PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tahap penyelesaian audit sangat mempengaruhi keberhasilan hasil audit. Tahap
penyelesaian audit sangat penting dan dilaksanakan setelah pelaksanaan audit terhadap
berbagai siklus. Berbagai prosedur yang diterapkan dalam tahap penyelesaian audit
dapat menghasilkan bukti tambahan yang mempengaruhi kesimpulan audit.
Dalam tahap penyelesaian audit, auditor bekerja dalam keterbatasan waktu karena
umumnya klien menginginkan untuk memperoleh laporan audit secepat mungkin.
Auditor harus menggunakan waktu guna membuat pertimbangan professional yang baik
dan menyatakan pendapat yang tepat.Tanggung jawab auditor dalam menyelesaikan
audit dibagi menjadi tiga kategori, yakni menyelesaikan pekerjaan lapangan,
mengevaluasi temuan, dan berkomunikasi dengan klien.
Opini audit (Pendapat auditor) merupakan bagian dari laporan audit yang
merupakan informasi utama dari laporan audit. Opini Audit diberikan oleh auditor
melalui beberapa tahap audit sehingga auditor dapat memberikan simpulan atas opini
yang harus diberikan atas laporan keuangan yang diauditnya. Arens (1996)
mengemukakan bahwa laporan audit adalah langkah terakhir dari seluruh proses audit.
Auditor dalam memberikan pendapat sudah didasarkan pada keyakinan profesionalnya.
1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja jenis jenis opini audit?
2. Bagaimana latarbelakang diperolehnya opini audit?
3. Apa saja bagian-bagian laporan audit bentuk baku/standar?
4. Apa itu Subsequent Events dan Dual Dating?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis opini audit.
2. Untuk mengetahui bagaimana latarbelakang diperolehnya opini audit.
3. Untuk mengetahui apa saja bagian-bagian laporan audit bentuk baku/standar.
4. Untuk mengetahui apa itu Subsequent Events dan Dual Dating.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENYELESAIAN AUDIT
1. Opini Audit
Opini audit (Pendapat auditor) merupakan bagian dari laporan audit yang
merupakan informasi utama dari laporan audit. Opini Audit diberikan oleh auditor
melalui beberapa tahap audit sehingga auditor dapat memberikan simpulan atas
opini yang harus diberikan atas laporan keuangan yang diauditnya. Arens (1996)
mengemukakan bahwa laporan audit adalah langkah terakhir dari seluruh proses
audit. Auditor dalam memberikan pendapat sudah didasarkan pada keyakinan
profesionalnya.
3
3) bukti cukup dapat dikumpulkan oleh auditor, dan auditor telah
melaksanakan perikatan sedemikian rupa sehingga memungkinkan untuk
melaksanakan tiga standar pekerjaan lapangan,
4) laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima
umum di Indonesia,
5) tidak ada keadaan yang mengharuskan auditor untuk menambah paragraf
penjelas atau modifikasi kata-kata dalam laporan audit.
4
2) auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari prinsip
akuntansi berterima umum di Indonesia, yang berdampak material, dan ia
berkesimpulan untuk tidak menyatakan pendapat tidak wajar.
2. Laporan Audit
Bagian-Bagian Dari Laporan Audit Baku /Standar
a. Judul Laporan
Standar auditing mengharuskan pemberian judul dan harus memuat kata
independen.
b. Alamat yang dituju laporan audit
Laporan biasanya ditujukan kepada perusahaan yang bersangkutan,
pemegang saham, atau dewan direksinya.
c. Paragraf pendahuluan
Paragraf pertama ditujukan untuk tiga hal:
1) Paragraf ini merupakan pernyataan sederhana bahwa KAP
bersangkutan telah melaksanakan audit.
2) Paragraf ini mencantumkan laporan keuangan yang diaudit, termasuk
tanggal neraca, dan periode akuntansi untuk laporan rugi laba dan
laporan arus kas.
5
3) Paragraf ini menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan tanggung
jawab manajemen dan tanggung jawab auditor hanyalah untuk
menyatakan suatu pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit
d. Paragraf ruang lingkup
Menyatakan bahwa audit dirancang untuk dapat memperoleh keyakinan
memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji yang material yaitu
auditor hanya bertanggung jawab untuk mencari kekeliruan yang signifikan
yang mempengaruhi keputusan pemakai laporan keuangan. Paragraf ini juga
menyatakan bahwa auditor telah mengevaluasi ketepatan standar akuntansi,
estimasi, dan pengungkapan serta penyajian laporan keuangan. Jadi audit
memberikan suatu tingkat keyakinan yang tinggi tetapi bukan merupakan
jaminan.
e. Paragraf pendapat
Menyatakan bahwa yang diberikan adalah suatu pendapat dan bukan suatu
pernyataan mutlak atau jaminan. Tujuannya adalah untuk menunjukkan
bahwa kesimpulan yang diambil didasarkan atas pertimbangan profesional.
Dalam paragraf ini auditor diminta untuk menyatakan pendapatnya
mengenai laporan keuangan secara keseluruhan termasuk mengenai apakah
perusahaan mengikuti standar-standar akuntansi yang berlaku umum.
f. Tanda tangan , nama, dan nomor register akuntan publik.
Nama ini menunjukkan partner akuntan publik atau auditor yang
bertanggung jawab secara hukum dan jabatan atas mutu auditnya menurut
standar profesional.
g. Tanggal laporan audit.
Tanggal yang dipakai adalah tanggal saat auditor telah menyelesaikan
bagian terpenting dari prosedur auditing di lapangan. Tanggal ini
menunjukkan sampai tanggal berapa setelah laporan keuangan auditor
bertanggung jawab atas peninjauan terhadap peristiwa yang terjadi.
6
B. SUBSEQUENT EVENT
1. Pengertian
Subsequent Events adalah peristiwa atau transaksi yang terjadi setelah tanggal
neraca tetapi sebelum diterbitkannya laporan audit yang mempunyai akibat yang
material terhadap laporan keuangan dan memerlukan penyesuaian atau
pengungkapan dalam laporan tersebut.
Dalam penyelesaian proses audit, ada situasi dimana auditor harus
memperhatikan peristiwa yang terjadi setelah tanggal neraca sampai tanggal
penerbitan laporan auditor. Hal ini bertujuan untuk mencari bukti tambahan
mengenai suatu transaksi dan bahkan auditor dapat menemukan bukti baru yang
sebelum nya tidak dapat ditemukan. Karena terdapat kemungkinan terjadi peristiwa
penting selama tanggal audit atau tanggal sesudah tanggal neraca. Secara
termonologis, “subsequent event” adalah peristiwa / transaksi yang terjadi setelah
tanggal neraca tetapi sebelum diterbitkan nya laporan audit, yang mempunyai
akibat yang material terhadap laporan keuangan, sehingga memerlukan
penyesuaian / pengungkapan dalam laporan tersebut. Kebutuhan akan pemahaman
yang memadai mengharuskan auditor untuk memeriksa setiap kejadian yang terjadi
kepada perusahaan auditee.
2. Sifat Subsequent Events
a) Peristiwa-peristiwa yang tidak membutuhkan pengakuan namun seharusnya
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
b) Peristiwa-peristiwa yang membutuhkan pengakuan retroaktif dan dengan
demikian mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan
untuk periode akuntansi sebelumnya.
