Kelompok D
2019/2020
A. TOPIK
Terapi aktivitas kelompok (TAK) sosialisasi sesi 6 yaitu kemampuan untuk mengikuti
permainan kelompok dengan bertanya dan meminta sesuai dengan kebutuhan pada orang
lain, menjawab dan memberi pada orang lain sesuai dengan permintaan.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Klien mampu berkerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok,
2. Tujuan Khusus
a. Menguatkan otot secara kseseluruhan
b. Melatih kerjasama pserta satu dengan pserta lain
c. Melatih keseimbangan
d. Melatih sportifitas
C. LANDASAN TEORITIS
Isolasi sosial merupakan salah satu respon maladaptif dalam rentang respon neurobiologi
selain delusi, halusinasi, gangguan emosi dan gangguan perilaku (Stuart & Laraia, 2006).
Isolasi sosial merupakan suatu perubahan negatif yang terjadi pada klien yang mengalami
skizofrenia. Hasil penelitian Hatfield dalam Sinaga (2008) menunjukkan bahwa sekitar
72% klien gangguan jiwa mengalami masalah isolasi sosial. Klien yang mengalami isolasi
sosial akan cenderung menghindar saat berinteraksi dengan orang lain dan lebih suka
menyendiri terhadap lingkungan agar pengalaman yang tidak menyenangkan dalam
berhubungan dengan orang lain tidak terulang kembali (Keliat, 1999). Pada klien isolasi
sosial ketika menghadapi stresor tidak mampu menggunakan mekanisme koping yang
efektif. mekanisme koping yang digunakan yaitu denial, regresi, proyeksi, identifikasi, dan
religiosity yang berakhir dengan koping maladaptif (Towsends, 2009).
Individu dengan isolasi sosial menunjukkan perilaku menarik diri, tidak komunikatif,
mencoba menyendiri, lebih suka dengan pikiran dan dirinya sendiri, tidak ada kontak mata,
sedih, afek tumpul, perilaku bermusuhan, menyatakan perasaan sepi atau ditolak, kesulitan
membina hubungan sosial di lingkungannya, menghindari orang lain dan mengungkapkan
perasaan tidak dimengerti orang lain (NANDA, 2007). Menurut Carpernito (2006)
penyebab dari isolasi sosial adalah harga diri rendah yaitu perasaan negatif terhadap diri
sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan yang ditandai dengan
adanya perasaan malu terhadap diri sendiri, rasa bersalah, gangguan hubungan sosial
merendahkan martabat.
Secara keseluruhan, klien yang dirawat di ruangan Kresna, RS. DR. Marzoeki Mahdi,
Bogor, merupakan klien dengan masalah yang akut dan masih aktual. Masalah
keperawatan yang terjadi pada klien berbeda-beda, salah satunya adalah masalah isolasi
sosial. Ruangan ini memiliki beberapa kegiatan yang dirancang untuk dilakukan klien
secara bersama-sama. Namun, tidak semua klien mau mengikuti kegiatan tersebut,
melainkan lebih memilih berdiam diri, tidur, ataupun melamun di kamar. Oleh karena itu
mahasiswa menilai perlu dilakukannya intervensi untuk membantu klien dengan
permasalahan tersebut.
Tindakan keperawatan generalis yang dilakukan pada klien dengan isolasi sosial menurut
Keliat dan Akemat (2010) adalah dengan cara mengajarkan klien mengenal penyebab klien
menyendiri; menyebutkan keuntungan dan kerugian klien berhubungan dengan orang lain;
melatih klien cara berkenalan dengan orang lain; melatih klien berkenalan secara bertahap
mulai dari satu orang, dua orang atau lebih serta melakukan terapi aktivitas kelompok
sosialisasi. Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu dengan
yang lain, saling bergantung, dan mempunyai norma yang sama (Stuart & Laraia, 2001).
Pengaruh kelompok ini cukup besar untuk klien isolasi sosial dalam meningkatkan
kemampuannya berinteraksi dengan orang lain. Penelitian yang dilakukan oleh Renidayati
(2008) tentang pengaruh Social Skill Training (SST) pada klien isolasi sosial menunjukkan
bahwa adanya peningkatan kemampuan kognitif dan perilaku sosial. Martin (2010) pun
menyebutkan bahwa penerapan terapi psikososial dengan perilaku kognitif dapat
mengubah pola pikir yang negatif menjadi positif. Dengan demikian, terapi aktivitas
kelompok dapat dilakukan untuk mengatasi klien isolasi sosial agar mampu menjalin
hubungan sosial dengan baik.
