Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MEKANIKA TANAH I
Kekuatan Geser Dan Deformasi Tanah
Roza Mildawati, ST., MT

Disusun oleh :
Nama : Fanesa Dwi Tasya
Npm : 183110867
Kelas : IIID

TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2019

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................3

DAFTAR ISI...............................................................................................2

BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................3

1.1 Latar belakang.......................................................................................4


1.2 Rumusan masalah................................................................................4
1.3 Tujuan masalah.......................................................................................4

BAB 2 PEMBAHASAN...............................................................................5

2.1.tujuan instruksional khusus.........................................................................6

2.2.kekuatan geser.........................................................................................6

2.3.parameter geser.........................................................................................7

2.4.tes untuk menentukan kekuatan geser tanah................................................9

a.uji geser langsung................................................................................10

b.uji kuat tekan bebas..........................................................................14

c.uji triaxial..........................................................................................22

d.uji perkiraan sudut geser dalam..........................................................37

2.6.CONTOH SOAL..........................................................................................40.

KESIMPULAN..............................................................................................42

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................43

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena hanya
dengan segala rahmat-Nyalah akhirnya saya bisa menyusun makalah dengan tema
“kekuatan geser dan deformasi tanah” saya juga mengucapkan terima kasih kepada
Roza Mildawati ST., MT. selaku dosen saya yang telah memberikan tugas ini kepada
saya sehingga saya mendapatkan banyak tambahan pengetahuan khususnya dalam
masalah kekuatan geser tanah

saya selaku penyusun berharap semoga makalah yang telah saya susun ini bisa
memberikan banyak manfaat serta menambah pengetahuan terutama dalam hal
mengantisipasi kekuatan geser tanah.

saya menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan yang
membutuhkan perbaikan, sehingga saya sangat mengharapkan masukan serta
kritikan dari para pembaca.

PEKANBARU, 26 SEPTEMBER 2019

FANESA DWI TASYA

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hampir semua bangunan sipil selalu berhubungan dengan tanah karena


tanah digunakan
sebagai tempat bangunan tersebut berdiri, sehingga keamanan dan kenyamanan
bangunan
yang berdiri diatasnya tergantung pada kekuatan tanah dibawahnya. Dalam hal ini,
tanah
berfungsi sebagai penahan beban akibat konstruksi di atas tanah yang harus bisa
memikul
seluruh beban bangunan dan beban lainnya yang turut diperhitungkan, kemudian
dapat
meneruskannya ke dalam tanah sampai kelapisan atau kedalaman tertentu. Untuk
mencapai suatu kondisi tanah yang memungkinkan untuk menahan beban akibat
konstruksi di atasnya, maka diperlukan perencanaan yang matang.
Tanah merupakan material konstruksi yang memegang peran penting
sebagai dasar pondasi, sehingga mutlak diperlukan tanah yang memiliki daya
dukung tinggi dan penurunan yang sekecil mungkin. Apabila tanah mengalami
pembebanan akibat beban yang bekerja pada pondasi, maka akan mengakibatkan
tegangan geser. Oleh karena itu, diperlukan analisis daya dukung tanah dan
perancangan seksama agar tidak terjadi kegagalan struktur akibat runtuhnya
tanah dasar pondasi dan berakibat rusaknya struktur bangunan diatasnya.
1.2 Rumusan Masalah
a. Tujuan instruksional khusus
b. Kekuatan geser (shear strength)
c. Parameter tanah
d. Tes untuk menentukan kekuatan geser tanah
i) Tes geser langsung (direct shear test)
ii) Tes kuat tekan bebas (unconfined compression test)
iii) Triaxial test
e. Perkiraan sudut geser dalam
1.3 Tujuan
Dengan ini mahasiswa mencari segala informasi mengenai kekuatan geser
tanah dan deformasi tanah.

4
mempelajari materi-materi yang berkaitan dengan kekuatan geser tanah dan
deformasi tanah.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami perihal kekuatan geser,
parameter geser tanah, tes untuk menentukan kekuatan geser tanah dan
perkiraan sudut geser.