3. Jenis-jenis Subsequent Events
Menurut Pernyataan Standar Auditing (PSA) No. 46 terdapat dua jenis
subsequent event yang dapat ditemukan dalam suatu proses audit, yaitu :
7
b) Peristiwa yang menyediakan tambahan bukti yang berhubungan
dengan kondisi yang tidak ada pada tanggal neraca, namun kondisi
tersebut ada sesudah tanggal neraca. (Memerlukan pengungkapan)
4. Prosedur audit yang dapat dilakukan auditor berkaitan dengan peristiwa
kemudian (Subsequent Events) , antara lain:
a) Membaca dan menganalisis laporan keuangan interim terbaru setelah
tanggal neraca serta membandingkannya dengan laporan keuangan tahunan
b) Mengajukan pertanyaan kepada manajer atau eksekutif perusahaan
mengenai apakah laporan keuangan interim telah disajikan dengan dasar
yang sama dengan penyusunan laporan keuangan tahunan
c) Mengajukan pertanyaan kepada pejabat atau eksekutif yang bertanggung
jawab tasa masalah keuangan dan akuntansi.
d) Membaca notulen rapat para pemegang saham, direktur, komite resmi
lainnya
e) Mengajukan pertanyaan kepada konsultan hukum klien mengenai adanya
tuntutan hukum, klaim, dan keputusan pengendalian
f) Mendapatkan surat representasi dari manajer yang berwenang mengenai
peristiwa kemudian yang perlu penyesuaian dan pengungkapan, yang
bertanggal sama dengan tanggal laporan audit.
g) Mengajukan pertanyaan tambahan
h) Melaksanakan beberapa prosedur yang dipertimbangkan perlu dan
semestinya dilakukan.
8
C. DUAL DATING
Dalam audit suatu laporan keuangan, tanggal merupakan hal yang sangat penting
karena akan menentukan tanggung jawab auditor atas laporan audit yang dibuat.
Terdapat beberapa tanggal penting yang tedapat dalam suatu audit. Dalam
buku Arens (kalian bisa download di sini untuk ebooknya), dijelaskan bahwa tiga
tanggal tersebut adalah:
Pada ketiga tanggal tersebut, terkadang ada sebuah kejadian yang terjadi setelah tanggal
pelaporan –setelah 31 Desember sampai 11 Maret (berakhirnya audit lapangan oleh
auditor). Pada tanggal tersebut, auditor harus melakukan review atas:
Jadi, yang dimaksud dengan dual dating adalah ketika ada kejadian setelah
tanggal audit (11 Maret), namun laporan keuangan belum diterbitkan. Hal ini menjadi
penting karena kejadian tersebut seharusnya bukan menjadi tanggung jawab auditor
lagi. Namun, karena mempengaruhi hasil audit secara material, diperlukan opsi untuk
melakukan perubahan pada hasil audit.
9
Ada dua pilihan yang dapat dilakukan oleh auditor. Pertama, auditor bisa
melakukan perpanjangan audit dan melakukan semua test pada setiap kejadian sampai
suatu kejadian setelah tanggal audit terjadi. Kedua, membatasi perpanjangan audit
dengan hanya melakukan test pada kejadian setelah tanggal audit saja, tidak melakukan
pengujian pada semua hal.
Hal kedua ini yang dinamakan dual dating karena nanti auditor akan menuliskan
laporan auditor pada 11 Maret (lihat gambar di atas). Akan ada pengecualian atas suatu
kejadian yang terjadi setelah tanggal audit yang dengan memberi keterangan semisal
“…kecuali atas note xx, yang mana berakhir pada xx Maret…” (tanggal lain setelah 11
Maret dan sampai pengujian atas kejadian setelah tanggal audit selesai dilakukan).
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
11
DAFTAR PUSTAKA
Auditing dan Jasa Assurance Pendekatan Terintegrasi Jilid 1_Alvin A.Arens, Rendal
J.Elder, Mark S.Beasley.
Agus, Sukrisno. 2012. “Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan
Publik”. Jilid 1. Edisi Keempat, Salemba Empat:Jakarta
https://autorisasiekonomi.blogspot.com/2017/06/makalah-laporan-audit-opini-
audit.html
http://www.materiakuntansi.com/pengertian-subsequent-event-dan-contohnya/
12
Laporan Auditor Independen Wajar dengan Pengecualian
Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami
memperoleh keyakinan yang memadai bahwa laporan bebas dari salah saji material. Suatu
audit meliputi pemeriksaan atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-
jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas
standar akuntansi yang digunakan dan estimali signifikan yang dibuat oleh manajemen,
serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin
bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.