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) dibagi empat, yaitu terapi aktivitas kelompok
sosialisasi, stimulasi kognitif/persepsi, stimulasi sensori, dan realita. Pada proposal
kegiatan ini, penulis akan melakukan Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi (TAKS)
untuk mengintervensi klien dengan masalah isolasi sosial di ruang Kresna, RS. DR.
Marzoeki Mahdi, Bogor. Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi (TAKS) merupakan
bagian terapi aktivitas kelompok yang bertujuan mengembangakan sosialisasi. Klien akan
dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang ada di sekitar klien. Aktivitas
tersebut dilakukan sebanyak tujuh sesi, yaitu (1) memperkenalkan diri, (2) berkenalan
dengan anggota kelompok, (3) bercakap-cakap dengan anggota kelompok, (4)
menyampaikan dan membicarakan topik percakapan, (5) menyampaikan dan
membicarakan masalah pribadi pada orang lain, (6) bekerjasama dalam permainan
sosialisasi kelompok, serta (7) menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan TAKS
yang telah dilakukan (Keliat & Akemat, 2005). Pada proposal ini, penulis akan melakukan
Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi (TAKS) sesi ke-6, yaitu menanyakan dan meminta
sesuatu sesuai dengan kebutuhan kepada orang lain, menjawab dan memberi sesuatu pada
orang lain sesuai dengan permintaan
D. KLIEN
1. Karakteristik/Kriteria
a. klien yang mampu diajak berkomunikasi verbal
b. klien yang mengalami dan mempunyai isolasi sosial yang telah mulai melakukan
interaksi interpersonal
c. klien mampu membaca tulisan
d. klien tidak mengalami gangguan/penyakit fisik yang menyulitkan mobilisasi
2. Proses Seleksi
a. hasil observasi sehari-hari
b. informasi dan keterangan dari klien sendiri atau perawat mengenai masalah isolasi
sosial
c. kontrak dengan klien, yaitu kesediaan klien untuk mengikuti kegiatan berdasarkan
kesepakatan mengenai kegiatan, tempat dan waktu
E. PENGORGANISASIAN
1. Waktu
a. Selasa, 03-desember-2019
c. Pengorganisasian Waktu
3. Jumlah Peserta
(Dua belas Orang)
4. Tim Terapis
a. Leader: DERI EMARONI
Tugas:
Menyusun rencana TAK.
Membuka, menjelaskan tujuan dan peraturan TAK.
Mengarahkan proses TAK untuk mencapai tujuan.
Memfasilitasi sikap anggota kelompok untuk mengikuti permainan sosialisasi
kelompok: setiap kelompok terdiri dari 4 orang,peserta mengapit balon yang di
berikan oleh panitia di antara dada dan perut ketika musik di nyalakan peserta
berjoget tanpa menjatuhkan balon ketika musik di hentikan peserta berjalan
membawa balon sampe finis,apabila ketika balon terjatuh dintengah jalan maka
peserta harus mengulang dari start masing masing kelompok di pisah menjadi 2 tim
Menjelaskan rencana dan kontrak selanjutnya, serta menutup TAK.
c. Pengorganisasian Tempat
Tempat nyaman dan tenang.
Klayan berdiri bebaris
Terapis berdiri disamping klayan
Sketsa:
P P P P
F F F F
O KLP 1 K K K K
F F F F
Finish
O KLP 2 K K K K
F F F F
O KLP 3 K
K K K
L CL
Keterangan:
L : Leader CL : Co leader
F : Fasilitator O : Observer
P : Pembimbing K : Klayan
F. PROSES PELAKSANAAN
1. Persiapan/Pre-Orientasi
Mengingatkan/kontrak dengan anggota kelompok.
Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
Mobilisasi peserta.
Peserta dan terapis memakai papan nama.
2. Orientasi
a. Memberi salam terapeutik
Salam terapeutik dari terapis
Perkenalan ulang nama-nama terapis
b. Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
Menanyakan apakah telah latihan bercakap-cakap tentang topik atau hal tertentu dan
menceritakan masalah pribadi dengan orang lain.
c. Kontrak
Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu bertanya dan meminta sesuatu sesuai kebutuhan,
menjawab dan memberi sesuatu sesuai permintaan serta menyampaikan pendapat
tentang manfaat kegiatan TAKS yang sudah dilakukan.
