Psikologi Locus of Control

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH PSIKOLOGI

“LOCUS OF CONTROL
DAN PENERAPAN DALAM DUNIA KESEHATAN”

DISUSUN OLEH MAHASISWA :

KELOMPOK 9

SEMESTER III-B PRODI DIPLOMA III GIZI

1. APRILLIA SEMBIRING
2. MUHAMMAD ZAIM KHALIS
3. RINI WAHYUNI
4. SAFIRA EKA PUSPITA
5. WINDA ASTIA

POLTEKKES KEMENKES MEDAN

JURUSAN GIZI

T.A. 2019/2020
Definisi locus of control

 Pervin (dalam Smet, 1994) menyatakan bahwa locus of control adalah bagian dari
Social Learning Theory yang menyangkut kepribadian dan mewakili harapan umum
mengenai masalah faktor-faktor yang menentukan keberhasilan dan kegagalan dalam
kehidupan seseorang.

 Menurut Rotter (1966) locus of control adalah tingkatan di mana seseorang


menerima tanggung jawab personal terhadap apa yang terjadi pada diri mereka.

 Menurut Hirayappa (2009) mengacu pada keyakinan seseorang bahwa apa yang
terjadi adalah karena kendali dirinya yaitu internal atau di luar kendali dirinya yaitu
eksternal.

 Menurut Hanurawan (2010) adalah kecenderungan orang untuk mencari sebab


suatu peristiwa pada arah tertentu. Dapat dikategorikan ke dalam locus of control
internal dan eksternal.

 Menurut Ghufron & Risnawita (2011) adalah gambaran pada keyakinan seseorang
mengenai sumber penentu perilakunya. Locus of Control merupakan salah satu faktor
yang sangat menentukan perilaku individu.

Dalam ranah psikologi kepribadian, locus of control diterjemahkan sebagai tingkatan


sejauh mana individu meyakini bahwa mereka bisa mengendalikan kejadian-kejadian yang
mempengaruhi mereka.

Jenis - Jenis Locus Of Control


Locus Of Control dibagi menjadi dua dimensi menurut Ivancevich dan Matterson dalam
Utami (2014), diantaranya :
1. Internal locus of control merupakan individu dengan keyakinan bahwa jika mereka
bekerja keras mereka akan berhasil, dan percaya bahwa orang yang gagal adalah karena
kurangnya kemampuan atau motivasi. Individu yang mempunyai internal locus of control
diidentifikasikan lebih banyak menyandarkan harapannya pada diri sendiri dan
diidentifikasikan juga lebih menyenangi keahlian-keahlian dibanding hanya situasi yang
menguntungkan. Hasil yang dicapai locus of control internal dianggap berasal dari
aktifitas dirinya. Bagi seseorang yang mempunyai internal locus of control akan
memandang dunia sebagai sesuatu yang dapat diramalkan, dan perilaku individu turut
berperan didalamnya (Kreitner dan Kinicki, 2003).
2 . External locus of control merupakan individu yang percaya bahwa takdir, kesempatan,
keberuntungan, atau prilaku orang lain menentukan apa yang terjadi pada mereka.
Individu yang berfikir bahwa kekuatan-kekuatan di luar kendali mereka mendikte apa
yang terjadi pada mereka dikatakan mempunyai external locus of control (Moorhead &
Griffin, 2013). Pada individu yang mempunyai external locus of control akan memandang
dunia sebagai sesuatu yang tidak dapat diramalkan, demikian juga dalam mencapai tujuan
sehingga perilaku individu tidak akan mempunyai peran didalamnya. Individu yang
mempunyai external locus of control diidentifikasikan lebih banyak menyandarkan
harapannya untuk bergantung pada orang lain dan lebih banyak mencari dan memilih
situasi yang menguntungkan (Kreitner & Kinichi, 2003).

Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Locus Of Control


Weiner (1974) mengajukan empat unsur yang dapat menentukan keberhasilan dan
kegagalan seseorang dalam mencapai prestasi. Unsur tersebut adalah:
(1) Kemampuan
(2) Usaha
(3) Kesulitan Tugas
(4) Nasib
Ada empat unsur penyebab kegagalan dan keberhasilan yang digolong - golongkan ke
dalam dua dimensi kausal yaitu locus of control internal dan external. Kemampuan dan usaha
termasuk dimensi locus of control internal sedangkan kesulitan tugas dan nasib termasuk
locus of control eksternal.
Kemampuan merupakan unsur internal yang stabil, usaha merupakan unsur internal yang
tidak stabil atau dapat bervariasi, sedangkan kesulitan tugas merupakan unsur eksternal yang
tergolong stabil dan nasib termasuk unsur eksternal yang tidak stabil.

Karakteristik Locus Of Control


Perbedaan karakteristik antara internal locus control dengan external locus of control
sebagai berikut :
(1) Internal locus of control adalah individu yang percaya bahwa dirinya dapat
mengendalikan apa yang terjadi dalam kehidupan mereka mempunyai karakteristik :
(a) Menunjukkan motivasi yang besar
(b) Memiliki inisiatif yang tinggi
(c) Mempunyai harapan dan usaha yang tinggi
(d) Prestasi mengarah pada penghargaan yang berarti
(e) Mempunyai kepuasaan tersendiri atas prestasi yang diraih dari
kerja kerasnya
(2) External locus of control adalah individu yang percaya bahwa takdir, kesempatan,
keberuntungan, atau prilaku orang lain menentukan apa yang terjadi pada mereka
mempunyai karakteristik :
(a) Kurang termotivasi
(b) Kurang memiliki inisiatif
(c) Mudah menyerah dan menyalahkan keadaan
(d) Cenderung pasrah dan kurang memiliki inisiatif.
(e) Kurang suka berusaha, karena mereka percaya bahwa faktor luar
dan takdir yang mengontrol hidup mereka.

