Anda di halaman 1dari 10

BAB V

DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Statistik deskriptif merupakan statistik yang menggambarkan atau mendeskripsikan

data menjadi sebuah informasi yang lebih jelas dan mudah untuk dipahami. Pengujian

profesionalisme pengguna dan dukungan manajemen puncak yang mempengaruhi kinerja

sistem informasi akuntansi pada Lembaga Perkreditan Desa di Kota Denpasar dilakukan

dengan penyebaran kuesioner terhadap 105 responden. Hasil rekapitulasi kuesioner

didistribusikan dalam bentk tabulasi penelitian untuk dapat memperoleh total skor masing-

masing variabel penelitian. Dari data mentah yang telah diinput dapat dilihat nilai

maksimum, minimum, mean dan standar deviasi yang ditunjukkan pada Tabel 2 berikut:

Tabel 2
Perhitungan Nilai Maksimum, Minimum, Mean dan Standar Deviasi

N Minimum Maximum Mean Std.


Deviation
X1 105 73,00 104,00 90,3524 8,12046
X2 105 30,00 40,00 33,8476 2,44470
Y 105 30,00 40,00 34,5429 2,74222
Valid N (listwise) 105
Sumber: Lampiran 4

Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 2 terdapat 105 data pengamatan. Nilai

rata-rata profesionalisme pengguna (X1) sebesar 90,35 dengan standar deviasi sebesar 8,12

menunjukkan bahwa nilai standar deviasi lebih kecil daripada rata-ratanya. Hasil ini

mengindikasikan distribusi data yang baik. Pada variabel dukungan manajemen puncak (X2)

menunjukkan bahwa nilai rata-rata dukungan manajemen puncak sebesar 33,84 dengan

standar deviasi sebesar 2,44 menunjukkan bahwa nilai standar deviasi lebih kecil daripada
rata-ratanya. Hasil ini mengindikasikan distribusi data yang baik. Variabel kinerja sistem

informasi akuntansi (Y) dengan nilai rata-rata sebesar 34,54 dengan standar deviasi sebesar

2,74 menunjukkan bahwa nilai standar deviasi lebih kecil daripada rata-ratanya. Hasil ini

mengindikasikan distribusi data yang baik.

B. Analisis Data

1. Uji Validitas dan Reliabilitas Terhadap Instrumen Penelitian

Secara rinci hasil olah data untuk uji validitas disajikan pada Tabel 3

Tabel 3
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

Koefisien Alpha
Variabel Item korelasi Keterangan Cronbach Keterangan
Profesionalisme
pengguna X1.1 0,870628 Valid
X1.2 0,911068 Valid
X1.3 0,839106 Valid
X1.4 0,886456 Valid
0,972 Reliabel
X1.5 0,829464 Valid
X1.6 0,866067 Valid
X1.7 0,896833 Valid
X1.8 0,839106 Valid
X1.9 0,886456 Valid
X1.10 0,835606 Valid
X1.11 0,866067 Valid
X1.12 0,911068 Valid
X1.13 0,839106 Valid
Dukungan X2.1 0,692269 Valid 0,723 Reliabel
Manajemen X2.2 0,703025 Valid
Puncak X2.3 0,591422 Valid
X2.4 0,685238 Valid
X2.5 0,769739 Valid
Kinerja SIA Y1 0,89518 Valid 0,9 Reliabel
Y2 0,816707 Valid
Koefisien Alpha
Variabel Item korelasi Keterangan Cronbach Keterangan
Y3 0,808271 Valid
Y4 0,814568 Valid
Y5 0,89518 Valid
Sumber: Lampiran 5

Berdasarkan Tabel 3 tersebut di atas, maka semua variabel memiliki korelasi di

atas 0,3 dan nilai koefisien Alpha Cronbach berada diatas 0,70 sehingga instrumen tersebut

adalah valid dan reliabel, sehingga layak dijadikan instrumen penelitian.

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik merupakan prasyarat analisis regresi linear berganda. Dari hasil

perhitungan sampel rata-rata rasio keuangan selama lima tahun, maka dalam penelitian

ini perlu dilakukan pengujian asumsi klasik terlebih dahulu yang meliputi: uji normalitas,

uji multikolinearitas, uji heteroskedatisitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah suatu data berdistribusi normal

atau tidak. Penentuan normal atau tidaknya distribusi data dapat dilakukan pengujian

dengan menggunakan statistik Kolmogorov-Smirnov. Hasil pengujian dapat dilihat

pada tabel 4 berikut ini:

Tabel 4
Uji Normalitas Sebaran
Unstandardiz ed
Residual
N 105
Normal Parametersa.b Mean 0,0000000
Std. Deviation 2,35871593
Most Extreme Absolute 0,060
Differences Positive 0,060
Negative -0,049
Kolmogorov-Smirnov Z 0,610
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,851
Sumber: Lampiran 6

Hasil uji menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. 0,851. Oleh karena nilai

Asymp. Sig. lebih besar dari alpha 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa model uji telah

memenuhi syarat normalitas data.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya

tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Model regresi yang baik adalah bebas

dari gejala multikolinearitas. Metode untuk mengetahui adanya multikolinearitas

dalam model regresi adalah terlihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor

(VIF). Sebagai dasar acuannya jika nilai tolerance > 0,1 dan nilai variance inflation

factor < 10.

Tabel 5
Hasil Uji Multikolinearitas

Collinearity Statistics
Model
Tolerance VIF

1 X1 0,975 1,026
X2 0,975 1,026

Sumber: Lampiran 6

Berdasarkan Tabel 5, dapat dilihat bahwa keseluruhan variabel independen

memiliki nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10 sehingga dapat disimpulkan bahwa

pada model regresi tidak terjadi multikolinearitas.

c. Uji Heteroskedastisitas
Gejala heteroskedastisitas dapat dilihat dengan mendeteksi apakah ada

tidaknya pola tertentu pada grafik (scater plot) yang dihasilkan, dimana sumbu x dan y

yang telah diprediksi dan sumbu y adalah residual (y prediksi – y sesungguhnya) yang

telah di studentized. Hasil pengujian ditunjukkan pada gambar 4 berikut ini.

Scatterplot
Gambar 4
Scater plot
Dependent Variable: Y

2
Regression Studentized Residual

-2

-4

-3 -2 -1 0 1 2 3

Regression Standardized Predicted Value

Sumber: Lampiran 6

Berdasarkan gambar 4 telah menunjukkan pola data yang acak, sehingga dapat

disimpulkan bahwa data terbebas dari gejala heteroskedasitas.


3. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis pengaruh profesionalisme pengguna dan dukungan manajemen puncak

terhadap kinerja SIA dapat dilihat dari hasil analisis regresi linear berganda. Pengujian

regresi bertujuan untuk menguji signifikasi hubungan antara variabel independen (X)

dengan variabel dependen (Y) secara parsial dengan uji t. Dalam penelitian ini uji

hipotesis yang digunakan meliputi uji t statistik (t-test). Berdasarkan hasil output SPSS

nampak bahwa pengaruh secara parsial variabel independen (profesionalisme pengguna

dan dukungan manajemen puncak) terhadap kinerja SIA seperti yang ditunjukkan pada

Tabel 6 berikut:

Tabel 6
Regresi Linear Berganda
Unstandardized Standardized
Coefficients Coeffients
Model B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) 11,732 3,871 3,031 0,003


X1 0,119 0,029 0,351 4,073 0,000
X2 0,357 0,097 0,318 3,693 0,000

Sumber: Lampiran 7

Dari hasil analisis regresi linear berganda dengan program SPSS seperti terlihat

pada Tabel 6, persamaan regresi linear yang terbentuk adalah:

Y= 0,351 X1 + 0,318 X2

Berdasarkan persamaan regresi linear berganda diatas maka dapat dijelaskan

sebagai berikut:
a. b1 = 0,351, koefisien regresi bernilai positif, artinya apabila dukungan manajemen

puncak dianggap konstan maka meningkatnya profesionalisme pengguna akan diikuti

oleh meningkatnya kinerja SIA (Y).

b. b2 = 0,318, koefisien regresi bernilai positif, artinya apabila profesionalisme pengguna

dianggap konstan maka meningkatnya dukungan manajemen puncak akan diikuti

oleh meningkatnya kinerja SIA (Y).

4. Uji Hipotesis

a. Uji t Statistik

Uji ini digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh antara profesionalisme

pengguna dan dukungan manajemen puncak terhadap kinerja sistem informasi

akuntansi adalah signifikan atau hanya diperoleh secara kebetulan. Berikut disajikan

Tabel 7.

