Anda di halaman 1dari 19

FIQIH DI MADRASAH

“ANALISIS MATERI FIQIH KELAS XI SEMESTER


GANJIL: PERNIKAHAN DALAM ISLAM”

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah
Fiqih di Madrasah yang diampu oleh:
Dr. Sapiudin, M.Ag

Oleh
Nabil Badruttamami 111701100000
Rafianti Puji Lestari 11170110000107

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT. karena atas segala rahmat dan karunia-
Nya pemakalah dapat menyelesaikan makalah yang sederhana ini. Semoga
makalah yang telah pemakalah buat dapat digunakan sebagai acuan, petunjuk,
ataupun pedoman bagi para pembaca dalam memahami “Analisis Materi Fiqih
kelas XI Semester Ganjil: Pernikahan Dalam Islam”.
Harapan pemakalah kedepan adalah semoga makalah ini dapat membantu
para pembaca untuk lebih memahami dan juga menambah pengetahuan serta
pengalaman yang diperoleh dari hasil membaca ataupun mengkaji makalah yang
bertemakan “Analisis Materi Fiqih kelas XI Semester Ganjil: Pernikahan Dalam
Islam” ini, sehingga pemakalah dapat memperbaiki segala kekurangan yang
terdapat dalam makalah ini.
Dalam pembuatan makalah ini, pemakalah sadari masih terdapat banyak
kekurangan baik dari segi penulisan maupun isi. Oleh karena itu, pemakalah
berharap kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang
membangun untuk kesempurnaan makalah yang telah dibuat.

Jakarta, 3 November 2019

Kelompok 7

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................. 1

Latar Belakang ............................................................................................... 1

Rumusan Masalah ......................................................................................... 1

Tujuan ............................................................................................................. 2

Manfaat ........................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3

Analisis Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata


Pelajaran Fiqh Kelas 11 Semester Genap ............................................. 3

Lampiran dan Analisis Materi Mata Pelajaran Fiqih Kelas 10 Semester


Ganjil .......................................................................................................... 5

Analisis Metode Mengajar Mata Pelajaran Fiqih Kelas 11 Semester


Ganjil ........................................................................................................11

Analisis Media Pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih Kelas 11 Semester


Ganjil .........................................................................................................13
Bentuk Evaluasi yang sesuai dan Kesesuaian Konten/Isi dengan Materi
yang terdapat dalam Buku Ajar Mata Pelajaran Fiqih kelas 11
Semester Ganjil .......................................................................................14

BAB III PENUTUP ........................................................................................... 19

Kesimpulan .......................................................................................................... 19
Saran ..................................................................................................................... 19

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran dalam pendidikan berasal dari kata instruction yang berarti
pengajaran. Pembelajaran merupakan aktualisasi kurikulum yang menuntut
guru menciptakan dan menumbuhkan kegiatan peserta didik sesuai dengan
rencana yang telah diprogramkan.
Sedangkan pembelajaran Mata pelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah
merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang mempelajari tentang fikih
ibadah, terutama menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara
pelaksanaan rukun Islam dan pembiasaannya dalam kehidupan sehari-hari,
serta fikih muamalah yang menyangkut pengenalan dan pemahaman
sederhana mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan
haram, khitan, kurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam
meminjam. Secara substansial mata pelajaran Fikih memiliki kontribusi dalam
memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikkan dan
menerapkan hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari sebagai perwujudan
keserasian, keselarasan, dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah
SWT, dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya
ataupun lingkungannya.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka disusunlah rumusan masalah yaitu
sebagai berikut:
1. Apa saja indikator dan analisis kompetensi dasar Mata Pelajaran Fiqih
Kelas XI Semester Ganjil ?
2. Bagaimana lampiran dan analisis materi Mata Pelajaran Fiqih Kelas XI
Semester Ganjil ?
3. Bagaimana analisis metode mengajar Mata Pelajaran Fiqih Kelas XI
Semester Ganjil ?

