Anda di halaman 1dari 8

A.

Apa yang dimaksud dengan budidaya padi metode SRI (System of Rice
Intensification)?
Metode System of Rice Intensification (SRI) adalah metode atau teknik budidaya padi
organik dengan menekankan pada pola pengolahan tanah, pola pengelolaan tanaman,
pola pemanfaatan air, dan penggunaan pupuk organik. Artinya System of Rice
Intensification (SRI) merupakan teknik budidaya padi yang diterapkan untuk
meningkatkan hasil produksi padi dengan biaya yang lebih rendah. Hingga saat ini
metode SRI telah berkembang ke lebih dari 36 negara di dunia, termasuk salah satunya
adalah Indonesia. Beberapa negara diantaranya adalah : yang pertama tentu saja negara
asal metode ini yaitu Madagaskar, Thailand, Gambia, Cina, Kamboja, Nepal, Vietnam,
Laos dan lainnya.

B. Prinsip dasar metode SRI (System of Rice Intensification)

Ada beberapa prinsip dasar yang menjadi ketentuan dalam teknik budidaya padi dengan metode
System of Rice Intensification (SRI), yaitu sebagai berikut :
a). Bibit ditanam pada usia yang sangat muda, yaitu bibit yang berumur kurang dari 12 hari
setelah semai.
b). Bibit ditanam dengan pola satu lubang satu tanaman. Jarak tanam misalnya 25 x 25 cm, 30 x
30 cm atau dengan sistem jajar legowo 2.
c). Bibit ditanam pada usia muda dan masih lemah, pindah tanam harus dilakukan dengan ekstra
hati-hati agar tidak merusak perakaran dan ditanam dangkal.
d). Bibit harus segera ditanam setelah dicabut dari persemaian.
e). Tanah tidak diairi secara terus menerus, pengairan dilakukan dengan sistem berselang dengan
ketinggian air maksimal 2 cm.
f). Mengoptimalkan pengolahan tanah dengan pembajakan untuk meningkatkan aerasi tanah.
g). Penyiangan dilakukan sejak tanaman berusia 10 hari, penyiangan bisa dilakukan hingga 3 kali
dengan interval 10 hari.
h). Penggunaan pupuk organik untuk mempertahankan kualitas tanah dan menjaga
keseimbangan biota tanah.
C. Keunggulan cara budidaya padi SRI (System of Rice Intensification)

Jika dibandingkan dengan teknik budidaya padi seperti pada umumnya atau konvensional, cara
menanam padi SRI memiliki beberapa keunggulan dan kelebihan. Baik keunggulan dari segi
pemanfaatan air, biaya produksi, waktu atau masa panen serta kualitas padi atau beras yang
dihasilkan. Berikut ini beberapa keunggulan metode budidaya padi SRI :

a). Hemat air

Teknik pengairan pada budidaya padi SRI dilakukan dengan sistem pengairan berselang atau
sistem irigasi terputus. Artinya ada masa pengairan dan masa pengeringan. Tanaman padi
metode SRI tidak diari secara terus menerus, dan pengairannya pun hanya dilakukan hingga
ketinggian antara 5 mm hingga maksimal 2 cm saja. Teknik pengairan seperti ini dapat
menghemat dalam penggunaan air.

b). Hemat penggunaan benih

Dalam teknik budidaya padi metode SRI, bibit ditanam satu bibit satu lubang. Dalam teknik ini
hanya membutuhkan 5 kg benih untuk lahan seluas 1 hektar. Hal ini tentu saja bisa menghemat
penggunaan benih dan menghemat biaya.

c). Panen lebih cepat

Metode budidaya padi SRI mengharuskan penanaman bibit pada usia muda, yaitu dibawah 12
hari setelah tanam sehingga waktu panen bisa lebih cepat. Dengan demikian biaya pemeliharaan
bisa ditekan dan hemat waktu.

d). Produksi tinggi

Hasil produksi padi dapat meningkat antara 50 hingga 100% jika dibandingkan dengan cara
budidaya pada umumnya. Dibeberapa tempat dilaporkan produksi padi mencapai 11 sampai 12
ton per hektar.

e). Menghasilkan padi yang sehat

Budidaya padi metode SRI merupakan budidaya berbasis organik yang ramah lingkungan karena
tidak menggunakan pupuk dan pestisida kimia. Dengan demikian padi yang dihasilkan dapat
dipastikan padi organik yang sehat tanpa residu bahan kimia.
D. Cara budidaya padi dengan metode SRI (System of Rice Intensification)

