Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Semenjak beberapa abad yang lalu ahli-ahli ekonomi telah menganalisis efek dari
perubahan penawaran uang ke atas tingkat harga dan kegiatan ekonomi negara. Analisis-
analisis yang menjelaskan tentang perhubungan di antara penawaran uang dengan tingkat
harga dan kegiatan ekonomi negara dinamakan teori keuangan. Sehingga permulaan abad
ini analisis ahli-ahli ekonomi Klasik mengenai uang terutama membahas tentang cirri-ciri
pertalian antara penawaran uang dengan tingkat harga. Akan tetapi semenjak masa Keynes,
analisis mengenai uang meliputi pula analisis mengenai efek perubahan penawaran uang ke
atas pendapatan nasional dan kesempatan kerja.
Pandangan-pandangan tersebut akan diuraikan dalam pembahasan makalah ini.
Disamping itu satu hal penting lain yang akan diuraikan dalam makalah ini adalah
mengenai kebijakan pemerintah untuk mengendalikan penawaran uang. Dengan demikian
pada hakikatnya makalah ini akan membicarakan dua sebagai berikut yaitu teori-teori
keuangan yang utama, yakni teori kuantitas, teori sisa tunai yang dikemukakan oleh ahli
ekonomi Klasik dan teori keuangan Keynes dan kebijakan moneter, yakni langkah-langkah
pemerintah (melalui bank sentral) untuk mengendalikan kegiatan ekonomi negara dan
harga-harga dengan cara mengendalikan perubahan-perubahan dalam penawaran uang dan
tingkat bunga.

B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Penawaran Uang?
2. Apa saja factor yang mempengaruhi penawaran Uang?
3. Apa saja karakteristik perekonomian suatu Negara ?
4. Apa saja kegiatan perekonomian Negara Indonesia?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian penawaran uang
2. Mengetahui apa saja yang menjadi factor-faktor yang mempengaruhi penawaran uang
3. Untuk mengetahui karakteristik perekonomian suatu Negara
4. Mengetahui kegiatan-kegiatan perekonomian Negara di Indonesia

2
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penawaran Uang

Pada hakikatnya, penawaran uang adalah jumlah uang yang tersedia dalam suatu
perekonomian. Kita telah mengenal kebijakan moneter, yaitu kebijakan yang bertujuan
untuk mengatur penawaran uang atau mengatur jumlah uang yang beredar. Jadi penawaran
uang merupakan tugas pemerintah melalui bank sentral (Bank Indonesia).
Yang dimaksud dengan penawaran uang disini adalah jumlah uang yang beredar di
masyarakat. Perubahan jumlah uang yang beredar secara garis besar dipengaruhi oleh uang
inti dan pelipat uang. Besarnya uang inti sangat tergantung pada tindakan-tindakan yang
ditentukan oleh pemerintah khususnya bank sentral. Pelipat uang, di lain pihak, disamping
dipengaruhi oleh perilaku bank sentral juga ditentukan oleh perilaku agen-agen ekonomi
lainnya seperti bank umum dan masyarakat domestic.
Perlu dipahami bahwa konsep uang sangat terkait pada konsep likuiditas. Suatu
asset likuid adalah asset yang dengan mudah dapat diuangkan dengan tanpa kehilangan
risiko rugi. Pada satu sisi ekstrim dari spectrum likuiditas, uang tunai adalah asset yang
paling likuid dengan daya beli penuh. Pada tingkat spektrum likuiditas moderat kita
mengenal uang kuasi yang secara definitive tidak secara langsung berfungsi sebagai
medium of exchange. Pada sisi ekstrim lainnya kita mengenal asset-aset fisik yang sangat
tidak likuid sebagai alat pertukaran seperti rumah, tanah, obligasi jangka panjang dan
sebagainya.