4
4. Bagaimana analisis media pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih Kelas XI
Semester Ganjil ?
5. Bagaimana bentuk evaluasi yang sesuai dan kesesuaian konten materi/isi
dengan materi yang terdapat dalam buku ajar Mata Pelajaran Fiqih Kelas
XI Semester Ganjil ?
C. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Mahasiswa dapat mengetahui indikator dan analisis kompetensi dasar
Mata Pelajaran Fiqih Kelas XI Semester Ganjil
2. Mahasiswa dapat mengetahui lampiran dan analisis materi Mata
Pelajaran Fiqih Kelas XI Semester Ganjil
3. Mahasiswa dapat mengetahui analisis metode mengajar Mata Pelajaran
Fiqih Kelas XI Semester Ganjil
4. Mahasiswa dapat mengetahui analisis media pembelajaran Mata
Pelajaran Fiqih Kelas XI Semester Ganjil
5. Mahasiswa dapat mengetahui bentuk evaluasi yang sesuai dan
kesesuaian konten materi/isi dengan materi yang terdapat dalam buku
ajar Mata Pelajaran Fiqih Kelas XI Semester Ganjil.
D. Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini agar dapat menambah ilmu
pengetahuan bagi penulis lebih utamanya dan bagi para pembaca pada
umumnya mengenai Analisis Materi Fiqih kelas XI Semester Ganjil:
Pernikahan Dalam Islam.

5
BAB II

PEMBAHASAN
A. Indikator dan Analisis Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
Fiqih Kelas 8 Semester Genap
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

 Memahami, menerapkan, 3.1 Menelaah ketentuan


menganalisis penegtahuan perkawinan dalam Islam,
faktual,prosedural dan hikmahnya.
berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu
pengetahuan, tehnologi,
seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.

Indikator:

1. Siswa dapat menjelaskan pengertian nikah dan hukum nikah.


2. Siswa dapat menjelaskan pengertian rukun nikah dan wanita yang haram
dinikahi.
3. Siswa dapat menunjukkan dasar hukum nikah.

6
Pada indikator yang pertama yaitu siswa menjelaskan pengertian nikah dan
hukum nikah. Kata kerja operasional yang digunakan pada indikator tersebut
merupakan KKO dari ranah kognitif tingkat C2. Karena pada awal pembelajaran
siswa diharap dapat memahami apa judul dari pembahasan itu sendiri.

Begitupun yang kedua Siswa dapat menjelaskan pengertian rukun nikah dan
wanita yang haram dinikahi. Pada indikator ini juga menggunakan kata kerja
operasional ranah kognitif tingkat C2, karena peserta didik sudah mampu
menjelaskan apa itu pengertian nikah dan hukumnya.

Pada indikator ketiga, kata kerja operasional yang digunakan naik satu
tingkat menjadi C3 , yaitu tingkat berpikir yang leih tinggi yang mana siswa
setelah memahami bab sebelumnya siswa diharapkan dapat menunjukkan apa itu
dasar hukum nikah.

Jadi pada indikator di atas, dibuat indikator dari tingkat berfikir yang tingkat
rendah ke tingkah yang lebih tinggi. Karena indikator harus mencapai tingkat
kompetensi minimal kompetensi dasar dan dapat dikembangkan melebihi
kompetensi minimal sesuai dengan potensi peserta didik.

B. Analisis Materi Mata Pelajaran Fiqih Kelas XI Semester


Ganjil
1. Lampiran Materi
a. Pengertian Nikah

Istilah nikah berasal dari bahasa Arab, yaitu (‫)النكاح‬, adapula yang
mengatakan perkawinan menurut istilah fiqh dipakai perkataan nikah dan
perkataan zawaj. Sedangkan menurut istilah Indonesia adalah perkawinan,
akan tetapi pada prinsipnya perkawinan dan pernikahan hanya berbeda
dalammenarik akar katanya saja.1

1
Wahyu Wibisana, Pernikahan Dalam Islam, Jurnal Pendidikan Agama Islam-Ta’lim
Vol. 14 No. 2, 2016

7
Kata Nikah (‫ )النكاح‬atau pernikahan sudah menjadi kosa kata dalam
bahasa Indonesia, sebagai padanan kata perkawinan (‫)ٌزاوج‬. Nikah artinya
suatu akad yang menghalalkan pergaulan antara seorang laki-laki dan
seorang perempuan yang bukan mahramnya hingga menimbulkan hak dan
kewajiban diantara keduanya, dengan menggunakan lafadz inkah atau
tazwij atau terjemahannya.