2.2 KEKUATAN GESER (SHEAR STRENGHT)


Defini kuat geser tanah yaitu suatu beban yang dikerjakan pada suatu
masa tanah akan selalu menghasilkan tegangan dengan intesitas yang berbeda
– beda di dalam zona berbentuk bola lampu di bawah beban tersebut
(Bowles,1993).
Kuat geser tanah sebagai perlawanan internal tanah terhadap persatuan
luas terhadap keruntuhan atau pengerasan sepanjang bidang geser dalam
tanah yang dimaksud (Das,1994).

Kekuatan geser tanah dapat didefinisikan adalah untuk mengukur


kemampuan tanah menahan tekanan tanpa terjadi keruntuhan.Pada dasarnya
kekuatan geser tanah dapat digolongkan sebagai berikut:

a. Kohesi (C)
b. Sudut geser dalam/antar butir (Æ)
c. Tegangan longsor (Cu )
d. Sensitivity (St )
e. Compression Indeks (Cc )
f. Koefisien Konsolidasi (Cv )

Dalam aplikasinya, parameter kekuatan geser tanah dapat digunakan untuk


menghitung:

a. Daya dukung tanah dasar


b. Stabilitas lereng
c. Tegangan lateral

Dalam pembahasan ini yang akan dibahas adalah mengenai kohesi C dan
sudut geser dalam Æ. Sedangkan untuk Cu, St, Cc, dan Cv tidak dibahas,
karena paremeter tersebut lebih banyak dibahas dalam pembahasan
konsolidasi dan penurunan.Tanah pada umumnya digolongkan sebagai berikut:

5
a. Tanah berkohesi atau berbutir halus (Lempung), hanya ada C,
sedangkan Æ = 0
b. Tanah tidak berkohesi atau berbutir kasar (pasir/kerikil), hanya ada Æ,
sedangkan C = 0
c. Tanah berkohesi-gesekan (lanau), ada C dan Æ

Hipotesa mengenai kekuatan geser tanah diajukan oleh Coulomb (1773),


sehingga disebut Hukum Coulomb. Tahun 1925 dirubah oleh Terzaghi dengan
memasukan unsure tegangan air dan dibuktikan oleh Hvorslev (1937), sehingga
persamaan yang sudah dirubah tersebut dikenal sebagai persamaan Coulomb-
Hvorslev.

Untuk mempelajari kuat geser tanah, istilah-istilah berikut ini sering dipakai,
yaitu:
Kelebihan tekanan pori (excess pore pressure), adalah kelebihan tekanan
air pori akibat dari tambahan tekanan yang mendadak.
Tekanan overburden adalah tekanan pada suatu titik didalam tanah akibat
dari berat material tanah dan air yang ada diatas titik tersebut.
Tekanan overburden efektif adalah tekanan akibat beban tanah dan air
diatasnya, dikurangi tekanan air (pori).
Tanah normally consolidated (terkonsolidasi normal) adalah tanah dimana
tegangan efektif yang membebani pada waktu sekarang, adalah nilai tegangan
maksimum yang pernah dialaminya.
Tanah overconsolidated (terkonsolidasi berlebihan) adalah tanah dimana
tegangan efektif yang pernah membebaninya pada waktu lampau, lebih besar dari
pada tegangan efektif yang bekerja pada waktu sekarang.
Tekanan prakonsolidasi (preconsolidation pressure) adalah nilai
tekanan maksimum yang pernanh dialami tanah tersebut.
Rasio overconsolidation (overconsolidation ratio = OCR) adalah nilai
banding antara tekanan prakonsolidasi dengan tekanan overburden efektif yang
ada sekarang.
Faktor yang mempengaruhi kuat geser tanah (pengaruh lapangan )
a. Keadaan tanah : angka pori, ukuran dan bentuk butiran
b. Jenis tanah : pasir, berpasir, lempung dsb
c. Kadar air (terutama lempung)
d. Jenis beban dan tingkatnya
e. Kondisi Anisotropis
Keruntuhan geser (Shear failure )tanah terjadi bukan disebabkan karena
hancurnya butir – butir tanah tersebut tetapi karena andanya gerak relative antara
butir – butir tanah tersebut. Pada peristiwa kelongsoran suatu lereng berarti telah
terjadi pergeseran dalam butir – butir tanah tersebut. Kekuatan geser yang dimiliki
suatu tanah disebabkan oleh :
a. Pada tanah berbutir halus ( kohesif ) misalnya lempung kekuatan geser yang
dimiliki tanah disebabkan karena adanya kohesi atau lekatan antara butir – butir
tanah ( c soil ).