3
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran kurva penawaran uang

1. Tingkat Bunga
Tingkat bunga merupakan faktor utama yang mempengaruhi jumlah uang yang beredar
perekonomian. Jika tingkat bunga terlalu tinggi, dunia usaha akan lesu

2. Tingkat Inflasi
Inflasi yang tinggi dapat melumpuhkan perekonomian. Daya beli masyarakat menjadi
rendah dan perusahaan tidak dapat menjual barang dan jasa yang ditawarkannya

3. Tingkat Produksi dan Pendapatan Nasional


Bila tingkat produksi dan pendapatan nasional rendah, pemerintah mungkin akan
memperbanyak jumlah uang yang beredar. Dengan tujuan untuk menggairahkan dunia
perbankan dan dunia usaha (melalui peningkatan suku bunga dan peningkatan harga)

4. Kondisi Kesehatan Dunia Perbankan


Setiap bank diharuskan memiliki cadangan uang yang cukup untuk menjaga dana
nasabah agar tetap aman. Bank Indonesia menetapkan tingkat sadangan tertentu, yang
sekaligus menjadi pengukur kesehatan bank

5. Nilai Tukar Rupiah


Jika nilai tukar rupiah menurun, pemerintah akan menurunkan jumlah rupiah yang
beredar, sehingga sesuai hukum keseimbangan permintaan dan penawaran. Tingkat
bunga akan naik dan nilai rupiah pun terangkat

C. Karakteristik Perekonomian Negara di Dunia


Pengelompokkan Negara Berdasarkan Tingkat Kemajuannya Dilihat dari sudut
perbedaan tingkat kesejahteraan masyarakat negara-negara di dunia dibedakan dalam dua
golongan. Pertama, negara-negara yang sudah maju yaitu negara-negara yang terdapat di
Eropa Barat dan Amerika Utara, negara-negara Australia dan New Zealand. Negara-negara
ini sering disebut negara dunia kesatu (first world) yaitu negara-negara kapitalis atau

4
negara-negara pertama yang ditopang pengalaman jangka panjang dalam pertumbuhan
ekonomi. negara dunia kedua yaitu negara-negara maju yang ada di Eropa Timur seperti
Rusia , Polandia, Dan Chekoslovakia. Negara-negara ini sering dijuluki negara kedua yaitu
negara sosialis yang sudah maju ekonominya. Ada juga, negara maju Baru, seperti korsel
dan jepang. Kedua, negara-negara yang sedang berkembang, yaitu negara-negara yang
mempunyai tingkat pembangunan yang rendah dan tingkat pendapatan per kapita tidak
lebih dari US $200.
Negara-negara berkembang pada umumnya mempunyai susunan atau struktur
produksi yang terdiri dari bahan dasar dan bahan makanan .Sebagian penduduknya bekerja
pada sektor pertanian . Tingkat penduduk di negara-negara sedang berkembang relatif
tinggi, tetapi secara ekonomi penduduk di negara berkembang relatif masih terbelakang.
Artinya kualitas penduduknya sebagai faktor tenaga kerja adalah rendah. Karena kualitas
penduduknya rendah maka sumber-sumber alam ini belum dapat dijadikan sumber-sumber
yang riil, karena kekurangan capital tenaga ahli. Kekurangan tenaga ahli karena negara-
negara berkembang terjerat dalam lingkungan yang tak berujung pangkal. Kekurangan
capital tenaga ahli sehingga mempengaruhi investasi rendah.
Tingkat kehidupan yang rendah di negara-negara yang sedang berkembang
dimanfestasikan secara kuantitatif dalam bentuk pendapatan yang rendah (kemiskinan,
kemelaratan), fasilitas perumahan yang tidak memadai, pendidikan terbatas, tingkat
kematian yang tinggi, umur pendek, harapan kosong pada umumnya perasaan kacau dan
putus asa.
Akibat keterbatasan di atas, negara-negara berkembang mempunyai sumber alam yang
belum diperkembangan dan sumber daya manusia yang masih potensial. Oleh karena itu,
untuk meningkatkan produktivitas maka tabungan dalam negeri dan bantuan luar negeri
perlu dimobilisasi untuk mempercepat investasi baru dalam barang modal fisik dan
pengembangan sumber daya manusia, misalnya keterampilan manajerial melalui investasi
di bidang pendidikan dan pelatihan.
Tingkat penduduk yang tinggi dan angka beban tanggungan yang tinggi. Hal ini
mempengaruhi luas tenaga kerja yang diserap dari lapangan kerja yang ada. Tenaga kerja
semakin lama semakin banyak sedangkan lapangan kerja semakin lama semakin terbatas

