Anda di halaman 1dari 84

PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP KONSENTRASI

BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 2 BENDAHARA


KABUPATEN ACEH TAMIANG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan


Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Universitas Medan Area

Oleh :
WAHYUDINUL FACHRI
13.860.0111

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MEDAN AREA
2017

UNIVERSITAS MEDAN AREA


UNIVERSITAS MEDAN AREA
UNIVERSITAS MEDAN AREA
UNIVERSITAS MEDAN AREA
PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP KONSENTRASI BELAJAR
SISWA DI SMP NEGERI 2 BENDAHARA
KABUPATEN ACEH TAMIANG

WAHYUDINUL FACHRI
13.860.0111

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan metode


Quasi Eksperimet atau Eksperimen Semu, Design eksperimen yang digunakan
yaitu One Groub Design Pretest-Posttest. Penelitian ini bertujuan untuk melihat
pengaruh aromaterapi terhadap konsentrasi belajar siswa di SMP Negeri 2
Bendahara Kabupaten Aceh Tamiang. Subyek penelitian yang menjadi sampel
penelitian ini adalah representatif dari populasi. Jadi, tidak seluruh subyek pada
populasi diteliti semua, cukup diwakili oleh sebagian subyek. Pada peneltian ini
sampel yang digunakan berjumlah 26 orang. Teknik pengambilan sampel
menggunakan teknik Purposive Sampling. Pengambilan data dilakukan dengan
menggunakan ujian harian. Analisis data menggunakan teknik Uji T, untuk
mengetahui aromaterapi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap konsentrasi
belajar maka digunakannya metode analisis paired sample t-test yang dimana
hasilnya sebesar p = 0.000 < α 0.05 yang artinya adanya pengaruh aromaterpai
yang signifikan terhadap konsentrasi belajar siswa. Dapat juga dibuktikan dari
selisih mean antara pretest dan posttest meningkat sebesar prettest = 42.73 (SD=
20.344) menjadi posttest = 60.96 (SD=27.786). Maka dapat disimpulkan adanya
pengaruh aromaterapi terhadap konsentrasi belajar siswa di SMP Negeri 2
Bendahara Kabupaten Aceh Tamiang yang signifikan.

Kata Kunci : Aromaterapi ; Konsentrai Belajar

UNIVERSITAS MEDAN AREA


MOTTO

Yakinlah Kau Bisa Kau Sudah Separuh Jalan Menuju ke sana


-Theodore Roosevelt-

(Q.S Al Insyirah : 6-8)

-Saidina Ali bin Abi Talib-

“PENGALAMAN”
Satu kata yang mampu mengubah anda mau itu
BAIK atau pun BURUK
dan
semua itu
ANDA
yang menentukannya.
-Peneliti-

UNIVERSITAS MEDAN AREA


PERSEMBAHAN

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

kususun jari jemari ku diatas keyboard laptop ku sebagai pembuka kalimat


persembahan ku. Diikuti dengan Bismillahirrahmanirrahim sebagai awal setiap
memulai pekerjaanku.

Sembah sujud serta puji dan syukurku pada-Mu Allah SWT. Tuhan semesta alam
yang menciptakanku dengan bekal yang begitu teramat sempurna. Taburan cinta,
kasih sayang, rahmat dan hidayat-Mu telah memberikan ku kekuatan, kesehatan,
semangat pantang menyerah dan memberkatiku dengan ilmu pengetahuan serta
cinta yang pasti ada disetiap ummat-Mu. Atas karunia serta kemudahan yang
Engkau berikan akhirnya tugas akhir ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam
selalu ku limpahkan keharibaan Rasulullah Muhammad SAW.

Ku persembahkan karya yang sederhana ini untuk orang tercinta dan tersayang
atas kasihnya yang berlimpah.

Teristimewa Papa (Ir.Eddy Suheiri) dan Mama (Dra. Mahartini) yang tercinta,
tersayang, terkasih, dan yang terhormat.

Kupersembahkan sebuah tulisan dari didikan kalian yang ku aplikasikan dengan


ketikan hingga menjadi barisan tulisan dengan beribu kesatuan, berjuta makna
kehidupan, tidak bermaksud yang lain hanya ucapan TERIMA KASIH yang
setulusnya tersirat dihati yang ingin ku sampaikan atas segala usaha dan jerih
payah pengorbanan untuk anakmu selama ini. Hanya sebuah kado kecil yang
dapat ku berikan dari bangku kuliahku yang memiliki sejuta makna, sejuta cerita,
sejuta kenangan, pengorbanan, dan perjalanan untuk dapatkan masa depan yang
ku inginkan atas restu dan dukungan yang kalian berikan. Tak lupa permohonan
maaf ananda yang sebesar-sebesarnya, sedalam-dalamnya atas segala tingkah
laku yang tak selayaknya diperlihatkan yang membuat hati dan perasaan papa
dan maa terluka, bahkan teriris perih.

Ku bermohon dalam sujudku pada Mu ya Allah, ampunilah segala dosa-dosa


orang tuaku, bukakanlah pintu rahmat, hidayat, rezeki bagi mereka yang Allah,
maafkan atas segala kekhilafan mereka, jadikan mereka ummat yang selalu
bersyukur dan menjalankan perintah-Mu. Dan jadikan hamba Mu ini anak yang
selalu berbakti pada orang tua, dan dapat mewujudkan mimpi orang tua serta
membalas jasa orang tua walaupun jelas terlihat bahwa jasa orang tua begitu
besar, takkan terbalas oleh dalam bentuk apapun. Kabulkan do’aku ya Rabb.
Aamiin.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


UCAPAN TERIMA KASIH

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat,

karunia dan kesempatan yang telah dilimpahkan-Nya, sehingga peneliti dapat

menyelesaikan karya tulis yang berjudul “ Pengaruh Aromaterapi terhadap

Konsentrasi Belajar Siswa di SMP NEGERI 2 BENDAHARA KABUPATEN

ACEH TAMIANG”, yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar

sarjana psikologi Universitas Medan Area dan tak lupa shalawat dan salam

penulis lontarkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang sebagai

nabi besar kita yang mengharap syafaatnya di akhirat kelak agar diberikan

keselamatan bagi kita umatnya.

Peneliti sepenuhnya menyadari karya tulis ini masih jauh dari sempurna,

baik dari materi pembahasan maupun tata bahasanya, karena keterbatasan

pengetahuan dan kemampuan peneliti, untuk itu dengan segala kerendahan hati

peneliti bersedia menerima kritik dan saran yang bersifat membangun diri semua

pihak demi kesempurnaan peneliti.

Dalam kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada

berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan karya tulis ini

diantaranya :

1. Kepada Yayasan H. Agus Salim Universitas Medan Area

2. Bapak Prof. Dr. H. Ali dan Yakub Matondang M.A selaku Rektor Universitas

Medan Area.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


3. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Munir M.Pd selaku Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Medan Area.

4. Kepada Ibu Farida Hanum Siregar S.Psi, M.Psi selaku Pembimbing I yang

telah banyak membantu, mengarahkan, meluangkan waktu, memberikan

pengarahan serta membimbing peneliti dengan penuh kesabaran dalam

menyelesaikan karya tulis ini. Terima kasih atas bimbingan yang tulus dari ibu

semoga Allah SWT selalu memberikan nikmat kesehatan dan rezeki sehingga

terus bisa memberikan ilmu pengetahuan.

5. Kepada Ibu Babby Hasmaini S.Psi, M.Si selaku pembimbing II yang telah

banyak membantu, mengarahkan, meluangkan waktu, memberikan banyak

pengetahuan baru, memberikan banyak saran yang bermanfaat dan

memberikan dukungan dalam proses pengerjaan karya tulis ini terimakasih

atas bimbingan motivasi dari ibu. Semoga Allah SWT selalu memberikan

nikmat kesehatan dan rezeki sehingga terus bisa memberikan ilmu

pengetahuan.

6. Kepada Bapak Andi Chandra M.Psi selaku ketua sidang meja hijau, yang telah

menyediakan waktunya untuk dapat hadir dan saran-sarannya untuk peneliti

agar karya tulis ini menjadi lebih baik.

7. Kepada Bapak Azhar Aziz M.A selaku sekretaris sidang meja hijau yang telah

menyediakan waktunya untuk dapat hadir dan saran-sarannya untuk peneliti

agar karya tulis ini menjadi lebih baik dan terimakasih atas dukungannya

selama proses pengerjaan karya tulis.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


8. Segenap Dosen Fakultas Psikologi yang telah memberikan ilmu hingga

peneliti dapat menyelesaikan karya tulis ini dan seluruh Staf yang telah

membantu peneliti dalam mengurus keperluan penyelesaian karya tulis ini.

9. Bapak kepala sekolah dan bagian kesiswaan SMP Negeri 2 Bendahara

Kabupaten Aceh Tamiang dan semua staff guru yang telah mengizinkan

peneliti untuk melaksanakan penelitian dan telah membantu dalam

penyelesaian karya tulis ini.

10. Seluruh siswa-siswi kelas 2 C di SMP Negeri 2 Bendahara Kabupaten Aceh

Tamiang, terimkasih atas kerjasamanya, semoga cita-cita dan impian adik-

adik terwujud dan mampu memberikan yang terbaik kepada keluarga anda.

11. Kepada Mama Dra. Mahartini dan Papa Ir. Eddy Suheiri yang selalu

mendoakan, memberi dukungan dan motivasi untuk menyelesaikan S1 ini.

Keluh kesah dari anak mu ini yang selalu menambah beban pikiran Mama

dan Papa, harapan-harapan besar untuk anak mu ini yang membuat penulis

terdorong untuk menyelesaikan studi S1. Semoga dengan selesainya studi ini

membuat Mama dan Papa bangga. Semoga Mama dan Papa deberi kesahatan,

rezeki, dan dimudahkan segala urusan nya.

12. Kepada Abang ku Mahruri Sahputra S.Kep, Ners. Terimakasih sudah

membimbing, mengajarkan, memberi semangat, serta tidak bosan untuk

mengingatkan jika ada kesalahan ketika melaksanakan penelitian, abangku

yang sedang menjalankan S2 nya , semoga cepat lulus dan beri yang terbaik

untuk mama dan papa.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


13. Kepada adik-adik ku Muhammad Indriansyah dan Sahid Bima Indrayana.

Terimaksih sudah memberikan tawa dan canda ketika saya pusing dalam

mengerjakan karya yang sederhana ini, tetapi berkat semangat dan dukunagn

adik-adik ku, saya mampu menyelesaikan karya yang sederhana ini.

14. Kepada seseorang yang selalu berada di samping peneliti, selalu memberikan

semangat peneliti, selalu memberikan senyum terbaik ketika peneliti sedang

pusing, selalu memberitahu ketika peneliti ada keselahan, dan seseorang ini

selalu menolong serta memberikan solusi ketika peneliti bingung untuk

mengerjakan karya yang sederhana ini, Seseorang itu bernama Annisa Ul

Khoiroh, wanita no 2 yang paling sabar setelah mama peneliti yang peneliti

kenal, terimakasih sudah menemani peneliti dalam mengerjakan karya yang

sederhana ini, mulai dari pengajuan judul, kemudian seminar proposal, terus

penelitian, serta seminar hasil, dan yang terakhir sidang meja hijau peneliti

tetap sabar dan memberikan semangat yang tiada henti kepada peneliti,

semoga kamu Annisa Ul Khoiroh bisa menjadi wanita terhebat bagi orang lain

terutama keluarga mu, dan semoga cita-cita serta kesuksesan dapat kamu raih

untuk membahagiakan orang tua mu.

15. Kepada in the geng Annisa Ul Khoiroh, Hakeem Muhammad Gelantara,

Fajariansyah Nasution, Mustika Maulina, Arifa Khairunisa, terimaksih sudah

memberikan semangat yang tiada hentinya, memberikan masukan dan

masukan sehingga karya yang sederhana ini mampu peneliti selesaikan,

semoga kalian semua menjadi orang-orang yang hebat pada waktunya, jangan

UNIVERSITAS MEDAN AREA


lupa kan kisah-kisah yang sederhana yang selalu kita lakukan karena dari

kesederhanaan lah kita semua bisa mengerti satu sama lain.

16. Terimakasih untuk Mahasiswa dan Mahasiswi FORAKSI B, bangku kuliah

tempat kita bersandar, papan tulis tempat kita memandang, meja dosen tempat

kita mendapat kan ilmu, serta infokus dan mic untuk melangkapi ilmu yang

kita cari, semoga kisah kecil, sedang, dan besar bisa menjadikan warna dalam

hidup kita, agar ketika kita sukses, warna itu lah yang selalu melengkapi

proses sukses kita.

17. Terimakasih buat si revo, yang selau menghantar peneliti kemana pun peneliti

pergi, tanpa si revo peneliti tidak bisa ngeprint, tidak bisa penelitian, serta

tidak bisa berjumpa dengan dosen pembibing peneliti, dan tidak bisa

menyelesaikan karya yang sederhana ini.

Medan, 27 Oktober 2017


Peneliti

Wahyudinul Fachri
NPM. 13.860.0111

UNIVERSITAS MEDAN AREA


DAFTAR ISI

Halaman

Daftar Isi .................................................................................................. I

Daftar Tabel............................................................................................. IV

Daftar Gambar ........................................................................................ V

Daftar Lampiran ..................................................................................... VI

BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................. 9

C. Batasan Masalah ....................................................................... 10

D. Rumusan Masalah .................................................................... 10

E. Tujuan Penelitian ...................................................................... 10

F. Manfaat Penelitian .................................................................... 11

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 12

A. Siswa ........................................................................................ 12

1. Penegrtian Siswa ................................................................ 12

B. Konsentrasi Belajar .................................................................. 14

1. Pengertian Konsentrasi Belajar .......................................... 14

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsentrasi Belajar .... 16

3. Aspek-aspek Konsentrasi Belajar....................................... 18

4. Ciri-ciri Konsentrasi Belajar .............................................. 19

C. Aromaterapi .............................................................................. 21

1. Pengertian Aromaterapi...................................................... 21

UNIVERSITAS MEDAN AREA


2. Jenis-jenis dan Khasiat Aromaterapi .................................. 22

3. Manfaat Aromaterapi ......................................................... 24

4. Cara Penggunaan Aromaterapi........................................... 25

5. Cara Kerja Aromaterapi Inhalasi........................................ 27

D. Pengaruh Aromaterapi terhadap Konsentrasi Belajar .............. 28

E. Kerangka Konseptual ................................................................ 30

F. Hipotesis.................................................................................... 30

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ............................................ 31

A. Metode Penelitian ..................................................................... 31

B. Tipe Penelitian .......................................................................... 31

C. Metode Eksperimen .................................................................. 32

D. Identifikasi Variabel Penelitian ................................................ 34

E. Definisi Oprasional ................................................................... 35

F. Populasi dan Sampel ................................................................. 36

G. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 37

H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian .............................................. 37

I. Analisis Data .............................................................................. 41

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................... 43

A. Orientasi Kencah Penelitian ..................................................... 43

B. Persiapan Penelitian .................................................................. 44

1. Persiapan Administrasi....................................................... 44

2. Persiapan Alat Ukur Penelitian .......................................... 44

3. Pelaksanaan Penelitian ...................................................... 45

UNIVERSITAS MEDAN AREA


C. Analisis Data dan Hasil Penelitian ........................................... 46

1. Uji Normalitas .................................................................... 46

2. Uji Paired Sample T-Test ................................................... 47

D. Pembahasan .............................................................................. 50

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 53

A. Simpulan ................................................................................... 53

B. Saran ......................................................................................... 54

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 55

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... 58

UNIVERSITAS MEDAN AREA


DAFTAR TABEL

Tabel 1. Rancangan Penelitian Pre-test Post-test One Group Design ...... 34

Tabel 2. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ................................................. 38

Tabel 3. Uji Normalitas data ..................................................................... 47

Tabel 4. Paired Samples Statistik .............................................................. 48

Tabel 5. Paired Samples Correlations ....................................................... 48

Tabel 6. Paired Samples Test .................................................................... 49

UNIVERSITAS MEDAN AREA


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Konseptual .............................................................. 30

UNIVERSITAS MEDAN AREA


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Uji Normalitas 59

Lampiran 2. Paired Samples Test 66

Lampiran 3. Soal Pretest dan Posttest 68

Lampiran 4. Surat Penelitian 70

Lampiran 5. Dokumentasi 71

UNIVERSITAS MEDAN AREA


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan berasal dari kata didik, lalu kata ini mendapat awalan kata me

sehingga menjadi kata mendidik, artinya memelihara atau memberi latihan. Dalam

memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan, dan

pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran (Syah, 2010).

Menurut unudang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 (1) pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan susana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara (Syah, 2010).

Dunia pendidikan merupakan suatu proses dimana seseorang siswa mampu

mendapatkan ilmu pengetahuan untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa

itu sendiri, siswa merupakan pelajar yang duduk dimeja belajar setrata sekolah

dasar (SD) maupun menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA).

Siswa-siswa tersebut belajar untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan untuk

mencapai pemahaman ilmu yang telah di dapat di dunia pendidikan. Siswa atau

pesetra didik adalah mereka yang secara khusus diserahkan oleh kedua orang

tuanya untuk mengikuti pembelajaran yang diselengarakan di sekolah, dengan

tujuan untuk menjadi manusia yang berilmu pengetahuan, berketrampilan,

UNIVERSITAS MEDAN AREA


2

berpengalaman, berkepribadian, berakhlak mulia, dan mandiri (Kompas dalam

Hidayat, 2014).

Kegiatan utama yang dialakukan oleh seorang siswa adalah belajar. Salah

satu cara untuk mengukur performasi belajar adalah melalui kemampuan kognitif.

Prestasi akademik menjadi sangat penting bagi para siswa sebagai indikator untuk

keberhasilan tercapainya pembelajaran serta menentukan apakah ia dapat lulus

atau tidak. Namun tidak semua siswa mencapai keberhasilan dalam proses belajar.

Hal ini dapat dilihat dari jumlah siswa yang tidak lulus pada suatu mata pelajaran.

Oleh sebab itu perlu dilakukan usaha peningkatan kemampuan kognitif siswa

guna memperbaiki kualitas sumber daya manusia (Syah, 2010).

Agar siswa mampu meningkatkan kognitif yang lebih baik serta proses

belajar yang dilakukan pembelajar atau siswa dapat berhasil dengan baik dan

mendapat kan hasil prestasi yang baik, diperlukan adanya perhatian (konsentrasi),

karena perhatian merupakan suatu tahap yang harus ada dalam tiap proses belajar,

Suryabrata (dalam Yogasara, dkk, 2014) mengatakan, suatu aktivitas belajar yang

disertai dengan perhatian yang intensif akan lebih sukses dan prestasinya akan

lebih tinggi.

Menurut (Ratnasari dalam Agustini & Sudhana, 2014) dalam proses belajar

pada dunia pendidikan konsentrasi merupakan salah satu aspek penting. Oleh

karena itu konsentrasi merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan,

utamanya ketika mengerjakan tugas-tugas maupun mengikuti metode

pembelajaran yang sedang diterapkan. Konsentrasi dibutuhkan pada saat

mendengarkan penjelasan guru, memahami materi yang diberikan, dan

UNIVERSITAS MEDAN AREA


3

mengerjakan tugas-tugas di sekolah sehingga dicapai hasil belajar yang maksimal.

Demi mencapai hasil belajar yang maksimal, konsentrasi juga diperlukan dalam

mengerjakan tugas-tugas sekolah.

Konsentrasi dapat terjadi apabila individu ingin menyaring secara kuat dan

ingin menangkap kesan penginderaan secara lebih jelas (Linschoten dalam

Hidayat, 2011). Kemampuan berkonsentrasi mempengaruhi kecepatan dalam

menangkap materi yang dibutuhkan. Seorang siswa yang punya kemampuan

dalam berkonsentrasi akan lebih cepat dapat menangkap materi yang seharusnya

ia serap (Suryabrata dalam Hidayat, 2011). Konsentrasi yang dimaksudkan disini

adalah konsentrasi yang merupakan fokus perhatian siswa/siswi ketika

mengerjakan tugas dan mengikuti metode pembelajaran yang dilakukan pada saat

proses belajar mengajar di dalam kelas.

Menurut Engkoswar dalam Kaur (2014) menjelaskan klasifikasi perilaku

belajar yang dapat digunakan untuk mengetahui ciri-ciri siswa yang dapat

berkonsentrasi adalah perilaku kognitif yaitu perilaku yang menyangkut masalah

pengetahuan informasi, dan kecakapan intelektual, pada perilaku kognitif ini

dapat dilihat dari beberapa siswa yaitu kesiapan pengetahuan yang dapat segera

muncul bila diperlakukan, mampu memahami informasi dengan baik

mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh, dan menganalisis pengetahuan

yang diperoleh. Kemudian juga ciri-ciri siswa yang berkonsentarsi juga dapat

dilihat dari perilaku afektif yaitu perilaku yang berupa sikap dan apersepsi,

dimana sikap dan apersepi ini dapat dilihat dari adanya penerimaan, yaitu tingkat

perhatian tertentu, respon yaitu keinginan untuk mereka isi bahan yang diajarkan,

UNIVERSITAS MEDAN AREA


4

dan mengemukakan suatu pandangan atau keputusan sebgai integritas dari suatu

keyakinan, ide dan sikap seseorang. Perilaku psikomotorik juga salah satu ciri-ciri

konsentrasi belajar siswa seperti halnya adanya gerakan anggota badan yang tepat

atau sesuai petunjuk guru. Yang terakhir yaitu perilaku berbahasa, pada perilaku

ini siswa memiliki konsentrasi belajar dengan adanya aktivitas yang berbahasa

yang terkordinasi dengan baik dan benar.

Siswa dapat berkonsentrasi dengan baik dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu

faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang muncul dalam diri

anak itu misalnya kesiapan siswa dalam menerima pelajaran, kondisi fisik seperti

kondisi tubuh yang sehat atau tidak sakit, kondisi psikologis siswa tidak stres,

modalitas belajar atau yang sering disebut dengan gaya belajar. Sedangkan faktor

eksternal adalah pengaruh yang berasal dari luar individu misalnya adanya

gangguan dari lingkungan seperti bau atau aroma (Susanto dalam Agustini &

Sudhana, 2014).

Proses pendidikan selalu berlangsung dalam satu lingkungan pendidikan.

Lingkungan ini mencakup lingkungan fisik, sosial, intelektual, dan nilai-nilai.

Lingkungan fisik terdiri dari lingkungan alam dan lingkungan buatan manusia,

yang merupakan tempat dan memberikan dukungan sekaligus hambatan bagi

berlangsungnya proses pemebelajaran (Nugrahanti, 2014).

Menurut Supardi dalam Nugrahanti (2014), bahwa iklim sekolah yang

positif dan kondusif dapat membentuk peserta didik berkelakuan baik dan prestasi

akademinya meningkat. Didalam penelitian, faktor eksternal yang akan di

gunakan untuk meningkatkan konstrasi belajar siswa salah satunya yaitu aroma.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


5

Bentuk cara peningkatan kosentrasi belajar adalah salah satu nya dengan

menggunakan aromaterapi yang dimulai dengan mencium bau yang wangi,

sehingga segala yang membebani pikiran akan berkurang (Iman dalam Agustini,

dkk., 2014). Istilah aromaterapi muncul pertama kali pada tahun 1920 yang

dipopulerkan oleh Gattefosse, seorang ahli kimia dari Perancis.

Aromaterapi adalah cara penyembuhan dengan menggunakan kosentrasi

minyak atsiri atau minyak essensial yang aromatik dan diekstraksi dari tumbuh-

tumbuhan (Vitahealth dalam Agustini dkk, 2014). Minyak atsiri yang digunakan

merupakan cairan hasil sulingan dari berbagai jenis bunga, daun, kulit batang, biji

dan akar yang tidak digunakan secara langsung kekulit tetapi harus diencerkan

terlebih dahulu yang biasanya bersifat mudah menguap saat terkena panas atau

cahaya (Agusta, 2002).

Efek aromaterapi akan membuat lingkungan yang segar dan harum sehingga

merangsang sensori dan akhirnya mempengaruhi organ lainnya sehingga dapat

menimbulkan efek yang kuat terhadap emosi. Aromaterapi ditangkap oleh

reseptor dihidung, kemudian memberikan informasi lebih jauh ke area di otak

yang mengontrol emosi dan memori serta memberikan informasi ke hipotalamus

yang merupakan pengatur sistem internal tubuh, sistem seksualitas, suhu tubuh,

dan reaksi terhadap kosentrasi. Manfaat paling besar dari aromaterapi adalah

untuk mengurangi ketegangan pikiran berlebihan dengan mencium bau yang

wangi, segala yang membebani pikiran juga akan berkurang (Sudewo dalam

Agustini, dkk., 2014).

UNIVERSITAS MEDAN AREA


6

Buckle (2003), menjelaskan bahwa saat minyak esensial dihirup, molekul

bau yang terkandung dalam minyak esensial diterima oleh olfactory ephitelium.

Setelah diterima di olfactory ephitelium, molekul bau ditransmisikan sebagai

suatu pesan ke pusat penghirup yang terletak di bagian belakang hidung. Pada

tempat ini, berbagai sel neuron mengubah bau tersebut dan menghantarkannya ke

susunan saraf pusat (SSP) yang selanjutnya dihantarkan menuju sistem limbik

otak.

Sistem limbik otak merupakan tempat penyimpanan memori, pengaturan

suasana hati, emosi senang, marah, kepribadian, orientasi seksual, dan tingkah

laku. Pada sistem limbik, molekul bau akan dihantarkan menuju hipothalamus

untuk diterjemahkan. Di hipothalamus, seluruh unsur pada minyak esensial

merangsang hipothalamus untuk menghasilkan Corticotropin Releasing Factor

(CRF). Proses selanjutnya yaitu CRF merangsang kelenjar pituitary untuk

meningkatkan produksi Proopioidmelanocortin (POMC) sehingga produksi

enkephalin oleh medulla adrenal meningkat. Kelenjar pituitary juga menghasilkan

endorphin sebagai neurotransmiter yang mempengaruhi suasana hati menjadi

rileks (Buckle, 2003).

Selain itu, kandungan linalool asetat sebagai komposisi utama dalam

minyak aromaterapi dinilai mampu mengendurkan dan melemaskan sistem kerja

saraf dan otot-otot yang tegang dengan cara menurunkan kerja dari saraf simpatis

saat seseorang mengalami kecemasan (Rahayu dkk, dalam Octhaviany, dkk,

2013).

UNIVERSITAS MEDAN AREA


7

Sebuah studi dari 73 perguruan tinggi, diberikan aroma yang berbeda pada

siswa yang sehat. Setelah pemberian aromaterapi, didapatkan hasil perubahan

mood dan kecemasan dalam mengerjakan tugas (Burnett, Solterbeck, dan Strapp,

dalam Yogasara, dkk., 2014).

Pada kenyataannya ketika siswa mengahadapi proses belajar, akan adanya

sebuah permasalahan yaitu konsentrasi dalam belajar, peningkatan konsentrasi

belajar siswa dengan menggunakan penerapan aromaterapi adalah cara efektif

untuk melihat sejauh mana siswa mampu meningkatkan konsentrasi belajar agar

mencapai hasil prestasi belajar yang lebih baik (Syah, 2010).

Prestasi belajar dapat dicapai dengan memiliki konsentrasi yang baik di

dalam belajar. Banyak faktor dalam mempengaruhi konsentrasi belajar siswa,

baik eksternal maupun internal dan salah satunya dapat dibuat menjadi

konsentrasi dengan melalui metode terapi wewangian. Pengaruh aromaterapi

terhadap konsentrasi belajar di tinjau dari hasil prestasi belajar merupakan sebuah

usaha untuk meningkatkan konsentrasi belajar siswa. Dimana siswa akan

diberikan aromaterapi sebagai pendukung untuk meningkatkan konsentrasi

belajar (Sukadji,2000).

Menurut Harmin & Toth (2012), bahwasannya kondisi lingkungan fisik

bersih dan menyegarkan dapat meningkatkan konsentrasi anak dalam

mempelajari satu bidang yang sulit. Teknik ini sudah banyak dilakukan di dunia

barat melalui metode aromaterapi wewangian untuk meningkatkan konsentrasi

anak dalam belajar. Hal ini sejalan dengan pendapat Sukadji (2000), bahwasannya

faktor eksternal berupa metode atau teknik terapi wewangian, terapi musik, dan

UNIVERSITAS MEDAN AREA


8

pemberian rewerd tidak hanya meningkatkan konsentrasi belajar yang akhirnya

meningkatkan prestasi belajar anak.

Menurut Slameto (2003) lingkungan fisik berpengaruh besar dalam

meningkatkan kan prestasi belajar siswa, dimana lingkungan fisik yang kotor, bau

tidak sedap, tidak kondusif, mengakibatkan terganggunya konsentrasi belajar anak

sehingga hasil prestasi belajar menurun.

Di dalam penelitian yang sudah di lakukan oleh Agustini dan Sudhana,

(2014), yang meneliti tentang Pengaruh Pemberian Aromaterapi Terhadap

Konsentrasi Siswa Kelas V Sekolah Dasar dalam mengerjakan soal ulangan

umum, didalam penelitian ini tidak terdapatnya pengaruh aromaterapi terhadap

konsentrasi anak kelas V sekolah dasar dalam mengerjakan soal-soal ulangan

umum. Berdasarkan data tambahan yang melihat konsentrasi setiap hari nya

terdapat peningkatan konsentrasi pada siswa kelompok eksperimen, namun belum

mencapai titik signifikan.

Dari deskripsi di atas dapat disimpulkan bahwa peningkatan konsentrasi

belajar siswa ditinjau dari beberapa faktor di antaranya yaitu lingkungan yang ada

di dalam kelas seperti halnya bau-bauan atau wewangian, yang mana wewangian

atau bau-bauan sangat berperan penting dalam peningkatan konsentrasi siswa

sehingga kognitif dan prestasi bisa meningkat. Maka dari itu penelitian ini akan di

uji kembali apakah ada pengaruh aroma terapi terhadap konsentrasi belajar siswa.

Penelitian ini di laksanakan di daerah Aceh tepatnya SMP N 2 Bendahara

Aceh Tamiang. Di karenakan pendidikan di Aceh pada saat ini menempati

peringkat ke 32 dari 34 provinsi (RRI, 2016).

UNIVERSITAS MEDAN AREA


9

Pada peneilitan ini di fokuskan pada mata pelajaran bahasa inggris di

karenakan mata pelajaran bahasa inggris di sekolah SMP N 2 Bendahara

mendapatkan nilai di bawah rata-rata.

Dengan demikian penelitian ini mengambil judul pengaruh aromaterapi

terhadap konsentrasi belajar siswa di SMP N 2 Bendahara Kabupaten Aceh

Tamiang .

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat didefenisikan bahwa

aromaterapi merupakan salah satu cara agar meningkatkan konsentrasi dalam

proses belajar mengajar.

Aromaterapi memiliki beberapa fungsi diantaranya membuat udara dalam

ruangan menjadi segar, menciptakan suasana yang tenang, dapat digunakan

sebagai antibiotik, dapat berguna menjadi antiseptik untuk melakukan perlawanan

terhadap virus, merendam emosi, dapat menjadi alat untuk relaksasi, dan juga

meningkatkan konsentrasi. aromaterapi memberikan efek yang signifikan pada

gelombang otak, hal tersebut dilihat dari hasil EEG (Elektronenselfalografi). Hasil

dari amplitudo serta frekuensi menunjukkan bahwa adanya aktivitas pada

gelombang alpha, betha, serta tetha. Ketika individu sedang membaca atau pada

saat pikiran berkonsentrasi, gelombang betha adalah gelombang dominan dan

alpha dihambat. Penelitian lain juga dilakukan terhadap anak autis serta kesulitan

belajar dengan pijatan menggunakan aromaterapi. Melalui pemijatan, aromaterapi

juga dihirup oleh subjek dan hasilnya subjek dapat meningkatkan perhatiannya.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


10

Dari beberapa teori di atas, dapat disimpulkan bahwa aromaterapi (variabel X)

memiliki fungsi untuk meningkatkan konsentrasi belajar (Variabel Y) .

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini akan dilakukan batasan-batasan demi kelancaran

penelitian dan mengurangi dampak variabel perancu yang tidak kehendaki, maka

penelitian ini memfokuskan diri pada siswa kelas 2 SMP N 2 Bendahara

kabupaten Aceh Tamiang, aromaterapi yang di gunakan yaitu aroma jasmine,

siswa yang menjadi peserta penelitian siswa yang belum pernah mendapatkan

aromaterapi, pemilihan sampel juga akan di batasi karena harus adanya

pengontrolan kepada setiap sampel yang ingin diambil, pengontrolan yang

diambil dari setiap sampel yaitu sampel yang mengikuti mata pelajaran bahasa

inggris, serta nilai 0-70.

