Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PIPELINE PIGGING
Dosen Pembimbing: Rony Pasonang Sihombing, S.T., M. Eng
NIM. :171411015
TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam industri banyak sekali proses pengolahan dengan menggunakan
system perpipaan. Misalnya, untuk proses pemindahan bahan baku atau produk ke
tangka penyimpanan. Dalam system perpipaan ini, banyak kemungkinan yang
dapat terjadi yang dapat mnghambat laju alir fluida, sehingga dapat mengganggu
system proses. Contohnya, terjadinya kerak atau terdapat endapan pada pipa. Agar
dalam system perpipaan dapat berjalan lancar, maka diperlukan perawatan rutin
untuk mengatasi semua permasalahan yang mungkin terjadi. Metode pigging
merupakan salah satu proses yang dapat digunakan dalam system perpipaan untuk
proses pembersihan ataupun untuk proses pendeteksi kerusakan pipa.
1.2 Tujuan
Dalam melakukan praktikum pipeline pigging ini, praktikan mempunyai
beberapa tujuan, yakni:
1) Praktikan mampu melakukan pembersihan pipa dengan menggunakan metode
pipeline pigging
2) Praktikan mampu melakukan perawatan dan perbaikan ringan
3) Praktikan mengetahui kondisi/kinerja dari pipa
4) Praktikan dapat menentukan kecepatan perpindahan pig
2
BAB II
LANDASAN TEORI
Pig adalah suatu alat yang dapat diluncurkan ke dalam pipa dengan
mengikuti aliran fluida dalam pipa. Nama pig pertama kali muncul karena
suara yang yang ditimbulkannya. Pada saat benda itu mulai diluncurkan, timbul
suara keras seperti babi menguik, sehingga timbulah istilah pig yang memang
diartikan sebagai babi. Pada waktu berikutnya barulah dicari kepanjangan yang
pantas untuk pig, dan akhirnya dikenal kepanjangan pig sebagai pressure
inspection gauge (Wikipedia, 2008). Pigging adalah sebuah metode meluncurkan
benda yang disebut pig ke dalam jalur pipa.
1. Memisahkan produk berbeda yang harus mengalir dalam pipa yang sama
Pembagian jenis pig dapat dilakukan dari berbagai dasar tinjauan. Jika
ditinjau dari kondisinya pig dapat dibagi menjadi dua (Godevil, 2008), jenis
berupa pig fisik (physical pig) yang disebut juga sebagai pig konvensional dan
pig elektronik (electronical pig). Pig fisik merupakan pig yang bekerja karena
bentuk fisiknya, sedangkan pig elektronik pada prinsipnya berupa detektor yang
dimasukkan ke dalam jalur pipa untuk mendeteksi korosi serta kerusakan bagian
dalam pipa.
3
Cara pembagian kedua adalah menurut kegunaannya dan hanya berlaku
untuk pig fisik. Seperti diuraikan oleh Cordel dan Panzant (1990) serta Tiratsoo
(1992), ada berbagai jenis pig, namun jika dirangkum sesuai dengan fungsinya
jenis pig dapat dibagi menjadi :
3. Brush pig
Foam pig yang diaplikasikan dalam pipa jarak panjang, harus mempunyai
kemampuan meluncur dengan baik. Untuk itulah pada bentuk foam pig yang
moderen, disekitar busa diberi pembalut yang berupa anyaman poliuretan (poly
urethane) yang bersifat licin dan kekar. Adanya pembalut ini menyebabkan
badan pig tidak cepat rusak. Ujung pig dibuat runcing, agar dapat berbelok dengan
mudah. Contoh foam pig.
Alat peluncur pig dirancang untuk memasukkan pig dengan mudah, maka badan
launcher yang dinasuki pig diperbesar antara 10-15% dari diameter pipa. Badan
pig trap sendiri terdiri dari:
4
2. Barrel, adalah bagian pig trap yang membesar untuk menginisiasi peluncuran
pig di receiver dan akhir perjalanan pig di pig launcher. Bagian ini dibuat
membesar untuk memudahkan penanganan keluar-masuknya pig. Secara
kasar perbesaran barrel adalah sebagai berikut :
4. Nominal bore section, merupakan bagian setelah reducer dan sebelum pigging
valve yang diameternya sama dengan diameter sistem perpipaan utama.
Ilustrasi bentuk pig trap seperti terlihat dalam Gambar 2.4 yang diambil dari
PPSA (2009) berikut ini.
5
Pig launcher dilengkapi dengan berbagai aksesori. Katub yang digunakan
untuk mengatur arah aliran ada 3 buah, yaitu :
1. Pigging valve, terletak antara pig trap dengan jalur pipa utama. Valve
ini dilewati pig saat meluncur, biasa disebut juga sebagai isolation valve
2. Mainline valve, atau biasa juga disebut sebagai bypass atau throttle
valve berfungsi untuk mengalirkan fluida tanpa melalui pig trap. Valve
ini pada hakekatnya merupakan valve yang mengalirkan fluida pada kondisi
normal jika tidak sedang dilakukan proses pigging.
3. Kicker valve, mengalirkan fluida ke arah “belakang” pig pada saat pig berada
di pig launcher serta di bagian “depan” pig pada saat berada di pig
receiver.
Fungsi aliran melalui valve ini adalah untuk menendang pig agar mulai
berjalan di pig launcher, serta membuat aliran sementara antara jalur pipa utama
dengan jalur pipa berikutnya dalam pig receiver. Dalam pig receiver, valve
yang menempati posisi ini biasa disebut juga sebagai bypass valve.