6
b. Pada tanah berbutir kasar (non kohesif ), kekuatan geser disebabkan karena
adanya gesekan antara butir – butir tanah sehingga sering disebut sudut gesek
dalam (φsoil )
c. Pada tanah yang merupakan campuran antara tanah halus dan tanah kasar ( c
dan φsoil ), kekuatan geser disebabkan karena adanya lekatan ( karena kohesi
) dan gesekan antara butir – butir tanah ( karena φ)

2.3 PARAMETER GESER TANAH


Parameter kuat geser tanah diperlukan untuk analisa-analisa kapasitas
dukung tanah, stabilitas lereng, dan gaya dorong pada dinding penahan tanah.
Menurut teori Mohr (1910) kondisi keruntuhan suatu bahan terjadi oleh akibat
adanya kombinasi keadaan kritis dari tegangan normal dan tegangan geser.
Hubungan fungsi antara tegangan normal dan tegangan geser pada bidang
runtuhnya, dinyatakn oleh persamaan:
= ƒ(σ)
dengan adalah tegangan geser pada saat terjadinya keruntuhan atau kegagalan
(failure), dan σ adalah tegangan normal pada saat kondisi tersebut.Rumus
menurut Coulomb (1776) mendefinisikan f(σ) sebagai:
= c + σ tg φ
dengan,
c = kohesi tanah (KN/m2)
φ = sudut gesek dalam tanah atau sudut gesek intern (derajat)
σ = tegangan normal pada bidang runtuh (KN/m 2)

Gambar 2.1 kriteria kegagalan Mohr-Coulumb

Kriteria keruntuhan / kegagalan Mohr-Coulomb digambarkan dalam bentuk


garis lurus. Jika kedudukan tegangan baru mencapai titik P, keruntuhan tidak
akan terjadi. Pada titik Q terjadi keruntuhan karena titik tersebut terletak tepat
pada garis kegagalan. Titit R tidak akan pernah dicapai, karena sebelum
mencapai titik R sudah terjadi keruntuhan.
Tegangan efektif yang terjadi di dalam tanah sangat dipengaruhi oleh
tekanan air pori. Terzaghi (1925) mengubah persamaan coulomb = kuat geser
tanah (KN/m2)
dalam bentuk tegangan efektif sebagai berikut:
= cʼ + (σ - ʮ) tg φʼ

7
Karena, φʼ = φ - ʮ, maka
= cʼ + σʼ tg φʼ
dengan,
cʼ = kohesi tanah efektif (KN/m2)
σʼ = tegangan normal efektif (KN/m2)
ʮ = tekanan air pori (KN/m2)
φʼ = sudut gesek dalam tanah efektif (derajat)
Kuat geser tanah bisa dinyatakan dalam bentuk tegangan efektif
σ’1dan σ’3
pada saat keruntuhan terjadi . Lingkaran Mohr berbentuk setengah lingkaran
dengan koordinat (τ ) dan (σ’) dilihatkan dalam ( Gambar 2.2)

Gambar 2.2 Lingkaran Mohr


Persamaan (2.2) menghasilkan data yang relatif tidak tepat, nilai c dan φ yang
diperoleh sangat tergantung dari jenis pengujian yang dilakukan.

Gambar 2.3 Kondisi tegangan yang mewakili


Persamaan (2.3) menghasilkan data untuk nilai cʼ dan φʼ yang relatif lebih tepat.