Dalam pengertian yang luas, pernikahan merupakan ikatan lahir dan


batin yang dilaksanakan menurut syariat Islam antara seorang laki-laki dan
seorang perempuan.2

b. Hukum Nikah
Pernikahan merupakan perkara yang diperintahkan syari’at Islam,
demi terwujudnya kebahagiaan dunia akhirat, Allah berfirman dalam
surat an-Nisa ayat 3:
   
  
   
  
    
   
   
   

Dan jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil terhadap (hak-hak)
perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), Maka kawinilah wanita-
wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. kemudian jika kamu
takut tidak akan dapat Berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-
budak yang kamu miliki. yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak
berbuat aniaya.
Adapun hukum menikah, dalam pernikahn berlaku hukum taklifi yang
lima yaitu:

2
Buku Guru fiqh kelas XI hal, 77

8
1) Wajib
Hukum ini berlaku bagi siapapun yang telah mencapai kedewasaan
jasmani dan rohani, memiliki bekal untuk menakahi istri, dan
khawatir dirinya akan terjerumus dalam pebuatan keji zina jika
hasrat kuatnya untuk menikah tak diwujudkan.
2) Sunnah
Hukum ini berlaku bagi seseorang yang memiliki bekal untuk
hidup berkeluarga, mampu secara jasmani dan rohani untuk
menyongsong kehidupan berumah tangga dan dirinya tidak
khawatir terjerumus dalam praktik perzinaan atau muqaddimahnya
(hubungan lawan jenis dalam bentuk apapun yang tidak sampai
pada praktik perzinahan).3
3) Haram
Hukum ini berlaku bagi orang yang tidak mampu memenuhi
kebutuhan nafkah lahir dan batin kepada calon istrinya, sedangkan
nafsunya belum mendesak.
4) Makruh
Hukum ini berlaku bagi seseorang yang belum mempunyai bekal
untuk menakahi keluarganya, walaupun dirinya telah siap secara
isik untuk menyongsong kehidupan berumah tangga, dan ia tidak
khawatir terjerumus dalam praktik perzinaan hingga datang waktu
yang paling tepat untuknya. Untuk seseorang yang mana nikah
menjadi makruh untuknya, disarankan memperbanyak puasa guna
meredam gejolak syahwatnya. Dan kala dirinya telah memiliki
bekal untuk menafkahi keluarga, ia diperintahkan untuk bersegera
menikah.
5) Mubah

3
Ibid

9
Berlaku bagi orang yang tidak terdesak oleh alasan-alasan yang
mewajibkan segera menikah atau karena alasan-alasan untuk
menikah.4
c. Rukun Nikah dan Wanita yang Haram Dinikahi
1) Rukun Nikah

Rukun adalah sesuatu yang harus ada dalam suatu perbuatan dan
menjadi bagian dari perbuatan tersebut. Sebagian dari rukun nikah
merupakan dari bagian persyaratan nikah. Oleh karena itu persyaratan
nikah mengacu pada rukunnya, atau persyaratan nikah itu bertalian dengan
keberadaan rukun itu sendiri. Pada garis besar persyaratan sah pernikahan
itu ada dua, yaitu: pertama laki-laki dan perempuan sah untuk dinikahi,
artinya kedua calon pengantin adalah orang yang bukan haram untuk
dinikahi. Kedua, akad nikahnya dihadiri oleh para saksi.5

Menurut jumhur ulama rukun pernikahan itu ada lima, dan masing-
masing mempunyai syarat tertentu. Syarat dari rukun itu adalah: adapun
syarat-syarat bagi calon suami diantaranya adalah: beragama Islam, laki-
laki, jelas orangnya, dapat memberikan persetujuan, dan tidak terdapat
halangan perkawinan.6

Pendapat lain menyebutkan bahwa menurut Imam asy-Syafi’i rukun


nikah itu ada lima, yaitu calon suami, calon istri, wali, dua orang saksi dan
sigat. Sedangkan menurut Imam Malik rukun nikah adalah wali, mahar
calon suami, calon istri, sigat. Mahar/ mas kawin adalah hak wanita.
Karena dengan menerima mahar, artinya ia suka dan rela dipimpin oleh
laki-laki yang baru saja mengawininya.7

2) Wanita yang Haram Dinikahi

4
Wahyu Wibisana, Pernikahan Dalam Islam, Jurnal Pendidikan Agama Islam-Ta’lim
Vol. 14 No. 2, 2016
5
Yafie, Adat Memberi Hibah Pelumpat dalam Pelangkahan Pernikahan di Macanmati,
Girimulyo, Panggang, Gunung Kidul, Al-Ahwal, Vol. 7, No. 2, 2014, hal. 157
6
Ibid
7
Ahmad Atabik dan Khoridatul Mudhiiah, Pernikahan dan Hikmahnya Perspektif Hukum
Islam, Yudisia, Vol. 5, No. 2, 2014, hal. 291

