Dosis fenobarbital adalah 15 – 20 mg/kgBB/hari IV dengan pemberian
yang tidak melebihi kecepatan 2 mg/kgBB/menit, dan tidak melebihi 1000 mg/dosis. Dapat diulangi dengan dosis 5 – 10 mg/kgBB bolus setelah 15 – 30 menit bila diperlukan. Dosis maksimal kumulatif adalah 40 mg/kgBB. Beberapa dokter spesialis anak mempertimbangkan pemberian fenobarbital ketika golongan barbiturat (diazepam) tidak memberikan efek klinis. Tidak ditemukan superioritas antara fenobarbital dengan fenitoin. [10] Antikonvulsan Rumatan Pemberian obat anti-konvulsan yang terus menerus seperti fenobarbital dan asam valproat serta terapi intermiten dengan diazepam ditemukan efektif untuk mengurangi kejadian kejang demam. Pertimbangan efek samping dari obat-obatan ini dianggap lebih berbahaya bila dibandingkan dengan risiko yang terjadi akibat kejang demam sederhana. [11] Obat rumatan disarankan oleh IDAI untuk kejang demam yang berpotensi menjadi epilepsi yaitu kejang demam kompleks. Obat anti-konvulsi rumatan yang dapat diberikan: Asam Valproat. Dosis: 15 – 40 mg/kgBB/hari dalam 2 – 3 dosis, namun memiliki risiko gangguan fungsi hati terutama pada usia di bawah 2 tahun Fenobarbital. Dosis: 3 – 4 mg/kgBB/hari dalam 1 – 2 dosis. Penggunaan setiap hari meningkatkan risiko terjadinya kesulitan belajar dan gangguan perilaku. [1] Antipiretik Pemberian obat anti-piretik secara rutin tidak dianjurkan karena hasilnya tidak berbeda bermakna dengan pemberiannya hanya pada saat kejadian demam dalam menurunkan kejadian kejang demam berulang[12]. Obat anti-piretik yang dianjurkan IDAI adalah: Paracetamol 10 – 15 mg/kgBB/kali, sampai 4 kali sehari Ibuprofen 5 – 10 mg/kgBB/kali, 3 – 4 kali sehari [1] Terapi Suportif
Tidak ada terapi suportif yang direkomendasikan untuk kejang demam.
Zink Zink diduga berperan dalam patogenesis kejang demam dan pemberiannya sebagai terapi suportif masih dalam pro dan kontra. Studi cochrane menyimpulkan bahwa pemberian zink tidak memberikan keuntungan. [11]