Berikut ini langkah-langkah budidaya padi organik dengan metode SRI atau System of Rice
Intensification

1). Pengolahan lahan budidaya padi metode SRI

pengolahan lahan padi sawah (Foto : Jama’adi)


Pengolahan lahan pada budidya padi metode SRI tidak jauh berbeda dengan pengolahan lahan
sawah pada umumnya. Tanah dibajak atau dicangkul hingga 2 – 3 kali. Pembajakan pertama
adalah pembajakan kasar disertai dengan memendam semua sisa-sisa gulma. Seteleh beberapa
hari kemudian dilakukan pembajakan ke-2, yaitu pembajakan halus. Yang terakhir adalah
pembajakan atau pencangkulan, sekaligus meratakan lahan yang akan ditanami. Lahan harus
benar-benar rata agar pengairan bisa merata keseluruh lahan. Kemudian dibuat parit ditengah dan
pinggir petakan, tujuannya adalah untuk memudahkan pengairan. Setelah selesai pengolahan
lahan, sebelum penanaman genangi lahan selama kurang lebih 24 jam. Kemudian keringkan dan
kesokan harinya bibit siap untuk ditanam.

2). Persiapan benih budidaya padi metode SRI

Langkah awal yang harus dilakukan dalam budidaya padi adalah pemilihan benih. Gunakan
benih padi unggul yang sudah benar-benar teruji kualitasnya. Untuk jenis varietasnya bisa
disesuaikan dengan kebiasaan petani padi setempat atau varietas yang yang banyak ditanam pada
wilayah tersebut. Kebutuhan benih padi untuk luasal lahan 1 hektar adalah 5 kilogram.
Kemudian benih diseleksi untuk memastikan benih yang akan disemai benar-benar memiliki
kualitas yang bagus. Seleksi benih bisa dilakukan dengan cara merendam benih dengan air, benih
yang baik akan tenggelam dan benih yang mengapung dibuang saja.

Air yang digunakan untuk menyeleksi benih yang baik adalah air larutan garam. Masukkan air
kedalam wadah kemudian tambahkan garam secukupnya, aduk hingga garam larut. Kemudian
uji kelayakan air tersebut dengan memasukkan telur kedalam air, jika telur masih tenggelam
maka tambahkan garam lagi dan diaduk hingga larut. Lakukan sampai telur tersebut mengapung,
jika demikian air sudah bisa digunakan untuk menguji benih. Gunakan benih yang tenggelam
saja, kemudian bilas dengan air biasa.

3). Cara menyemai benih padi metode SRI

menyemai benih padi (Foto : Agoeztt Gtwu)


Siapkan media semai berupa campuran tanah dan pupuk kandang/kompos dengan perbandingan
1 : 1. Tempat menyemai benih bisa menggunakan nampan, baki atau ditebar ditanah langsung.
Benih yang sudah disiapkan direndam menggunakan air biasa selama satu hari satu malam.
Kemudian benih ditiriskan, peram ditempat yang lembab hingga keluar bakal tunas, biasanya
pemeraman hanya membutuhkan waktu 2 – 3 hari. Benih ditabur diatas permukaan media semai
kemudian ditutup tipis menggunakan tanah halus.

4). Cara menanam padi metode SRI (System of Rice Intensification)


pembuatan jarak tanam (Foto : Wawan)
Genangi lahan selama kurang lebih 24 jam sehari sebelum proses penanaman dilakukan.
Kemudian keringkan dan keseokan harinya bibit padi siap ditanam. Sebelum lahan ditanami,
buatlah garis jarak tanam terlebih dahulu. Jarak tanam budidaya padi metode SRI adalah 25 x 25
cm atau 30 x 30 cm. Bibit siap tanam dalam budidaya padi metode SRI adalah bibit yang berusia
dibawah 12 hari setelah semai. Cabut bibit satu persatu secara hati-hati dari persemaian, bibit
yang sudah dicabut harus segera ditanam kelahan. Tanam bibit satu lubang tanam satu bibit.
Bibit ditanam tegak lurus dan dangkal (jangan terlalu dalam).

