul dengan benar membutuhkan dua atribut, yaitu


dipasangkan secara bebas dan memiliki kohesi yang tinggi. Perangkaian
(coupling) mengukur tingkat interaksi antara modul-modul. Interaksi adalah
pertukaran data antar modul. Modul yang dipasangkan secara bebas
bersifat independen dari modul-modul lainnya. Berbagai modul dengan
banyak interaksi adalah modul yang dipasangkan dengan kertas.
Hubungan antar berbagai modul dapat dilihat di bawah ini.

Dalam sistem pasangan yang bebas, proses dimulai dengan modul A.


Modul ini mengendalikan semua arus data melalui sistem. Berbagai modul
lainnya hanya berinteraksi dengan modul ini untuk mengirim dan menerima
data. Modul A kemudia akan mengarahkan kembali data ke berbagai
modul lainnya.

Kohesi (cohesion) merujuk pada jumlah pekerjaan yang dilakukan oleh


suatu modul. Kohesi yang kuat artinya tiap modul melakukan sebuah
pekerjaan yang telah dibentuk dengan baik.

MODUL SISTEM PSEUDOKODE

Pseudokode (pseudocode) dapat digunakan untuk menjelaskan fungsi dari


modul F dalam diagram struktur untuk proses utang usaha. Modul ini
mengotorisasi pembayaran utang usaha dengan memvalidasi berbagai
dokumen pendukungnya. Keuntungan pseudokode ada dua, yaitu desainer
dapat menyatakan logika terperinci modul tersebut, apa pun bahasa
pemograman yang digunakan dan walaupun pengguna akhir kurang
memiliki keahlian pemograman, dia dapat secra aktif terlibat dalam tahap
teknis.

MENDESAIN PENGENDALIAN SISTEM

Tahap terakhir dalam tahap desain adalah desainpengendalian sistem,


yang meliputi pegendalian pemrosesan komputer, pengendalian basis
data, pengendalian manual atas input ke dan output dari sistem, serta
pengendalian atas lingkungan operasional.

MELAKUKAN PERCOBAAN DESAIN SISTEM

Percobaan desain sistem dilakukan untuk memastikan bahwa desain


tersebut bebas dari kesalahan konseptual yang dapat terprogram masuk
ke dalam sistem akhirnya. Banyak perusahaan melakukan percobaan
formal dan terstruktur yang dilakukan oleh kelompok penjamin kualitas
(quality assurance group). Ini adalah kelompok programer, analisis
independen, pengguna dan auditor internal. Pekerjaan kelompok ini adalah
menyimulasikan operasi sistem untuk mengungkapkan kesalahan, sesuatu
yang terlewat, dan ambigu dalam desain sistem.

MENINJAU DOKUMENTASI SISTEM

Laporan desain terperinci (detailed design report) melaporkan dan


menjelaskan sistem. Laporan ini meliputi :

 Desain semua output layar, laporam, dan dokumen operasional.


 Diagram ER yang menjelskan hubungan sebagai data dalam sistem.
 Bentuk normal ketiga desain untuk berbagai tabel basis data yang
menspesifikasikan semua elemen data.
 Kamus data yang diperbarui yang menjelaskan masing-masing elemen
data dalam basis data.
 Desai untuk semua input layar dan dokumen sumber untuk sistem
tersebut.
 Diagram konteks untuk keseluruhan sistem.
 Diagram arus data tingkat bawah dari proses sistem tertentu.
 Diagram terstruktur untuk berbagai modul program dalam sistem,
termasuk penjelasan pseudokode untuk tiap model.

PROGRAM APLIKASI PERANTI LUNAK

Bahasa pemograman meliputu bahasa prosedural seperti COBOL, bahasa


yang digerakkan oleh peristiwa seperti Visul Basic, atau bahasa
pemograman berorientasi objek (OOP) seperti Java atau C++.

BAHASA PROSEDURAL

Bahasa prosedural (procedural language) mengharuskan programer


mnspesifikasikan perintah secra tepat sebagai dasar eksekusi logika
program. Bahasa prosedural sering kali disebut sebagai bahasa generasi
ketiga (thrid-generation language – 3GL). Contoh dari bahasa 3GL yaitu
COBOL, C, FORTRAN, dan PL.

BAHASA YANG DIGERAKKAN OLEH PERISTIWA

Bahasa yang digerakkan oleh peristiwa (event-driven language) bukan lagi


merupakan bahasa prosedural. Dalam model ini, kode program tidak
dieksekusi dalam urutan yang telah ditentukan. Sebagai gantinya, tindakan
eksternal atau “peristiw” yang dilakukan oleh pengguna akan
memerintahkan arus pengendalian program tersebut. Visual Basic dari
Microsoft adalah salah satu contoh yang paling terkenal sebagai bahasa
yang digerakkan oleh peristiwa.