8
2.4 TES UNTUK MENENTUKAN KEKUATAN GESER TANAH
Kuat geser tanah dari benda uji yang diperiksa di laboratorium, biasanya
dilakukan dengan besar beban yang ditentukan lebih dulu dan dikerjakan dengan
menggunakan tipe peralatan yang khusus. Beberapa faktor yang mempengaruhi
besarnya kuat geser tanah yang di uji di laboratorium, adalah:
a. Kandungan mineral daru butiran tanah
b. Bentuk pertikel
c. Angka pori dan kadar air
d. Sejarah tegangan yang pernah dialami
e. Tegangan yang ada dilokasi (didalam tanah)
f. Perubahan tekanan selama pengambilan contoh dari dalam tanah
g. Tekanan yang dibebankan sebelum pengujian
h. Cara pengujian
i. Kecepatan pembebanan
j. Kondisi drainase yang dipilih, drainase terbuka (drained) atau drainase
tertutup (undrained)
k. Tekanan air pori yang ditimbulkan
l. Kriteria yang diambil untuk penentuan kuat geser.
2.4.1 Tes Geser Langsung (Direct Shear Test)

Uji geser langsung merupakan pengujian parameter kuat geser tanah yang
paling mudah
dan sederhana. Alat uji geser langsung dapat berbentuk lingkaran/bulat atau
persegi
panjang. Sebuah gaya normal P ditempatkan pada bagian atas kotak dan gaya
horizontal F
ditempatkan pada bidang horizontal. Akibat adanya beban vertikal dan horizontal
yang
bekerja pada alat akan menyebabkan terjadinya tegangan pada tanah. Tegangan
tersebut
berupa tegangan utama besar (major principal stress) dan tegangan utama kecil
(minor
principal stress) yang dapat menyebabkan tanah mengalami tegangan geser
yang
membentuk sudut terhadap bidang gesernya. Sedangkan tegangan utama
sedang
(intermediate principal stress) tetap bekerja merata disemua sisi tetapi tidak
diperhitungkan karena tidak menyebabkan deformasi. Uji geser dapat dikontrol
tegangan ataupun regangannya.

9
Gambar 2.4 Uji geser langsung.

Terdapat beberapa kekurangan dalam uji geser langsung, antara lain:


a. Tanah benda uji dipaksa untuk mengalami keruntuhan
pada bidang yang telah ditentukan sebelumnya.
b. Distribusi tegangan pada bidang kegagalan tidak uniform.
c. Tekanan air pori tidak dapat diukur.
d. Deformasi yang diterapkan pada benda uji hanya terbatas
pada gerakan maksimum sebesar alat geser langsung
dapat digerakkan.
e. Pola tegangan pada kenyataannya adalah sangat
kompleks dan arah dari bidang-bidang tegangan utama
berotasi ketika regangan geser ditambah.
f. Drainase tidak dapat dikontrol, kecuali hanya dapat
ditentukan kecepatan penggeserannya.
g. Luas bidang kontak antara tanah dikedua setengan bagian
kotak geser berkurang ketika pengujian berlangsung

2.4.2 Tes Kuat Tekan Beban (Unconfined Compression Test)


Uji tekan bebas termasuk hal yang khusus dari uji traksial unconsolidated-
unrained, UU (tak terkonsolidasi-tak terdrainase). Gambar skematik dari prinsip
pembebanan dalam percobaan ini dapat dilihat pada Gambar 2.5. Kondisi
pembebanan sama dengan yang terjadi pada uji triaksial, hanya tekanan selnya
nol ( = 0). Pengujian ini hanya cocok untuk jenis tanah lempung jenuh, dimana
pada pembebanan cepat, air tidak sempat mengalir keluar dari benda uji.

10
Gambar 2.5 Skema uji tekan bebas.
Tegangan aksial yang diterapkan diatas benda uji berangsunr-angsur
ditambah sampai benda uji mengalami keruntuhan. Pada saat keruntuhannya,
karena = 0,
maka: = + =
dengan adalah kuat tekan bebas (unconfined compression strength).
Secara teoritis, nilai pada lempung jenuh seharusnya sama seperti yang diperoleh
dari pengunian-pengujian triaksial unconsolidated-undrained dengan benda uji
yang sama.
Jadi: = =
dimana atau adalah kuat geser undrained dari tanahnya.