D. Rumusan Masalah

Apakah ada pengaruh aromaterapi terhadap konsentrasi belajar siswa ?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris dan mengetahui

apakah ada pengaruh aromaterapi terhadap konsentrasi belajar siswa.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


11

F. Manfaat Penelitian

Diharapkan manfaat dari penelitian ini :

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran secara umum didalam bidang psikologi, khususnya psikologi

pendidikan dan psikologi eksperimen, yang terkait dengan aromaterapi dalam

meningkatkan konsentrasi belajar dan diharapkan dapat memberikan bahan

reverensi bagi peneliti berikutnya mengenai pengaruh aromaterapi terhadap

konsentrasi belajar siswa.

2. Manfaat Peraktis

Diharapkan dapat memberikan alternatif cara dalam upaya untuk

mningkatkan kosentrasi belajar pada siswa SMP N 2 Bendahara Kabuaten Aceh

Tamiang.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Siswa

1. Pengertian Siswa

Siswa merupakan pelajar yang duduk dimeja belajar setrata sekolah dasar

(SD) maupun menengah pertama (SMP), sekolah menengah keatas (SMA).

Siswa-siswa tersebut belajar untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan untuk

mencapai pemahaman ilmu yang telah didapat dunia pendidikan. Siswa atau

pesetra didik adalah mereka yang secara khusus diserahkan oleh kedua orang

tuanya untuk mengikuti pembelajaran yang diselengarakan di sekolah, dengan

tujuan untuk menjadi manusia yang berilmu pengetahuan, berketrampilan,

berpengalaman, berkepribadian, berakhlak mulia, dan mandiri (Kompas dalam

Hidayat, 2014).

Siswa adalah organism yang unik yang berkembang sesuai dengan tahap

perkembanganya. Perkembangan anak adalah perkembangan seluruh aspek

kepribadianya, akan tetapi tempo dan irama perkembangan masing-masing anak

pada setiap aspek tidak selalu sama. hal yang sama siswa juga dapat dikatakan

sebagai sekelompok orang dengan usia tertentu yang belajar baik secara kelompok

atau perorangan. Siswa juga dapat dikatan sebagai murid atau pelajar, ketika

berbicara siswa maka fikiran kita akan tertuju kepada lingkungan sekolah, baik

sekolah dasar maupun menengah (Jawa pos dalam Hidayat, 2014).

12

UNIVERSITAS MEDAN AREA


13

Pengertian yang sama diambil dari (Kompas Gramedia dalam Hidayat,

2014) Siswa adalah komponen yang melengkapi jalan nya sistem pendidikan,

yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia

yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Sebagai suatu

komponen pendidikan siswa dapat ditinjau dan berbagi pendekatan antara lain:

a. Pendekatan sosial, siswa adalah anggota masyarakat yang sedang

disiapkan untuk menjadi anggota masyarakat yang lebih baik.

b. Pendekatan psikologi, siswa adalah suatu organism yang sedang tumbuh

dan berkembang.

c. Pendekatan edukatif, pendekatan pendidikan menempatkan siswa sebagai

unsur penting, yang memiliki hak dan kewajiban dalam rangka sistem

pendidikan menyeluruh dan terpadu.

Sedangkan Dalam Undang-undang Pendidikan No.2 Th. 1989, murid

disebut peserta didik. Menurut Arifin dalam Nugrahanti (2000) menyebut

“murid”, maka yang dimaksud adalah manusia didik sebagai makhluk yang

sedang berada dalam proses perkembangan atau pertumbuhan menurut fitrah

masing-masing yang memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten

menuju kearah titik optimal yakni kemampuan fitrahnya.

Sedangkan menurut para ahli psikologi kognitif memahami anak didik

(murid), sebagai manusia yang mendayagunakan ranah kognitifnya semenjak

berfungsinya kapasitas motor dan sensorinya Piget dalam Hurlock (2004).

Selanjutnya hal yang sama menurut Sarwono (2007) siswa adalah setiap orang

yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di dunia pendidikan.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


14

Dari pendapat tersebut bisa dijelaskan bahwa siswa adalah status yang

disandang oleh seseorang karena hubungannya dengan dunia pendidikan yang

diharapkan menjadi calon-calon intelektual untuk menjadi generasi penerus

bangsa.

B. Konsentrasi Belajar

1. Pengertian Konsentrasi Belajar

Menurut Ratnasari dalam Agustini dan Sudhana (2014) dalam proses belajar

pada dunia pendidikan konsentrasi merupakan salah satu aspek penting. Oleh

karena itu konsentrasi merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan,

utamanya ketika mengerjakan soal-soal ulangan umum. Konsentrasi dibutuhkan

pada saat mendengarkan penjelasan guru, memahami materi yang diberikan, dan

mengerjakan tugas-tugas di sekolah sehingga dicapai hasil belajar yang maksimal.

Demi mencapai hasil belajar yang maksimal, konsentrasi juga diperlukan dalam

mengerjakan ulangan umum. Konsentrasi yang dimaksudkan disini adalah

konsentrasi yang merupakan fokus perhatian siswa ketika mengerjakan ulangan

yang dilakukan pada saat ulangan umum berlangsung di dalam kelas.

Konsentrasi (concentration) menurut Olivia dalam Aini (2012), adalah

pemusatan pikiran, atau terpusatnya perhatian terhadap informasi yang diperoleh

seorang siswa selama periode belajar. Konsentrasi yang baik adalah ketika

seorang siswa berada dalam kondisi alfa (rileks tanpa stress ditandai dengan

terbukanya 88% pikiran bawah sadar).

UNIVERSITAS MEDAN AREA


15

Kemudian konsentrasi belajar menurut Salameto dalam Aini (2012), yaitu

pemusatan pemikiran terhadap suatu mata pelajaran dengan mengesampingkan

semua hal lainnya yang tidak berhubungan dengan pelajaran. Sedangakan

menurut Surya (2009) Konsentrasi belajar adalah pemusatan daya pikiran dan

perbuatan pada suatu objek yang dipelajari dengan menghalau atau menyisihkan

segala hal yang tidak ada hubungannya dengan objek yang dipelajari.

Djamarah (2008) mengungkapkan bahwa konsentrasi adalah pemusatan

fungsi jiwa terhadap suatu objek seperti konsentrasi pikiran, perhatian dan

sebagainya. Dalam belajar dibutuhkan konsentrasi dalam bentuk perhatian yang

terpusat pada suatu pelajaran. Maka dari itu konsentrasi merupakan salah satu

aspek yang mendukung siswa untuk mencapai prestasi yang baik dan apabila

konsentrasi ini berkurang maka dalam mengikuti pelajaran di kelas maupun

belajar secara pribadi akan terganggu.

Konsentrasi adalah pemusatan kesadaran jiwa terhadap suatu objek yang

memang disengaja. Konsentrasi juga disebut sebagai perhatian yang memusat atau

perhatian konsentratif, yakni perhatian yang hanya ditujukan kepada satu objek

tertentu. Konsentrasi memiliki fungsi selektif, dalam memilih informasi yang

sesuai dengan objek yang dijadikan sasaran fokus pikiran dengan memadamkan

perangsang lain yang dapat mengganggu (Ahmedi dalam Hidayat, 2014).

Konsentrasi mencakup proses serial atau berurutan di dalam mengidentifikasi

objek-objek (Suharnan dalam Hidayat, 2014).

Konsentrasi dapat terjadi apabila individu ingin menyaring secara kuat dan

ingin menangkap kesan penginderaan secara lebih jelas (Linschoten dalam

UNIVERSITAS MEDAN AREA


16

Hidayat, 2011). Kemampuan berkonsentrasi mempengaruhi kecepatan dalam

menangkap materi yang dibutuhkan. Seorang siswa yang punya kemampuan

bagus dalam berkonsentrasi akan lebih cepat dapat menangkap materi yang

seharusnya ia serap (Suryabrata dalam Hidayat, 2011).

Piaget mengemukakan bahwa pada masa ini telah terjadi kematangan

kognitif, yaitu interaksi dari struktur otak yang telah sempurna. Piaget menyebut

tahap perkembangan kognitif ini sebagai tahap operasi formal. Dalam pandangan

Piaget, remaja secara aktif membangun dunia kognitif mereka, dimana informasi

yang didapatkan tidak langsung diterima begitu saja ke dalam skema kognitif

mereka. Mereka sudah mampu membedakan antara hal-hal atau ide-ide yang lebih

penting dibanding ide lainnya, lalu menghubungkan ide-ide tersebut, tidak hanya

mengorganisasikan apa yang dialami dan diamati, tetapi mampu mengolah cara

berpikir mereka sehingga memunculkan suatu ide baru. (Santrock dalam Hidayat,

2014).

Berdasarkan hasil pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa konsentrasi

belajar adalah seseorang yang memusatkan perhatian nya kepada objek tersebut,

sepertihalnya di dalam proses belajar mengajar siswa mampu memusatkan

perhatian pada materi yang di ajarkan, sehingga mendapatkan hasil belajar yang

maksimal.

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Konsentrasi Belajar

Siswa dapat berkonsentrasi dengan baik dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu

faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang muncul dalam diri

UNIVERSITAS MEDAN AREA


17

anak itu misalnya kesiapan siswa dalam menerima pelajaran, kondisi fisik seperti

kondisi tubuh yang sehat atau tidak sakit, kondisi psikologis siswa tidak stres,

modalitas belajar atau yang sering disebut dengan gaya belajar. Sedangkan faktor

eksternal adalah pengaruh yang berasal dari luar individu misalnya adanya

gangguan dari lingkungan seperti suara dan juga bau atau aroma (Susanto dalam

Agustini & Sudhana, 2014).

Menurut Sunawan (2009), Faktor-faktor pendukung konsentrasi belajar

seorang siswa dipengaruhi oleh 2 faktor yakni:

a. Faktor internal

Faktor internal adalah sesuatu hal yang berada dalam diri seseorang.

Beberapa faktor internal pendukung konsentrasi belajar adalah

Fisik : (a) kondisi badan yang normal menurut standar kesehatan atau bebas

dari penyakit yang serius, (b) kondisi badan di atas normal atau fit akan lebih

menunjang konsentrasi, (c) cukup tidur dan istirahat, (d) cukup makan dan minum

serta makanan yang dikonsumsi memenuhi standar gizi untuk hidup sehat, (e)

seluruh panca indera berfungsi dengan baik,(f) detak jantung normal. Detak

jantung ini mempengaruhi ketenangan dansangat mempengaruhi konsentrasi

efektif.

b. Faktor eksternal

Faktor eksternal berarti hal-hal yang berada di luar diri seseorang atau dapat

dikatakan hal-hal yang berada disekitar lingkungan. Beberapa factor eksternal

yang mempengaruhi belajar adalah:

UNIVERSITAS MEDAN AREA


18

Lingkungan : terbebas dari berbagai suara yang keras dan bising sehingga

mengganggu ketenangan. Udara sekitar harus cukup nyaman, bebas dari polusi

dan bau yang mengganggu, penerangan harus cukup agar tidak mengganggu

penglihatan, dan orang-orang di sekitar harus mendukung suasana tenang apalagi

lingkungan tersebut merupakan lingkungan belajar.