BAHASA BERORIENTASI OBJEK

hal terpenting dari manfaat pendekatan ini adalah mengembangkan peranti


lunak dengan menggunakan bahasa pemograman berorientasi objek
(object-oriented programmming-OOP). Java dan smaltalk adalah bahasa
OOP yang paling terkenal. Akan tetapi, kurva pembelajaran bahasa OOP
masih curam. Waktu dan biaya untuk menyesuaikan peralatan dengan
OOP adalah hambata terbesar dalam proses transisi. Oleh karenanya,
dikembangkan sebuah kompromi yang dimaksudkan untuk memudahkan
transisi, yaitu dengan bahasa gabungan seperti C++.

MEMPROGRAM SISTEM

Program modern harus mengikuti pendekatan modular. Manfaat pendektan


modular yaitu : efisiensi pemrograman, efisiensi pemeliharaan, dan
pengendalian.

PENGUJIAN PERANTI LUNAK

Program harus diuji secara menyeluruhsebelum diimplementasikan.

MENGUJI TIAP MODUL

Modul-modul yang telah selesai harus diuji secara independen oleh para
programer sebelum diimplememntasikan. Kegiatan ini biasanya melibatkan
pembuatan data uji. Tergantung dari sifat aplikasinya, data ini dapat
meliputi file transaksi uji, file master uji, atau keduanya.

MENGUJI KESELURUHAN SISTEM

Personel pengguna harus melaksanakan pengujian untuk keseluruhan


sistem sebagai pembuka dari pelaksanaan sistem secra formal. Prosedur
tersebut melibatkan penggunaan sistem untuk memproses data fiktif.
Output dari sistem ini kemudian akan direkonsiliasi dengan hasil yang telah
ditetapkan, dan uji tersenut akan didokumentasikan sebagai bukti kinerja
sistem tersebut. Jika penguji puas denga hasilnya, sebuah dokumen
penerimaan formal akan diisi. Dokumen ini adalah pengakuan secara
eksplisit oleh pengguna bahwa sistem yang sedang diuji tersebut
memenuhi berbagai persyaratan yang ditetapkan.

MENYIMPAN DATA UJI

Pembuatan data uji adalah aktivitas yang berulang dan memakan waktu.
Data-data ini dapat disimpan untuk digunakan di masa mendatang oleh
auditor selama peninjauan sistem. Dengan menyimpan data uju, kita
membuat apa yang disebut sebagai kaksus dasar, yang
mendokumentasikan cara sistem dijalankan pada suatu periode waktu.

Kesimpulan
Dari pembahasan mengenai pengembangan sistem internal yaitu
insourcing dan outsourcing keduanya proyek memiliki keunggulan dan
kelemahan masing-masing. Sebenarnya tidak bisa dikatakan mana yang
lebih baik dan mana yang buruk, tapi kebijakan memilih pendekatan itu
tergantung pada situasi dan kebutuhan perusahaan. Ada pula perusahaan
yang tidak hanya menggunakan satu pendekatan, namun menggunakan
kombinasi dari dua pendekatan sekaligus.
Jika suatu perusahaan kekurangan pekerja, kemudian tidak memiliki waktu
dan tenaga untuk mengembangkan aplikasi secara internal, maka
outsourcing dapat menjadi pilihan bagi perusahaan tersebut dalam
mengembangkan sistem internal atau operasional
perusahaannya.Outsourcing dalam hal ini akan membantu perusahaan
untuk memangkas waktu, memangkas usaha yang dilakukan, dan juga
memangkas penggunaan tenaga kerja, dan juga memberikan hasil bagi
perusahaan.
Jika perusahaan memerlukan jasa yang membutuhkan keahlian pada area
tertentu yang bukan merupakan core competency dari perusahaan, maka
outsourcing menjadi pilihan disini, karena dengan outsourcing dapat
memberikan akses pada jasa keahlian, dan juga dapat mengurangi biaya,
dan lebih cepat mendapatkan hasil dari proyek atau operasional
perusahaan yang dilempar ke pihak ketiga atau perusahaan outsource.
Jika suatu operasional perusahaan yang akan dikerjakan meliputi proses
produksi, maka insourcing yang menjadi pilihan, karena akan menghemat
biaya transportasi dan perusahaan memiliki kontrol lebih terhadap
proyeknya.
Namun bila dibandingkan keuntungan dan kerugiannya antara pendekatan
yang satu dengan yang lain, maka penulis lebih memilih pendekatan
outsourcing. Karena perusahaan tidak perlu berkorban waktu, sumber daya
manusia, dan lain sebagainya untuk mengembangkan proyek, dan dapat
berkonsentrasi terhadap project yang lainnya. Dan biaya yang jika
dikalkulasi secara keseluruhan lebih murah daripada proyek yang
dikembangkan dengan menggunakan pendekatan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai