Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Percobaan


 Massa fermipan : 1 gram
 Total perbesaran mikroskop : 400 x
Tabel IV.1 Hasil Pengamatan pada Pengenceran 10.000x
Kotak
Run Total Jumlah sel
A B C D E
1 12 14 14 17 10 67 13,4
2 14 16 16 15 12 73 14,6
3 13 13 10 15 13 67 13.4
Jumlah 41.4

 Jumlah sel fermipan rata-rata = 13,8 sel/kotak


 Jumlah sel fermipan = 345 sel/mm2
 Jumlah sel fermipan pada pengenceran 10.000x = 3450 sel/ml sampel

Tabel IV.2 Hasil Pengamatan pada Pengenceran 100.000x


Kotak
Run Total Jumlah sel
A B C D E
1 5 6 4 8 8 31 6,2
2 4 4 7 8 6 29 5,8
3 4 5 18 9 6 32 6,4
Jumlah 18,4

 Jumlah sel fermipan rata-rata = 6,133 sel/kotak


 Jumlah sel fermipan = 153,333 sel/mm2
 Jumlah sel fermipan pada pengenceran 10.000x = 1533,33 sel/ml sampel
Tabel IV.3 Hasil Pengamatan pada Pengenceran 1.000.000x
Kotak
Run Total Jumlah sel
A B C D E
1 3 0 2 1 1 7 1,4
2 1 2 3 1 0 7 1,4
3 2 2 2 2 2 10 2
Jumlah 4,8

 Jumlah sel fermipan rata-rata = 1,6 sel/kotak


 Jumlah sel fermipan = 40 sel/mm2
 Jumlah sel fermipan pada pengenceran 10.000x = 400 sel/ml sampel

IV.2 Pembahasan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mempelajari cara menghitung jumlah sel
mikroorganisme menggunakan metode counting chamber.
Metode counting chamber adalah metode perhitungan sel langsung secara mikroskopis.
Metode counting chamber biasa juga disebut sebagai Direct Microscopic Count, dan secara
umum digunakan untuk menghitung jumlah keseluruhan bakteri, baik hidup atau mati,
misalnya pada suatu sampel makanan, seperti susu atau makanan kalengan. Perhitungan
mikroskopis langsung ini dilakukan dengan menggunakan mikroskop pada suatu object glass
khusus yang dapat digunakan untuk menghitung jumlah mikroba dalam suatu sampel.
Kekurangan dari metode ini adalah dibutuhkan sel bakteri yang cukup banyak per ml sampel,
sekitar 10 juta sel bakteri/ml sampel, agar metode ini dapat memberi perhitungan jumlah sel
mikroorganisme yang akurat. Keuntungan dari metode ini adalah tidak diperlukan waktu
inkubasi sehingga metode penentuan jumlah sel ini banyak digunakan untuk menghitung sel
mikroba dalam sampel jika kecepatan waktu menjadi pertimbangan utama.
(Tortora, 2010; Benson, 2001; Hayes, 1992)
Alat yang digunakan adalah PetroffHauser Chamber atau Haemocytometer. Jumlah
cairan yang terdapat antara coverglass dan alat ini mempunyai volume tertentu sehingga satuan
isi yang terdapat dalam satu bujur sangkar juga tertentu. Ruang hitung terdiri dari 9 kotak besar
dengan luas 1 mm². Satu kotak besar di tengah, dibagi menjadi 25 kotak sedang dengan panjang
0,2 mm. Satu kotak sedang dibagi lagi menjadi 16 kotak kecil. Dengan demikian satu kotak
besar tersebut berisi 400 kotak kecil. Tebal dari ruang hitung ini adalah 0,1 mm. Sel bakteri
yang tersuspensi akan memenuhi volume karena beberapa mikroorganisme tertentu cenderung
membentuk kelompok atau berantai. Berdasarkan ruang hitung tersebut sehingga jumlah
bakteri per satuan volume dapat diketahui.

Gambar IV.1 Pembagian sektor hitung Haemocytometer


(Wijaya, 2015)
Pada percobaan ini variabel mikroorganisme yang digunakan adalah ragi. Ragi atau
yeast merupakan organisme bersel tunggal berjenis eukariotik dan berkembang biak dengan
cara membelah diri. Berbeda dengan bakteri, ragi memiliki ukuran sel lebih besar, memiliki
organ-organ, memiliki membran inti sel, dan DNA terlokalisasi di dalam kromosom dalam inti
sel. Saccharomyces cerevisiae merupakan spesies ragi yang digunakan secara luas dalam
fermentasi bioetanol skala besar. Ragi dari genus Saccharomyces mampu memanfaatkan
berbagai gula dengan jumlah enam atom karbon sebagai sumber karbon dan energi.
(Citaresmi, 2015; Ishmayana, 2012)
Langkah pertama yang dilakukan adalah menimbang ragi sebanyak 1 gram dengan menggunakan
neraca analitik. Kemudian melarutkannya di dalam 100 mL aquadest dan mengaduknya hingga
homogen, setelah itu mengencerkan larutan ke dalam tabung reaksi 1:10 dengan mengambil
1ml dari tabung reaksi pengenceran 1:1, dan mengencerkan denganmenambahkan 9 ml
aquadest kemudian mengaduk setiap tabung hingga homogen. Pengenceran dengan cara yang
sama dilakukan untuk pengenceran 1: 10.000, 1:100.000 dan 1:1.000.000. Tujuan dari
pengenceran bertingkat yaitu memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi
dalam cairan. Penentuan besarnya atau banyaknya tingkat pengenceran tergantung kepada
perkiraan jumlah mikroba dalam sampel. Digunakan perbandingan 1:9 untuk sampel dan
pengenceran pertama dan selanjutnya, sehingga pengenceran berikutnya mengandung 1/10 sel
mikroorganisme dari pengenceran sebelumnya.
(Yunita, 2015)
Tahapan selanjutnya adalah menghitung jumlah sel bakteri pada tabung pengencer
1:10.000, dengan cara meneteskan sampel pada hemasitometer kemudian menutupnya dengan deck glass,
lalu menghitung jumlah mikroorganisme yang terdapat pada sektor A, B, C, D dan E dengan
menggunakan mikroskop. Perhitungan sel bakteri pada hemasitometer dilakukan dengan
menghitung jumlah bakteri pada 5 kotak berukuran sedang (0,04 mm2), lalu mengambil rata-
rata hitungan sel setiap kotak, dan membagi perhitungan sel setiap kotak dengan volume cairan
pada kotak tersebut. Tujuan dari perhitungan dilakukan pada 5 kotak adalah untuk
meningkatkan akurasi perhitungan yang dapat mewakili seluruh bagian sampel. Langkah
tersebut diulangi hingga tiga kali kemudian diambil rata-ratanya, setelah itu menghitung
jumlah mikroorganisme untuk pengenceran 1:100.000 dan 1:1.000.000. Dari perhitungan
counting chamber akan didapatkan jumlah sel mikroorganisme. Lalu dibuat grafik hubungan
antara jumlah sel mikroorganisme terhadap faktor pengenceran.
5
4.5
4
3.45
3.5
3
Jumlahh sel

2.5
y = -2E-06x + 2.6611
2 1.53333
1.5
1
0.4
0.5
0
0 100000 200000 300000 400000 500000 600000 700000 800000 900000 1000000
Faktor Pengenceran

Grafik IV.1 Hubungan antara jumlah sel terhadap faktor pengenceran


Dari Grafik IV.1 bisa dilihat bahwa semakin besar faktor pengenceran maka semakin
kecil jumlah selnya. Atau bias disebut bahwa faktor pengenceran berbanding terbalik terhadap
jumlah sel dalam larutan sampel. Hasil yang didapatkan ini sesuai dengan literatur yang
mengatakan bahwa pengenceran adalah metode yang dilakukan untuk mengurangi konsentrasi
dari suatu larutan. Sehingga, makin encer suatu larutan maka akan semakin sedikit molekul
yang terkandung di dalam suatu larutan.
(Quipper.com)
BAB V
KESIMPULAN

V.1 Kesimpulan
Dari percobaan ini dapat ditarik kesimpulan:
1. Dengan metode counting chamber didapatkan jumlah sel pada pengenceran 10.000x
sebanyak 4182,5 sel/ml sampel, lalu pada pengenceran 100.000x sebanyak 2200 sel/ml
sampel, sedangkan pada pengenceran 1.000.000x sebanyak 400 sel/ml sampel.
2. Hubungan antara jumlah sel dalam larutan sampel terhadap faktor pengenceran adalah
berbanding terbalik, berarti semakin besar faktor pengencerannya maka akan semakin
sedikit sel mikroorganisme yang terkandung di dalam larutan sampel.

Anda mungkin juga menyukai