BAB 2 Bentha
BAB 2 Bentha
BAB 2 Bentha
LANDASAN TEORI
6
7
dalam merespon gempa. Tujuan dari desain struktur tahan gempa adalah untuk
meminimalisir kerusakan yang ditimbulkan akibat beban gempa, membatasi
ketidaknyaman yang terjadi akibat gempa, dan menjamin tetap berlangsungnya
fungsi vital dari bangunan itu sendiri. Perilaku struktur harus bersifat daktail agar
dapat bertahan/merespon gaya gempa yang kuat sehingga dapat menoleransi gaya
yang timbul setelah struktur mencapai kondisi ultimit.
Berdasar model performance base design tentang kriteria desain banguan
tahan gempa saat ini yang dirancang pertama kali oleh FEMA 349 Action Plan on
Performance Based Design. PBD menetapkan 4 (empat) kriteria desain bagi
bangunan tahan gempa, yaitu:
Operational : Bangunan diharapkan tetap beroperasi setelah
terjadinya gempa.
Immediate Occupancy : Bangunan diharapkan dapat segera digunakan/
dihuni kembali.
Life Safety : Kerusakan bangunan dirancang agar tidak
sampai menimbulkan korban jiwa.
Collapse Prevention : Boleh terjadi kerusakan pada struktur, namun
tidak hingga terjadi keruntuhan total.
Penerapan kriteria desain diatas tergantung pada rasio umur rencana bangunan
terhadap kala ulang gempa rencana.
Gambar 2.2. Hubungan Gaya Gempa dengan Kriteria Desain Struktur Tahan Gempa
Sumber: google.com
9
Gambar 2.3. Balok kantilever dengan (a) beban statis dan (b) beban dinamis.
Sumber: Budio, 2018
Pada permodelan analitis dapat terdiri dari: gambar dari model analitis,
asumsi sederhana yang dibuat untuk menyederhanakan suatu sistem, dan daftar
parameter desain. Sedangkan dalam permodelan analitis dibagi menjadi dua
kategori dasar yaitu:
a. Model berkesinambungan (continues model)
b. Model diskrit (discrete-parameter model)
Model berkesinambungan (continues model) memiliki jumlah derajat
kebebasan (number of Degree of Freedom) tak berhingga. Namun dengan proses
idealisasi, sebuah model matematis dapat mereduksi jumlah derajat kebebasan
menjadi suatu jumlah diskrit.
Gambar 2.5. Model analitis berkesinambungan dan diskrit pada sebuah balok kantilever
Sumber: Budio, 2018
Gambar 2.6. Beberapa model struktur dengan derajat kebebasan SDOF (Single Degree of
Freedom) dan MDOF (Multi Degree of Freedom).
Sumber: Budio, 2018
Gambar 2.7. Sistem satu derajat kebebasan dan diagram free body massa balok
Sumber: Chen and Scawthron, 2003
Pada gambar diatas menunjukkangaya gaya yang bekerja pada suatu masa.
Gaya yang bekerja diarah perpindahan derajat kebebasan termasuk beban kerja p(t)
dan tiga gaya menghasilkan: inersia f1, redaman fD, gaya pegas fs. dimana persamaan
untuk gaya gaya terserbut dituliskan menjadi:
𝑓1 + 𝑓𝐷 + 𝑓𝑠 = 𝑝(𝑡) (1)
Pada setiap gaya diwakili pada sisi kiri persamaan adalaj fungsi dari
perpindahan u, atau turunannya.
Gaya inersia:
𝑓1 = 𝑚. 𝑢̈ (2)
Gaya redaman
𝑓𝐷 = 𝑚. 𝑢̇ (3)
Gaya pegas
𝑓𝑠 = 𝑘. 𝑢 (4)
dominan, sistem ini dapat dipilih sebagai sistem penahan gaya lateral yang sesuai
untuk menambah kekakuan struktur. (Taranath, 1998)
Gambar 2.11. (a) Defleksi pada inti berupa kantilever; (b) pembalikkan tekuk oleh cap dan belt
truss
Sumber: Taranath, 1998
Pada gambar 2.11. menjelaskan perilaku dari sistem topi breising. Pada
gambar 2.11. (a) menunjukkan suatu struktur bangunan dengan sistem core wall/
braced wall. Jika diasumsi hanya inti bangunan yang terdapat pengaku lateral, maka
perilaku dari inti bangunan menyerupai dengan kantilever bebas. Ketika inti
bangunan dihubungkan dengan kolom eksterior dengan sistem cap dan belt truss,
inti bangunan tidak bebas berotasi pada ujung atas seperti kondisi kantilever bebas.
Sistem tidak seperti kondisi murni kantilever bebas karena pada bagian atas terjepit
seperti pada bagian dasar sehingga menghasilkan defleksi berbentuk kurva s dengan
titik infleksi sepert gambar 2.11. (b). Efek dari aksi kombinasi ini untuk mengurangi
momen tekuk pada inti bangunan dan juga meminimalisir delfeksi; Besarnya
reduksi simpangan tergantung pada kekakuan dari inti, rangka breising, dan besar
penampangnya.
17
Pada kasus 1 (gambar 2.12) spring pada Z = L. rotasi yang sesuai dengan
kondisi pada Z = L dapat ditulis seperti dibawah ini:
𝜃𝑊 − 𝜃𝑆 = 𝜃𝐿 (6)
Dimana:
𝜃𝑊 = rotasi kantilever pada Z = L karena beban lateral seragam W, rad.
𝜃𝑆 = rotasi karena pegas penahan pada Z = L, rad.
𝜃𝐿 = Rotasi akhir dari kantilever pada Z = L, rad.
Jika pada kantilever dengan inersia (I) dan modulus elastis (E) seragam dan
beban lateral (W). maka dapat diperoleh persamaan:
𝑊𝐿3 (7)
𝜃𝑊 =
6𝐸𝐼
Jika M1 dan K1 menunjukkan momen dan kekakuan pegas pada Z = L (Pers.
6), maka dapat dituliskan kembali menjadi:
𝑊𝐿3 𝑀1 𝐿 𝑀1 (8)
− =
6𝐸𝐼 𝐸𝐼 𝐾1
18
𝐿2 𝑊𝐿2
∆1 = ( − 𝑀1 ) (11)
2𝐸𝐼 4
Pada kasus 2 (gambar 2.13) Gambaran umum untuk delfeksi lateral y untuk
kantilever seragam yang diberikan beban lateral seragam diberikan dengan:
𝑊 (12)
𝑦= (𝑥 4 − 4𝐿3 𝑥 + 3𝐿4 )
24𝐸𝐼
Dengan x dihitung dari puncak atas.
Pada kasus 3 (gambar 2.14), dengan pegas Z = L/2. Rotasi pada Z = L/2
yang disebabkan oleh beban eksternal W dapat disamakan seniali dengan:
7𝑊𝐿3 𝑀3 𝐿 𝑀3 (20)
− =
48𝐸𝐼 2𝐸𝐼 𝐾3
Dengan menggunakan M3 dan K3 sebagai notasi momen dan kekakuan
pegas pada Z = L/2, dengan K3 = 2K1, dihasilkan M3 sebgai berikut:
𝑊𝐿3 /6𝐸𝐼 7 (21)
𝑀3 = ( )×
1/𝐾1 + 𝐿/𝐸𝐼 4
Kemudian disubtitusikan dengan persamaan (9) pada pers M1, maka:
𝑀3 = 1.75 𝑀1 (22)
Simpangan diberikan dengan hubungan:
𝑊𝐿4 𝑀3 𝐿 𝐿
∆3 = − (𝐿 − ) (23)
8𝐸𝐼 2𝐸𝐼 4
atau
𝐿 𝑊𝐿2
2
∆2 = ( − 1.31 𝑀1 ) (24)
2𝐸𝐼 4
Pada kasus 4 (gambar 2.15), dengan pegas Z = L/4. Rotasi pada Z = L/4
yang disebabkan oleh beban eksternal W dapat disamakan senilai dengan:
𝑊𝐿3 37 𝑀4 𝐿 𝑀4
( )− = (25)
6𝐸𝐼 64 4𝐸𝐼 𝐾4
21
Dimana:
𝐴𝑒 = 𝐴𝑛 𝑈 (32)
Keterangan
𝐴𝑒 = Luas neto efektif penampang (mm2)
𝐴𝑛 = Luas neto penampang. (mm2)
𝐴𝑔 = Luas bruto penampang. (mm2)
𝐹𝑦 = Tegangan leleh minimum yang disyaratkan. (MPa)
𝐹𝑢 = Kekuatan tarik miimum yang disyaraknan. (MPa)
U = Faktor Shear lag, yang ditentukan seperti pada tabel xx.