Berdasarkan uraian di atas dapatlah disimpulkan bahwa lingkungan belajar

berpengaruh terhadap hasil belajar.

3. Aspek-aspek Konsentrasi Belajar

Nugroho (2007) mengungkapkan aspek – aspek konsentrasi belajar sebagai

berikut :

a. Pemusatan pikiran : Suatu keadaan belajar yang membutuhkan

ketenangan, nyaman, perhatian seseorang dalam memahami isi pelajaran

yang dihadapi.

b. Motivasi : Keinginan atau dorongan yang terdapat dalam diri individu

untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik

dalam memenuhi kebutuhannya.

c. Rasa kuatir : Perasaan yang tidak tenang karena seseorang merasa tidak

optimal dalam melakukan pekerjaannya.

d. Perasaan tertekan : Perasaan seseorang yang bukan dari individu

melainkan dorongan / tuntutan dari orang lain maupun lingkungan.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


19

e. Gangguan pemikiran : Hambatan seseorang yang berasal dari dalam

individu maupun orang sekitar. Misalnya : masalah ekonomi, keluarga,

masalah pribadi individu.

f. Gangguan kepanikan : Hambatan untuk berkonsentrasi dalam bentuk rasa

was-was menunggu hasil yang akan dilakuakan maupun yang sudah

dilakukan oleh orang tersebut.

g. Kesiapan belajar : Keadaan seseorang yang sudah siap akan menerima

pelajaran, sehingga individu dapat mengembangkan potensi yang

dimilikinya.

4. Ciri – ciri Konsentrasi belajar

Menurut Engkoswar dalam Kaur (2014) menjelaskan klasifikasi perilaku

belajar yang dapat digunakan untuk mengetahui ciri-ciri siswa yang dapat

berkonsentrasi adalah sebagai berikut:

a. Perilaku kognitif, yaitu perilaku yang menyangkut masalah

pengetahuan, informasi, dan masalah kecakapan intelektual. Pada

perilaku kognitif ini, siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat

dilihat melalui :

a) Kesiapan pengetahuan yang dapat segera muncul bila diperlukan,

b) Komprehensif dalam penafsiran informasi,

c) Mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh,

UNIVERSITAS MEDAN AREA


20

d) Mampu mengadakan analisis dan sintesis pengetahuan yang

diperoleh.

b. Perilaku afektif, yaitu perilaku yang berupa sikap dan apersepsi. Pada

perilaku ini, siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat dilihat dari :

a) Adanya penerimaan, yaitu tingkat perhatian tertentu.

b) Respon, yaitu keinginan untuk mereaksi bahan yang diajarkan.

c) Mengemukakan suatu pandangan atau keputusan sebagai integrasi

dari suatu keyakinan, ide dan sikap seseorang.

c. Perilaku psikomotor. Pada perilaku ini, siswa yang memiliki

konsentrasi belajar dapat dilihat dari adanya :

a) Adanya gerakan anggota badan yang tepat atau sesuai dengan

petunjuk guru,

b) Komunikasi non verbal seperti ekspresi muka dan gerakan-gerakan

yang penuh arti.

c) Perilaku berbahasa. Pada perilaku ini, siswa yang memiliki

konsentrasi belajar dapat ditengarai adanya aktivitas berbahasa yang

terkoordinasi dengan baik dan benar.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


21

C. Aromaterapi

Aromaterapi memiliki pengaruh terhadap fungsi dalam tubuh diantaranya

membuat udara dalam ruangan menjadi segar, menciptakan suasana yang tenang,

dapat digunakan sebagai antibiotik, dapat berguna menjadi antiseptik untuk

melakukan perlawanan terhadap virus, merendam emosi, dapat menjadi alat untuk

relaksasi, dan juga meningkatkan konsentrasi. Di dalam dunia pendidikan

konsentrasi merupakan suatu hal yang sangat penting salah satunya dalam

mengerjakan tugas dan mengikuti metode pembelajaran (Agusta, 2002).

Aromaterapi merupakan suatu fungsi untuk meningkatkan ketenangan,

nyaman, serta dapat digunakan sbegai antibiotik dan antiseptik.

1. Pengertian Aromaterapi

Aromaterapi berasal dari dua kata, yaitu aroma dan terapi. Aroma berarti

bau harum atau bau-bauan dan terapi berarti pengobatan. Jadi aromaterapi adalah

salah satu cara pengobatan penyakit dengan menggunakan bau-bauan yang

umumnya berasal dari tumbuh-tumbuhan serta berbau harum dan enak yang

disebut dengan minyak atsiri (Agusta, 2000).

Hal serupa juga diutarakan oleh Watt & Janca dalam Octhaviany, dkk

(2013) yang menyebutkan bahwa aromaterapi adalah terapi yang menggunakan

minyak esensial yang dinilai dapat membantu mengurangi bahkan mengatasi

gangguan psikologis dan gangguan rasa nyaman seperti cemas, depresi, dan nyeri.

Selain itu, Koensoemardiyah dalam Octhaviany, dkk., (2013), mengatakan

aromaterapi merupakan suatu metode yang menggunakan minyak atsiri sebagai

UNIVERSITAS MEDAN AREA


22

komponen utama untuk meningkatkan kesehatan fisik dan juga mempengaruhi

kesehatan emosi seseorang.

Aromaterapi adalah terapi yang menggunakan essential oil atau sari minyak

murni untuk membantu memperbaiki atau menjaga kesehatan, membangkitkan

semangat, menyegarkan serta membangkitkan jiwa raga (Hutasoit, dalam

Octhaviany, dkk., 2013).

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa aromaterapi adalah

salah satu cara pengobatan dengan mengunakan bau-bauan atau wewangian yang

umumnya berasal dari tumbuh-tumbuhan dan di ekstrak menjadi minyak yang

biasa disebut minyak essensial, minyak essensial dapat membantu mengatasi

gangguan psikologis dan gangguan rasa nyaman seperti cemas dan depresi.

2. Jenis-jenis dan Khasiat Aromaterapi

Agusta (2000) mengatakan bahwa ada banyak jenis-jenis tanaman yang

dapat dijadikan sebagai minyak atsiri untuk aromaterapi, yaitu:

a. Jasmine

Minyak jasmin diklasifikasikan sebagai king of oils. Bermanfaat untuk

menghilangkan ketegangan, kegelisahan, dan depresi, dapat membentuk perasaan

optimis, senang dan bahagia, serta menghilangkan kelesuhan.

b. Lavender

Berfungsi untuk meringankan nyeri otot dan sakit kepala, membangkitkan

kesehatan, menurunkan ketegangan, stres, kejang otot, serta dapat digunakan

untuk meningkatkan imunitas.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


23

c. Mawar

Bermanfaat untuk memperbaiki kondisi kulit, meringankan stres, serta

antidepresan.

d. Merica hitam

Bermanfaat untuk menyembuhkan infeksi, meningkatkan sirkulasi darah,

menghangatkan otot yang kejang dan sendi yang kaku, serta meningkatkan energi.

e. Jeruk nipis

Bersifat sebagai pembangkit tenaga dan dapat menjernihkan pikiran.

f. Jinten manis

Bermanfaat untuk menimbulkan perasaan senang dan gembira sehingga cocok

digunakan untuk relaksasi atau melemaskan dan menyeimbangkan emosi.

g. Kayu manis

Bermanfaat untuk menghangatkan dan menyembuhkan otot yang kejang dan

juga mengurangi nyeri sendi.

h. Kenanga

Bermanfaat sangat kuat untuk merelaksasi badan dan pikiran serta menurunkan

tekanan darah.

Berdasarkan kesimpulan diatas maka aromaterapi yang digunakan didalam

penelitian ini yaitu aromaterapi jasmine karena bermanfaat untuk menghilangkan

ketegangan, kegelisahan, dan depresi, dapat membentuk perasaan optimis, senang

dan bahagia, serta menghilangkan kelesuhan.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


24

3. Manfaat Aromaterapi

Aroma yang terkandung dalam minyak esensial dapat menimbulkan rasa

tenang akan merangsang daerah di otak untuk memulihkan daya ingat,

mengurangi kecemasan, depresi, dan stres (Buckle, 2003).

Kelebihan nyata dari aromaterapi adalah bahwa ia bekerja pada tingkat sel

dan fisik dan juga dalam emosional, intelektual, spiritual, dan estetika hidup

(Primadiati, dalam Octhaviany, dkk., 2013).

Jaelani dalam Octhaviany, dkk., (2013) juga menegaskan bahwa salah satu

efektivitas kandungan kimia dalam minyak esensial dapat mempengaruhi aktivitas

fungsi kerja otak melalui sistem saraf yang berhubungan dengan indera

penciuman. Respon ini akan merangsang peningkatan aktivitas neutrotransmiter,

yaitu berkaitan dengan pemulihan kondisi psikologis (seperti emosi, perasaan,

pikiran, dan keinginan).

Salah satu manfaat dari pemberian aromaterapi adalah untuk menurunkan

kadar stres dan kelelahan pada seseorang. Perpaduan jenis minyak atsiri berupa

minyak jasmine, minyak lavender, minyak bergamot, dan minyak geraminium

rose dapat menimbulkan suasana relaks dan keseimbangan emosional sehingga

tercipta suasana tenteram dan bahagia (Koensoemardiyah, dalam Octhaviany,

dkk., 2013).

Agusta (2000) menyebutkan bahwa aromaterapi dapat bermanfaat untuk

mengatasi berbagai masalah fisik seperti pegal, sakit kepala, diabetes, kelelahan,

rematik, migrain, radang sendi, dan sebagainya. Selain itu, masalah mental dan

UNIVERSITAS MEDAN AREA


25

psikologis seperti aprodisiak, depresi, stres, dan insomnia juga dapat di atasi

dengan pemberian aromaterapi.

Menurut Price.S & Price.L, (1997), minyak esensial memiliki kemampuan

antiinflamasi, antiseptik, perangsang selera makan, karminatif, koleretik,

perangsang sirkulasi, deodoran, ekspektoran, hiperemik, insektisida, sedatif,

pengatur keseimbangan, dan penghasil energi. Price.S & Price. L, (1997)

mengatakan bahwa respon relaksasi dapat dipicu lewat banyak cara, termasuk

membaca, mendengarkan musik yang disenangi, dan tentu saja, aromaterapi.

4. Cara Penggunaan Aromaterapi

Terapi aroma dapat digunakan dalam beberapa cara yaitu melalui:

a. Inhalasi Langsung

Inhalasi merupakan salah satu cara yang diperkenalkan dalam penggunaan

metode terapi aroma yang paling simpel dan cepat. Inhalasi juga merupakan

metode yang paling tua dalam penggunaan aromaterapi. Aromaterapi masuk dari

luar tubuh ke dalam tubuh dengan satu tahap mudah melewati paru-paru dan

dialirkan ke pembuluh darah melalui alveoli (Buckle (2003).

