Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Repertorium, ISSN:2355-2646, Volume II No.

2 Juli - Desember 2015

KEBERAGAMAN PENGATURAN BATAS USIA DEWASA SESEORANG


UNTUK MELAKUKAN PERBUATAN HUKUM
DALAM PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA

Agustinus Danan Suka Dharma


Mahasiswa Magister Kenotariatan Fakultas Hukum
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Email: agustinusdanan88@gmail.com

Abstract
Determination of the adult person’s age limit is important because it will determine the legitimacy of a person
acting skills of a person’s legal actions and legal actions. However, the settings in a variety of laws in Indonesia
are so diverse that need to be equalized. This study aims to determine differences in the adult setting an age
limit laws in Indonesia and efforts to address the diversity of adult age limit setting. This research is legal
or doctrinal approach and conceptual normative law. Results from this study show a difference in setting the
age limit requirement adults to become skills in taking legal action, which does not specify the 18 years and
21 years, and efforts to address the diversity of the issuance of Supreme Court Circular No. 7 of 2012 and the
Circular Head National Land No. 4 / SE / I / 2015

Keywords: differences, skills, adult age limit.

Abstrak
Penentuan batas usia dewasa seseorang merupakan hal yang penting karena akan menentukan sah tidaknya
seseorang bertindak melakukan perbuatan hukum dan kecakapan seseorang melakukan perbuatan hukum.
Akan tetapi, pengaturannya dalam berbagai undang-undang di Indonesia dilakukan secara beragam sehingga
perlu untuk di samakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaturan batas usia dewasa
pada peraturan perundang-undangan di Indonesia dan upaya untuk mengatasi keberagaman pengaturan batas
usia dewasa tersebut. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan pengaturan batas usia dewasa
seseorang untuk menjadi syarat kecakapan dalam melakukan perbuatan hukum, yakni ada yang menentukan
18 tahun dan 21 tahun, dan upaya untuk mengatasi keberagaman tersebut dengan penerbitan Surat Edaran
Mahkamah Agung Nomor 7 Tahun 2012 dan Surat Edaran Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 4/
SE/I/2015.
Kata Kunci: perbedaan, kecakapan, batas usia dewasa.

A. Pendahuluan Hukum Perdata dan Pasal 47 ayat (1) Undang-


Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.
Ketentuan mengenai kecakapan seseorang
dalam melakukan perbuatan hukum diatur secara Ketentuan dalam Pasal 330 Kitab Undang-
beragam dalam perundang-undangan di Indonesia. Undang Hukum Perdata menyatakan bahwa :
Hal seperti inilah yang membuat kerancuan dalam “Seseorang dianggap sudah dewasa jika sudah
menentukan kapan seseorang dinyatakan cakap berusia 21 tahun atau sudah (pernah) menikah.”
untuk melakukan perbuatan hukum. Perbuatan
Pasal tersebut mengharuskan bahwa seseorang
hukum selalu mensyaratkan bahwa seseorang harus
dinyatakan cakap dalam melakukan perbuatan
dinyatakan cakap untuk melakukan perbuatan
hukum harus terlebih dahulu berusia 21 tahun atau
hukum. Suatu perbuatan hukum dengan perbuatan
sudah menikah sebelum berusia 21 tahun. Berbeda
hukum yang lain memberikan syarat yang berbeda
dengan ketetuan yang dinyatakan dalam Undang-
kepada seseorang untuk dinyatakan cakap bertindak
Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan.
hukum. Misalnya, ada perbedaan ketentuan yang
Dalam Pasal 47 ayat (1) Undang-Undang Perkawinan
dinyatakan dalam Pasal 330 Kitab Undang-Undang
menyatakan sebagai berikut :