Tabel 2.1. Faktor Shear lag untuk Sambungan pada Komponen Struktur Tarik
Kasus Deskripsi Elemen Faktor Shear lag, U Contoh
Semua komponen struktur tarik dimana beban tarik
disalurkan secara langsung ke setiap dari elemen
1 U = 1.0 -
profil melintang melalui sarana penyambung/las
(kecuali seperti Kasus 4, 5 dan 6)
Semua komponen struktur tarik, kecuali pelat dan
PSB, dimana beban tarik disalurkan ke beberapa
tetapi tidak semua dari elemen profil melintang
melalui sarana penyambung atau las longitudinal
2
atau melalui las longitudinal dalam kombinasi 𝑈1 − 𝑋/𝑙
dengan las transversal. (Secara alternatif, untuk W,
M, S dan HP, Kasus 7 dapat digunakan. Untuk baja
siku, Kasus 8 dapat digunakan)
Semua komponen struktur tarik dimana beban tarik U= 1.0 Dan
hanya disalurkan melalui las transversal ke An= Luas elemen
3 -
beberapa tetapi tidak semua dari elemen profil yang disambung
melintang. langsung
l ≥2w ... U= 1.0
Pelat dimana beban tarik disalurkan melalui hanya
4 2w>l≥1.5w ..U= 0.87
las longitudinal.
1.5w> l≥w U= 0.75
Tabel 2.2. Rasio Tebal terhadap lebar: Elemen Tekan Komponen Struktur Menahan Tekan Aksial
Batasan
Rasio
rasio
tebal
Kasus Deskripsi elemen tebal Contoh
terhadap
terhadap
lebar
lebar
Sayap dari Profil I canai
panas, pelat yang
diproyeksikan dari profil I
canai panas; kaki berdiri
1 b/ t
bebas dari sepasang siku
disambung dengan kontak
menerus, sayap dari kanal,
dan sayap dari T
Sayap dari profil I
tersusun dan pelat atau
2 kaki siku yang b/t
diproyeksikan dari
profil I tersusun
Kaki dari siku tunggal,
kaki dari siku ganda
3 dengan pemisah, dan b/t
semua elemen tak
Elemen tanpa pengaku
diperkaku lainnya
Buckled shape of
column is shown by
dashed line
LB
E3 FB
E7 FB
E4 TB
TB
LB
E3 FB
E7 FB
E4 FTB
FTB
LB
E3 FB E7
FB
LB
E3 FB E7
FB
LB
E3 FB
E7 FB
E4 FTB
FTB
E6 LB
FB E6
E3 FB
FTB E7
E4 FTB
E5 - E5 -
E3 FB N/A N/A
Pada koefisien situs diperoleh berdasar pada tabel 2.7 dan tabel 2.8.
𝑆𝐷1 (38)
𝑆𝑎 =
𝑇
Keterangan:
SDS = parameter respoms spektral percepatan desain pada periode pendek
SD1 = parameter respons spektrall percepatan desain pada periode 1 detik
T = periode getar fundamental struktur
𝑆𝐷1
T0 = 0.2
𝑆𝐷𝑆
𝑆𝐷1
TS =
𝑆𝐷𝑆
𝐶𝑑 . 𝛿𝑥𝑒
𝛿𝑥 = (39)
𝐼𝑒
Dimana:
𝐶𝑑 = faktor pembesaran delfleksi
𝛿𝑥𝑒 = defleksi pada lokasi lantai yang ditinjau diakbatkan gaya gempa lateral
𝐼𝑒 = faktor keutamaan struktur
Simpangan antar lantai tingkat desain tidak boleh melebihi batas simpangan
antar lantai ijin seperti tabel 2.11.
Keterangan:
hsx : tinggi tingkat dibawah tingkat x.