2.4.3 Tes Triaksial (Triaxial Test)


Tujuan pengujian ini untuk medapatkan nilai kohesi (c) dan sudut geser
dalam tanah (φ). Mendapatkan nilai kohesi (c) dan sudut geser dalam tanah (φ)
pada pengujian triaksial ini bisa dengan penggambaran sampul mohr dan rumus
kuat geser tanah.
Ketengan : = tekanan sel (KN/m2)
= tekanan vertikal total (KN/m2)
Ԏ=
σ=

Tegangan yang terjadi dari selisih dan atau (- ) disebut tegangan deviator
(deviator stress) beda tegangan (stress difference). Regangan aksial diukur
selama penerapan tegangan deviator. Penambahan regangan akan menambah
tampang melintang benda uji.

11
Gambar 2.6 Alat uji triaksial

Uji triaksial dapat dilaksanakan dengan tiga cara, yaitu:


1. Unconsolidated-Undrained (tak terkonsolidasi-tak terdrainase) (UU)
2. Consolidated-Undrained (terkonsolidasi- tak terdrainase) (CU)
3. Consolidated-drained (terkonsolidasi-terdrainase) (CD)

Proses pembebanan pada benda uji dalam tabung triaksial dapat


divariasikan dalam beberapa cara, yaitu:
a. Uji kompresi aksial (axial compression)
1. Tekanan sel radial konstan dan tegangan aksial ditambah. Ini adalah
prosedur pengujian yang diuraikan diatas.
2. Tegangan aksial konstan dan tekanan sel radial dikurangi.
3. Tegangan utama rata-rata konstan dan tegangan radial dikurangi.

b. Pengujian dengan perpanjangan aksial (axial extension)


1. Tegangan radial konstan dan tegangan aksial dikurangi.
2. Tegangan aksial konstan dan tegangan radial ditambah.
3. Tegangan utama rata-rata konstan dan tegangan radial ditambah.

c. Uji traksial dengan penerapan tekanan balik (back pressure)


Uji traksial dengan penerapan tekanan balik dilakukan untuk menyakinkan
benda uji jenuh sempurna atau untuk menirukan kondisi tekanan air pori
dilapangan. Selama pengambilan benda uji, derajat kejenuhan mungkin menurun
tidak 100% lagi karena kemungkinan berkurangnya kadar air.

12
2.5 PERKIRAAN SUDUT GESER DALAM

Kohesi dan sudut geser dalam adalah suatu parameter mekanika tanah dan
batuan yang sangat sering dijadikan acuan dalam suatu design, pengujian serta
analisis suatu rancangan.

Kohesi adalah gaya tarik menarik antara partikel dalam batuan, dinyatakan
dalam satuan berat per satuan luas. Kohesi batuan akan semakin besar jika kekuatan
gesernya makin besar. Nilai kohesi (c) diperoleh dari pengujian laboratorium yaitu
pengujian kuat geser langsung (direct shear strength test) dan pengujian triaxial
(triaxial test).
Sedangkan sudut geser dalam batuan secara sederhana dapat kita lihat saat
kita ambil sejumlah pasir dan kita tuang diatas permukaan, pasir tersebut akan
membentuk sudut tertentu dengan permukaan. Inilah makna fisik dari sudut geser
tanah pada kondisi tanpa tegangan pengekang. (dalam bahasa inggris: natural angle
of repose.)

Kohesi adalah gaya tarik menarik antara partikel dalam batuan, dinyatakan
dalam satuan berat per satuan luas. Sudut geser dalam adalah sudut rekahan yang
dibentuk jika suatu material dikenai tegangan atau gaya terhadapnya yang melebihi
tegangan gesernya. Semakin besar sudut geser dalam suatu material maka material
tersebut akan lebih tahan menerima tegangan luar yang dikenakan terhadapnya.

Untuk memahami sudut geser dalam, bisa dibayangkan sebuah balok dengan
berat W berada pada permukaan seperti pada bidang miring yang licin dengan
permukaan sebuah bidang miring yang licin dengan luas bidang sentuh sebesar A
berikut ilustrasinya.

13
Balok tersebut memiliki gaya penggerak yang diakibatkan oleh beratnya
senduri yaitu sebesar W sin sedangkan gaya normal N dan koefisien gesek (Fges)
menghasilkan gaya penahan yang disebut dengan gaya gesek Fs. Koefisien gesek
merupakan faktor internal yang besarnya sama dengan tan . Pada saaat balok akan
tergelincir, maka besarnya gaya penahan sama dengan gaya penggerak seperti
persamaaan berikut;

W sin = tan . (W cos )


tan = tan
= .

Pada kondisi seperti ini, maka sudut kemiringan bidaang tersebut sama
dengan sudut gesek dalam ( ) dengan catatan kohesi sama dengan nol.

2.6 Contoh Soal

1. Uji kuat geser pada pasir bersih dipadatkan, pengujian dilakukan


dengan kotak geser 250 x 250 mm2 diperoleh data sebagai berikut:

Tentukan kuat geser tanah pasir tersebut dalam kondisi padat dan tidak padat.
Penyelesaian :

14
Luas penampang benda uji :
0,25 x 0,25 = 0,0625 m2
. Dan selanjutnya dapat dihitung secara tabelaris :

Teg normal (KN/M2)


Gambar garis selubung kegagalan pada 2 kondisi.

Gambar diatas bisa diukur dengan busur bahwa :

Øm = 450
Øt= 320

2. Uji tekan bebas dilakukan pada tanah lempung lunak jenuh, sampel
dari tanah tak terganggu dengan diameter 38,1 mm dan tinggi 76,2
mm. Beban maksimum saat runtuh 30 N dan perpindahan vertikal
11,7 mm, hitunglah ; a

a. Nilai kuat tekan bebas dan kuat geser undrained lempung tersebut .

b. Gambarkan lingkaran Mohr saat keruntuhan.


Penyelesaian
a. Pengujian dengan kondisi tidah terdrainase (undrained ) maka tidak ada
perubahan volume sehingga ;
=0
15
Luas penampang benda uji awal pengujian ;
Ao = ¼ πd2 = ¼ (3,14)(0,0381)2 = 0,00114 m2
Luas penampang benda uji rata-rata saat runtuh ;
A= 0,00114 = = 0,00114 = 0,00135 m2
Kuat tekan bebas
qu = = = 22,22 Kn/m2
b. kurva

Kurva tegangan dan lingkaran mohrs saat runtuh.

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

16
Kekuatan geser tanah dapat didefinisikan yaitu untuk mengukur
kemampuan tanah menahan tekanan tanpa terjadi keruntuhan. Kondisi
keruntuhan suatu bahan dapat terjadi akibat adanya kombinasi keadaan kritis
dari tegangan normal dan tegangan geser. Kuat geser tanah dari benda uji yang
diperiksa biasanya dilakukan dengan besar beban yang ditentukan lebih dulu
dan dikerjakan dengan menggunakan tipe peralatan yang khusus. Kohesi
adalah gaya tarik menarik antara partikel dalam batuan, dinyatakan dalam
satuan berat per satuan luas.

DAFTAR PUSTAKA

Das, BrajaM.,. 2015. Principles of Foundation Engineering. Singapore: Cengage

17
Learning.

Hardiyatmo, Hary Christady. 2006. Mekanika Tanah 1. Yogyakarta: Gadja Mada


University Press.

http://alihasssanal77.blogspot.com/2017/03/makalah-mekanika-tanah.html

http://materiperatambangan.blogspot.co.id/2014/11/makalah-kekuatan-geser-
tanah.html

http://tambangunp.blogspot.com/2016/04/apa-itu-kohesi-dan-sudut-geser-dalam.html

18

Anda mungkin juga menyukai