5). Perawatan budidaya padi metode SRI (System of Rice Intensification)

Selanjutnya setelah proses penanaman selesai adalah perawatan dan pemeliharaan. Perawatan
dalam budidaya padi SRI meliputi pengairan,

penyiangan dan pemupukan. Pemeliharaan dan perawatan padi metode SRI adalah sebagai
berikut :

a. Pengairan
pengairan tanaman padi dengan metode SRI
(System of Rice Intensification)
Pada metode SRI adalah pengairan dengan sistem irigasi terputus atau pengairan berselang. Pada
metode SRI lahan tidak digenangi secara terus menerus. Dari usia 0 – 10 atau 14 hari lahan tidak
perlu digenangi air, cukup dialiri air saja hingga macak-macak. Setelah itu genangi tanaman padi
untuk mencegah atau menghambat pertumbuhan gulma. Pengairan cukup dangkal saja,
ketinggian air maksimal 2 cm. Setelah beberapa hari lahan cukup dialiri air saja. Pada usia 2
bulan setelah tanam, lakukan lagi penggenangan dan beberapa saat menjelang panen lahan
dikeringkan kembali.

b. Penyiangan

Pemeliharaan selanjutnya adalah penyiangan, lakukan penyiangan secara manual atau tidak
menggunakan herbisida. Penyiangan bisa dilakukan menggunakan alat rotary weeder atau alat
sejenisnya. Lakukan penyiangan hingga 2 atau 3 kali dalam satu musim tanam, tergantung
kondisi gulma.

c. Pemupukan

Pemupukan bisa dilakukan hingga 3 kali dalam satu musim tanam. Oleh karena budidaya
padi metode SRI (System of Rice Intensification) adalah budidaya secara organik, maka
gunakanlah pupuk organik. Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang atau pupuk kompos
yang sudah benar-benar matang, atau menggunakan jenis pupuk organik lainnya. Pada saat
melakukan pemupukan, sebaiknya lahan dikeringkan terlebih dahulu. Pupuk ditaburkan secara
merata pada lahan, dosis pemupukan disesuaikan dengan luas lahan dan kondisi kesuburan tanah.
– Pemupukan I dilakukan pada usia 7 – 14 hari setelah tanam
– Pemupukan II dilakukan pada usia 20 – 30 hari setelah tanam
– Pemupukan II dilakukan pada usia 40 – 45 hari setelah tanam

6). Penanggulangan hama dan penyakit

Ingat, teknik budidaya padi dengan metode SRI adalah budidaya tanaman yang berbasis organik.
Sebisa mungkin hindari penggunaan pestisida kimia untuk mengendalikan hama dan penyakit.
Penanggulangan OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) secara organik bisa dilakukan dengan
cara mekanis dan penggunaan pestisida organik/pestisida hayati. Penggunaan pestisida kimia
adalah pilihan terakhir jika pestisida organik sudah tidak mampu lagi mengendalikan hama.

Umur panen tanaman padi bervariasi, tergantung varietas atau jenis benih yang digunakan.
Pemanenan padi yang dibudidayakan dengan metode SRI (System of Rice Intensification) sama
persis dengan pemanenan padi pada umumnya. Beberapa hari sebelum penen dilakukan,
hendaknya lahan dikeringkan terlebih dahulu untuk memudahkan dalam melakukan pemanenan.

A. Manfaat Budidaya Tanaman Padi dengan Metode SRI


Secara umum manfaat dari budidaya metode SRI adalah sebagai berikut

a. Hemat air (tidak digenang), Kebutuhan air hanya 20-30% dari kebutuhan air untuk
cara konvensional
b. Memulihkan kesehatan dan kesuburan tanah, serta mewujudkan keseimbangan
ekologi tanah
c. Membentuk petani mandiri yang mampu meneliti dan menjadi ahli di lahannya
sendiri. Tidak tergantung pada pupuk dan pertisida kimia buatan pabrik yang semakin
mahal dan terkadang langka
d. Membuka lapangan kerja dipedesaan, mengurangi pengangguran dan meningkatkan
pendapatan keluarga petani
e. Menghasilkan produksi beras yang sehat rendemen tinggi, serta tidak mengandung
residu kimia
f. Mewariskan tanah yang sehat untuk generasi mendatang
g. Mempercepat masa panen dan menghindarkan hasil panen dari bahan kimia.
Sehingga hasil pertanian yang diperoleh sehat dan dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai