Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENGAMATAN

DRAINASE
DOSEN : BISMI ANNISA, ST., MT

DISUSUN :

(183110498) DEVI SYAHPUTRI


(183110425 ) FADEL IBNU MULIYA A
(183110510) NURMAN AL IHSYAN

KELAS B
TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
T.P 2019 / 2020
DAFTAR ISI

Daftar Isi.....................................................................................................i

Kata Pengantar..........................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...........................................................................1

1.2 Rumusan Masalah......................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan........................................................................1

1.4 Hipotesis Masalah......................................................................2

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Drainase.................................................................3

2.2 Fungsi Saluran Drainase..........................................................4

2.3 Jenis Saluran Drainase.............................................................4

2.3.1 Berdasarkan Bentuk Salurannya....................................4

2.3.1.1 Aliran Saluran Tertutup........................................4

2.3.1.2 Aliran Saluran Terbuka........................................4

2.3.2 Aliran Berdasarkan Bentuk Penampangnya...................4

2.3.2.1 Aliran Saluran Berbentuk Lingkaran...................4

2.3.2.2 Aliran Saluran Berbentuk Trapesium...................4

2.3.2.3 Aliran Saluran Berbentuk Segitiga.......................5

2.3.2.4 Aliran Saluran Berbentuk Persegi Panjang..........5

2.3.2.5 Aliran Saluran Berbentuk Setengah Lingkaran....6

i
2.4 Peraturan Standar Perencanaan Drainase Indonesia................7

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Waktu......................................................................................11

3.2 Tempat..........................................................................................11

3.3 Alat dan Bahan........................................................................11

3.4 Cara Kerja...............................................................................11

BAB IVPENGOLAHAN DATA

4.1Pengolahan Data Hasil Pengamatan........................................12

4.2 Pembahasan Data...................................................................14

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan..............................................................................15

5.2 Kritik dan Saran.......................................................................15

Daftar Pustaka...........................................................................................iv

LAMPIRAN..............................................................................................v

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan jasmani dan
rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam ciptaan-Nya. Sholawat
dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada tauladan kita Nabi Besar Nabi
Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran
agama yang sempurna dan menjadi rahmat bagi seluruh alam.sehingga penulis mampu
menyelesaikan penyusunan laporan pengamatan tepat pada waktunya.

Penyusunan laporan sudah dilakukan semaksimal mungkin dengan dukungan dari


banyak pihak, sehingga bisa memudahkan dalam penyusunannya. Untuk itu kami pun
tidak lupa mengucapkan terima kasih dari berbagai pihak yang sudah membantu kami
dalam rangka menyelesaikan laporan ini.

Tetapi tidak lepas dari semua itu, penulis sadar sepenuhnya bahwa dalam laporan
ini masih terdapat banyak kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa serta aspek-aspek
lainnya. Maka dari itu, dengan lapang dada penulis membuka seluas-luasnya pintu bagi
para pembaca yang ingin memberikan kritik ataupun sarannya demi penyempurnaan
makalah ini.

Penulis sangat berharap semoga dari laporan ini bisa bermanfaat dan juga besar
keinginan penulis bisa menginspirasi para pembaca untuk mengangkat topik yang masih
berhubungan dengan laporan ini.

Pekanbaru, 12 Oktober 2019

Penyusun

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam teknik sipil infrastruktur pengairan juga diperhatikan sitematis konstruksinya,
oleh karena itu pengetahuan mengenai fluida, bangun ruang terhadap wadah fluida dan
bentuk aliran. Saluran air pada dasarnya dapat berupa aliran saluran terbuka (open channel
flow) dan aliran saluran tertutup (pipe flow). Perbedaan dari kedua saluran ini yaitu aliran
pada saluran terbuka memiliki permukaan yang bebas yang dipengaruhi oleh tekanan
udara (atmosfer), sedangkan pada pipa tidak dipengaruhi oleh tekanan udara secara
langsung.
Hal penting lainnya yang harus ditentukan saat melakukan perancangan konstruksi
drainase adalah bentuk dari saluran tersebut, berikut ini adalah bentuk bentuk saluran air
diantaranya Lingkaran, Trapesium, Segitiga, Persegi Panjang. Bentuk aliran saluran
terbuka adalah bentuk yang sering dipakai pada infrastruktur pengairan.

Drainase merupakan contoh aliran saluran terbuka, dalam bidang teknik sipil,
drainase secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan teknis untuk
mengurangi kelebihan air, baik yang berasal dari hujan, rembesan maupun kelebihan
air irigasi di suatu kawasan/lahan, sehingga fungsi kawasan tidak terganggu.
Dalam konstruksi drainase banyak hal yang harus diperhatikan baik itu bentuk
yang sesuai terhadap kondisi tanah disekitarnya, bahan material, ukuran, serta
kemiringan aliran. Hal tersebut yang melatarbelakangi pengamatan ini dilaksanakan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana bentuk aliran saluran terbuka (drainase)?
2. Berapa ukuran lebar dan tinggi dari drainase ?
3. Apa fungsi dari drainase yang diamati?
4. Bagaimana cara menghitung debit dan kecepatan aliran air pada drainase?
5. Apa kriteria standar perencanaan irigasi di Indonesia?

1
1.3 Tujuan Penilitian
1. Mengetahui bentuk bentuk aliran saluran terbuka pada drainase
2. Mengetahui ukuran lebar dan tinggi drainase
3. Mengetahui fungsi dari drainase
4. Mengetahui debit dan kecepatan aliran pada drainase
5. Mengetahui kriteria standar perencanaan irigasi di Indonesia

1.4 Hipotesis Penelitian


1. Luas, Keliling, dan Jari-jari hidrolis, saluran drainase dapat ditentukan dari tinggi
permukaa air dan lebar saluran
2. Jenis material yang digunakan berpengaruh terhadap kecepatan dan debit aliran
3. Kemiringan aliran mempengaruhi nilai kecepatan dan debit aliran
4. Bentuk saluran drainase dipengaruhi oleh kontur permukaan tanah disekitarnya

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Drainase
Drainase yang berasal dari bahasa inggris drainage yang mempunyai arti
mengalirkan, membuang, atau mengalihkan air. Dalam bidang teknik sipil, drainase secara
umum dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air, baik
yang berasal dari hujan, rembesan maupun kelebihan air irigasi di suatu kawasan/lahan,
sehingga fungsi kawasan tidak terganggu. Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk
mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas. Jadi, drainase menyangkut
tidak hanya air permukaan tapi juga air tanah. (Suripin :2004)
Pengertian Drainase menurut peraturan PU No.12 Tahun 2014, Drainase adalah
prasarana yang berfungsi mengalirkan kelebihan air dari suatu kawasan ke badan air
penerima.

2.2 Fungsi Saluran Drainase


Dalam pengertian jaringan drainase, maka sesuai dengan fungsi dan sistem kerjanya, jenis
saluran dapat dibedakan menjadi :

1. Saluran Interseptor (Interceptor Drain)


Saluran interceptor drain adalah saluran yang berfungsi sebagai pencegah
terjadinya pembebanan aliran dari suatu daerah terhadap daerah lain dibawahnya.
Saluran ini biasa dibangun dan diletakkan pada bagian yang relatif sejajar dengan
garis kontur. Outlet dari saluran ini biasanya terdapat di saluran kolektor, konveyor
atau langsung di saluran drainase alam
2. Saluran Pengumpul (Collector Drain)
Saluran kolektor adalah saluran yang berfungsi sebagai pengumpul debit dari
saluran drainase yang lebih kecil dan akhirnya akan dibuang ke saluran konveyor
(pembawa)
3. Saluran Pembawa (Conveyor Drain)
Saluran konveyor adalah saluran yang berfungsi sebagai pembawa air buangan dari
suatu daerah ke lokasi pembuangan tanpa harus membahayakan daerah yang dilalui.
Lelak saluran conveyor di bagian terendah lembah dari daerah. sehingga secara efektif
dapat berfungsi sebagai pengumpul dari anak cabang saluran yang ada.
3

2.3 Jenis Jenis Aliran Drainase


2.3.1 Alira Berdasarkan Bentuk Salurannya
2.3.1.1Aliran Saluran Tertutup
yaitu saluran untuk air kotor yang mengganggu kesehatan lingkungan.
Sistem ini cukup bagus digunakan di daerah perkotaan terutama dengan
tingkat kepadatan penduduk yang tinggi seperti kota metropolitan dan kota-
kota besar lainnya.

2.3.1.2 Aliran Saluran Terbuka


yaitu sistem saluran yang biasanya direncanakan hanya untuk menampung
dan mengalirkan air hujan (sistem terpisah), namun kebanyakan sistem saluran ini
berfungsi sebagai saluran campuran. Pada pinggiran kota, Saluran terbuka ini
biasanya tidak diberi lining ( lapisan pelindung). Akan tetapi saluran terbukan di
dalam kota harus diberi lining dengan beton, pasangan batu (masonry) ataupun
dengan pasangan bata.

Gambar 2.1 Aliran Saluran Tertutup dan Terbuka

2.3.2 Aliran Berdasarkan Bentuk Penampangnya


2.3.2.1 Aliran Saluran Bentuk Lingkaran
Saluran drainase bentuk ini berupa saluran dari pasangan atau
kombinasi pasangan dan pipa beton. Bentuk dasar saluran yang bulat
memudahkan pengangkutan bahan endapan/limbah.
4
Gambar 2.2 Saluran bentuk lingkaran

2.3.2.2 Aliran Saluran Bentuk Trapesium


Saluran drainase bentuk trapesium pada umumnya saluran dari tanah
tapi dimungkinkan juga bentuk ini dari pasangan saluran ini membutuhkan
ruang yang cukup dan berfungsi untuk pengalir air hujan, air rumah tangga
maupun air irigasi.

Gambar 2.3 Saluran Berbentuk Trapesium

2.3.2.3 Aliran Saluran Bentuk Segitga


Saluran sangat jarang digunakan tetapi mungkin digunakan dalam
kondisi tertentu. Berfungsi untuk menampung dan menyalurkan limpasan air
hujan untuk debit yang kecil. Bentuk Saluran ini digunakan pada lahan yang
cukup terbatas.

5
Gambar 2.4 Saluran Berbentuk Segitiga

2.3.2.4 Aliran Saluran Bentuk Persegi Panjang


Berfungsi untuk menampung dan menyalurkan limpasan air hujan
dengan debit yang besar. Sifat alirannya terus menerus dengan
fluktuasi yang kecil. Biasanya saluran ini terbuat dari pasangan batu
dan beton.

Gambar 2.5 Saluran Berbentuk Persegi Panjang

2.3.2.5 Bentuk Setengah Lingkaran


Berfungsi untuk menyalurkan limbah air hujan untuk debit yang kecil.
Bentuk saluran ini umum digunakan untuk saluran saluran penduduk pada sisi
jalan perumahan padat.

6
Gambar 2.6 Saluran Berbentuk Setengah Lingkaran

Tabel 2.1 Perhitungan Alira Saluran Terbuka dalam berbagai bentuk


2.4 Peraturan Standar Perencanaan Drainase Indonesia
Kecepatan saluran rata rata dihitung dengan rumus Chezy, Manning dan Stickler.
Rumusnya adalah sebagai berikut :
1. Rumus Chezy

V = C √ RSo

V = Kecepatan Aliran dalam m/dt


C = Koefisien Chezy
7
R = Jari jari hidrolis dalam m
So = Kemiringan dasar saluran
Beberapa ahli telah mengusulkan bentuk koefisien Chezy dari rumus umum
V=C,
Antara lain : Bazin, Manning, dan Stickler.
2. Rumus Bazin
Bazin mengusulkan rumus berikut ini :
87
C= 1+
gB'
√R

Dengan gB adalah koefisien yang tergantung pada kekasaran dinding. Nilai gB


untuk beberapa jenis dinding saluran dapat dilihat dalam Tabel 2.1

Jenis Dinding gB

Dinding sangat halus (semen) 0,06

Dinding halus (papan, semen, bata) 0,016

Dinding batu pecah 0,46

Dinding tanah sangat teratur 0,85

Saluran tanah dengan kondisi biasa 1,3


Saluran tanah dengan dasar batu pecah dan tebing
1,75
rumput
Tabel 2.2 Koefisien Kekasaran Bazin
3. Rumus Manning
Seorang ahli dari Islandia, Robert Manning mengusulkan rumus berikut ini :
i
C= n R2/3
Dengan koefisien tersebut maka rumus kecepatan aliran menjadi :
1 2/3 1/2
V= R I
n
Rumus ini dikenal dengan rumus manning
8
Bila :
n = koefisien manning dapat dilihat dalam tabel 2.2
R = jari jari hidrolis dalam m
I = kemiringan dasar saluran
Koefisien
Bahan
Manning(n)
Besi tuang dilapis 0,014