168
Agustinus Danan Suka Dharma. Keberagaman Pengaturan Batas Usia Dewasa Seseorang ...

“anak yang belum mencapai umur 18 tahun atau 4. Melakukan pembukaan rekening tabungan, atau
belum pernah melangsungkan pernikahan ada rekening koran;
dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka 5. mendepositokan uang di bank;
tidak dicabut dari kekuasaannya”. 6. Melakukan perjanjian kredit di bank;
7. Melakukan gadai barang;
Menurut Undang-Undang Perkawina n,
8. Melakukan perikatan pernikahan
seseorang dinyatakan cakap untuk menikah adalah
ketika mencapai umur 18 tahun atau lebih. Seseorang Perbuatan hukum tersebut di atas, mempunyai
yang belum mencapai umur 18 maka masih batas usia orang yang dapat melakukannya harus
dibawah kekuasaan orang tuanya. Dalam peraturan tunduk pada usia dewasa yang diatur dalam Kitab
perundang-undangan yang lain juga diatur mengenai Undang-Undang Hukum Perdata, dan jika seseorang
kecakapan seseorang untuk melakukan suatu belum memenuhi batas usia minimum yang
perbuatan hukum. Contoh yang lainnya adalah ditentukan oleh peraturan perundang-undangan,
Undang-Undang Jabatan Notaris, Undang-Undang maka yang bersangkutan dalam melakukan perbuatan
Perlindungan Anak, Undang-Undang Pemilihan hukum tersebut dibantu oleh walinya atau dibantu
Umum, dan masih banyak lagi. oleh orang tuanya. Dalam praktik ternyata tidak
semua perbuatan hukum yang berkaitan dengan
Penentuan batas usia dewasa seseorang
perjanjian dilaksanakan tunduk pada batas usia
merupakan hal yang penting karena akan menentukan
minimum seseorang dapat melakukan perbuatan
sah tidaknya seseorang bertindak melakukan
hukum tersebut, seperti perbuatan hukum perjanjian,
perbuatan hukum dan kecakapan seseorang
antara lain pembukaan rekening tabungan, rekening
melakukan perbuatan hukum. Ketika seseorang
koran, dan pembuatan deposito, persyaratannya
membuat perjanjian maka usia dewasa ini juga
hanya yang bersangkutan sudah memiliki KTP maka
berlaku. Sebagaimana diatur dalam Pasal 1320 Kitab
orang tersebut dianggap sudah dewasa, sehingga
Undang-Undang Hukum Perdata tentang syarat-
dapat menjadi subjek hukum, sehingga dapat
syarat perjanjian. Untuk sahnya perjanjian-perjanjian
dimaknai bahwa untuk perbuatan hukum tersebut,
diperlukan empat syarat :
seseorang dianggap dewasa pada usia 17 (tujuh belas)
1. sepakat yang mengikatkan dirinya;
tahun (Zaelani, 2012:611).
2. cakap untuk membuat suatu perikatan;
3. suatu hal tertentu; Penentuan batas usia seseorang dinyatakan
4. suatu sebab yang halal (Mariam Darus dewasa dalam melakukan perbuatan hukum, dibatasi
Badrulzaman, 1996:98). pada tinjauan hukum peraturan perundang-undangan,
Keputusan Kasasi Mahkamah Agung yang dijadikan
Perjanjian yang dilakukan oleh orang atau
Yurisprudensi dan Keputusan Pengadilan Negeri.
pihak-pihak yang tidak memenuhi persyaratan
Sebagian masyarakat Indonesia terhadap anaknya
dari sisi batas usia para pihak atau salah satu pihak
yang akan memasuki usia dewasa merupakan suatu
yang akan membuat perjanjian, maka perjanjian
prestasi yang kerapkali dirayakan karena merupakan
tersebut dapat dibatalkan, oleh karena itu batas usia
momen penting bagi remaja, umumnya kriteria
seseorang untuk dapat melakukan perjanjian menjadi
dewasa dinyatakan pada perayaan ulang tahun ke
penting. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata telah
17 (tujuh belas) tahun, karena pada usia tersebut
mengatur batas usia dewasa seseorang, sebagaimana
anak yang bersangkutan dianggap telah dewasa dan
dinyatakan dalam Pasal 330. Perbuatan hukum
dapat bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan
berkaitan dengan perjanjian hanya dapat dilakukan
perbuatannya. Pada usia 17 tahun seseorang anak
oleh pihak-pihak yang melakukan perjanjian harus
telah menjadi remaja dan yang bersangkutan sudah
memenuhi persyaratan batas usia sebagaimana
memenuhi syarat berhak untuk memiliki Kartu
dimaksud dalam Pasal 330 Kitab Undang-Undang
Tanda Penduduk (KTP) sebagai indentitas diri,
Hukum Perdata tersebut di atas.
dengan memiliki KTP remaja yang bersangkutan
Banyak perbuatan hukum yang berkaitan dapat bertindak sendiri melakukan perbuatan
dengan perjanjian, dan seharusnya tunduk kepada hukum, antara lain membuka rekening tabungan dan
asas hukum perjanjian, seperti antara lain: melakukan perbuatan hukum lain di bank. Selain itu,
1. Mendirikan perseroan terbatas; yang bersangkutan dapat memohon pembuatan Surat
2. Melaksanakan jual beli harta tetap (tanah); Izin Mengemudi (SIM) sehingga dapat mengendarai
3. Menjaminkan bidang tanah kepada bank. kendaraan bermotor.

