Anda di halaman 1dari 10

BAB V

DIODA LIMITTER DAN CLAMPER

Capaian Pembelajaran
Setelah melaksanakan praktikum Bab V, mahasiswa akan mampu
- Menjelaskan konsep diode Limiter
- Mengetahui penggunaan diode limiter
- Menjelaskan konsep kerja dioda clamper
- Mengetahui penggunaan diode clamper

TUJUAN
1. Menentukan hubungan antara sinyal sinusoida input dan output terhubung seri diode limiter.
2. Menentukan hubungan antara sinyal sinusoida input dan output terhubung paralel diode
limiter.
3. Mengamati efek gelombang output bias forward dan reverse diode limiter.
4. Mengamati efek gelombang output negatif dan positif diode clamper.

TEORI DASAR
Pada perangkat elektronik sinyal persegi dapat diperoleh dari sinyal ac
menggunakan limiter. Limiter dapat merubah sinyal sinus ke sinyal persegi dengan
membatasi bentuk gelombang negatif atau positif atau keduanya sinyal ac.

Diode Limiter Seri


Dengan memperhatikan gambar 1, sebuah generator ac menghasilkan tegangan
sinusoida vin terhubung ke diode seri dengan resistor R. Hal ini menyebabkan resistansi
forward rendah dan resistansi reverse tinggi pada batasan kerja diode.

A
+
D1 V in
_
_0
Vin R Vout
+ Vout
B _0

Gambar 1. Dioda digunakan sebagai pembatas sinyal ac positif

Pada gambar 1 terlihat tegangan input vin dan tegangan output vout, selama siklus
positif, katoda sebuah dioda lebih positif dari anoda (reverse bias), tidak ada arus mengalir
pada rangkaian dan vout melewati R adalah nol. Selama siklus negatif, dioda dibias forward
bekerja seperti saklar tertutup sehingga menyebabkan arus mengalir pada R. Secara
kenyataan dioda tidak
seperti saklar dalam megalirkan arus forward dan reverse. Rangkaian yang sederhana ini
adalah positif series limiter karena siklus positif dibatasi dari output.
Gambar 2 memperlihatkan hubungan dioda seri digunakan sebagai negatif limiter.
Selama siklus positif dioda dibias forward menghasilkan arus yang mengalir pada R.
Tegangan yang terbentuk pada R adalah positif. Pada siklus negatif dioda dibias reverse
serta tidak ada arus yang mengalir.
D1
A
+
V in
+ _0
Vin R Vout
_ +
Vo ut
B 0

Gambar 2. Dioda digunakan sebagai pembatas sinyal ac negatif

Diode Limiter Paralel


Pada rangkaian gambar 3 merupakan dioda limiter terhubung paralel karena bagian
R output terhubung paralel dengan sebuah dioda.

+
V in
_0
Vin D1 RR Vout
+
Vo ut
0

Gambar 3. Hubungan diode paralel menggunakan batasan siklus negatif

Selama siklus positif, dioda D1 dan V1 dibias reverse menghasilkan resistansi


reverse tinggi RR. R dan RR merupakan voltage divider. Jika R sangat kecil dibandingkan
dengan R R maka tegangan siklus positif tersebut akan melewati dioda. Selama siklus
negatif D1 terbias forward. Kerja dioda seperti saklar yang tertutup dengan resistansi
forward yang sangat rendah RF. Karena R sangat tinggi daripada RF.
Dengan mengubah polaritas yang berlawanan pada dioda, paralel dioda limiter
pada gambar 4 digunakan untuk analisa siklus positif.
R

+
V in
_0
Vin D2 Vout

Vout
_0

Gambar 4. Hubungan diode paralel menggunakan batasan siklus positif


Bias Paralel Limiter: Partial Limiting
Pada gambar 5 merupakan partial limiting siklus negatif dan positif dengan input sinyal
sinus. Dioda D1 pada gambar 5 adalah reverse bias oleh battery VAA yang terhubung
pada katoda.

+
Vin
_0
D1
Vin Vout +
_
Vout
VAA 0 VAA
+

Gambar 5. Dioda bias paralel dengan partial limiting pada siklus negatif

Selama siklus positif pada sinyal input, katoda D1 adalah positif. Diode seperti
saklar off dan siklus positif terdapat pada output. Selama siklus negatif men-drive
katoda negatif, tetapi katoda tidak aktif sampai vin adalah lebih negatif dari bias
tegangan VAA. Jika level vin lebih negatif dari VAA pada katoda lebih negatif dari anoda
dan diode terbias, batasan siklus negatif antara –VAA dan –vM puncak.

Bias Double Dioda Limiter


Pada gambar 6 adalah double bias dioda limiter yang berhubungan secara paralel
serta rangkaian beroperasi pada 2 siklus: suklus positif dan negatif. Dioda D1 bekerja
dimana tegangan vin lebih negatif dari VKK1. Diode D2 bekerja dimana vin lebih positif
dari VAA2. Dari gambar 6 terlihat perubahan dari sunyal input sinusoida ke bentuk sinyal
seperti sinyal persegi.
R

+
Vi n
D1 D2 _0
Vin Vout
_
VKK2 VAA2
+ VKK2
Vo ut
_ VAA2
+ 0

Gambar 6. Bias double dioda limiter

Diode Clamper
Pada dioda limiter atau clipper sinyal input terbatasi (limiting) atau clipping.
Rangkaian dioda yang lain adalah clamper (atau penyimpan dc), jangan mengubah sinyal
input serta terdiri dari clamper positif, clamper negatif dan bias clamper.

Clamper Positif
Akibat dari clamper positif pada sinyal ac pada sumbu 0 V sperti pada gambar
5.7. Clamper menambahkan +20V dc pada sinyal 40 Vpp. Dengan sinyal input yang
bervariasi dari
+20 sampai -20 V, output dari rangkaian bervariasi juga dari 0V sampai +40 V, dengan
sumbu pada +20V dc (seperti battery yang terhubung secara seri).
+ 20 + 40
POSITIVE
0 INPUT + 20 OUTPUT
CLAMPER
- 20 0

Gambar 7. Bentuk gelombang clamper positif terletak pada sumbu + dc

Pada gambar 8 adalah rangkaian dc clamper. Pada sinyal input siklus negatif 10
Vpp sinus, katoda pada dioda lebih negatif daripada anoda. Diode terbias mengisi C
melewati resistansi rendah pada forward bias dioda.
Kapasitor C mengisi puncak siklus negatif 5 V, dengan polaritas seperti pada
gambar 8. Pada siklus positif D cut off sehingga katoda lebih positif dari anoda.
Kapasitor discharge lewat R. Jika waktu konstan RC adalah besar dibandingkan dengan
periode sinyal sinus kapasitor akan jatuh pada tegangan 5 V.
C

+5 + 10

0 INPU R D OU +5 OU
T 1 TP TPU
UT T
-5 0

Gambar 8. Rangkaian clamper positif

Pada rangkaian seperti ditunjukkan pada gambar 9. Kapasitor diganti dengan


battery 5 V yang terhubung seri dengan sinyal input. Jika tegangan sinus yang bervariasi
ditambahkan berakibat tegangan bervariasi antara 0 dan +10 V puncak.
_ 5V

+
+5 + 10

0 R OUTPUT +5 OUTPUT
INPUT
0
-5

Gambar 9. Battery 5 V menggantikan C, bentuk gelombang output pada sumbu + 5 V

Catatan: Time constant RC pada waktu lama dapat diketahui sebesar lebih besar atau sama
dengan 10 perioda t sinyal input

RC ≥ 10t

dan

dengan t dalam detik dan F dalam


hertz.

Clamper Negatif
Clamper negatif menambah level negatif dc pada sinyal ac. Ini merupakan kerja
yang berlawanan pada polaritas dioda terlihat pada gambar 10. Pada rangkaian ini, C
terisi oleh siklus positif dari sinyal input. Jika sinyal input bervariasi antara +15 V dan -
15 V akan berakibat pengisian C pada -15 V. Sinyal output sekarang bervariasi antara 0
sampai -30 V.

Gambar 10. Bentuk gelombang clamper negatif terletak pada sumbu – dc

Bias Clamper

Bias negatif clamper seperti ditunjukkan pada gambar 11. Terdapat sebuah
battery 3 V, bias katoda pada 3 V. Dioda (D) tidak bekerja sampai anoda relatif lebih
positif dari katoda, dioda harus menunggu sampai siklus positif lebih dari + 3 V pada
anoda. Diode bekerja jika level sinyal input antara + 3 V sampai + 10 V.
Sebagai akibatnya pengisian C pada -7 V. Sesudah pengisian awal, kerja pada rangkaian
sama dengan gambar 10 sebelumnya.

ALAT DAN KOMPONEN YANG DIGUNAKAN


1. Modul praktikum : 1 buah
2. Osiloskop : 1 buah
3. Analog Multimeter : 1 buah
4. Power Supply : 1 buah
5. Kabel penghubung : Secukupnya

PROSEDUR PERCOBAAN:
Limiter Seri
1. Jika menggunakan kalibrasi vertikal standard osiloskop, set vertikal gain control pada
osiloskop untuk sensitivitas 5 V/div. Jika menggunakan service type Osiloskop dengan
tanpa kalibrasi vertikal untuk pengukuran tegangan 5 V/div.
2. Hubungkan rangkaian seperti gambar 1 , D1 adalah 1N5625, R = 120 kΩ. Tegangan
input line isolated, 18 Vpp, 60 Hz. Hubungan Osiloskop seperti ditunjukkan pada
gambar 12.

EXT
SYNC
GND

18 Vpp
Vin LINE ISOLATED

Gambar 12. Hubungan Osiloskop pada Pengujian


3. Ubah Time/Div. (sweep) dan trigger sync. Control untuk 2 atau 3 bentuk gelombang.
Tengahkan gelombang pada sumbu x dan y seperti pada gambar 13. Gelombang
diidentifikasi MN (gambar 13 dan tabel 1) merupakan akibat gelombang referensi vin,
untuk pengukuran fasa.
Y

M N
X’ X

Y’

Gambar 13. Sinusoida terpusat dengan x dan y axis

4. Hubungkan vertikal input Osiloskop pada R. Amati dan ukur amplitudo yang terjadi
serta lengkapi tabel 1.
5. Reverse diode seperti pada gambar 2. Cek gelombang input terpusat pada step 1. Amati
dan ukur gelombang output, lengkapi tabel 1.

Tabel 1. Limiter Seri

Lang Vpp Bentuk Gelombang


kah
9V
3 vin 0 M N

9V
9V
4 vin 0
9V
9V
5 vin 0
9V
Limiter Paralel
6. Hubungkan rangkaian seperti gambar 3. Gunakan diode, R dan vin yang sama. Amati
dan ukur gelombang vout seperti pada langkah 1 dan 2.Lengkapi tabel 2.
7. Reverse D1 seperti gambar 4. Amati dan ukur gelombang vout.Lengkapi tabel 2.

Tabel 2 Limiter Paralel

Lang Vpp Bentuk Gelombang


kah
9V
vin 0
9V
6
9V
vin 0
9V
9V
7 vin 0
9V

Double Diode Limiter


8. Hubungkan rangkaian seperti pada gambar 5.14. Saklar S1dan S2 open. Set output dc
power supply VAA = 10 V. Set pada kondisi setimbang sehingga :
VFB = VBG = 5 V
9. S1 close. Amati dan ukur output gelombang vout. Lengkapi tabel 3.
10.S1 open, S2 close. Amati dan ukur output gelombang vout. Lengkapi tabel 3.
11.S1 dan S2 keduanya close. Amati dan ukur output gelombang vout. Lengkapi tabel 3.
12. Naikkan tegangan VAA secara perlahan sampai 18 V. Amati dan ukur output gelombang
vout. Lengkapi tabel 3.
13. Kurangi VAA ke 10 V. Dengan osiloskop terhubung ke output.Amati perubahan vout
dengan perubahan R2.
14. Set R2 pada bias pada D1 +3V, pada D2 -7V. Amati dan ukur output gelombang vout.
Lengkapi tabel 3.
15. Set R2 pada bias pada D1 +7V, pada D2 -3V. Amati dan ukur output gelombang vout.
Lengkapi tabel 3.
Gambar 14. Rangkaian pengujian Double Diode Limiter
Tabel 3. Double Diode Limiter

Lang Vpp Bentuk Gelombang


kah
9V
9 vin 0
9V
9V
10 vin 0
9V
9V
11 vin 0
9V
9V
12 vin 0
9V
9V
13 vin 0
9V
9V
14 vin 0
9V
9V
15
vin 0
9V

Anda mungkin juga menyukai