Health Locus of Control (HLoC)

Health locus of control adalah aplikasi teori locus of control dalam bidang kesehatan.
Wallston mendefinisikan health locus of control sebagai derajat sejauh mana individu
meyakini bahwa kesehatannya dipengaruhi karena faktor internal atau eksternal (p. 68;
Wallston & Wallson, 1982). Konstuk ini telah diukur dengan menggunakan skala HLoC
multidimensinal (Multidimensional Health Locus of Control (MHLC) scales) yang
dipublikasikan pertama kali pada tahun 1978 oleh Wallston, Wallston, dan DeVellis. MHLC
dikembangkan untuk mengukur HLoC, sebagai salah satu faktor dari Teori Pembelajaran
Sosial, dengan menghitung kemungkinanseorang individu akan melakukan perilaku sehat
tertentu.

Dalam skala MHLC terdapat tiga dimensi harapan kesehatan (health-related


expentancies) sebagai kontrol. Tiga dimensi harapan kesehatan itu terbagi menjadi dua
bagian, eksternal dan internal. Harapan kesehatan eksternal meliputi powerful others, seperti
dokter, perawat, teman, dan keluarga yang mengontrol kesehatan mereka; juga ada faktor
kesempatan (takdir, keberuntungan, dan kesempatan). Skala ketiga mengukur faktor internal
yang mengontrol kesehatan individu.
Untuk lebih memperjelas, berikut ini contoh kasus yang dapat dikaji:

1. Joni adalah seorang penderita diabetes melitus yang sudah sangat parah.

internal Joni menyalahkan gaya hidupnya selama ini. Joni, sebagai eksekutif
muda, sadar bahwa gaya hidup dan pola makannya sangat buruk. Ia
merasa bahwa ia Sering duduk terlalu, sering begadang, merokok,
jarang olah raga, makan makanan yang manis dan tidak sehat, juga
gaya hidup lain yang sangat buruk bagi kesehatannya. Joni bertekad
bahwa mulai saat ini ia akan merubah gaya hidupnya yang buruk.
Powerful others Joni selalu menyalahkan istrinya yang selalu menyajikan makanan
manis dan tidak sehat di rumah. Ia juga menyalahkan dokter yang
selama ini merawatnya karena gagal menyembuhkan penyakitnya.
chance Joni pasrah pada keadaan. Ia tahu bahwa apa yang terjadi pada dirinya
adalah takdir yang tidak bisa ditolak. Ia merasa gaya hidupnya sudah
baik, dokter juga sudah bekerja keras, tapi tetap saja ia sakit. Joni yakin
bahwa ini adalah takdir dari Tuhan.

Dari tiga jenis HLoC yang telah disebutkan di atas, faktor internal dapat dikatakan
menjadi faktor yang terkuat. Ketika seseorang sudah bisa menyadari bahwa perilakunya
selama ini adalah perilaku yang kurang sehat, maka ada kemungkinan besar bahwa ia akan
merubah perilakunya. Sesuai dengan teori health belief model, bahwa ketika orang sudah
paham dan menginternalisasikan perceived susceptibility, perceived severity, perceived
benefit, perceived barrier, dan self-efficacy secara bersamaan, maka ada kemungkinan lebih
besar untuk orang itu berubah. Namun juga harus diingat bahwa menurut teori HBM pula ada
yang dinamakan cues to action yaitu faktor eksternal yang mendorong seseorang untuk
merubah perilakunya.

2. Kasus pasien yang menderita diabetes melitus.

Bila pasien itu adalah orang dengan locus of control internal yang kuat, maka ia akan
menyalahkan pola makan dan gaya hidup yang ia jalani selama ini. Namun sebaliknya bila
pasien adalah orang dengan locus of control eksternal yang kuat, maka ia akan menyalahkan
keluarganya yang tidak pernah mengingatkan dirinya akan gaya hidup dan pola makan yang
tidak sehat atau malah ia akan menyalahkan Tuhan karena mentakdirkannya mederita
diabetes melitus.

Locus of control dalam kognisi penyakit

Dalam bidang kesehatan dibutuhkan locus of control dalam kognisi penyakit untuk
meyakinkan diri mereka bahwa apa yang mereka lakukan dapat mengendalikan atau
menyembuhkan penyakit yang mereka alami. Hal ini akan memberi mereka motivasi untuk
terus melakukan pengobatan yang diperlukan dan menjalani gaya hidup sehat.
Daftar Pustaka

http://sigit-firmansyah-fpsi13.web.unair.ac.id/artikel_detail-112390-perilaku%20sehat-
Health%20Locus%20of%20Control.html

http://armilaariawati.blogspot.com/2015/03/locus-of-control-lokus-
kendali.html?m=1

https://psikologihore.com/locus-of-control/

https://teorionline.wordpress.com/2011/06/28/teori-locus-of-control/

https://dosenpsikologi-com.cdn.ampproject.org/v/s/dosenpsikologi.com/aplikasi-psikologi-sosial-
dalam-bidang-
kesehatan/amp?usqp=mq331AQCKAE%3D&amp_js_v=0.1#aoh=15716604883453&referrer=https%3
A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F%2Fdosenpsikolo
gi.com%2Faplikasi-psikologi-sosial-dalam-bidang-kesehatan

Anda mungkin juga menyukai