Aroma dapat memberikan efek yang cepat dan kadang hanya dengan

memikirkan baunya dapat memberikan bau yang nyata. Bau cepat memberikan

efek terhadap fisik maupun psikologis (Buckle, 2003).

Cara inhalasi biasanya diperuntukkan untuk individu, yaitu dengan

menggunakan cara inhalasi langsung. Namun, cara inhalasi juga dapat digunakan

UNIVERSITAS MEDAN AREA


26

secara bersamaan. Metode ini disebut inhalasi tidak langsung. Adapun cara

penggunaan aromaterapi secara langsung menurut Buckle (2003), yaitu:

a) Tissue, dengan meneteskan 1-5 tetes minyak esensial kemudian dihirup

5-10 menit oleh individu.

b) Steam, dengan menambahkan1-5 tetes minyak esensial kedalam alat

steam atau penguapan yang telah diisi air dan digunakan selama sekitar

10 menit.

Selain penggunaan aromaterapi secara langsung, pemberian aromaterapi

secara tidak langsung juga dapat dilakukan menurut Departement of Health

(2007), yaitu dengan cara:

a) Menambahkan 1-5 tetes minyak esensial ke dalam alat pemanas yang

telah berisi air, kemudian letakkan di tempat yang aman. Ini dapat

berfungsi sebagai pengharum ruangan atau penyegar ruangan.

b) Menambahkan 2-5 tetes minyak aromaterapi dalam vaporizer dengan

20ml air untuk dapat menghasilkan uap air yang ditempatkan diatas

peralatan listrik sebagai alat penguap.

b. Semprotan

Minyak asiri yang disemprotkan ke udara akan membantu menghilangkan

bakteri, jamur, bau pengap, dan bau yang tidak mengenakan. Minyak asiri tidak

hanya menyegarkan udara dengan aroma alami, tetapi juga dapat membuat rileks

dan menghilangkan ketegangan menciptakan susana yang tentram dan harmonis.

Bau aromaterapi dari minyak asiri akan memberikan efek terhadap reseptor otak.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


27

Pada waktu yang sama, molekul-molekul minyak asiri akan terserap ke dalam

pembuluh darah dan akan di sirkulasikan keseluruh tubuh (Agusta, 2002).

Penguap, penyemprot listrik, dan penyemprot aroma khusus, semuanya

dapat digunakan untuk menyebarkan minyak atsiri dalam ruangan.

5. Cara Kerja Aromaterapi Inhalasi

Menurut Dr. Alan Huck, bau berpengaruh langsung terhadap otak manusia,

mirip narkotika. Ternyata hidung kita memiliki kemampuan untuk membedakan

lebih dari 100.000 bau yang berbeda yang mempengaruhi kita dan itu terjadi tanpa

kita sadari. Bau-bauan tersebut masuk ke hidung dan berhubungan dengan silia.

Reseptor di silia mengubah bau tersebut menjadi impuls listrik yang dipancarkan

ke otak dan mempengaruhi bagian otak yang berkaitan dengan mood (suasana

hati), emosi, ingatan, dan pembelajaran (Tara, 2005).

Buckle (2003), menjelaskan bahwa saat minyak esensial dihirup, molekul

bau yang terkandung dalam minyak esensial diterima oleh olfactory ephitelium.

Setelah diterima di olfactory ephitelium, molekul bau ditransmisikan sebagai

suatu pesan ke pusat penghirup yang terletak di bagian belakang hidung. Pada

tempat ini, berbagai sel neuron mengubah bau tersebut dan menghantarkannya ke

susunan saraf pusat (SSP) yang selanjutnya dihantarkan menuju sistem limbik

otak.

Sistem limbik otak merupakan tempat penyimpanan memori, pengaturan

suasana hati, emosi senang, marah, kepribadian, orientasi seksual, dan tingkah

laku. Pada sistem limbik, molekul bau akan dihantarkan menuju hipothalamus

UNIVERSITAS MEDAN AREA


28

untuk diterjemahkan. Di hipothalamus, seluruh unsur pada minyak esensial

merangsang hipothalamus untuk menghasilkan Corticotropin Releasing Factor

(CRF). Proses selanjutnya yaitu CRF merangsang kelenjar pituitary untuk

meningkatkan produksi Proopioidmelanocortin (POMC) sehingga produksi

enkephalin oleh medulla adrenal meningkat. Kelenjar pituitary juga menghasilkan

endorphin sebagai neurotransmiter yang mempengaruhi suasana hati menjadi

rileks (Buckle, 2003).

Selain itu, kandungan linalool asetat sebagai komposisi utama dalam

minyak esensial jasmine, lavender, papermint dinilai mampu mengendurkan dan

melemaskan sistem kerja saraf dan otot-otot yang tegang dengan cara menurunkan

kerja dari saraf simpatis saat seseorang mengalami kecemasan (Rahayu dkk,

dalam Octhaviany, dkk, 2013). Saraf simpatis yang membawa serabut saraf

vasokonstriksor akan mengalami penurunan kinerja saat linalool asetat masuk ke

dalam tubuh melalui inhalasi. Kondisi ini juga mengakibatkan menurunnya

produksi epinefrin yang dikeluarkan oleh ujung-ujung saraf vasokonstriksor

sehingga gejala kecemasan mengalami penurunan bahkan tidak dirasakan lagi.

D. Pengaruh Aromaterapi Terhadap Konsentrasi Belajar

Pada kenyataan nya ketika siswa mengahadapi proses belajar, akan di dapati

sebuah pengahadapan akan adanya sebuah permasalahan yaitu konsentrasi dalam

belajar, peningkatan konsentrasi belajar siswa dengan menggunakan penerapan

aromaterapi adalah cara efektif untuk melihat sejauh mana siswa mampu

UNIVERSITAS MEDAN AREA


29

meningkatkan konsentrasi belajar siswa agar mencapai hasil prestasi belajar yang

lebih baik (Syah, 2010).

Di dalam penelitian yang sudah di lakukan oleh Agustini dan Sudhana,

(2014), yang meneliti tentang Pengaruh Pemberian Aromaterapi Terhadap

Konsentrasi Siswa Kelas V Sekolah Dasar dalam mengerjakan soal ulangan

umum, didalam penelitian ini tidak terdapatnya pengaruh aromaterapi terhadap

konsentrasi anak kelas V sekolah dasar dalam mengerjakan soal-soal ulangan

umum. Berdasarkan data tambahan yang melihat konsentrasi setiap hari nya

terdapat peningkatan konsentrasi pada siswa kelompok eksperimen, namun belum

mencapai titik signifikan.

Prestasi belajar dapat dicapai ketika siswa mampu memiliki konsentrasi

yang baik di dalam belajar. Banyak faktor dalam mempengaruhi konsentrasi

belajar siswa, baik eksternal maupun internal, dan salah satunya yang dapat

dijadikan dalam meningkatkan konsentrasi adalah melalui metode terapi

wewangian. Pengaruh aromaterapi terhadap konsentrasi belajar di tinjau dari hasil

prestasi belajar merupakan sebuah usaha untuk meningkatkan konsentrasi belajar

siswa. Dimana siswa akan diberikan aromaterapi sebagai pendukung untuk

meningkatkan konsentrasi belajar (Sukadji, 2000).

Menurut Harimin & Toth (2012), bahwasannya kondisi lingkungan fisik

bersih dan menyegarkan dapat meningkatkan konsentrasi anak dalam

mempelajari satu bidang yang sulit. Teknik ini sudah banyak dilakukan di dunia

barat melalui metode aromaterapi wewangian untuk meningkatkan konsentrasi

anak dalam belajar. Hal ini sejalan dengan pendapat Sukadji (2000), bahwasannya

UNIVERSITAS MEDAN AREA


30

faktor eksternal berupa metode atau teknik terapi wewangin, terapi musik, dan

pemberian rewerd tidak hanya meningkatkan konsentrasi belajar yang mana pada

akhir nya akan meningkatkan prestasi belajar anak.

Menurut Slameto (2003) lingkungan fisik berpengaruh besar dalam

meningkatkan kan prestasi belajar siswa, dimana lingkungan fisik yang kotor, bau

tidak sedap, tidak kondusif, mengakibat kan terganggunya konsentrasi belajar

anak sehingga hasil prestasi belajar menurun.

E. Kerangka Konseptual

AROMATERAPI KONSENTRASI BELAJAR


- Jasmine SISWA - Ulangan Bahasa Inggris

Gambar I. Kerangka Konseptual

F. Hipotesis

Adanya pengaruh aromaterapi terhadap konsentrasi belajar, dengan asumsi

semangkin sering diberikan aromaterapi semangkin tinggi konsentrasi belajar

sebaliknya semangkin tidak pernah diberikan aromaterapi semangkin rendah

konsentrasi belajar.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Pengertian metode berasal dari methodos (Yunani) yang berarti cara atau

jalan yang di tempuh, sedngkan menurut KKBI metode adalah cara kerja yang

bersistem untuk memudah kan pelaksanaan guna mencapai apa yang telah di

tentukan.

Metode penelitian merupakan unsur yang paling penting dalam penelitian

ilmiah, karena metode yang digunakan dalam penelitian dapat menentukan apakah

penelitian tersebut dapat dipertanggung jawabkan hasilnya. Penelitian ini

menggunakan metode kuantitatif yang bersifat Quasi Eksperiment yang

dimaksudkan untuk melihat bagaimana pengaruh aromaterapi terhadap

konsentrasi belajar siswa . Pembahasan pada metode penelitian ini akan diuraikan

mengenai: Tipe Penelitian, Metode Eksperimen, Identifikasi Variabel Penelitian,

Definisi Operasional Variabel, Populasi dan Sampel, Teknik Pengumpulan Data,

dan Teknik Analisis Data.

B. Tipe Penelitian

Desain ekperimen yang digunakan adalah Quasi Experiment, yaitu suatu

desain eksperimen yang memungkinkan peneliti mengendalikan variabel

sebanyak mungkin dari situasi yang ada (Kasiram dalam Octhaviany, dkk.,

(2013).

31

UNIVERSITAS MEDAN AREA


32

Penelitian kuasi eksperimen (uji coba), dalam hal ini eksperimen merupakan

penelitian yang dikembangkan untuk mempelajari fenomena dalam rangka

hubungan sebab-akibat, yang dilakukan dengan memberikan perlakuan oleh

peneliti kepada subjek penelitian, selanjutnya dipelajari atau diobservasi efek

perlakuan tersebut dengan mengendalikan variabel yang tidak dikehendaki

(Latipun, 2004).

Penelitian eksperimen digunakan untuk mengetahui hubungan sebab akibat

antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti. Menurut Arikunto

(2002), yang dimaksud dengan eksperimen ialah suatu cara untuk mencari

hubungan sebab akibat (kausalitas) antara dua faktor yang di timbulkan oleh

peneliti dengan mengeliminasi faktor-faktor lain yang menggangu.