Kaca 0,010

Saluran beton 0,013

Bata dilapis mortar 0,015

Pasangan batu disemen 0,025

Saluran tanah bersih 0,022

Saluran tanah bersih 0,030


Saluran dengan dasar batu dan
0,040
tebing rumput
Saluran pada galian batu padas 0,040
Tabel 2.3 Koefisien Kekasaran Bazin
Rumus Manning untuk menghitung Debit :

C1
Q= n AR2/3 √ So
Q = Debit Aliran m3/det
C1 = Untuk S1 unit (1,0)
Untuk Inggris Unit (1,49)
A = Luas Penampang dalam m2
n = material
So = Derajat Kemiringan

9
4. Rumus Strickler
Strickler mencari hubungan antara nilai koefisien n dari rumus Manning sebagai
fungsi dari dimensi material yang membentuk dinding saluran. Untuk dinding
saluran dari material yang tidak koheren, koefisie Strickler, ks diberikan oleh
rumus :
1
, sehingga rumus kecepatan aliran menjadi :
n
V = ks R2/3I1/2

Tabel 2.4 Kemiringan talud minimum untuk saluran tanah di padatkan

10
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Waktu

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 12 Oktober 2019, Pukul 13:00 WIB.

3.2. Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di Jl. Unggas, Simpang tiga, Kec. Bukit Raya.

3.3. Alat dan Bahan

 Meteran
 Pena
 Kayu ukur permukaan air
 Camera DSLR

3.4. Cara Kerja

a. Tarik meteran seperlunya saja, ukurlah lebar bagian luar dari drainase, dan catat hasil
dari pengukuran tersebut..
b. Selanjutnya ukurlah lebar bagian dalam / jari jari hidrolis drainase, serta catat juga
hasil dari pengukuran tersebut.
c. Setelah itu, tanamkan kayu kedalam drainase sampai mentok kebawah, tandai tinggi
drainase dengan menggunakan pena.
d. Selanjutnya, ambil lagi kayu tadi dan ukurlah bagian kayu yang basah menggunakan
meteran, jangan lupa tulis hasil pengukuran tersbut.
e. Seterusnya, ukurlah dari pangkal kayu yang basah sampai yang kita tandai dengan
pena tadi, tulis hasil dari pengukuran tersbut.
f. Abadikan semua langkah-langkah tadi dengan menggunakan camera.

11

BAB IV
PENGOLAHAN DATA
4.1 Pengolahan Data Hasil Pengamatan
Tinggi
Lebar Tinggi Jari-jari
Jenis Permukaan Luas Keliling
Penampang Penampang Hidrolis
Infrastruktur Air A(m2) P(m)
b(m) h(m) R(m)
y(m)

Drainase 1,88 0,26 1,45 48,88 2,4 20,37

Tabel 4.1 Tabel Hasil Pengamatan

1. Luas
Diket : b = 1,88 m
y = 0,26 m
Dit : A?
Jawab :
A = by
= 1,88 m x 0,26 m
= 0,4888 m2
2. Keliling
Diket : b = 1,88 m
y = 0,26 m
Dit : P?
Jawab :
P = b + 2y
= 1,88 m + 2 (0,26) m
= 1,88 m + 0,52 m
= 2,4 m
3. Jari jari Hidrolis (R)
Diket : A = 0,4888 m2
P = 2,4 m
Dit : R?
12
A 0,4888 m 2
Jawab : R = = = 0,2037 m
p 2,4 m
4. Tinggi Jagaan
Diket : h = 1,45 m
y = 0,26 m
Dit: Tinggi Jagaan?
Jawab :
Tinggi Jagaan = h - y
= 1,45 m – 0,26 m
= 1,19 m
5. Koefisien Manning
Diket : R = 0,2037 m
n = 0,013 ( Lihat pada Tabel 2.3 )
C1 = 1,0 ( Untuk satuan SI )
Dit : C?
Jawab :
C1
C= n
R1/6
1 1/6
= 0,2037
0,013
= 59,01
6. Kecepatan Aliran
Diket : C = 59,01
R = 0,2037 m
So = 1,5 ( Lihat Pada Tabel 2.4)
Dit : Kecepatan Aliran ( V ) ?
Jawab :
V=C √ RSo
=59,01 √ 0,2037 .1,5
= 32,63 m/s
7. Debit Aliran
Diket : C1 = 1,0 ( Untuk satuan SI )
n =0,013 ( Lihat pada Tabel 2.3 )
13
A = 0,4888 m2
R = 0,2037 m
So = 1,5 ( Lihat Pada Tabel 2.4)
Dit : Q?
Jawab :
C1
Q= AR2/3 √ So
n
1
= 0,4888 . 2/3 √ 1,5
0,013
= 15,92 m3/det