10
Mahram adalah orang, baik laki-laki maupun perempuan yang
haram dinikahi. Adapun sebab-sebab yang menjadikan seorang
perempuan menjadi haram dinikahi oleh seorang laki-laki dapat
dibagi menjadi dua yaitu:
a) Sebab Haram Dinikah untuk Selamanya
Dapat dibagi menjadi empat yaitu:
1) Wanita-wanita yang haram dinikahi karena nasab.
Mereka adalah:
a. Ibu
b. Nenek secara mutlak dan semua jalur ke atasnya
c. Anak perempuan dan anak perempuannya beserta
semua jalur ke bawah
d. Anak perempuan dari anak laki-laki dan
perempuannya beserta semua jalur ke bawah
e. Saudara perempuan secara mutlak, anak-anak
perempuan dan anak perempuannya anak laki-laki
dan saudara perempuan tersebut beserta jalur ke
bawah.
f. Bibi dari jalur ayah secara mutlak beserta jalur ke
atasnya
g. Bibi dari jalur ayah secara mutlak beserta jalur ke
atasnya
h. Anak perempuan saudara laki-laki secara mutlak
i. Anak perempuan anak laki-laki, anak
perempuannya anak perempuan beserta jalur ke
bawahnya.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat an-Nisa ayat 23:

  


 
 
  

11
 
 
 
 
 
   
 
   
   
  
  
  
    
    
  
Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang
perempuan, saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu
yang perempuan; saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak
perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari
saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara
perempuan sepersusuan; ibu-ibu isterimu (mertua); anak-anak isterimu yang
dalam pemeliharaanmu dari isteri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu
belum campur dengan isterimu itu (dan sudah kamu ceraikan), Maka tidak
berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu) isteri-isteri anak
kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan
yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau; Sesungguhnya
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
2) Wanita-wanita yang haram dinikahi karena pertalian
nikah, mereka adalah:
a. Isteri ayah dan istri kakek dan jalur ke atasnya
b. Ibu mertua dan nenek ibu istri
Anak perempuan istri (anak perempuan tiri), jika
seseorang telah menggauli ibunya, anak perempuan
istri (cucu perempuan dari anak perempuan tiri), anak
perempuan anak laki-laki istri (cucu perempuan dari
anak laki-laki tiri)
3) Wanita yang haram dinikahi karena susuan
a. Ibu-ibu yang diharamkan dinikahi karena sebab nasab

12
b. Anak-anak perempuan
c. Saudara-saudara perempuan
d. Para bibi dari jalur ayah
e. Para bibi dari jalur ibu
f. Anak perempuannya saudara laki-laki
g. Anak perempuannya saudara perempuan.
4) Wanita yang haram dinikahi lagi karena sebab li’an
Li’an adalah persaksian seorang suami sebagaimana
berikut, "Aku bersaksi kepada Allah, atas kebenaran
dakwaanku bahwa istriku telah berzina." Persaksian ini
diulangi hingga 4 kali, kemudian setelahnya ia berkata,
"Laknat Allah akan menimpaku seandainya aku berdusta
dalam dakwaanku ini." Bisa disimpulkan bahwa suami
yang mendakwa istrinya berzina, dikenai salah satu dari 2
konsekuensi. Pertama; didera 80 kali bila ia tidak bisa
menghadirkan saksi. Kedua; li’an, yang dengan persaksian
tersebut ia terbebas dari hukuman dera. Walaupun dengan
li’an seorang suami terbebas dari hukuman dera, akan
tetapi efek yang diakibatkan dari li’an tersebut, ia harus
berpisah dengan istrinya selama-lamanya.
b) Sebab Haram Dinikahi Sementara
Ada beberrapa sebab yang menjadikan wanita tidak bisa
dinikahi untuk sementara waktu. Bia sebab tersebut hilang,
maka wanita tersebut boleh dinikahi kembali. Sebab-sebab
tersebut adalah:
1) Pertalian nikah
Perempuan yang masih dalam ikatan perkawinan,
haram dinikahi laki-laki lain. Termasuk perempuan yang
masih ada dalam massa iddah, baik iddah talak maupun
iddah wafat.
2) Thalaq bain kubra (cerai tiga)