Menjelaskan aturan main:
- Lama kegiatan 45 menit. Jika waktu kurang, maka terapis meminta persetujuan
kepada anggota kelompok untuk perpanjangan waktu.
- Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
- Jika ada klien yang meninggalkan kelompok harus minta izin kepada terapis.
- Selama kegiatan, suara anggota kelompok harus dapat didengar oleh anggota
lainnya.
- Apabila selama kegiatan berlangsung, klien ingin ketawa dipersilahkan untuk
ketawa tetapi tidak mengganggu berlangsungnya kegiatan.
3. Kerja
Leader mempersilahkan co leader untuk memimpin yel-yel semangat.
Co-leader memimpin yel-yel semangat.
Leader menjelaskan cara menyampaikan tujuan TAK sesi 6 mencontohkan cara
bermain.
Co leader membagikan kertas untuk mengundi anggota kelompok peserta TAK. Co
leader memutar musik
Leader dibantu fasilitator meminta peserta untuk mengelompokkan diri bedasarkan
kelompok dibantu fasilitator.
Fasilitator memandu klayan menjalankan TAK.
Jalannya TAK :
1. Leader dibantu faisitator mempersiapkan klayan untuk memulai permainan.
2. Leader memimpin memulai permainan.
3. Musik mengiringi peserta memulai permainan memindahkan balon dari tim yang
satu ke tim yang lain hingga mencapai finish dan berakhir 5 menit kemudian.
4. Setelah permainan selesai beri reinforcement positif kepada klayan.
5. Memberikan hadiah kepada kelompok yang memenangkan permainan( paling
semangat, paling cepat sampai finish dan terheboh).
4. Terminasi
a. Evaluasi
Menanyakan perasaan dan manfaat klayan mengikuti TAK.
Memberi pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Rencana Tindak Lanjut
Diharapkan Klayan mampu bekerjasama dengan klayan lain misalkan Bersama-
sama membersihkan teras depan wisma ketika kotor.
Memasukan kegiatan bekerja sama pada jadwal kegiatan harian setiap peserta.
b. Evaluasi Proses
Minimal 75% klien dapat mengikuti permainan dan dapat mengikuti kegiatan dari
awal sampai selesai.
Minimal 75% klien aktif mengikuti kegiatan.
c. Evaluasi hasil
Minimal 75% mampu mengikuti peraturan kegiatan.
Minimal 75% mampu bekerjasama memindahkanbalon dari tim yang satu ke tim
yang ain.
Minimal 75% mampu menyebutkan manfaat dari TAKS.
2. Dokumentasi
Form dokumentasi TAKS sesi ke-6
H. ANTISIPASI MASALAH
1. Penanganan klien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok
Memanggil klien.
Memberi kesempatan kepada klien tersebut untuk menjawab sapaan perawat atau klien
yang lain.
Memberi pandu positif pada klien.
Keliat, B.A. (2006). Keperawatan jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta: EGC.
Renidayati. (2008). Pengaruh social skill training (SST) pada klien isolasi sosial di RSJ H.B.
Sa’anin Padang Sumatera Barat. Tesis FIK-UI. Tidak dipublikasikan.
Stuart, G.W., & Laraia, M.T. (2001). Principles and practice of psychiatric nursing (7th ed.).
St Louis: Mosby.
Sinaga, L.R. (2005). Basic concepts of psychiatric mental health nursing. 6th ed.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Towsends, M.C. (2009). Psychiatric mental health nursing concepts of care in evidence-
based practice. 6th ed. Philadelphia: F.A. Davis Company.
FORM DOKUMENTASI TAKS SESI KE-6
Kemampuan Bertanya, Meminta, Menjawab dan Memberi sesuai Permintaan dan
Kebutuhan
c. Kemampuan nonverbal
Nama Klien
No. Aspek yang dinilai
1 Klayan mampu
bekerjasama dengan
klayan lain
2 Klayan mampu
memindahkan balon
ke klayan lain
3 Klayan mampu
menerima balon dari
klayan lain
4 Klayan mampu
mengerti dan
mengikuti aturan
main dengan baik
Jumlah
Petunjuk
Dibawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAKS.
Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda [√] jika ditemukan pada klien
atau tanda [x] jika tidak ditemukan.
Jumlahkan kemampuan yang ditemukan. Jika mendapat nilai 3 atau 4 klien mampu dan jika
nilai ≤ 2 klien dianggap belum mamp