Tugas Sistem Informasi Akuntansi KLP 9
Tugas Sistem Informasi Akuntansi KLP 9
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Keberhasilan pengembangan sistem internal saat ini telah menjadi salah
satu indikator dari kinerja organisasi yang menjadi sorotan, bukan saja dari
aspek operasional perusahaan, tetapi juga hubungannya dengan
kepercayaan pelanggan. Suatu organisasi/perusahaan dengan dukungan
IT (Information Technology) yang baik dan memadai akan memiliki nilai
tambah dari pesaingnya berupa respon yang lebih cepat, efisiensi dan
efektifitas pelaksanaan pekerjaan yang meningkat, identifikasi dan
penanganan masalah secara lebih akurat, serta kepercayaan terhadap
delivery pekerjaan.
Keunggulan-keunggulan tersebut yang membuat banyak pihak
meningkatkan konsentrasi dalam pembangunan sistem informasinya.
Dilain pihak, proses pembangunan sistem informasi terkadang bersifat
temporary dan menimbulkan banyak masalah seperti kurangnya SDM yang
handal, besarnya biaya investasi bagi pelatihan dan pengembangan,
dukungan hardware yang kurang memadai hingga masalah klasik,
kurangnya waktu manajemen untuk memperhatikan detil pengembangan
sistem internal
Agar sistem internal dapat bekerja secara tepat, kita harus mengelola
secara aktif, menyesuaikan tehnologi dengan situasi dan menerima
tanggung jawab baik untuk keberhasilan maupun kegagalannya.
I.2 Landasan Teori
PEMBAHASAN
PEMBUATAN PROTOTIPE
PENDEKATAN CASE
1
2
I = 3 Minggu
6
3
Mengonversi File Data
8
5
DIAGRAM GANTT
MOBIL
Objek
Persediaan
Objek
Nama
Objek Pengendalian
Atribut
Objek
Metode VerifikasiKunciSebelumPembaruan
Objek .....
....
Persediaan
nomorBarang
....
DESAIN SISTEM
URUTAN DESAIN
PENDEKATAN INTERAKTIF
Urutan desain yang disebutkan di atas tidak hanya merupakan proses
yang linear. Tidak dapat dihindari bahwa kebutuhan sistem berubah
selama tahap desain terpperinci, hingga menyebabkan desainer harus
kembali ke tahap-tahap sebelumnya. Karakteristik pendekatan interaktif
memiliki implikasi pengendalian bagi akuntan dan pihak manajemen.
Contohnya, isu pengendalian yang sebelumnya dapat diatasi mungkin
akan perlu dilihat kembali sebagai akibat dari adanya perubahan dalam
desain.
Sistem Output
Siklus pengeluaran Pesanan pebelian
Voucher pengeluaran kas
Pembayaran cek
Laporan ringkasan pembelian
Ringkasan pengeluaran kas
Siklus pengeluaran Faktur penjualan
Pemberitahuan kiriman uang
Bill of lading
Slip pengepakan
Laporan pelanggan
Slip penyimpanan
Ringkasan penjualan
Ringkasan kas masuk
Siklus konversi Permintaan pembelian
Perintah kerja
Lembar perpindahan
Permintaan bahan baku
Jadwal produk
Kartu kerja
Kartu kerja karyawan
Laporan status barang dalam
proses
Ringkasan perubahan ke barang
jadi
Sistem laporan buku besar dan Laporan keuangan
keuangan (GL/FRS) Laporan keuangan komparatif
Pengembalian pajak
Laporan ke lembaga pemerintah
Sistem laporan manajemen Berbagai laporan status dan
analisis seperti :
Laporan perputaran persediaan
Laporan status persediaan
Laporan analisis pemasok
Laporan anggaran dan kinerja
Tepat Waktu. Informasi yang tepat waktu, yang cukup akurat dan lengkap,
lebih berharga daripada informasi semourna yang terlambat disampaikan
hingga menjadi tidak berguna. Oleh karenanya, sistem harus menyediakan
pengguna informasi yang cukup tepat waktu untuk mendukung tindakan
yang dibutuhkan.
Akurat. Output informasi harus bebas dari kesalahan yang penting.
Kesalahan yang penting adalah kesalahan yang menyebabkan pengguna
melakukan tindakan yang salah atau gagal mengambil tindakan yang
benar.
Lengkap. Informasi harus selengkap mungkin. Idelanya, tidak ada satu pun
bagian informasi penting bagi pekerjaan atau keputusan yang tidak ada
dalam output.