13
Bagi seorang laki-laki yang mencerai istrinya
dengan thalaq tiga, haram baginya menikah dengan mantan
istrinya itu, selama ia belum dinikahi laki-laki lain,
kemudian diceraikan.
Dengan kata lain, ia bisa menikahi kembali istrinya
tersebut dengan beberapa syarat berikut:
a. Istrinya telah menikah dengan laki-laki lain
(suami baru).
b. Istrinya telah melakukan hubungan seksual
dengan suami barunya.
c. Istrinya dicerai suami barunya secara wajar,
bukan karena ada rekayasa.
d. Telah habis masa iddah thalaq dari suami baru.
3) Memadu dua orang perempuan bersaudara
Diharamkan bagi seorang laki-laki yang masih
berada dalam ikatan pernikahan dengan seorang perempuan
menikahi beberapa wanita berikut:
a. Saudara perempuan istrinya, baik kandung
seayah maupun seibu
b. Saudara perempuan ibu istrinya (bibi istri) baik
kandung seayah ataupun kandung seibu dengan
ibu istrinya.
c. Saudara perempuan bapak istrinya (bibi istrinya)
baik kandung seayah atupun seibu dengan bapak
istrinya.
d. Anak perempuan saudara permpuan istrinya
(keponakan istrinya) baik kandung seayah
maupun seibu
e. Anak perempuan saudara laki-laki istrinya baik
kandung seayah maupun seibu

14
f. Semua perempuan yang bertalian susuan dengan
istrinya.
4) Berpoligami lebih dari empat
Seorang laki-laki yang telah beristri empat, haram
baginya menikahi wanita yang kelima. Karena syara’ telah
menetapkan bahwa seorang laki-laki hanya boleh menikahi
maksimal empat orang wanita.
5) Perbedaan agama
Haram nikah karena perbedaan agama, ada dua macam :
a. Perempuan musyrik, dimana ia haram dinikahi laki-laki
muslim
b. Perempuan muslimah, dimana ia haram dinikahi laki-
laki non muslim, yaitu orang musyrik atau penganut
agama selain islam.
C. Analisis Metode Mengajar Mata Pelajaran Fiqih Kelas XI
Semester Ganjil
1. Metode Ceramah Plus
Metode ceramah plus yaitu sistem pengajaran dengan menggunakan
ceramah lisan dan disertai metode lainnya. Metode mengajar ini
menggunakan lebih dari satu metode. Misalnya:
Metode ceramah plus tanya jawab: Metode ini secara ideal disertai
dengan penyampaian materi dari guru, pemberian peluang pada siswa
untuk bertanya apa yang tidak dimengerti, dan pemberian tugas di akhir
pengajaran.
Metode ceramah plus diskusi dan tugas: Metode ini dilakukan dengan
memberikan materi secara lisan kemudian disertai dengan diskusi dan
pemberian tugas di akhir sesi.
Metode ceramah plus demonstrasikan dan latihan: Metode ini
merupakan gabungan dari penyampaian materi dengan memperagakan
atau latihan atau percobaan.

15
2. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi dapat diartikan sebagai “cara pengajuan pelajaran


dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi atau
benda tertentu yang sedang dipelajari, disertai dengan penjelasan lisan.” Dengan
metode ini siswa akan lebih paham secara mendalam, sehingga membentuk
pengertian dengan baik dan sempurna. Juga siswa dapat menghayati dan
memperhatikan apa yang diperintahkan selama pelajaran berlangsung.8
Demonstrasi merupakan sebuah model yang digunakan apabila
materi yang ditujukan memerlukan peragaan atau percobaan sebagai pendukung
kesuksesan pemahaman dalam proses pembelajaran. Adapun langkah-langkah
model pembelajaran ini sebagai berikut :9
a. Guru menjelaskan indikator pembelajaran yang diharapkan
b. Guru menyajikan sekilas materi yang akan disampaikan
c. Guru menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan
d. Guru menunjuk salah seorang untuk mendemonstrasikan sesuai skenario
yang telah disiapkan
e. Seluruh peserta didik memerhatikan demonstrasi dan menganalisisnya
f. Tiap peserta didik atau kelompok mengemukakan hasil analisanya dan
juga pengalaman peserta didik untuk mendemonstrasikan