C. Metode Eksperimen

Dalam menentukan rancangan penelitian, yang tidak bolah dilupakan adalah

bahwa seluruh komponen penelitian harus selalu terjalin secara harmonis dan

tertib. Pada umumnya penelitian eksperimental dianggap sebagai penelitian yang

memberikan informasi paling mantap baik dilihat dari validitas internal maupun

validitas eksternalnya karena dalam pelaksanaanya dapat mengontrol seluruh

variabel secara tertib dan ketat. Akan tetapi banyak penelitian yang tidak benar-

benar memenuhi syarat-syarat penelitian eksperimental tersebut. Oleh karena itu

terdapat beberapa rancangan penelitian yang bersifat pra-eksperimental,

eksperimental sungguhan dan eksperimental semu (Latipun, 2004).

UNIVERSITAS MEDAN AREA


33

Memang suatu penelitian tidak dapat dipaksakan untuk senantiasa

memenuhi syarat-syarat penelitian eksperimental terutama ilmu-ilmu sosial,

sehingga penelitian tersebut tidak dapat dikatakan sebagai eksperimen yang

sebenarnya (true ekxperimental). Selain itu banyak pula yang mengandung ciri-

ciri penelitian namun dalam jumlah kecil. Penelitian itu biasanya dikatakan

sebagai penelitian pra-eksperimental. (Sihotang, 2006).

Jack Fraerikel dan Norman E. Wallen dalam Sihotang (2006) ,

mengemukakan bahwa kualitas suatu penelitian tergantung pada bagaimana

validitas internal dapat dikontrol dengan baik. Oleh karena itu penelitian ini

menggunakan The One-Group Pretest-Posttest. Dalam rancangan ini digunakan

satu kelompok subjek yang terlebih dahulu diberi pretest lalu diberikan perlakuan,

kemudian dilakukan pengukuran untuk kedua kalinya posttest untuk mengetahui

pengaruh aromaterapi terhadap konsentrasi belajar siswa apakah penerapan

tersebut sudah efektif. Kelompok yang diambil secara purposive dari populasi ini

dibagi dalam 1 kelompok, yaitu kelompok eksperimen yang terdiri dari 26 subjek.

Hasil dari pretest akan menjadi kondisi konsentrasi belajar siswa sebelum diberi

perlakuan yang disebut sebagai T1 (rata-rata kelompok sebelum perlakuan). Dan

hasil dari posttest akan menjadi kondisi konsentrasi belajar siswa setelah diberi

perlakuan yang disebut T2 (rata-rata kelompok setelah perlakuan) sehingga hasil

dari T1 dan T2 akan menunjukkan apakah pemberian aromaterapi dapat

meningkatkan konsentrasi belajar siswa. Hasil skor dari T1 dan T2 akan

menunjukkan perkembangan dari konsentrasi belajar siswa selama dua minggu

dengan pemberian aromaterapi.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


34

Perlakuan dapat dikatakan berhasil apabila ada perubahan dari hasil skor T1

ke hasil skor T2. Adapun rancangan penelitian ini adalah sebagai berikut pada :

Tabe I. Rancangan Penelitian Pre-test Post-test One Group Design

Pre – test Perlakuan Post – test

T1 X T2

Keterangan :
T1 = Pre-test
X = Perlakuan
T2 = Post –test

D. Identifikasi Variabel Penelitian

Identfikasi variabel adalah langkah untuk menetapkan variabel-variabel

utama yang menjadi fokus dalam suatu penelitian serta penentuan fungsinya

masing-masing (Azwar, 2000).

Menurut Suryabrata dalam Kaur (2014), variabel suatu penelitian di tentukn

oeh landasan teoritisnya dan ditegaskan oleh hipotesis penelitian. Berdasarkan

landasan teori dan hipotesis penelitian, maka yang menjadi variabel dalam

penelitian ini adalah :

Variabel Bebas : Aromaterapi Jasmine

Variabel Kontrol : Lingkungan Kelas

Variabel Terikat : Konsentrasi Belajar

UNIVERSITAS MEDAN AREA


35

E. Definisi Oprasional

Definisi operasional berarti meletakkan arti suatu variabel dengan cara

menetapkan kegiatan-kegiatan atau tindakan-tindakan yang perlu untuk mengukur

variabel itu (Latipun, 2004). Definisi operasional dari setiap variabel dalam

penelitian ini, yaitu:

1. Konsentrasi Belajar

Konsentrasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah konsentrasi

belajar yang dimana siswa mampu memusatkan pemikiran terhadap satu objek,

konsentrasi pada saat mendengarkan penjelasan guru, memahami materi yang

diberikan, dan mengerjakan tugas-tugas di sekolah sehingga dicapai hasil belajar

yang maksimal. Konsentrasi belajar di ukur dengan metode dokumentasi dengan

cara memberikan ulangan harian kepada siswa-siswi yang menjadi peserta

penelitian. Pengukuran ini di buat berdasakan kurang nya konsentrasi belajar

siswa-siswi di lihat dari data awal berupa hasil nilai prestasi belajar siswa-siswi

yang mengikuti mata pelajaran bahasa inggris.

2. Aromaterapi

Aromaterapi merupakan pengobatan alternative dengan menggunakan sari

tumbuhan aromatik murni berupa bahan cairan tanaman yang mudah menguap

dan senyawa aromatik lain dari tumbuhan. Aromaterapi sering diartikan sebagai

penggunaan minyak asiri untuk meningkatkan kesehatan dan validitas tubuh,

pikiran, serta jiwa dengan cara inhalasi, mandi rendam, kompres, pemakaian

topical, pijat, dan semprotan.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


36

Dalam penelitian ini cara yang digunakan untuk memberikan aromaterapi

yaitu dengan cara menyemprot dengan menggunakan semprotan elektrik yang

sudah di tentukan waktu penyemprotan nya, penyemprotan yang dilakukan selama

proses belajar mengajar sebanyak 4 kali dalam waktu per 15 menit sekali.

F. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011)

Populasi merupakan keseluruhan individu atau subjek yang diteliti yang

memiliki beberapa karakteristik yang sama. Karakteristik yang dimaksud dapat

berupa usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, wilayah tempat tinggal dan

seterusnya (Latipun, 2004).

Sebelum penelitian dilakukan, peneliti melakukan sebaran ciri-ciri populasi

secara homogen yang sangat diutamakan dalam penelitian eksperimen dan jika

upaya homogenitas itu dapat dicapai secara maksimal, maka sangat membantu

peningkatan validitas penelitian.

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil populasi yaitu siswa-siswi kelas 2

SMP Negeri 2 Bendahara. Diperoleh responden sebanyak 133 siswa-siswi yang

selanjutnya digunakan sebagai populasi dalam penelitian ini.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


37

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi. Subyek penelitian yang menjadi

sampel penelitian ini adalah representatif dari populasi. Jadi, tidak seluruh subyek

pada populasi diteliti semua, cukup diwakili oleh sebagian subyek. Pada peneltian

ini sampel yang digunakan berjumlah 26 orang.

Menurut Masri Singarimbun dan Sofyan Efendi (dalam Yasril, 2009)

menyatakan bahwa jumlah sampel yang dibutuhkan pada teknik analisis yang

digunakan. Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan cara purposive

sampling.

Adapun sampel dalam penelitian ini adalah 26 siswa-siswi dengan ciri-ciri

sebagai berikut :

 Nilai dari 0-70

 Mengambil Mata Pelajaran Bahasa Inggris

G. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dalam

penelitian ini yaitu melakukan pengukuran yang di ambil dari hasil ulangan harian

yang di berikan kepada seluruh peserta peneilitian.

H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu tahap persiapan,

pelaksanaan dan tahap akhir (pengolahan data).

UNIVERSITAS MEDAN AREA


38

Tabel II. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Tahapan Kegiatan

1. Tahap Persiapan Pada tahap ini hal-hal yang dilakukan adalah

mempersiapkan materi yang akan dikaji,

mempersiapkan alat-alat yang digunakan dalam

proses eksperimen, mempersiapkan surat izin

penelitian, serta menentukan subjek penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan Pada tahap ini hal yang dilakukan adalah :

 Mengunjungi sekolah SMP N 2 BENDAHARA

Aceh Tamiang untuk meminta izin dan sekaligus

membicarakan dan meminta informasi yang

dibutuhkan dan berkaitan dengan penelitian yang

akan dilakukan serta mengobservasi ruang yang

akan di jadikan tempat dimana penelitian

berlangsung.

 Selanjutnya meminta atau mengurus surat izin

dari pihak Fakultas Psikologi Universitas Medan

Area untuk keperluan penelitian di sekolah

tersebut.

 Memberikan surat izin kepada pihak sekolah dan

menunggu persetujan dari pihak sekolah tersebut.

 Setelah mendapat kan izin peneliti menentukan

ruang kelas yang akan digunakan dengan

UNIVERSITAS MEDAN AREA


39

mempertimbangkan faktor lingkungan yang dapat

dikontrol yaitu:

 Kebisingan : kebisingan dapat dikontrol dengan

memilih ruang kelas dengan posisi yang paling

sedikit terpapar dari kebisingan yang berasal dari

luar lingkungan kelas.

 Penerangan atau cahaya : memeriksa lampu yang

digunakan diruang apakah sudah cukup terang,

jika penerangan ruang kurang maka akan

dilakukan penggantian lampu diruangan agar

menjadi lebih terang. Selain itu apa bila cahaya

yang masuk dari jendela menyebabkan kesilauan

didalam kelas maka akan dilakukan pemasangan

tirai di jendela untuk minimkan cahaya silau yang

masuk.

 Selain itu perlu dillakukan kontrol terhadap

sampel dengan cara memilih siswa yang memiliki

nilai di bawah 70 yang mengambil mata pelajaran

Bahasa Inggris .

 kemudian peneliti melakukan inform consent

kepada siswa yang terlibat dalam penelitian untuk

mengenalkan diri dan meminta partisipasi mereka

dalam penelitian yang akan dilakukan.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


40

 Kemudian proses belajar mengajar berlangsung

seperti biasanya

 Selama 2 minggu (9 kali pertemuan) peneliti dan

guru memberikan beberapa palaksanaan di

antaranya, melaksanakan pretest, treatment, dan

posttest.

 Peneliti dan guru melakukan pre test dengan

melaksanakan ujian harian (KUIS) Bahasa

Inggris bermaksud untuk melihat nilai sebelum

post test

 Kemudian kesokan hari nya diberikan

AROMATERAPI didalam ruangan tersebut.

Aromaterapi yang diberikan berupa aromaterapi

jasmine, untuk penyebaran aromaterapi nya

menggunakan alat uap atau tungku aromaterapi,

pemebrian aromaterapi ini merupakan treatment

dalam penelitian.

 Dalam penelitian ini untuk membantu penyebaran

uap aromaterapi agar merata keseluruh ruangan

menggunakan kipas angin.

 Setelah beberapa pertemuan pemberian

aromaterapi, untuk pertemuan terakhir akan

dilakukan post test dengan melaksanakan ujian

UNIVERSITAS MEDAN AREA


41

harian Bahasa Inggris dengan soal yang berbeda

namun pemahaman yang sama untuk mengukur

perubahan skor yang terjadi.