Ukuran Formuir. Ukuran formulir yang standar untuk ukuran penuh adalah
8 ½ inci kali 11 inci, dan ukuran separuh adalah 8 ½ kalai 5 ½ inci. Kartu
formulir standar adalah 8 kali 10 inci dan 8 kali 5 inci. Penggunaan formulir
yang tidk standar dapat menyebabkan masalah penanganan dan
penyimpanan, hingga harus dihindarkan.
Zona. Zona (zone) adalah area dalam formulir yang berisi data terkait.
Setia zona harus dibentuk dari garis, judul dan kotak, yang membantu
mata pengguna untuk menghindari kesalahan atau tidak tercantumnya
data tertentu.
Perhatikan perbedaannya : kalimat kedua lebih pendek, kuat, dan leih jelad
daripada kalimat yang pertama.
Input dari Dokumen Sumber. Aspek penting dalam pendekatan ini adalah
mendesain tampilan input yang secra xisula mencerminkan dokumen
sumber. Judul dan field harus diatur dalam formulir elektronik yang tepat
sama dengan yang berada di dokumen sumbernya. Hal ini akan
meminimalkan pergerakan mata antara dokumen sumber dengan layar dan
memaksimalkan hasil kerja.
Tahap ini dimulai dengan DFD yang dihasilkan dalam tahap desain umum.
Tergantung dari keluasan aktivitas yang dilakukan dalam tahap desain
umum, sistem dapat dispesifikasikan pada tingkat konteks atau dapat
diperbaiki dalam DFD tingkay yang lebih rendah. Pekerjaan pertama
adalah mendekomposisi DFD yang ada ke tingkat perincian yang akan
berfungsi sebagai dasar untuk membuat diagram struktur. Diagram struktur
akan memberikan cetak biru bagi penulisan berbagai modul program yang
sesungguhnya.
PENDEKATAN MODULAR
BAHASA PROSEDURAL
MEMPROGRAM SISTEM
Modul-modul yang telah selesai harus diuji secara independen oleh para
programer sebelum diimplememntasikan. Kegiatan ini biasanya melibatkan
pembuatan data uji. Tergantung dari sifat aplikasinya, data ini dapat
meliputi file transaksi uji, file master uji, atau keduanya.
Pembuatan data uji adalah aktivitas yang berulang dan memakan waktu.
Data-data ini dapat disimpan untuk digunakan di masa mendatang oleh
auditor selama peninjauan sistem. Dengan menyimpan data uju, kita
membuat apa yang disebut sebagai kaksus dasar, yang
mendokumentasikan cara sistem dijalankan pada suatu periode waktu.
Kesimpulan
Dari pembahasan mengenai pengembangan sistem internal yaitu
insourcing dan outsourcing keduanya proyek memiliki keunggulan dan
kelemahan masing-masing. Sebenarnya tidak bisa dikatakan mana yang
lebih baik dan mana yang buruk, tapi kebijakan memilih pendekatan itu
tergantung pada situasi dan kebutuhan perusahaan. Ada pula perusahaan
yang tidak hanya menggunakan satu pendekatan, namun menggunakan
kombinasi dari dua pendekatan sekaligus.
Jika suatu perusahaan kekurangan pekerja, kemudian tidak memiliki waktu
dan tenaga untuk mengembangkan aplikasi secara internal, maka
outsourcing dapat menjadi pilihan bagi perusahaan tersebut dalam
mengembangkan sistem internal atau operasional
perusahaannya.Outsourcing dalam hal ini akan membantu perusahaan
untuk memangkas waktu, memangkas usaha yang dilakukan, dan juga
memangkas penggunaan tenaga kerja, dan juga memberikan hasil bagi
perusahaan.
Jika perusahaan memerlukan jasa yang membutuhkan keahlian pada area
tertentu yang bukan merupakan core competency dari perusahaan, maka
outsourcing menjadi pilihan disini, karena dengan outsourcing dapat
memberikan akses pada jasa keahlian, dan juga dapat mengurangi biaya,
dan lebih cepat mendapatkan hasil dari proyek atau operasional
perusahaan yang dilempar ke pihak ketiga atau perusahaan outsource.
Jika suatu operasional perusahaan yang akan dikerjakan meliputi proses
produksi, maka insourcing yang menjadi pilihan, karena akan menghemat
biaya transportasi dan perusahaan memiliki kontrol lebih terhadap
proyeknya.
Namun bila dibandingkan keuntungan dan kerugiannya antara pendekatan
yang satu dengan yang lain, maka penulis lebih memilih pendekatan
outsourcing. Karena perusahaan tidak perlu berkorban waktu, sumber daya
manusia, dan lain sebagainya untuk mengembangkan proyek, dan dapat
berkonsentrasi terhadap project yang lainnya. Dan biaya yang jika
dikalkulasi secara keseluruhan lebih murah daripada proyek yang
dikembangkan dengan menggunakan pendekatan lainnya.