5
pada bidang tertentu, akibatnya penggunaan tenaga kerja kurang efektif dan efisien dan
melahirkan dua bentuk pengangguran , yaitu :

1. Pengangguran Semu
Pengangguran semu yaitu orang-orang pedesaan dan perkotaan bekerja kurang dari
semestinya (harian, mingguan, atau musiman), bekerja full time tetapi produktivitas
rendah
2. Pengangguran Terbuka
Yaitu orang-orang yang sebenarnya ingin dan suka bekerja tetapi tidak tersedia
pekerjaan

D. Perekonomian Indonesia

a. Inflasi di Indonesia
Inflasi di Indonesia diumpamakan seperti penyakit endemis dan berakar di
sejarah. Tingkat inflasi di Malaysia dan Thailand senantiasa lebih rendah. Inflasi di
Indonesia tinggi sekali di zaman Presiden Soekarno, karena kebijakan fiskal dan
moneter sama sekali tidak prudent (“kalau perlu uang, cetak saja”). Di zaman Soeharto,
pemerintah berusaha menekan inflasi - akan tetapi tidak bisa di bawah 10 persen
setahun rata-rata, antara lain oleh karena Bank Indonesia masih punya misi ganda,
antara lain sebagai agent of development, yang bisa mengucurkan kredit likuiditas
tanpa batas. Baru di zaman reformasi, mulai di zaman Presiden Habibie maka fungsi
Bank Indonesia mengutamakan penjagaan nilai rupiah. Tetapi karena sejarah dan
karena inflationary expectations masyarakat (yang bertolak ke belakang, artinya
bercermin kepada sejarah) maka “inflasi inti” masih lebih besar daripada 5 persen
setahun.

b. Perekonomian di Indonesia
Tanda-tanda perekonomian mulai mengalami penurunan adalah ditahun 1997
dimana pada masa itulah awal terjadinya krisis. Saat itu pertumbuhan ekonomi
Indonesia hanya berkisar pada level 4,7 persen, sangat rendah dibandingkan tahun

6
sebelumnya yang 7,8 persen. Kondisi keamanan yang belum kondusif akan sangat
memengaruhi iklim investasi di Indonesia. Mungkin hal itulah yang terus diperhatikan
oleh pemerintah. Hal ini sangat berhubungan dengan aktivitas kegiatan ekonomi yang
berdampak pada penerimaan negara serta pertumbuhan ekonominya. Adanya
peningkatan pertumbuhan ekonomi yang diharapkan akan menjanjikan harapan bagi
perbaikan kondisi ekonomi dimasa mendatang. Bagi Indonesia, dengan meningkatnya
pertumbuhan ekonomi maka harapan meningkatnya pendapatan nasional (GNP),
pendapatan persaingan kapita akan semakin meningkat, tingkat inflasi dapat ditekan,
suku bunga akan berada pada tingkat wajar dan semakin bergairahnya modal bagi
dalam negeri maupun luar negeri.

7
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan

Penawaran uang adalah jumlah uang yang tersedia dalam suatu perekonomian atau
jumlah uang yang beredar di masyarakat yang merupakan tugas pemerintah melalui bank
sentral (Bank Indonesia). Faktor-faktor yang mempengruhi pergeseran kurva penawaran
uang, adalah: Tingkat Bunga, Tingkat Inflasi, Tingkat Produksi dan Pendapatan Nasional,
Kondisi Kesehatan Dunia Perbankan, dan Nilai Tukar Rupiah. Sifat ekonomis yang
terdapat di negara-negara miskin atau negara-negara yang sedang berkembang, yaitu :
1. it is primary-producing
2. it faces population pressures
3. it has underdeveloped natural resources
4. it has economically backward population (Baldwin, 1957:173)

B. Saran
 Dengan membaca makalah ini, kita diharapkan memahami apa itu penawaran uang dan
mengatahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran uang
 Dengan membaca makalah ini, kita diharapkan mengetahui kegiatan-kegiatan
perekonomian Negara baik di Negara Indonesia maupun Negara-negara lainnya.

Anda mungkin juga menyukai