Tabel 7
Hasil Uji Hipotesis dengan Uji t
Coeffientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coeffients
Model B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) 11,732 3,871 3,031 0,003


X1 0,119 0,029 0,351 4,073 0,000
X2 0,357 0,097 0,318 3,693 0,000

Sumber: Lampiran 8

1) Pengaruh profesionalisme pengguna terhadap Kinerja SIA

Dari hasil uji perhitungan secara parsial pada variabel profesionalisme

pengguna diperoleh nilai t hitung sebesar = 4,073, sig=0,00 pada taraf signifikansi
0,05 berarti HO ditolak dan Ha diterima. Ini berarti bahwa ada pengaruh positif dan

signifikan profesionalisme pengguna terhadap kinerja SIA.

2) Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak Terhadap Kinerja SIA

Dari hasil uji perhitungan uji secara parsial pada variabel dukungan manajemen

puncak Nilai thitung = 3,693, sig=0,00 pada taraf signifikansi 0,05 berarti HO ditolak

dan Ha diterima. Ini berarti bahwa ada pengaruh positif dan signifikan dukungan

manajemen puncak terhadap kinerja SIA.

C. Pembahasan

1. Pengaruh profesionalisme pengguna terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi (SIA)

Berdasarkan hasil pengolahan data diketahui bahwa koefisien regresi

profesionalisme pengguna sebesar 0,351 dan nilai sig 0,00 < 0,05. Hal ini berarti

hipotesis diterima, yaitu profesionalisme pengguna berpengaruh positif terhadap kinerja

sistem informasi akuntansi pada Lembaga Perkreditan Desa di Kota Denpasar.

Profesionalisme pengguna yang diukur menggunakan keterlibatan pengguna

dalam pengembangan sistem, kemampuan teknik personal, dan keahlian pengguna

mampu mempengaruhi kinerja SIA pada LPD yang ada di Kota Denpasar. Sebuah

sistem informasi yang bagus dan dirancang dengan sedemikian rupa tidak akan

menghasilkan sebuah kinerja sistem informasi akuntansi yang baik apabila sumber daya

manusia, selaku pihak yang berpartisipasi pada penggunaan sistem, tidak mampu

beradaptasi dengan sistem tersebut dan tidak memiliki kemampuan serta keahlian dalam

menggunakan sistem yang ada. Oleh karena itu, profesionalisme pengguna (keterlibatan
pengguna, kemampuan teknik personal, keahlian pengguna) akan berpengaruh secara

langsung terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Antari (2015),

Wulandari (2017), Damana (2016) dan Setiawan (2017) yang menyatakan bahwa

keterlibatan pengguna berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

Penelitian sebelumnya oleh Prabowo (2013) dan Setiawan (2017) juga menyatakan

bahwa kemampuan teknik personal berpengaruh positif terhadap kinerja sistem

informasi akuntansi. Selanjutnya penelitian Damana (2016) menyatakan bahwa keahlian

pemakai berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Namun tidak

sejalan dengan penelitian Prabowo (2013) yang menyatakan bahwa keterlibatan

pengguna tidak berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Ketiga faktor

diatas yaitu keterlibatan pengguna, kemampuan teknik personal, dan keahlian pemakai

merupakan indikator dalam menilai profesionalisme seorang pengguna sistem

informasi.

2. Pengaruh dukungan manajemen puncak terhadap kinerja sistem informasi akuntansi

(SIA)

Berdasarkan hasil pengolahan data diketahui bahwa koefisien regresi dukungan

manajemen puncak sebesar 0,318 dan nilai sig 0,000 < 0,05. Hal ini berarti hipotesis

diterima, yaitu dukungan manajemen puncak berpengaruh positif terhadap kinerja

sistem informasi akuntansi pada Lembaga Perkreditan Desa di Kota Denpasar.

Dukungan manajemen puncak pada penelitian ini diukur menggunakan indikator

mahir dalam menggunakan komputer, memililiki harapan yang tinggi terhadap

penggunaan SIA, aktif terlibat dalam perencanaan operasi sistem informasi,


memberikan perhatian tinggi terhadap kinerja sistem informasi, rating pemakaian

pemakaian sistem informasi mampu mempengaruhi kinerja SIA. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa dukungan manajemen puncak menjadi sangat penting bagi

bawahan dalam hal menunjang kinerja sistem informasi akuntansi. Bila manajemen

puncak memberikan dukungan yang penuh terhadap pengembangan sistem informasi

ditunjang dengan dukungan tersebut dapat diterima oleh pengguna sistem informasi,

maka akan memberikan kepuasan bagi pengguna sistem informasi.

Hail penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Prabowo

(2013), Rahmawati (2015), Wulandari (2017), dan Setiawan (2017) yang menyatakan

bahwa dukungan manajemen puncak berpengaruh positif terhadap kinerja sistem

informasi akuntansi.

Anda mungkin juga menyukai