Anda di halaman 1dari 10

Manajemen Laktasi

A. Anatomi dan fisiologi laktasi

Manusia  mahluk mamalia, yaitu makhluk yang menyusui dan memproduksi susu untuk

anaknya

Susu  cairan dengan komposisi yang khas untuk menjamin pertumbuhan yag

optimal bagi tiap spesies

Menyusui  memiliki kelanjar susu di sepasang payudara. Letaknya di bawah klut dlam

jaringan penunjang dan lemak di atas otot daa depan

B. Anatomi luar payudara

a. Korpus mamae

- Merupakan badan payudara

- Megandung stroma dan parenkim


o Stroma  terdiri dari jaringan ikat, jaringan lemak, pembuluh darah, saraf, getah

bening

o Parenkim  kelenjar susu yang meliputi duktus duktulus lobus  lobulus 

alveolus

b. Aerola

Bagian yang lebih hitam dari daerah sekitarnya

 Merupakan daerah hiperpigmentasi : lebih hitam dari daerah sekitarnya

 Dibawah saluran aeerola terdapat sinus laktiferus

 Bayi baiknya menyusui di aerola, saat menyusui di aerola maka sinus laktiferus akan

ditekan dan akan menstimulasi pembuatan asi untuk bayi

c. Papila mamae (putting payudara)

Muara pengeluaran susu susu.

Terdiri dari jaringan erektil dan ujung saraf sensoris

C. Bentuk dan ukuran payudara


Bentuk dan ukuran payudara berbeda-beda, yang membedakan karena komponen lemaknya.

Tetapi walaupun memiliki payudara kecil atau besar tidak akan mempengaruhi pemberian asi

karena ada dasarnya anatomi payudara setiap wanita sama.

D. Anatomi kelenjar susu


- Alveolus meliputi

a. Sel asiner/sel sekretori  untu sekresi susus

b. Duktulus  sel terkecil dari payudara

c. Myopeitel : sebagai sel atau unit untuk melakukan kontraksi , hisapan bayi

merasngsang kontaksi dan meransang pembetukan asi

d. Sekelompok duktus bersatu menjadi duktulus  lobus  lobulus  alveolus

E. Pembentukan payudara

a. Masa janin (18-19 bulan)

i. Sudah mulai mengalami pembentukan calon duktus

b. Pubertas

i. Pre-menses : esterogen dan growth hormon sudah mulai mengalami

kematangan dan mulai percabangan duktus

ii. Setelah menstruasi : esterogen dan progesteron semakin aktif untuk

pembentukan lobus, lobulus, dan duktus


c. Kehamilan :

i. Pengaruh hormon progesteron, prolaksin dan plasenta mempengaruhi

maturasi/ kematangan alveolus. Mempengaruhi sekresi susu

ii. Namun pada saat akhir kahamilan hormon progesteron : menurun

d. Laktsi

i. Hormon prolaktin : sekresi susu  hipofisis anterior

ii. Hormon oksitosin : sekresi susu  hipofisis posterior

e. Involusi

i. Adanya proses penyapihan.

ii. Tidak ada rangsangan prolaktin sehingga produksi susu berhenti

iii. Apopptosis alveoli diikuti dengan pembentukan kembali sebelum hamil

F. Siklus laktasi

a. Laktogenesis stadium 1 (kehamilan)

i. Pada masa kehamilan

ii. Terjadi penambahan dan pembesaran lobus- alveolus

b. Laktogenesis stadium 2

i. Terjadi pad masa akhir kehamilan sampai 2-3 hari kelahiran

ii. Sudah mulai sekresi asi

c. Laktogensis stadium 3 (galaktopoesis)

i. Mempertahankan sekresi dari hari 4-9 menyusui

d. Involusi

i. Mulai 40 hari setelah menyusui

ii. Berkurangnya kelenjar mamae


G. Fisiologi laktasi

a. Laktasi merupakan proses produksi dan pengeluaran asi

b. Harus dipersiapkan calon ibu yang sehat psikis dan fisiknya sera anak yang sehat

dan siap menyusu

c. Produksi asi disesuaikan dengan kebutuhan bayi

d. Volume asi 500 – 800 ml/hari ( 3.000 ml/hari)

H. Refleks penting pada laktasi

a. Releks prolaktin :

i. Merangsang produksi asi


ii. Impuls saraf dari putting susu  hipotalamus hipofisis anterior 

prolaktin  alveolus  asi

b. Refleks aliran (let-down reflexs)

i. Untuk sekresi asi

ii. Impuls saraf putting susus hipofisis posterior  oksitosin  kontraksi

otot polos  asi keluar

I. Faktor penghambat asi

a. Feedback inhibitor
i. Salah satu penyebabnya adalah terlambatnya gudang asi/sinus laktiferus,

terjadi apabila ibu menunda untuk memberi asi kepada anaknya. Sehingga

produksi asi berlebih

ii. Hal ini menyebabkan refleks balik ke hipofisis untuk tidak memproduksi

asi karena asi masih berlebih

b. Stress/rasa sakit

i. Inhibisi hormon oksitosin

c. Penyapihan

J. Mekanisme menghisap pad bayi

a. Refelks menangkap (rooting)

i. Setuhan pada bibir (misal tangan di bibir bayi), bayi memebuka mulut,

dan menangkap putting susu

b. Refleks menghisap

i. Putting berada daam mulut bayi langit-langit palatume molle terhisap 

bayi menghisap  aerola masuk  lidah menekan sinus laktiferus  asi

keluar

ii. Apabila bayi semakin matur saat usia gestasi makan akan semakin baik

pula releks bayinya

c. Refeks menelan

i. Apabila mekanisme menghisap asi pada bayi baik maka bayi akan

mendapatkan asi yang cukup

Menghisap pada dot dan menyusui berbeda.


d. Pada saat menyusu : lidah bayi memerah sinus laktiferus otot pipi, lidah, langit-

langit, rahang bawah semua aktif

e. Pada saat menggunakan dot : yang aktif hanya otot bibir dan pipi keluarnya susu

tergantung kemiringan botol dan besarnya lubang dot. Tidak perlu hisapan yang

kuat tap perlu menjaga agar bay tidak tersedak

K. Posisi lidah saat menyusu

L. kesimpulan :

- 85 %ibu berhasil menyusui dengan baik

- 97% dapat menyusui dengan bantuan tenik yang benar


- Susui bayi sedini mungkin, semakin dini bayi menyusu, hormn prolaktin akan semakin

aktif dan akan mampu memprodusi susu

- Jangan berikan “prelactal feed”  bayi sehat akan mampu bertahan untuk delay produksi

bayi sampai asi bisa keluar. I

- Asi ekusif dan tanpa jadwal

Anda mungkin juga menyukai