169
Jurnal Repertorium, ISSN:2355-2646, Volume II No. 2 Juli - Desember 2015

Seseorang yang telah memiliki KTP dapat Undang Jabatan Notaris menyatakan lain. Pada
bertindak untuk diri sendiri atau dapat sebagai kuasa Pasal 39 ayat (1) Undang-Undang Jabatan Notaris
dari orang lain untuk mewakili kepentingan orang menyatakan bahwa seseorang yang menghadap
lain melakukan perbuatan hukum atas nama Pemberi Notaris untuk membuat akta adalah yang memenuhi
Kuasa. Selain itu, seseorang yang telah memiliki syarat paling rendah berumur 18 tahun atau sudah
KTP dapat bertindak untuk diri sendiri dengan menikah. Perbedaan antara kedua ketentuan tersebut
menghadap Notaris atau Pejabat lain melakukan cukup membingungkan bagi Notaris akan ketentuan
perbuatan hukum. Ketidakseragaman batasan usia yang mana yang harus dipatuhi. Berdasarkan latar
dewasa atau batasan usia pada berbagai peraturan belakang masalah tersebut diatas, maka dalam
perundang-undangan di Indonesia menimbulkan artikel ini hendak dibahas bagaimana perbedaan
pertanyaan mengenai batasan yang seharusnya pengaturan batas usia dewasa seseorang untuk
digunakan. Berdasarkan beberapa ketentuan dalam melakukan perbuatan hukum dalam beberapa
peraturan perundang-undangan tersebut di atas peraturan perundang-undangan di Indonesia dan apa
memang masih tidak ditemui keseragaman mengenai upaya untuk mengatasi keberagaman pengaturan
usia dewasa seseorang, sebagian memberi batasan kedewasaan seseorang dalam melakukan perbuatan
21 (dua puluh satu) tahun, sebagian lagi 18 (delapan hukum?
belas) tahun, bahkan ada yang 17 (tujuh belas) tahun.
Perbedaan tersebut cukup membingungkan bagi B. Perbedaan Pengaturan Usia Dewasa
seseorang yang hendak melakukan perbuatan hukum. Seseorang Untuk Melakukan Perbuatan
Pada era sekarang ini masyarakat semakin sadar Hukum Dalam Beberapa Peraturan
akan hukum. Sehingga tidak jarang masyarakat mulai Perundang-Undangan Di Indonesia
melakukan perbuatan yang sesuai dengan ketentuan
Setiap subjek hukum mempunyai hak dan
ya ng be rl aku. Se pe rt i c ontoh denga n kewajiban untuk melakukan perbuatan hukum,
mendaftarkan tanah supaya dapat dijadikan namun perbuatan tersebut harus didukung oleh
pembuktian yang sah dikemudian hari apabila kecakapan dan kewenangan hukum. Kecakapan
terjadi sengketa. Terdapat syarat-syarat tertentu berbuat adalah kewenangan untuk melakukan
dalam mengajukan permohonan pendaftaran tanah. perbuatan-perbuatan hukum sendiri (Handri Raharjo,
Salah satunya adalah kedewasaan atau cakap dalam 2009:52). Kecakapan seseorang bertindak di dalam
melakukan perbuatan hukum. Inilah mengapa hukum atau untuk melakukan perbuatan hukum
menjadi pertanyaan, karena batas umur yang mana ditentukan dari telah atau belumnya seseorang
digunakan sebagai pedoman dalam penentuan batas tersebut dikatakan dewasa menurut hukum.
umur tersebut. Hal tersebut masih tetap menjadi Kedewasaan seseorang merupakan tolok ukur
masalah karena Undang-Undang yang ada (hukum dalam menentukan apakah seseorang tersebut dapat
positif) tidak menyebutkan dengan tegas batas umur atau belum dapat dikatakan cakap bertindak untuk
dewasa tersebut. Sehingga untuk maksud dan tujuan melakukan suatu perbuatan hukum. Kedewasaan
tertentu hampir tiap peraturan perundang-undangan seseorang menunjuk pada suatu keadaan sudah atau
yang ada akan memberikan batas tersendiri batas belum dewasanya seseorang menurut hukum untuk
umur mulai dewasa tersebut (Shela Widhiastuti. dapat bertindak di dalam hukum yang ditentukan
dkk, 2014 : 5). dengan batasan umur. Sehingga kedewasaan di
dalam hukum menjadi syarat agar seseorang dapat
Selain contoh diatas ada perbedaan juga
dan boleh dinyatakan sebagai cakap bertindak
berkaitan dengan batasan umur yang digunakan
dalam melakukan segala perbuatan hukum. Keadaan
dalam membuat suatu perjanjian atau akta dihadapan
dewasa yang memenuhi syarat undang-undang ini
Notaris. Pada Pasal 330 Kitab Undang-Undang
disebut “kedewasaan”. Orang dewasa atau dalam
Hukum Perdata menyatakan bahwa kedewasaan
kedewasaan cakap atau mampu melakukan semua
seseorang adalah ketika berumur 21 tahun atau sudah
perbuatan hukum, misalnya membuat perjanjian,
menikah. Keterkaitan Pasal 330 dengan Pasal 1320
melakukan perkawinan, dan membuat surat wasiat
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata adalah ketika
(Abdulkadir Muhammad, 2010:40).
seseorang tersebut sudah dinyatakan dewasa maka
seseorang tersebut dinyatakan cakap melakukan Ketidakseragaman batasan usia dewasa
perbuatan hukum sebagai syarat sahnya perjanjian. atau batasan usia anak pada berbagai peraturan
Akan tetapi, ketentuan yang terdapat dalam Undang- perundang-undangan (hukum positif) di Indonesia

170
Agustinus Danan Suka Dharma. Keberagaman Pengaturan Batas Usia Dewasa Seseorang ...

memang kerap menimbulkan pertanyaan mengenai Pasal 6


batasan yang mana yang seharusnya digunakan. (2) untuk melangsungkan Perkawinan seorang
Ketentuan usia dewasa adalah suatu hal pokok yang yang belum mencapai umur 21 (dua puluh
wajib dipatuhi dalam setiap melakukan perbuatan satu) tahun harus mendapat izin dari kedua
hukum. Karena usia dewasa merupakan syarat formil orang tua.
bagi seseorang untuk melakukan perbuatan hukum. Lebih lanjut dalam Undang-Undang
Dalam Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum tersebut diatur mengenai kebolehan untuk
Perdata tentang syarat sahnya perjanjian, diatur melakukan perkawinan, sebagaimana ditentukan
mengenai kecakapan seseorang dalam membuat dalam Pasal 7 ayat (1) dan ayat (2), yang
perjanjian. Kecakapan seseorang merupakan syarat menyatakan sebagai berikut:
formil ketika akan membuat perjanjian. Apabila Pasal 7
syarat formil tidak dipenuhi, maka perjanjian yang (1) Perkawinan diizinkan bila pihak pria
telah dibuat tersebut dapat dibatalkan. mencapai umur 19 (Sembilan belas) tahun
Berikut akan penulis paparkan beberapa dan pihak wanita telah mencapai umur 16
peraturan perundang-undangan yang memuat (enam belas) tahun.
ketentuan usia dewasa atau kecakapan seseorang (2) Dalam hal penyimpangan dalam ayat (1)
untuk melakukan perbuatan hukum: dalam pasal ini, dapat minta dispensasi
a. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata kepada pengadilan atau pejabat lain yang
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata diminta oleh kedua orang tua pihak pria
mengatur mengenai usia dewasa seseorang atau pihak wanita.
agar dapat dinyatakan cakap berbuat hukum. Undang-Undang tersebut mengatur
Ketentuan tersebut ada pada Pasal 330 ketentuan batas usia minimal seseorang
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang dapat melangsungkan perkawinan. Secara
menyatakan sebagai berikut: tegas dinyatakan dalam Pasal 7 ayat (1)
Undang-Undang Perkawinan bahwa syarat
Pasal 330
melangsungkan perkawinan untuk pihak pria
Belum dewasa adalah mereka yang belum
adalah 19 tahun dan pihak wanita 16 tahun.
mencapai umur genap dua puluh satu tahun dan
Dalam Undang-Undang Perkawinan itu sendiri
tidak lebih dahulu kawin.
menyatakan secara berbeda-beda mengenai
Apabila perkawinan itu dibubarkan
kecakapan berbuat hukum. Seperti contohnya
sebelum umur mereka genap dua puluh satu
Pasal 6 ayat (2) Undang-Undang Perkawinan
tahun, maka mereka tidak akan kembali lagi
juga menentukan lain mengenai kecakapan
dalam kedudukan belum dewasa (Mariam Darus
seseorang untuk melangsungkan perkawinan.
Badrulzaman, 1996:103).
Bunyi ketentuan Pasal 6 ayat (2) Undang-
b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Undang Perkawinan tersebut tidak tegas
Perkawinan
sehingga tidak memberikan kepastian hukum
Setelah berlakunya Undang-Undang
mengenai ketentuan atas usia seseorang dapat
Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan,
melaksanakan perkawinan, ketentuan tersebut
peraturan-peraturan yang mengatur perkawinan
dapat ditafsirkan hal-hal sebagai berikut :
dinyatakan tidak berlaku lagi sepanjang diatur
1) Seseorang yang akan melaksanakan
dalam Undang-Undang Perkawinan Tersebut.
perkawinan jika yang bersangkutan telah
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
berusia 21 (dua puluh satu) tahun, dapat
Perkawinan merupakan undang-undang yang
melaksanakan perkawinan tanpa harus
bersifat nasional yang berlaku bgi seluruh
telebih dahulu memperoleh izin dari kedua
Warga Negara Indonesia dan juga berlaku
orang tua;
bagi semua pemeluk agama yang diakui di
2) Perkawinan dapat dilaksanakan oleh
Indonesia (Harumiati Natadimaja, 2009:21).
seseoang, dengan ketentuan bahwa yang
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
bersangkutan telah berumur, bagi seorang
Perkawinan yang telah diundangkan dalam
laki-laki telah mencapai umur paling
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
sedikit 19 (Sembilan belas) tahun dan
1974 Nomor 1. Bab II Syarat-syarat Perkawinan,
seorang perempuan telah mencapai umur
dalam Pasal 6 ayat (2) menyatakan:
minimal 16 (enam belas) tahun.

171
Jurnal Repertorium, ISSN:2355-2646, Volume II No. 2 Juli - Desember 2015

c. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Pasal 1


Pengadilan Anak 26. Anak adalah setiap orang yang berumur di
Undang-Undang P enga dila n Ana k bawah 18 (delapan belas) tahun.
menjelaskan definisi anak dan batasan usia Ketentuan tersebut menyatakan bahwa
dikategorikan sebagai anak atau yang belum syarat orang yang dapat dipekerjakan sebagai
dewasa, dinyatakan dalam Pasal 1 angka 1 tenaga kerja adalah yang berumur 18 tahun atau
sebagai berikut : lebih. Sehingga apabila terdapat perusahaan
Pasal 1 yang menggunakan jasa tenaga kerja berumur
1. Anak adalah orang yang dalam perkara kurang dari 18 tahun maka dapat dijatuhi sanksi.
Anak Nakal telah mencapai umur 8 g. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 Tentang
(delapan) tahun tetapi belum mencapai Kewarganegaraan
umur 18 (delapan belas) tahun dan belum Undang-Undang Kewarganegaraan
pernah kawin. mengatur mengenai syarat dan tata cara
d. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang memperoleh kewarganegaraan Republik
Hak Asasi Manusia Indonesia. Seseorang harus dinyatakan terlebih
Di dalam Undang-Undang Hak Asasi dahulu dinyatakan cakap dalam melakukan
Manusia dijelaskan mengenai batas usia perbuatan hukum. Adapun ketentuan Pasal 9
seseorang yang dikategorikan anak atau belum huruf a menyatakan sebagai berikut :
dewasa. Ketentuan tersebut dinyatakan pada Pasal 9
Pasal 1 angka 5 sebagai berikut : Permohonan pewarganegaraan dapat diajukan
Pasal 1 oleh pemohon jika memenuhi persyaratan
5. Anak adalah setiap manusia yang berumur sebagai berikut:
dibawah 18 (delapan belas) tahun dan a. telah berusia 18 (delapan belas) tahun atau
belum menikah, termasuk anak yang masih sudah kawin;
didalam kandungan apabila hal tersebut Selain ketentuan pada Pasal 9 yang
demi kepentingannya. menyatakan umur 18 tahun sebagai batas usia
e. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang cakap hukum, pada pasal-pasal Undang-Undang
Perlindungan Anak Kewarganegaraan yang lain juga kompak
Undang-undang yang berlaku sejak tanggal menyatakan umur 18 tahun sebagai batas usia
22 Oktober 2002, telah mengatur mengenai cakap hukum.
definisi pengertian dari anak, sebagaimana h. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 Tentang
disebutkan dalam Pasal 1 angka 1, yaitu sebagai Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan
berikut : Orang
Pasal 1 Dalam Undang-Undang Pemberantasan
1. anak adalah seseorang yang belum berusia Tindak Pidana Perdagangan Orang dijelaskan
18 (delapan belas) tahun, termasuk anak mengenai batas usia belum dewasa. Hal tersebut
yang masih dalam kandungan. dinyatakan pada Pasal 1 angka 5 sebagai berikut:
Undang-Undang Perlindungan Anak tidak Pasal 1
menyatakan secara tegas ketentuan mengenai 6. Anak adalah seseorang yang belum berusia
kecakapan seseorang untuk melakukan 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak
perbuatan hukum. Dari ketentuan Pasal 1 Angka yang masih dalam kandungan.
1 tersebut, hanya menyatakan yang berhak i. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 Tentang
mendapat perlindungan dari Undang-Undang
Perlindungan Anak ini adalah seseorang yang Pada Pasal 1 ayat (4) Undang-Undang
belum berusia 18 tahun.
f. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang anak atau batas usia yang dapat dikaegorikan
Ketenagakerjaan belum dewasa.
Un da ng -Und an g Ke te n a ga ke rj a a n Pasal 1
mengatur mengenai batas usia seseorang yang (4) anak adalah seseorang yang belum berumur
belum dewasa. Dalam Pasal 1 angka 26 Undang- 18 (delapan belas) tahun.
Undang Ketenagakerjaan menyatakan sebagai
berikut :

