consistent standards and that prescribes the nature, function, and limits of financial accounting
and reporting”.
Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) adalah suatu sistem koheren yang terdiri dari
tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan bagi
penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas- batas dari akuntansi
(kaidah-kaidah pokok) adalah konsep-konsep yang mendasarai akuntansi keuangan, yakni yang
Konsep-konsep yang bersifat pokok atau fundamental, artinya bahwa konsep-konsep lainnya
mengalir dari konsep-konsep pokok tersebut yang diperlukan sebagai referensi berulang-ulang
dalam menetapkan, menafsirkan, dan menetapkan standar akuntansi keuangan dan pelaporan.
Kerangka kerja konseptual dimaksudkan untuk konstitusi dalam proses penyusunan standar.
selama proses penyusunan standar dengan mempersempit pertanyaan, apakah standar telah
sesuai dengan kerangka konseptual ataukah tidak. Secara lengkap, kerangka kerja konseptual
adalah :
yang mengaturnya.
informas :
Yang berguna bagi mereka yang memiliki pemahaman memadai tentang aktivitas bisnis dan
Untuk membantu investor yang ada dan potensial, kreditor yang ada dan potensial, serta
pemakai lainnya dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas masa depan;
Tentang sumber daya ekonomi, klaim terhadap sumber daya tersebut, dan perubahan di
dalamnya.
Agar berguna dalam pengambilan keputusan (decision usefulness), informasi akuntansi harus
memiliki dua kualitas yaitu kualitas primer dan kualitas sekunder. Tentu saja terdapat beberapa
Kualitas Primer
Relevansi. Agar relevan informasi akuntansi harus mampu membuat perbedaan dalam
berkaitan erat dengan keputusan yang akan diambil, jika tidak berarti informasi tersebut
dikatakan tidak relevan. Informasi yang relevan harus memiliki nilai umpan balik (feed-back
value), yakni mampu membantu menjustifikasi dan mengoreksi harapan masa lalu. Informasi
juga harus memiliki nilai prediktif (predictive value) yakni dapat digunakan untuk
Selain itu kualitas relevan juga harus mempunyai substansi tepat waktu (timeliness).
Informasi harus disajikan kepada para pemakai sebelum informasi itu kehilangan
Keandalan. Informasi dianggap andal jika dapat diverifikasi, netral, disajikan secara
tepat serta bebas dari kesalahan dan bias (penyimpangan). Keandalan sangat diperlukan
bagi individu-individu pemakai yang tidak memiliki waktu atau keahlian untuk
individu-individu yang tidak memiliki waktu atau keahlian untuk mengevaluasi isi faktual
dari informasi.
dalam laporan keuangan mewakili apa yang benar-benar ada dan terjadi.
pemakai tertentu. Info yang disajikan harus faktual, benar dan tidak bias
keandalan informasi harga perolehan fixed assets harus diuji berdasar data masa lalu yang
terekam pada faktur (keobyektifan). Tetapi keandalan informasi tentang depresiasi aktiva
tetap itu adalah berdasarkan konsensusa mengenai metode depresiasi yang digunakan,
kelompok pemakai. Oleh karena itu harus bebas dari usaha-usaha untuk memberikan
Kualitas Sekunder
antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain dalam satu industri (perbandingan
horizontal) atau membandingkan perusahaan yang sama untuk periode yang berbeda
Kendala-kendala
Terdapat dua kendala yang mempengaruhi tercapainya kualitas informasi seperti yang telah
dijelaskan, yaitu pertimbangan manfaat-biaya dan tingkat materialitas. Dua kendala lainnya yang
kurang dominan tapi merupakan bagian dari lingkungan pelaporan adalah praktek industri dan
konservatisme.
relevan,andal, berdaya banding, dan konsisten dibutuhkan biaya yang mahal. Oleh karena
biaya dan terutama manfaat tidak mudah diukur, maka mempertimbangkan hubungan
keuangan perusahaan secara keseluruhan. Suatu item akan dianggap material jika
seorang pemakai laporan keuangan. Baik faktor-faktor kuantitatif maupun kualitatif harus
Praktik industri.(industry practices) Sifat unik dari sejumlah industri dan perusahaan
Konservatisme (conservatism) berarti jika ragu, maka pilihlah solusi yang sangat kecil
kemungkinannya dalam menghasilkan penetapan laba dan aktiva yang terlalu tinggi. Tujuan
dari konvensi ini, jika diaplikasikan secara tepat adalah menyediakan pedoman yang paling
rasional dalam situasi sulit : jangan menyajikan angka laba bersih dan aktiva bersih yang
terlalu tinggi.
Tingkat ketiga kerangka konseptual terdiri dari konsep-konsep yang dipakai untuk
mengimplementasikan tujuan dasar dari tingkat pertama. Konsep-konsep ini menjelaskan apa,
kapan, dan bagaimana unsur-unsur serta kejadian keuangan harus diakui, diukur, dan dilaporkan
“the assignment of numerals to represent properties of material systems other than numbers,
in virtue of the laws governing these properties”. (Penugasan angka untuk mewakili sifat dari
sistem bahan selain angka, dalam kebajikan dari hukum yang mengatur sifat ini)
Dalam pengertian Campbell, “Systems” sama dengan “objects or events” dalam pengertian
Steven. Dalam hal ini contohnya adalah : meja, manusia, aset, atau jarak
Campbell.
Skala (Scale)
Setiap pengukuran dibuat berdasarkan sebuah skala. Sebuah skala dibuat ketika aturan
kejadian. Skala menunjukkan informasi apa yang diwakili oleh angka, sehingga memberikan
arti kepada angka tersebut. Jenis skala yang dibuat tergantung kepada aturan sematik yang
digunakan. Menurut Steven, skala dapat digambarkan secara umum menjadi nominal,
Dalam skala nominal, nomor hanya diigunakan sebagai sebuauh label. Contohnya adalah
penomoran pemain sepak bola. Banyak teori yang tidak sependapat dengan skala
“Dalam pengukuran, nomor yang digunakan menunjuk kepada jumlah atau tingkat
kepemilikan dari suatu objek, dan bukan menunjukkan kepada objek itu sendiri.
Sedangkan dalam skala nominal, nomor menunjukkan kepada objek atau kelompok dari
objek.”
Skala ordinal dibuat ketika suatu operasi memeringkat objeknya sehubungan dengan
untuk uangnya. Investasi tersebut diperingkat 1,2,3 berdasarkan nilai bersihnya saat ini.
Kelemahan skala ordinal adalah interval antar nomor tidak memberitahukan apa-apa
Skala interval memberikan informasi yang lebih daripada skala ordinal. Tidak hanya
memberi peringkat kepada objeknya, tetapi juga jarak antara interval skalanya diketahui
dimana suhu ruangan A 22 derajat celcius dan ruangan B 30 derajat celcius, maka selain
kita dapat mengatakan bahwa suhu di ruangan B lebih panas, kita juga mengetahui
Asal yang unik, titik nol yang alami, dimana jaraknya dengan objek terakhir diketahui
Contohnya adalah pengukuran panjang. Ketika panjang A adalah 10 meter dan panjang B
adalah 20 m, kita tak hanya bisa mengatakan bahwa B 10 meter lebih panjang dari A,
Invarian dalam skala berarti bahwa apapun metode pengukuran yang digunakan, maka
sistem pengukuran akan menghasilkan format yang sama dari variabel-variabel yang
digunakan dan pengambil keputusan akan membuat keputusan yang sama juga. Tapi hal ini
tidak berlaku dalam akuntansi, setiap sistem yang berbeda akan berbeda juga
keputusan yang berbeda juga. Metode-metode pengukuran yang berbeda tersebut tidak
Proses pengukuran sama dengan pendekatan ilmiah pada teori konstruksi dan pengujian.
jenis-jenis pengukuran. Campbell membaginya kedalam dua jenis: fundamental dan turunan.
Menurut Campbell, pengukuran bisa diakui hanya ketika ada konfirmasi teori-teori empiric
(hukum) untuk mendukung pengukuran. Tipe pengukuran yang lebih jauh, pengukuran fiat,
yang diungkapkan oleh Togerson, menjadi tambahan atas pengukuran fundamental dan
pada benda dengan mengacu pada hukum alam dan tidak bergantung pada pengukuran
variabel apapun. Hal-hal seperti panjang, hambatan listrik, nomor, dan volume
merupakan hal-hal yang bisa diukur. Sebuah skala rasio bisa diformulasikan pada
tiap-tiap benda sebagai hukum dasar yang dihubungkan dengan pengukuran yang
bergantung dari pengukuran dua atau lebih benda lain. Contohnya adalah pengukuran
kepadatan, yang bergantung pada pengukuran massa dan volume. Dalam akuntansi,
contoh pengukuran turunan adalah keuntungan, yang diturunkan dari penambahan dan
Ini adalah tipe pengukuran dalam ilmu sosial dan akuntansi, menggunakan definisi yang
dibangun secara acak untuk dihubungkan dengan hal-hal yang bisa diamati dengan pasti
(variabel) pada konsep yang telah ada, tanpa perlu teori konfirmasi untuk mendukung
hubungan tersebut. Sebagai contoh, dalam akuntansi kita tidak tahu bagaimana cara
pendapatan, laba, beban, dan kerugian dihubungkan dengan konsep keuntungan dan
hal-hal yang dipelajari dengan variabel lain untuk melihat manfaatnya. Contohnya, jika
kita ingin mengukur kemampuan aritmatik orang, kita mungkin memilih untuk menguji
mereka dalam suatu tes aritmatik. Bagaimanapun, tidak adateori empiris yang konfirmasi
untuk menilai tes yang kita lakukan, dan kita membuat asumsi ketika kita membangun
skala pengukuran. Kita bisa memprediksikan bahwa pada kebanyakan orang, yang
mempunyai nilai tes yang tinggi juga akan berprestasi dalam kuliah matematika.
menjawab pertanyaan tersebut, kita harus menyatakan terlebih dahulu bahwa tidak ada
pengukuran yang bebas dari kesalahan kecuali perhitungan. Kita bisa mengukur jumlah kursi
di ruangan tertentu dan dengan benar. Untuk semua pengukuran mengandung kesalahan
atau error.
Sumber kesalahan
Aturan untuk menetapkan nomor untuk properti tertentu biasanya terdiri dari satu set
operasi. Satu set operasi tidak dapat dinyatakan secara tepat dan karenanya dapat
Measurer / Pengukur
Pengukur mungkin salah menafsirkan aturan, menjadi bias, atau menerapkan atau
Instrument / Instrumen
Banyak operasi membutuhkan penggunaan alat fisik, seperti penggaris atau termometer
Environment / Lingkungan
Apa yang harus diukur mungkin tidak jelas, terutama jika pengukuran melibatkan suatu
Hal ini berkaitan dengan distribusi pengembalian aset nyata. Jika semua pengukuran
kecuali menghitung secara inheren mengakibatkan kesalahan, maka yang kita butuhkan
adalah untuk menetapkan batas kesalahan yang diterima. Jika pengukuran masih dalam
batas-batas ini maka dapat dianggap benar dan adil dalam hal akuntansi.
Sering diperlukan bahwa sebelum unsur-unsur seperti aktiva, kewajiban, pendapatan, dan
beban diakui dalam laporan keuangan, unsur-unsur tersebut harus mampu untuk dilakukan
ketepatan dan kepastian pengukuran, dan pengungkapan yang secara meyakinkan mewakili
sehubungan dengan transaksi ekonomi yang mendasarinya dan berbagai peristiwa. Aspek
Istilah ‘presisi’ sering digunakan dalam dua konteks. Pertama, mungkin merujuk ke nomor,
dalam hal ini adalah berlawanan dengan gagasan pendekatan. Kedua, berkaitan dengan
operasi pengukuran, dalam hal ini berkaitan dengan tingkat penyempurnaan dari operasi
atau kinerjanya, serta persetujuan hasil antara operasi pengukuran yang digunakan berulang
Arti terakhir ini pada dasarnya sama dengan keandalan. Dengan menyatukan dua istilah, kita
dapat mengatakan bahwa keandalan dari pengukuran berkaitan dengan ketepatan di mana
Konsistensi hasil, presisi dan kehandalan tidak selalu menyebabkan akurasi. Meskipun
prosedur pengukuran mungkin sangat handal, memberikan hasil yang sangat tepat, namun
tidak mungkin menghasilkan hasil yang akurat. Alasannya adalah akurasi berhubungan
dengan seberapa dekat pengukuran menuju ‘nilai sejati ' dari atribut pengukuran.
Sifat fundamental, seperti panjang dari suatu objek, dapat ditentukan secara akurat dengan
Masalahnya adalah pada beberapa pengukuran nilai yang sebenarnya tidak diketahui. Untuk
menentukan ketepatan dalam akuntansi, kita perlu tahu atribut apa yang perlu kita ukur
untuk mencapai tujuan pengukuran. Tujuan dari akuntansi untuk menyajikan informasi yang
berguna. Oleh karena itu akurasi pengukuran berkaitan dengan gagasan pragmatis dari
‘kegunaan’, tetapi akuntan tidak sama dalam menentukan spesifikasi dan standar kuantitatif
Perhitungan yang paling fundamental dalam ilmu akuntansi adalah perhitungan modal dan
laba. Modal dinilai berasal dari transaksi dan penilaian ulang yang terjadi di pasar modal.
Laba berasal dari perbandingan dari beban dan pendapatan, juga perubahan modal dalam
satu periode akuntansi. Modal dapat dinilai dan dihitung dengan berbagai cara, contoh :
historical cost, operasional, keuangan, atau nilai wajar. Sejarah menunjukkan pada kita
bahwa konsep perhitungan atas modal dan laba telah berubah dan berkembang dari waktu
ke waktu dan menghasilkan beberapa konsep perhitungan yang fundamental. Yang terkini,
standar pelaporan keuangan internasional telah membuat konsep lebih tepat yaitu konsep
“nilai wajar”. Beberapa pengamat beragumen dan mengkritik konsep “nilai wajar” ini. Bahwa
konsep ini merubah konsep alokasi ke pendekatan penilaian, di mana akan menunjukkan
perbedaan tergantung atas situasi dan interpretasi yang subjektif. Perubahan ini lebih fokus
pada penilaian “Balance Sheet”, mengalihkan akuntansi dari perhitungan alokasi laba yang
sederhana dan lebih menekankan pada relevasi pada realita komersil dan pengambilan
https://www.academia.edu/Documents/in/RINGKASAN_MATERI_TEORI_AKUNTANSI
https://www.academia.edu/6929186/MEASUREMENT_THEORY_Oleh
https://www.academia.edu/9337740/RESUME_BAB_IV-V_CONSEPTUAL_FRAMEWORK_and_ME
ASUREMENT_THEORY_DISUSUN_OLEH_KELOMPOK_5_KELAS_10D_KURIKULUM_KHUSUS
http://pojok-akuntansi.blogspot.com/2016/02/measurement-theory.html?m=1