6
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk praktikum pipiline pigging kali ini adalah
sebagai berikut:
1) Pipa alir
2) Pigging
3) Kompressor
Adapun langkah kerja dari prakiktum pipeline pigging kali ini adalah sebagai
berikut:
7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.5
2
1.5
1
0.5
0
300 320 340 360 380 400 420 440 460
Sudut Putaran Valve
8
Pengaruh Bukaan Valve Terhadap Hilang Berat
0.02
0
300 320 340 360 380 400 420 440 460
Kehilangan Berat
-0.02
-0.04
-0.06
-0.08
-0.1
Sudut Putaran Valve
0
2 2.5 3 3.5 4
-0.02
Hilang Berat
-0.04
-0.06
-0.08
-0.1
Kecepatan Pig
4.2 Pembahasan
Oleh Iqbal Muhamad Fariz (171411015)
Pipeline pigging merupakan suatu metode perawatan pipa khusunya
untuk membersihkan bagian dalam pipa, maka penting sekali untuk
mempelajari metode pipeline pigging sebab perawatan pipa selalu
dibutuhkan dalam industri kimia yang sebagian besar menggunakan pipa
untuk proses produksinya, sehingga produksinya tidak akan menghambat
proses produksinya dikarenakan pipa sudah dalam keadaan yang bersih dan
bagian dalam pipa bebas dari pengotor yang akan menyumbat aliran
fluidanya.
9
Seperti penjelasan di atas maka dilakukanlah praktikum atau
percobaan perawatan pipa dengan metode pipeline pigging. Dalam
praktikum pipeline pigging ini digunakan foam pig yaitu alat yang akan
digunakan untuk mebersihkan bagian dalam pipa sebagai objeknya
pembersihannya. Cara kerja alat ini yaitu dengan meletakkan pigging dalam
pipa dan setelahnya diberikan udara tekan sehingga pigging akan bergerak
dan membersihkan bagian dalam pipa dari awal hingga ujung pipa tersebut.
Selain untuk membersihkan bagian dalam pipa, metode ini biasanya
dalam pengaplikasian di industri juga digunakan untuk mengecek kondisi
dari pipa apakah pipa masih baik atau telah mengalami korosi atau
penipisan, hal tersebut diperlukan peralatan pigging yang lengkap, tetapi
pada praktikum ini hanya dilakukan pengecekan laju dari pig pada
sepanjang saluran pipa yang lurus dan terdapat elbow atau belokan pada
pipa tersebut yang panjang seluruh salurannya 9,98 m dengan
menggunakan berbagai tekakan yang berbeda.
Dari data yang diketahui semakin besar tekanan atau bukaan valve
yang digunakan maka semakin cepat pula pig meluncur dari launcher
hingga receiver. Pada saat pig berada belokan/elbow adanya hambatan
sehingga kecepatan pig berkurang. Dari yang diketahui juga semakin lancip
belokannya maka hambatan yang ada akan semakin besar dan
memperlambat kecepatan pig, sehingga dibutuhkan kecepatatan udara tekan
yang tinggi. Tetapi kecepatan yang terlalu tinggi tidak terlalu bagus sebab
akan terjadi tabrakan antara pig dan dinding pipanya, hal tersebut dapat
merusak pig beserta pipanya. Maka dari itu kecepatan pig harus disesuaikan
dengan kebutuhan, bila prosesnya ingin berlangsung cepat maka perlu
meningkatkan udara tekan yang digunakan dengan memerhatikan batas
kecepatan pig agar tidak merusak pig dan pipanya, maka dari itu perlunya
dilakukan percobaan lebih lanjut menetukan kecepatan pig yang sesuai pada
pipa yang akan digunakan, sehingga ditemukan laju atau kecepatan yang
cocok dan tidak merusak.
Pada praktikum juga dilakukan penimbangan berat dari foam pig
yang digunakan saat sebelum peluncuran dan sesudahnya. Berdasarkan data
10
yang didapatkan terjadi pengurangan berat pig dan juga adanya penambahan
berat pig. Berat pig yang berkurang dapat disebabkan adanya gesekan antara
pig dengan permukaan dalam pipa, dan setelahnya ada penambahan berat
pig karena pig mengambil pengotor dalam pipa yang digunakan sebagai
objek pembersihannya dan juga mengambil sebagian hasil serpihan pig
yang berada dalam pipa tersebut akibat gesekan antara pig dan permukaan
dalam pipa tersebut pada peluncuran pig sebelumnya sehingga beratnya
bertambah lagi.
Pig yang akan digunakan untuk membersihkan pipa harus dalam
kondisi yang bersih agar pembersihan tidak akan terlalu terbebani akibat
adanya pengotor pada pig, dan juga pengontrolan kecepatan pig juga
penting dalam keberlangsungan proses pembersihannya.
11
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum pipeline pigging yang dilakukan didapatkan simpulan yaitu
sebagai berikut:
1. Pipeline pigging dipakai untuk membersihkan pipa dari kotoran, kerak, atau
adanya endapan
2. Mekanisme kerja pipeline pigging adalah mengalirkan udara tekan sehingga pig
di dalam pipa akan melewati saluran pipa dan membersihkan saluran pipa
3. Nilai rata-rata kecepatan pig adalah 3,184 m/s
5.2 Saran
Disarankan pada praktikum percobaan dilakukan pemberian pengotor pada
pipa sehingga dapat diketahui pengaruh kecepatan terhadap pengotor yang dibawa
oleh pig serta perlunya dilakukan percobaan dengan laju udara tekan yang berbeda
sehingga didapatkan kecepatan yang cocok pipa yang akan digunakan.
12
DAFTAR PUSTAKA
“Pipeline Pigging”. http://www.pipepigs.com/ [dikutip 3 Oktober 2019 ]
ASME (2001). Gas Transmission and Distribution Piping Systems. The American
Society of Mechanical Engineers, New York, Issue No. B31.8, November
2001.
13