D. Analisis Media Pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih Kelas XI


Semester Ganjil
1. Media audio
Media Audio merupakan media yang digunakan dalam bentuk auditif (pita
suara atau piringan suara) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
minat siswa dalam pembelajaran. Contohnya rekaman suara, Talkshow dan lain-
lain.10
2. Media Visual

8
Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2015), hal.90
9
Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: Refika Aditama, 2014), hal.54
10
Daryanto, Media Pembelajaran, (Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera,
2010), hlm. 37

16
Media visual merupakan media yang dapat digunakan dan ditangkap
dengan melalui indra penglihatan tanpa melibatkan pendengaran dalam suatu
proses pembelajaran. Media visual terbagi menjadi dua, yaitu media visual
terproyeksi dan media visual non-terproyeksi. Media visual berperan penting
dalam pembelajaran karena dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat
ingatan siswa. Contohnya gambar, poster, catatan, dan sebagainya.
3. Media Audio Visual

Media Video atau Audio Visual diartikan sebagai media yang dapat
ditangkap dengan indera penglihatan dan indera pendengaran dalam satu waktu
dalam proses pembelajaran. Contohnya film pendek, dokumenter, dan lain lain.

E. Bentuk Evaluasi yang Sesuai dan Kesesuaian Konten


Materi/Isi dengan Materi yang Terdapat dalam Buku Ajar
Bentuk Evaluasi Berupa Soal
1. Dasar hukum menikah adalah....
a. Wajib
b. Sunah
c. Mubah
d. Makruh
d. Haram
2. Yayan adalah anak yang terlahir dari keluarga orang kaya. Sekarang ia
baru saja lulus SMA, orang tunya menawarkan dia untuk melanjutakan
kuliah namun Yayan menolak dan meminta untuk langsung dinikahkan
dengan pacarnya karena khawatir berzina. Apakah hukum nikah bagi
Yayan?
a. Wajib, karena dia sudah memiliki keinginan dan sudah mampu
b. Sunah, karena dia memiliki keinginan dan terlahir dari orang kaya
c. Mubah, karena dia sudah memiliki keinginan namun belum mampu
d. Makruh, karena dia memiliki keinginan namun belum mampu
e. Haram, karena dia belum mampu menghidupi calon istrinya

17
3. Di bawah ini manakah yang tidak termasuk rukun nikah....
a. Calon istri
b. Calon suami
c. Wali
d. Saksi
e. Penghulu
4. Beni dan Susi merupakan sepasang adik kakak, sekarang mereka berdua
masing - masing sudah memiliki 2 anak. Anak Beni bernama Riko dan Siti
sedangkan anak Susi bernama Lala dan Tiwi. Apakah Riko boleh
menikahi Susi....
a. Boleh, karena mereka saudara dari anak perempuan
b. Tidak boleh, karena mereka adik dari saudara perempuan
c. Tidak boleh, karena saudara perempuan dari ayah
d. Tidak boleh, anak perempuannya saudara perempuan
e. Boleh, karena anak perempuan dari sepupu perempuan
5. Maria dan Riri sudah berteman sejak kecil bahkan hubungannya sudah
seperti saudara kandung, mereka selalu menghabiskan hari- harinya
dengen bermain bersama sampai keduanya menikah. Maria mempunyai
suami bernama Adit sedangkan Riri mempunyai suami bernama Yusron.
Suatu hari Adit meninggal karena kecelakaan lalu lintas. Satu minggu
kemudian Riri, meminta kepada Nugroho adik Yusron untuk menikahi
sahabatnya itu agar tidak larut dalam kesedihan. Apakah Maria dan
Nugroho diperbolehkan menikah....
a. Boleh, karena mereka tidak memiliki hubungan persaudaraan
b. Boleh, karena mereka sudah saling sama-sama sama suka
c. Tidak boleh, karena mereka bersaudara dari kakaknya
d. Tidak boleh, karena Maria lebih tua dari Nugroho
e. Tidak boleh, karena Maria baru ditinggal oleh suaminya

18
DAFTAR PUSTAKA
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Press, 2016)

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Press, 2016)

Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: Refika Aditama, 2014)

Daryanto, Media Pembelajaran, (Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera,


2010)
Moh. Nur Kholis Awaludin, Penggunaan Media Pembelajaran untuk
Meningkatkan Motivasi Siswa dalam Pembelajaran Fiqih di Madrasah
Tsanawiyah Negeri Batu, (Malang: UIN MALANG, 2010).

Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka

Cipta, 2015)

19

Anda mungkin juga menyukai