172
Agustinus Danan Suka Dharma. Keberagaman Pengaturan Batas Usia Dewasa Seseorang ...

j. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Berdasarkan beberapa ketentuan dalam peraturan
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 perundang-undangan tersebut di atas memang masih
Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris belum ditemui keseragaman mengenai usia dewasa
Bagi seorang Notaris penentuan seseorang seseorang, sebagian memberi batasan 21 (dua puluh
cakap melakukan perbuatan hukum adalah hal satu) tahun, sebagian lagi 18 (delapan belas) tahun,
yang sangat penting untuk diperhatikan. Hal bahkan ada yang 17 (tujuh belas) tahun.
ini berkaitan dengan syarat sahnya perjanjian
dala Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum C. Upaya Mengatasi K eberagaman
Perdata. Adapun ketentuan batas usia bagi Pengaturan Kedewasaan Seseorang
penghadap dinyatakan dalam Pasal 39 ayat (1) Dalam Melakukan Perbuatan Hukum
sebagai berikut:
Seseorang ketika melakukan suatu perbuatan
Pasal 39 hukum apapun macamnya, maka faktor batas usia
(1) Penghadap harus memenuhi syarat sebagai seseorang sangat penting untuk diperhatikan. Ketika
berikut: seseorang ingin membuat Kartu Tanda Penduduk
a. paling rendah berumur 18 (delapan maka syaratnya dia harus sudah berusia minimal 17
belas) tahun atau telah menikah; dan Tahun. Berbeda lagi ketika seseorang menghadap
b. cakap melakukan perbuatan hukum. pada Notaris, maka dasar hukum yang digunakan juga
Selain yang ditentukan dalam peraturan berbeda. Ketentuan pada Undang-Undang Jabatan
perundang-undangan tersebut, batas kedewasaan Notaris menyatakan bahwa batas usia minimal bagi
seseorang juga ditentukan didalam Kompilasi seorang penghadap adalah 18 tahun atau sudah
Hukum Islam dan juga Surat Keputusan Menteri menikah. Seperti kita ketahui bahwa dalam bidang
Dalam Negeri Dirjen Agraria Direktorat Pendaftaran hukum perdata telah ditentukan batas usia dewasa
Tanah Nomor Dpt.7/539/7-77, tertanggal 13 Juli agar seseorang dapat dinyatakan cakap berbuat
1977. Dalam Pasal 98 ayat (1) Kompilasi Hukum hukum. Dalam Pasal 330 Kitab Undang-Undang
Islam dijelaskan mengenai batas usia dewasa Hukum menyatakan bahwa seseorang dianggap
seseorang, sebagai berikut : dewasa jika sudah berusia 21 tahun atau sudah
“Batas usia anak yang mampu berdiri sendiri (pernah) menikah. Artinya dalam melakukan semua
atau dewasa adalah dua puluh satu tahun, perbuatan hukum perdata seseorang dinyatakan
dewasa dan cakap hukum ketika berusia 21 tahun
mental atau belum pernah melangsungkan atau sudah menikah atau pernah menikah.
perkawinan”. Artinya; dewasa ketika sudah Ketika seseorang menghadap kepada Notaris
berumur 21 tahun atau sudah kawin, tidak cacat dan membuat perjanjian maka harus memperhatikan
atau gila, dan dapat bertanggungjawab atas ketentuan Pasal 330 Kitab Undang-Undang Hukum
dirinya. Sedangkan didalam Surat Keputusan Perdata, sebagaimana dipersyaratkan dalam Pasal
Menteri Dalam Negeri Dirjen Agraria Direktorat 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang
Pendaftaran Tanah Nomor Dpt.7/539/7-77, menjelaskan tentang syarat sah nya perjanjian.
Didalam ketentuan Pasal 1320 dipersyaratkan bahwa
kedewasaan seseorang, sebagai berikut : seseorang yang ingin mengadakan suatu perjanjian
Mengenai soal dewasa dapat diadakan pembe- maka haruslah ada kesepakatan, kecakapan, sebab
daan dalam: yang halal, dan hal tertentu. Syarat kesepakatan
a. dewasa politik, misalnya adalah batas umur 17 dan kecakapan menjadi syarat formil perjanjian,
tahun untuk dapat ikut Pemilu; sedangkan syarat sebab yang halal dan hal tertentu
b. dewasa seksuil, misalnya adalah batas umur 18 menjadi syarat materiil. Apabila syarat formil
tahun untuk dapat melangsungkan pernikahan tersebut tidak dapat dipenuhi maka perjanjian
menurut Undang-Undang Perkawinan yang tersebut dapat dibatalkan. Akan tetapi jika syarat
baru; materiil yang tidak dapat dipenuhi maka perjanjian
c. dewasa hukum. Dewasa hukum dimaksudkan tersebut batal demi hukum.
adalah batas umur tertentu menurut hukum yang Perbedaan batas usia dewasa antara Kitab
dapat dianggap cakap bertindak dalam hukum. Undang-Undang Hukum Perdata dengan Undang-

173
Jurnal Repertorium, ISSN:2355-2646, Volume II No. 2 Juli - Desember 2015

Undang Jabatan Notaris tentu membuat seorang Setidaknya ada 2 upaya untuk menyeragamkan
Notaris sedikit bingung menentukan peraturan ketentuan tersebut. Pertama, upaya dari Mahkamah
perundang-undangan yang mana yang harus Agung dengan mengeluarkan Surat Edaran Nomor
digunakan. Namun, karena ada asas lex specialis 7 Tahun 2012 Tentang Rumusan Hukum Hasil
derograt legi generalli yang berarti hukum yang Rapat Pleno Mahkamah Agung Sebagai Pedoman
bersifat khusus (lex specialis) mengesampingkan Pelaksanaan Tugas Bagi Pengadilan. Dalam
hukum yang bersifat umum (lex generalis) (https:// Surat Edaran Mahkamah Agung tersebut sudah
id.wikipedia.org, diakses pada tanggal 10 Juli 2015, menjelaskan mengenai ketentuan batas kedewasaan
jam 15.00 WIB). Dengan adanya asas hukum tersebut seseorang. Dinyatakan dalam Hasil Rapat Kamar
maka Notaris dapat mengesampingkan ketentuan Perdata tanggal 14-16 Maret 2012, bahwa dewasa
mengenai batas usia dewasa yang terdapat pada adalah cakap bertindak dalam hukum yaitu orang
Pasal 330 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, yang telah mencapai umur 18 tahun atau telah kawin.
dan menggunakan ketentuan pada Pasal 39 ayat (1) Selain dinyatakan dalam Hasil Rapat Kamar Perdata,
Undang-Undang Jabatan Notaris. kedewasaan seseorang juga dinyatakan dalam Hasil
Rapat Kamar Pidana Mahkamah Agung Republik
Keberagaman pengaturan mengenai batas usia
Indonesia. Dinyatakan dalam Hasil Rapat Kamar
dewasa seseorang masih diterapkan berbeda-beda
Pidana bagian Tindak Pidana Khusus, bahwa ukuran
sesuai dengan kasus yang terjadi di masyarakat.
kedewasaan seseorang tergantung pada kasusnya
Pada beberapa peraturan perundang-undangan
(kasuistis).
juga menentukan secara berbeda-beda mengenai
batas usia dewasa seseorang. Hal ini secara tidak Tujuan diadakannya sitstem rapat kamar ini
langsung menimbulkan kebingungan diantara tidak lain agar terciptanya suatu kesatuan hukum, dan
masyarakat mengenai aturan yang mana yang harus lebih sederhana dalam menangani sebuah perkara.
dipatuhi. Seperti contohnya dalam perbuatan hukum Dalam Hasil Rapat Kamar Perdata dinyatakan
pendaftaran tanah. Badan Pertanahan Nasional bahwa batas usia dewasa dan cakap hukum adalah
sebagai lembaga penyelenggara menetapkan batas telah mencapai umur 18 tahun atau sudah kawin.
usia dewasa masih berpatokan pada Pasal 330 Kitab Hakim menetapkan demikian karena berpedoman
Undang-Undang Hukum Perdata. Sehingga di daerah pada sebagian besar peraturan perundang-undangan
tertentu, banyak pemohon pendaftaran tanah yang yang menetapkan batas usia dewasa adalah 18
ditolak karena usia pemohon belum 21 tahun. tahun. Diharapkan dengan dikeluarkannya Surat
Edaran Mahkamah Agung Nomor 7 Tahun 2012 ini
Setiap orang mempunyai kewenangan untuk
adalah adanya kesamaan hukum dalam menerapkan
melakukan perbuatan hukum, namun dalam
ketentuan-ketentuan undang-undang, khususnya
melakukan perbuatan hukum harus dianggap
mengenai pengaturan batas usia dewasa seseorang.
cakap untuk melakukan perbuatan hukum itu, tidak
Sehingga tidak ada kebingungan dalam menerapkan
ketentuan tersebut.
tanah memberikan jaminan kepastian hukum
mengenai hak-hak atas tanah bagi seluruh rakyat Upaya yang kedua, adalah pada Badan
Indonesia (Urip Santoso, 2013:277). Pertanahan Nasional. Badan Pertanahan Nasional
mengeluarkan Surat Edaran Menteri Agraria Dan
Be rdasa rka n kebe ra gaman pengat uran
Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
mengenai batas usia dewasa seseorang tersebut,
Nomor 4/SE/I/2015 Tentang Batasan Usia Dewasa
pemerintah telah melakukan beberapa upaya untuk
Dalam Rangka Pelayanan Pertanahan. Dalam
menyeragamkan pengaturan mengenai batas usia
ketentuan angka 7, menyatakan bahwa usia dewasa
dewasa seseorang. Pemerintah memandang bahwa
yang dapat melakukan perbuatan hukum dalam
pengaturan mengenai batas usia dewasa seseorang
rangka pelayanan pertanahan adalah paling kurang 18
untuk melakukan perbuatan hukum perlu untuk
tahun atau sudah kawin. Badan Pertanahan Nasional
diseragamkan agar tidak terjadi kebingungan dalam
sebagai penyelenggara pelayanan pertanahan
menentukan aturan yang mana yang harus dipatuhi
memandang bahwa batasan usia dewasa dalam
dan juga memudahkan penegak hukum termasuk
rangka pelayanan di bidang pertanahan sangat
Notaris dan PPAT mengenai ketentuan mana yang
harus digunakan.
tiap daerah, Badan Pertanahan Nasional menerapkan

174
Agustinus Danan Suka Dharma. Keberagaman Pengaturan Batas Usia Dewasa Seseorang ...

secara berbeda ketentuan mengenai batasan usia 5) Undang-Undang Nomor 12 Tahun


dewasa. 2006 Tentang Kewarganegaraan;
6) Undang-Undang Nomor 21 Tahun
Agar tidak jadi kerancuan dan menjadi kesatuan
2007 Tentang Pemberantasan Tindak
hukum maka Kepala Badan Pertanahan Nasional
Pidana Perdagangan Orang;
mengeluarkan Surat Edaran ini. Sehingga setelah
ini diharapkan tidak ada penolakan permohonan 7) Undang-Undang Nomor 40 Tahun
pendaftaran tanah walaupun pemohon belum berusia
21 tahun, karena telah diatur secara khusus pada 8) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014
Surat Edaran Nomor 4/SE/I/2015. Adanya kedua Tentang Perubahan Atas Undang-
upaya tersebut setidaknya dapat memberikan acuan Undang Nomor 30 Tahun 2004
mengenai batasan usia dewasa dalam melakukan Tentang Jabatan Notaris;
perbuatan hukum. Ketika melakukan hubungan 2. Upaya unt uk me nga tas i ke be ra gam an
hukum keperdataan maka Surat Edaran Mahkamah pengaturan kedewasaan seseorang dalam
Agung Nomor 7 Tahun 2012 dapat menjadi dasar melakukan perbuatan hukum, antara lain adalah
hukum untuk menentukan batas usia dewasa dengan diterbitkannya 2 Surat Edaran. Pertama,
seseorang. Untuk melakukan perbuatan hukum di diterbitkannya Surat Edaran Nomor 7 Tahun
bidang pertanahan, maka dapat memperhatikan Surat 2012 Tentang Rumusan Hukum Hasil Rapat
Edaran Menteri Agraria Dan Tata Ruang/Kepala Pleno Mahkamah Agung Sebagai Pedoman
Badan Pertanahan Nasional Nomor 4/SE/I/2015, Pelaksanaan Tugas Bagi Pengadilan. Dalam
untuk menentukan batas usia dewasa seseorang Surat Edaran Mahkamah Agung tersebut
dalam rangka pelayanan pertanahan. sudah menjelaskan mengenai ketentuan batas
kedewasaan seseorang. Dinyatakan dalam Hasil
Rapat Kamar Perdata tanggal 14-16 Maret 2012,
D. Penutup
bahwa dewasa adalah cakap bertindak dalam
Berdasarkan uraian materi pembahasan yang hukum yaitu orang yang telah mencapai umur
telah dijelaskan sebelumnya, penulis dapat menarik 18 tahun atau telah kawin. Kedua diterbitkannya
kesimpulan, yaitu sebagai berikut : Surat Edaran Menteri Agraria Dan Tata Ruang/
1. Ketentuan batas usia dewasa seseorang untuk Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 4/
melakukan perbuatan hukum dalam beberapa SE/I/2015 Tentang Batasan Usia Dewasa Dalam
peraturan perundang-undangan di Indonesia Rangka Pelayanan Pertanahan. Dalam ketentuan
diatur secara berbeda-beda. Beberapa peraturan angka 7, menyatakan bahwa usia dewasa yang
perundang-undangan mengatur batas usia dapat melakukan perbuatan hukum dalam
dewasa adalah 18 tahun dan 17 tahun. Ada pula rangka pelayanan pertanahan adalah paling
yang mengatur batas usia dewasa adalah 21 kurang 18 tahun atau sudah kawin.
Tahun. Berikut adalah rinciannya
Berdasarkan simpulan yang telah dipaparkan
a. Batas usia dewasa 21 tahun :
oleh penulis sehubungan dengan permasalahan
1) Kita b Undang-Undang Hukum
yang telah dijelaskan sebelumnya, maka penulis
Perdata
akan menguraikan pula beberapa saran sehubungan
2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 dengan simpulan yang telah diberikan. Adapun
Tentang Perkawinan saran-saran yang akan diuraikan adalah sebagai
3) Kompilasi Hukum Islam berikut :
b. Batas usia dewasa 18 tahun : 1. Notaris maupun Pejabat Pembuat Akta Tanah
1) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 (PPAT) ketika menentukan batas usia dewasa
Tentang Pengadilan Anak; seseorang untuk membuat akta yang berkaitan
2) Undang-Undang Nomor 39 Tahun dengan pertanahan maupun perbuatan hukum
1999 Tentang Hak Asasi Manusia; di bidang perdata, hendaknya mengacu pada
3) Undang-Undang Nomor 23 Tahun ketentuan baru yang telah dikeluarkan oleh
2002 Tentang Perlindungan Anak; Mahkamah Agung dan Kepala Badan Pertanahan
4) Undang-Undang Nomor 13 Tahun Nasional.
2003 Tentang Ketenagakerjaan; 2. Pemerintah hendaknya melakukan sosialisasi
kepada masyarakat mengenai ketentuan baru

175
Jurnal Repertorium, ISSN:2355-2646, Volume II No. 2 Juli - Desember 2015

tentang batas usia dewasa seseorang dalam Urip Santoso. 2013. Hukum Agraria Kajian
melakukan perbuatan hukum, baik itu di bidang Komprehensif. Surabaya : Kencana Pramedia
pertanahan maupun pada bidang keperdataan Group.
pada umumnya, agar masyarakat lebih paham
R. Subekti, R. Tjitrosudibio. 2008. Kitab Undang-
mengenai aturan baru tersebut.
Undang Hukum Perdata Terjemahan
3. Masyarakat hendaknya paham peraturan baru
Burgerlijk Wetboek. Jakarta : PT Pradnya
tentang batas usia dewasa dalam melakukan
Paramita.
perbuatan hukum, agar dikemudian hari tidak
terjadi lagi kasus penolakan permohonan Shela Widhiastuti, Imam Kuswahyono, Djumikasih.
pendaftaran tanah pada Badan Pertanahan 2014. “Faktor Penyebab Tidak Dikabulkannya
Nasional. Permohonan Pendaftaran Tanah Bagi
Pemohon Yang Belum Berusia 21 Tahun
(Studi di Kantor Pertanahan Kabupaten
Blitar)”.
Daftar Pustaka Brawijaya.
Abdulkadir Muhammad. 2010. Hukum Perdata Zaelani. 2012. “Batas Usia Seseorang Dalam
Indonesia. Bandung : PT Citra Aditya Bakti. Melakukan Perbuatan Hukum Berdasarkan
Peraturan Perundang-Undangan”. Jurnal
Handri Raharjo. 2009. Hukum Perjanjian di
Legislasi Indonesia Vol. 9 No.4 – Desember
Indonesia. Yogyakarta : Pustaka Yustisia.
2012.
Harumiati Natadimaja. 2009. Hukum Perdata
Mengenai Hukum Perorangan Dan Hukum https://id.wikipedia.org. diakses pada tanggal
Benda. Yogyakarta : Graha Ilmu. 10 Juli 2015, jam 15.00 WIB.
Mariam Darus Badrulzaman. 1996. K.U.H.
Perdata Buku III Hukum Perikatan Dengan
Penjelasan. Bandung : Alumni.

176

Anda mungkin juga menyukai