3. Tahap Pengolahan Setelah data hasil pengukuran konsentrasi belajar

didapat, baik sebelum pemberian dan sesudah

pemeberian aromaterapi, maka dilakukan

pengolahan data dengan menggunakan Uji-T atau

Uji Beda, adapun yang dibedakan didalam penelitian

ini adalah skor subjek sebelum dan sesudah

pemeberian aromaterapi, kemudian hasil temuan

penelitian dianalisis dan dibahas, sehingga

diperoleh kesimpulan dari penelitian.

I. Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik

analisis statistik dengan uji-t atau uji beda. Adapun yang dibedakan dalam

penelitian ini adalah skor subjek pada tes awal (pretest) dengan skor subjek pada

tes akhir (posttest). Hasil yang diperoleh berupa score, yaitu selisih antara skor

pretest dan posttest. Perbedaan antara skor pretest atau pengukuran sebelum

diberikan perlakuan, dengan skor subjek pada posttest atau pengukuran setelah

UNIVERSITAS MEDAN AREA


42

diberikan perlakukan, dianggap sebagai efek atau pengaruh dari perlakukan yang

diberikan (Seniati, 2008).

Untuk mengetahui apakah aromaterapi memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap konsentrasi belajar maka dilakukan dengan metode uji beda rata-rata

untuk satu sampel yang sama (paired sample t-test). Model uji beda ini digunakan

untuk menganalisis model penelitian pre-post atau sebelum dan sesudah. Uji beda

digunakan untuk mengevaluasi perlakuan (treatment) tertentu pada satu sampel

yang sama pada dua periode pengamatan yang berbeda (Widiyanto, 2013). Paired

sample t-test digunakan apabila data berdistribusi normal.

Menurut Widiyanto (2013), paired sample t-test merupakan salah satu

metode pengujian yang digunakan untuk mengkaji keefektifan perlakuan, ditandai

adanya perbedaan rata-rata sebelum dan rata-rata sesudah diberikan perlakuan.

Paired sample t-test digunakan untuk menguji perbedaan dua sampel yang

berpasangan. Sampel yang berpasangan diartikan sebagai sebuah sampel dengan

subjek yang sama namun mengalami dua perlakuan yang berbeda pada situasi

sebelum dan sesudah proses (Santoso, 2001).

Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan secara komputasi dengan

menggunakan program IBM SPSS Statistic 24 for windows (Trihendradi, 2009).

UNIVERSITAS MEDAN AREA


DAFTAR PUSTAKA

Agustini, N., & Sudhana, H. (2014). Pengaruh Pemberian Aromaterapi Terhadap


Konsentrasi Siswa Kelas V Sekolah Dasar dalam Mengerjakan Soal
Ulangan Umum. Jurnal Psikologi. Vol 1 (2): 271-278. Udayana.

Agusta, A. (2002). Aromaterapi:Cara Sehat dengan Wewangin Alami. Depok: PT


Penebar Swadaya.

Aini, S.Q. (2012). Penggunaan Teknik Relaksasi Untuk Meningkatkan


Konsentrasi Belajar Anak Kelas B Taman Kanak-kanak Terate Pandian
Sumenep Tahun Pelajaran 2011-2012. Artikel. Universitas Negeri
Surabaya.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.


Rineka Cipta.

Azwar, S. (2003). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Buckle, J. (2003). Clinical Aromateraphy: Essential Oils in Practice. Jilid


Pertama. Edisi Kedua. London: Churcill Livingstone.

Djamarah, S. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rinek Cipta.

Department of Health. Pain Management. (2007). Poductivity. Western Australia.

Fitri, A. (2007). Library.walisongo.ac.id. Diakses pada tanggal 25 November


2016 dari, http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/34/jtptiain-gdl-
s1-2007-ainunfitri-1678-bab3_410-9.pdf.

Harmin, M., & Toth,M. (2012). Pembelajaran Aktif yang Menginspirasi. Jakarta.
Indeks.

Hurlock, E. (2004). Psikologi Perkembangan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka

Hidayat, S. (2014). Pengaruh Msuik Kelasik Terhadap Daya Tahan Konsentrasi


Dalam Belajar. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim.

Kaur, D. (2014). Pengaruh Pengaturan Tempat Duduk U Shape Terhadap


Konsentrasi Belajar Siswa Primary di Harvard English Course Sei Rampah.
Skripsi. Universitas Sumatra Utara.

Latipun. (2004). Psikologi Eksperimen. Malang: Universitas Muhammadiyah


Malang.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


Nugrahanti, M.D. (2014). Pengaruh Suasana Kondusif dalam Pembelajaran
Terhadap Konsentrasi Belajar Siswa di MTs Negeri Wonosegor Tahun
2014. Skripsi. Sekolah Tinggi Agama Islam Ngerei Salatiga.

Nugroho, W. (2007). Belajar Mengatasi Hambatan Belajar. Surabaya: Prestasi


Pustaka.

Octhaviany, R., & Ulfa, C.K. (2013). Pengaruh Aromaterapi Terhadap


Penururnan Kelelahan Kerja di Rumah Mode Widuri. Skripsi. Universitas
Sumatra Utara.

Price, S., Price, L. (1997). Aromaterapi bagi Profesi Kesehatan. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.

Radio Republik Indonesia. (2016). Pendidikan di Aceh Terpuruk di Peringkat 32


Nasional. Di Akses Pada Tanggal 01 Agustus 2017 Pukul 07:48 WIB. Dari
http://rri.co.id/post/berita/269388/daerah/pendidikan_aceh_terpuruk_di_peri
ngkat_32_nasional.html.

Santoso, S. 2001. Mengolah Data Statistik Secara Profesional. PT. Alex Media
Komputindo. Jakarta.

Sarwono, S.W. (2007). Psikologi remaja. Edisi revisi 8. Jakarta : Raja Grafindo
Pustaka.

Seniati, L. (2008). Psikologi Eksperimen. Jakarata: PT Indeks.

Sihotang, M.B. (2010). Pengaruh Terapi Perilaku Metode Lovas Terhadap


Kemampuan Komunikasi Verbal Anak Autisme Pada Yayasan Ananda
Karsa Mandiri Medan. Skripsi. Universitas Medan Area.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:


Rineka Cipta.

Sugiyono, N. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sukadji, S. (2000). Psikologi Pendidikan & Psikologi Sekolah. Depok : Lembaga


Pengembangan Sarana Pengukuran & Pendidikan Psikologi (LPSP3).
Fakultas Psikologi UI.

Sunawan. 2009. Diagnosa Kesulitan Belajar. Semarang : Bimbingan dan


Konseling UNNES.

Surya, H. 2009. Menjadi Manusia Pemebelajaran. Jakarta: Gramedia.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


Syah, M. (2010). Psikologi Pendidikan. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.
Saryono, (2008). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jogjakarta. Mitra
Cendika Offset.

Tara, Elizabeth., Eddy S., (2005). Buku Pintar Aroma Terapi, Panduan Lengkap
Aroma Terapi untuk Kesehatan dan Kecantikan. Jakarta; Inovasi.

Trihendradi, C. (2009). 7 Langkah Mudah Melakukan Analisis Statistik


Menggunakan SPSS

Widiyanto, M.A (2013). Statistika Terapan, Jakarta : PT Elex Media Komputindo

Yasril, Kasjono, H.S., 2009. Analisis Multivariat Untuk Penelitian Kesehatan,


Jogjakarta : Mitra Cendekia Press

Yogasara, T., Siswanto, D., Farnsiscus,H., Catharina. (2014). Pengaruh Jenis


Musik dan Aromaterapi Terhadap Kemampuan Kognitif Mahasiswa untuk
Tiap Tipe Kepribadian. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada
Masyarakat. Universitas Katolik Parahyangan.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


LAMPIRAN

UNIVERSITAS MEDAN AREA


Lampiran 1
Uji Normalitas

UNIVERSITAS MEDAN AREA


Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
PRETEST 26 100,0% 0 0,0% 26 100,0%
POSTTEST 26 100,0% 0 0,0% 26 100,0%

Descriptives

Statistic Std. Error


PRETEST Mean 41,73 3,990
95% Confidence Interval for Lower Bound 33,51
Mean Upper Bound 49,95
5% Trimmed Mean 41,92
Median 45,00
Variance 413,885
Std. Deviation 20,344
Minimum 10
Maximum 70
Range 60
Interquartile Range 36
Skewness -,279 ,456
Kurtosis -1,121 ,887
POSTTEST Mean 60,96 5,449
95% Confidence Interval for Lower Bound 49,74
Mean Upper Bound 72,18
5% Trimmed Mean 61,28
Median 65,00
Variance 772,038
Std. Deviation 27,786
Minimum 15
Maximum 100
Range 85
Interquartile Range 38
Skewness -,161 ,456
Kurtosis -1,076 ,887

UNIVERSITAS MEDAN AREA


Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
*
PRETEST ,119 26 ,200 ,923 26 ,053
*
POSTTEST ,128 26 ,200 ,927 26 ,064
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction

UNIVERSITAS MEDAN AREA


UNIVERSITAS MEDAN AREA
UNIVERSITAS MEDAN AREA
UNIVERSITAS MEDAN AREA
UNIVERSITAS MEDAN AREA
Lampiran 2
Uji Paired Samples Tes

UNIVERSITAS MEDAN AREA


T-Test

Paired Samples Statistics


Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 PRETEST 41,73 26 20,344 3,990
POSTTEST 60,96 26 27,786 5,449

Paired Samples Correlations


N Correlation Sig.
Pair 1 PRETEST & POSTTEST 26 ,968 ,000

Paired Samples Test


Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Std. Std. Error Difference
Mean Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair PRETEST - -19,231 9,560 1,875 -23,092 -15,370 -10,258 25 ,000
1 POSTTEST

UNIVERSITAS MEDAN AREA


Lampiran 3
Soal Pretest dan Posttest

UNIVERSITAS MEDAN AREA


PRETEST

SOAL UALNAGAN HARIAN

BAHASA INGGRIS

Buatlah kalimat ini dalm bentuk simple present tense

1. Ayah bekerja di kebun setiap pagi ?

2. Saya belajar di kelas setiap hari

3. Dia perempuan menonton televisi setiap malam ?

4. Kami mengunjungi rumah nenek setiap minggu ?

5. Kamu membersihkan rungkelas setiap pulang sekolah

POSTTEST

SOAL ULANGAN HARIAN

BAHASA INGGRIS

Buatlah kalimat ini dalm bentuk simple present tense

1. Ibu mencuci piring setiap pagi ?

2. Kami membaca buku setiap hari ?

3. Saya membantu ayah setiap hari minggu ?

4. Wati memeasak nasi goreng setiap pagi ?

5. Mereka bermain di lapangan setiap sore hari ?

UNIVERSITAS MEDAN AREA


Lampiran 4

Surat Penelitian

UNIVERSITAS MEDAN AREA


UNIVERSITAS MEDAN AREA
UNIVERSITAS MEDAN AREA
Lampiran 5

Dokumentasi

UNIVERSITAS MEDAN AREA


UNIVERSITAS MEDAN AREA
UNIVERSITAS MEDAN AREA
UNIVERSITAS MEDAN AREA
UNIVERSITAS MEDAN AREA
UNIVERSITAS MEDAN AREA

Anda mungkin juga menyukai