Tabel 2.12. Faktor R, Cd, Dan Ω0 untuk Sistem Penahan Gaya Gempa
Faktor Batasan sistem struktur
Koefisien Faktor
kuat dan batasan tinggi
modifikasi pembesaran
Sistem penahan penahan gaya seismik lebih struktur, hc (m)
respons, defleksi,
sistem, Kategori desain seismik
Ra Cdh
Ω0 R B C Dd Ed Fe
Sistem dinding penumpu
Dinding geser beton bertulang khusus 5 2½ 5 TB TB 48 48 30
Dinding geser beton bertulang biasa 4 2½ 4 TB TB TI TI TI
Dinding geser beton polos didetail 2 2½ 2 TB TI TI TI TI
Dinding geser beton polos biasa 1½ 2½ 1½ TB TI TI TI TI
Dinding geser pracetak menengah 4 2½ 4 TB TB 12k 12k 12k
Dinding geser pracetak biasa 3 2½ 3 TB TI TI TI TI
Dinding geser batu bata bertulang khusus 5 2½ 3½ TB TB 48 48 30
Dinding geser batu bata bertulang menengah 3½ 2½ 2¼ TB TB TI TI TI
Dinding geser batu bata bertulang biasa 2 2½ 1¾ TB 48 TI TI TI
Dinding geser batu bata polos detail 2 2½ 1¾ TB TI TI TI TI
Dinding geser batu bata polos biasa 1½ 2½ 1¼ TB TI TI TI TI
Dinding geser batu bata polos prategang 1½ 2½ 1¾ TB TI TI TI TI
Dinding geser batu bata ringan (AAC) bertulang biasa 2 2½ 2 TB 10 TI TI TI
Dinding geser batu bata ringan (AAC) polos biasa 1½ 2½ 1½ TB TI TI TI TI
Dinding rangka ringan (kayu) dilapisi dengan panel struktur kayu yang ditujukan untuk
6½ 3 4 TB TB 20 20 20
tahanan geser, atau dengan lembaran baja.
Dinding rangka ringan (baja canai dingin) yang dilapisi dengan panel struktur kayu
6½ 3 4 TB TB 20 20 20
yang ditujukan untuk tahanan geser, atau dengan lembaran baja
Dinding rangka ringan dengan panel geser dari semua material lainnya 2 2½ 2 TB TB 10 TI TI
Sistem dinding rangka ringan (baja canai dingin) menggunakan breising strip datar 4 2 3½ TB TB 20 20 20
33
Lanjutan Tabel 2.8. Faktor R, Cd, Dan Ω0 untuk Sistem Penahan Gaya Gempa
Koefisien Faktor Faktor Batasan sistem struktur dan
modifikasi kuat lebih pembesaran batasan tinggi struktur, hc (m)
Sistem penahan penahan gaya seismik
respons, sistem, defleksi, Kategori desain seismik
Ra Ω0R C dh B C Dd Ed Fe
Sistem rangka bangunan
Rangka baja dengan breising eksentris 8 2 4 TB TB 48 48 30
Rangka baja dengan breising kosentris khusus 6 2 5 TB TB 48 48 30
Rangka baja dengan breising kosentris biasa 3¼ 2 3¼ TB TB 10j 10j TIj
Dinding geser beton bertulang khusus 6 2½ 5 TB TB 48 48 30
Dinding geser beton bertulang biasa 5 2½ 4½ TB TB TI TI TI
Dinding geser beton polos detail 2 2½ 2 TB TI TI TI TI
Dinding geser beton polos biasa 1½ 2½ 1½ TB TI TI TI TI
Dinding geser pracetak menengah 5 2½ 4½ TB TB 12k 12k 12k
Dinding geser pracetak biasa 4 2½ 4 TB TI TI TI TI
Rangka baja dan beton komposit dengan breising eksentris 8 2 4 TB TB 48 48 30
Rangka baja dan beton komposit dengan breising konsentris khusus 5 2 4½ TB TB 48 48 30
Rangka baja dan beton komposit dengan breising konsentris biasa 3 2 3 TB TB TI TI TI
Dinding geser pelat baja dan beton komposit 6½ 2½ 5½ TB TB 48 48 30