4.2 Pembahasan Hipotesis Awal

Setelah di dapat data di lapangan , hasil pengukuran untuk drainase yang di amat lebar
penampang drainase di dapat b = 1,88 m dan tinggi permukan airnya y = 0,26 m, dari
hipotesis awal dapat kita buktikan bahwa luas, keliling serta jari-jari hidrolisnya dapat di tentukan
dari data tersebut. Dimana pada drainase yang diamati oleh pengamat berbentuk persegi panjang
maka untuk menentukan luas penampangnya digunakan rumus sebagai berikut : ( A =
by)untuk luas penampangnya didapat nilai 0,4888 m2 pada drainase tersebut, untuk
kelilingnya menggunakan rumus ( P = b + 2y ) didapatlah nilai 2,4 m , serta jari jari hidrolisnya R=
A 0,4888 m 2
p
= 2,4 m = 0,2037 m, maka hipotesis awal terbukti.

Material yang digunakan dalam proses konstruksi drainase ini adalah beton
bertulangan, dan berdasarkan hipotesis 2 dan 3 bahan material yang di pakai nantinya juga
mempengaruhi bentuk dari drainase dan di dapat data koefisien material n =0,013 ( Lihat
pada Tabel 2.3 ), dan derajat kemiringan talud-nya So = 1,5 ( Lihat Pada Tabel 2.4).
Dalam suatu perancangan drainase dari data kontur tanah nya makah kita harus
menentukan bentuk apa yang sesuai dengan kontur tanahnhya dan dilihat pula jumlah
debitnya.rumus Manning digunakan dalam pencarian debit aliran tersebut dimana (Q =

C1
AR2/3 √ So ), didapat nilai Q = 15,92 m3/det , dari data debit ini biasanya di
n
gunakan dalam penentuan tinggi penampang yang akan dirancang dan kemiringan yang
akan di pakai agar aliran airnya tidak melebihi volume dari penampang itu sendiri.

14

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari pengamatan yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa drainase
mempunyai 2 tipe aliran yaitu aliran saluran terbuka dan aliran saluran tertutup, drainase
juga mempunyai banyak bentuk tergantung kontur tanah disekitarnya, bentuk- bentuk
drainase diantaranya lingkaran, trapesium, segitiga, persegi panjang dan setengah
lingkaran.
Dalam perancangannya drainase harus memperti mbangkan ukuran yang sesuai
agar debit aliran air dapat di alirkan dengan baik dan tidak meluap melebihi volume
penampangnya, untuk itu perlu kita ketahui debit aliran melalui rumus Manning untuk
selanjutnya kita dapat mendapatkan ukuran, material bahan serta derajat kemiringan talud
yang sesuai dengan standar perancangan drainase di Indonesia yang tertera dalam
Peraturan Mentri Pekerjaan Umum No 12 Tahun 2014.
5.2 Saran
Dalam penelitan ini pengamat haruslah teliti dalam melakukan pengukuran di
lapangan yang menjadi data pentingnya, agar tidak terjadi invalid data sehingga
pengamatan yang di lakukan pun akan menjadi gagal, serta perlunya memahami peraturan
perancangan drainase yang sesuai standar yang dapat dilihat pada Peraturan Mentri
Pekerjaan Umum No 12 Tahun 2014, agar menjadi pedoman kita saat pengamatan
berlangsung.

15

DAFTAR PUSTAKA
Munson, Bruce R.2004.Mekanika Fluida.Jakarta:Erlangga
S A, Soedradjat.1983.Mekanika Fluida dan Hidrolika.Bandung:Nova
Tipler.1998.Fisika Untuk Sains dan Teknik.Jakarta:Erlangga

iv

DOKUMENTASI
Gambar 1 Objek pengamatan yang diamati

Gambar 2 Pengamat Mengukur Lebar Drainase

v
Gambar 3. Pengamat mengukur ketinggian permukaan air dengan alat bantu kayu

Gambar 4 Pengamat melakukan pengukuran tinggi air permukaan dengan meteran


pada alat bantu kayu
Gambar 5 Pengamat melakukan pengukuran tinggi drainase dengan meteran pada
alat bantu kayu

Gambar 6 Pengamat melakukan foto bersama

Anda mungkin juga menyukai