Perusahaan tidak mengakui aktiva dan kewajiban sewa guna usaha tertentu dalam neraca
terlampir yang menurut pendapat kami, jumlah tersebut senharusnya diakui agar sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Jika kewajiban sewa guna ini
diakui, aktiva tetap akan bertambah sebesar Rp... dan.Rp... kewajiban jangka panjang
sebesar Rp...dan Rp... dan saldo laba masing-masing sebesar Rp...dan Rp...pada tanggal 31
Desember 2009 dan 2008. Disamping itu, laba bersih akan bertambah (berkurang) masing-
masing Rp...dan Rp...dan laba per lembar saham akan bertambah (berkurang) misingm-
masing sebesar Rp... dan Rp...untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut.
Menurut pendapat kami, kecuali untuk dampak tidak diakuinya aktiva dan kewajiban sewa
guna usaha tertentu seperti yang kami uraikan dalam paragraf di atas, laporan dalam
semua keuangan yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar dalam semua hal yang
material, posisi keuangan PT KamuBisa tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 dan hasil
usaha, perubahan ekuitas serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal
tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
13
Laporan Auditor Independen Wajar Tanpa Pengecualian
Kantor Akuntan,
Rolif Fatkur, SE., MMSI
10 Maret 2017
14
Laporan Auditor Independen Tidak Wajar
No : A02/II/KAK/2018
Tanggal : 1 Februari 2018
Kepada Yth,
Direksi dan Dewan Komisaris
PT. Aanwijzing.Com
Jl. Nusantara No.1
Jakarta
Kami telah mengaudit neraca PT. Aanwijzing.Com tanggal 31 Desember 2017 dan
2016 serta laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas
untuk tahun yang berakhir pada tanggal - tanggal tersebut. Laporan keuangan
adalah tanggung jawab manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami adlah pada
pernyataan pndapat atas laporan keuangan brdasarkan audit kami.
Kami melaksanakn audit bedasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia. Standar auditing tersebut mengharuskan kami merencanakan
dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan yang memadai bahwa
laporan bebas dari salah saji material. Suatu audit mliputi pemriksaan atas dasar
pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam
laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas standar akuntansi yang
digunakan dan estimali signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian
terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit
kami meberikan dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat. Sebagaimana
telah dijelaskan dalam catatan xxx atas laporan keungan, perusahaan
mencantumkan perkiraan pabrik dan equipment pada nilai appraisal dan
menghitung depresinya berdasarkan nilai tersebut.
15
Laporan Auditor Independen Tidak Memberikan pendapat
Kepada Yth.
Direksi dan Dewan Komisaris
PT. STEI SEBI
Jl. Pondok Rangga, Bojongsari, Sawangan
Depok, Jawa Barat
Kami telah ditugasi untuk mengaudit laporan posisi keuangan PT. STEI SEBI
tanggal 31 Desember 2013 serta laporan rugi laba, laporan laba ditahan, dan
laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan
keuangan adalah tanggung jawab manajemen perusahaan. Perusahaan tidak
melakukan penghitungan fisik persediaan dalam tahun 2013 yang dicantumkan
dalam laporan keuangan sebesar Rp. 950.000.000 pada tanggal 31 Desember 2013.
Lebih lanjut, bukti-bukti yang mendukung harga perolehan aktiva tetap yang dibeli
sebelum tanggal 31 Desember 2013 tidak lagi tersedia dalam arsip perusahaan.
Catatan perusahaan tidak memungkinkan dilaksanakannya penerapan prosedur
audit lain terhadap persediaan dan aktiva tetap.
16