Dinding geser baja dan beton komposit khusus 6 2½ 5 TB TB 48 48 30
Dinding geser baja dan beton komposit biasa 5 2½ 4½ TB TB TI TI TI
Dinding geser batu bata bertulang khusus 5½ 2½ 4 TB TB 48 48 30
Dinding geser batu bata bertulang menengah 4 2½ 4 TB TB TI TI TI
Dinding geser batu bata bertulang biasa 2 2½ 2 TB 48 TI TI TI
Dinding geser batu bata polos didetail 2 2½ 2 TB TI TI TI TI
Dinding geser batu bata polos biasa 1½ 2½ 1¼ TB TI TI TI TI
Dinding geser batu bata prategang 1½ 2½ 1¾ TB TI TI TI TI
Dindingrangka ringan (kayu) 7 2½ 4½ TB TB 22 22 22
Dinding rangka ringan (baja canai dingin) yang dilapisi dengan panel struktur kayu
7 2½ 4½ TB TB 22 22 22
yang dimaksudkan untuk tahanan geser, atau dengan lembaran baja
Dinding rangka ringan dengan panel geser dari semua material lainnya 2½ 2½ 2½ TB TB 10 TB TB
Rangka baja dengan breising terkekang terhadap tekuk 8 2½ 5 TB TB 48 48 30
Dinding geser pelat baja khusus 7 2 6 TB TB 48 48 30
34
Lanjutan Tabel 2.8.Faktor R, Cd, Dan Ω0 untuk Sistem Penahan Gaya Gempa
Koefisien Faktor Faktor Batasan sistem struktur dan
modifikasi kuat lebih pembesaran batasan tinggi struktur, hc (m)
Sistem penahan penahan gaya seismik
respons, sistem, defleksi, Kategori desain seismik
Ra Ω0R C dh B C Dd Ed Fe
Sistem rangka pemikul momen
Rangka baja pemikul momen khusus 8 3 5½ TB TB TB TB TB
Rangka batang baja pemikul momen khusus 7 3 5½ TB TB 48 30 TI
Rangka baja pemikul momen menengah 4½ 3 4 TB TB 10h,i TIh TIi
Rangka baja pemikul momen biasa 3½ 3 3 TB TB TIh TIh TIi
Rangka beton bertulang pemikul momen khusus 8 3 5½ TB TB TB TB TB
Rangka beton bertulang pemikul momen menengah 5 3 4½ TB TB TI TI TI
Rangka beton bertulang pemikul momen biasa 3 3 2½ TB TI TI TI TI
Rangka baja dan beton komposit pemikul momen khusus 8 3 5½ TB TB TB TB TB
Rangka baja dan beton komposit pemikul momen menengah 5 3 4½ TB TB TI TI TI
Rangka baja dan beton komposit terkekang parsial pemikul momen 6 3 5½ 48 48 30 TI TI
Rangka baja dan beton komposit pemikul momen biasa 3 3 2½ TB TI TI TI TI
Rangka baja canai dingin pemikul momen khusus dengan pembautan 3½ 3o 3½ 10 10 10 10 10
Sistem ganda dengan rangka pemikul momen khusus yang mampu menahan
paling sedikit 25% gaya gempa yang ditetapkan
1. Rangka baja dengan breising eksentris 8 2½ 4 TB TB TB TB TB
2. Rangka baja dengan breising konsentris khusus 7 2½ 5½ TB TB TB TB TB
3. Dinding geser beton bertulang khusus 7 2½ 5½ TB TB TB TB TB
4. Dinding geser beton bertulang biasa 6 2½ 5 TB TB TI TI TI
5. Rangka baja dan beton komposit dengan breising eksentris 8 2½ 4 TB TB TB TB TB
6. Rangka baja dan beton komposit dengan breising konsentris khusus 6 2½ 5 TB TB TB TB TB
7. Dinding geser pelat baja dan beton komposit 7½ 2½ 6 TB TB TB TB TB
8. Dinding geser baja dan beton komposit khusus 7 2½ 6 TB TB TB TB TB
9. Dinding geser baja dan beton komposit biasa 6 2½ 5 TB TB TI TI TI
10. Dinding geser batu bata bertulang khusus 5½ 3 5 TB TB TB TB TB
11. Dinding geser batu bata bertulang menengah 4 3 3½ TB TB TI TI TI
12. Rangka baja dengan breising terkekang terhadap tekuk 8 2½ 5 TB TB TB TB TB
13. Dinding geser pelat baja khusus 8 2½ 6½ TB TB TB TB TB
35
Lanjutan Tabel 2. 8. Faktor R, Cd, Dan Ω0 untuk Sistem Penahan Gaya Gempa
Koefisien Faktor Faktor Batasan sistem struktur dan
modifikasi kuat lebih pembesaran batasan tinggi struktur, hc (m)
Sistem penahan penahan gaya seismik
respons, sistem, defleksi, Kategori desain seismik
a R
R Ω0 Cdh B C Dd Ed Fe
E.Sistem ganda dengan rangka pemikul momen menengah mampu
menahan paling sedikit 25% gaya gempa yang ditetapkan
1. Rangka baja dengan breising konsentris khusus 6 2½ 5 TB TB 10 TI TIh,k
2. Dinding geser beton bertulang khusus 6½ 2½ 5 TB TB 48 30 30
3. Dinding geser batu bata bertulang biasa 3 3 2½ TB 48 TI TI TI
4. Dinding geser batu bata bertulang menengah 3½ 3 3 TB TB TI TI TI
5. Rangka baja dan beton komposit dengan breising konsentris khusus 5½ 2½ 4½ TB TB 48 30 TI
6. Rangka baja dan beton komposit dengan breising biasa 3½ 2½ 3 TB TB TI TI TI
7. Dinding geser baja dan betonkomposit biasa 5 3 4½ TB TB TI TI TI
8. Dinding geser beton bertulang biasa 5½ 2½ 4½ TB TB TI TI TI
F.Sistem interaktif dinding geser-rangka dengan rangka pemikul
4½ 2½ 4 TB TI TI TI TI
momen beton bertulang biasa dan dinding geser beton bertulang biasa
G.Sistem kolom kantilever didetail untuk memenuhi persyaratan untuk:
1. Sistem kolom baja dengan kantilever khusus 2½ 1¼ 2½ 10 10 10 10 10
2. Sistem kolom baja dengan kantilever biasa 1¼ 1¼ 1¼ 10 10 TI TIh,i TIh,i
3. Rangka beton bertulang pemikul momen khusus 2½ 1¼ 2½ 10 10 10 10 10
4. Rangka beton bertulang pemikul momen menengah 1½ 1¼ 1½ 10 10 TI TI TI
5. Rangka beton bertulang pemikul momen biasa 1 1¼ 1 10 TI TI TI TI
6. Rangka kayu 1½ 1½ 1½ 10 10 10 TI TI
H. Sistem baja tidak didetail secara khusus untuk ketahanan seismik,
3 3 3 TB TB TI TI TI
tidak termasuk sistem kolom kantilever
Sumber: SNI 1726: 2012
36
37
𝑁
2
𝑞𝑚𝑎𝑥 = √∑ 𝑞𝑖𝑚𝑎𝑥 (42)
𝑖=1
38
Pengaruh p-delta pada geser dan momen dan simpangan antar lantai yang
timbul pada bangunan tinggi harus diperhitungkan apabila koefisien stabilitas (𝜃)
lebih dari 0,1.
𝑃𝑥 . ∆ . 𝐼𝑒
𝜃= (43)
𝑉𝑥 . ℎ𝑠𝑥 . 𝐶𝑑
Dimana:
𝜃 = koefisien stabilitas
𝑃𝑥 = beban desain vertikal total pada dan diatas tingkat x
∆ = simpangan antar lantai tingkat desainm terjadi secara serentak dengan Vx
𝐼𝑒 = faktor keutamaan hunian
ℎ𝑠𝑥 = gaya geser seismik yang bekerja antara tingkat x dan x - 1
𝐶𝑑 = faktor pembersaran defleksi
Namun nilai koefisien stabilitas tidak boleh melebihi 𝜃𝑚𝑎𝑥 yang ditentukan
pada persamaan .
0,5
𝜃𝑚𝑎𝑥 = ≥ 0,25 (44)
𝛽 . 𝐶𝑑
Dimana:
𝜃𝑚𝑎𝑥 = koefisien stabilitas maksimum
𝛽 = rasio kebutuhan geser terhadap kapasitas geser untuk tingat x dan x - 1
𝐶𝑑 = faktor pembessaran defleksi