Anda di halaman 1dari 6

TELINGA

A. ANATOMI
a. Telinga Luar
 Aurikula  Daun Telinga

 Meatus Akusticus Eksterna  Terdiri dari : Pars Cartilago &

pars Osseus

 Membran Timpani

 Vaskularisasi dan Inervasi

Kenapa nyeri pada


telinga luar lebih
terasa ?
Karena pada
telinga luar tidak
terdapat lapisan
pelindung,
melainkan
langsung kartilago.
b. Telinga Tengah  Cavum Timpani

 Bentuk : Bikonkaf
 Ukuran : Anteroposterior 15 mm //
Transversal 2-6 mm
 Batas :
Lateral : Membran Timpani
Anterior : a. Carotis Interna,
Canalis Caroticus
Posterior : Process. Mastoideus
Inferior : Vena Jugularis
Superior : Tegmentum Timpani, Fossa Cranii Media
Medial : Paries Labyrinthicus / Kanalis semisirkularis
 Tulang Pendengaran :
Malleus
Incus
Stapes

c. Telinga Dalam
 Terdiri dari :
Labirin Tulang  Vestibulum, Kanalis Semisirkularis
(Sup/Pos/Lat), Koklea

Labirin Membran  Ductus Koklearis, Urtikulus & Sakulus, Ductus


Semisirkular, Ductus & Sakus Endolimfe
B. FISIOLOGI
a. Fungsi Keseimbangan
Reseptor Mata/Kulit/Sendi/Otot/Semisirkularis/Organ Cortii menerima rangsang 
dibawa ke Vestibuler Nukleus di otak  (+) Proses Kordinasi di Cerebelum 
Menghasilkan efek ke Nervus :

1) N. Motorik Otot, Limfa, Torso = Menjaga keseimbangan dan postur yang


dihilangkan
2) N. Motorik otot mata eksternal = Kontrol penggerakan mata
3) Saraf pusat = Persepsi gerakan
b. Fungsi Pendengaran
Prinsip :
Menangkap, memproses dan meneruskan impuls suara dari udara/sumber suara ke N. VIII

Bunyi ditangkap o/ Telinga luar lalu dlm bentuk gelombang suara dihantarkan o/
udara  menggetarkan Membrana tympanica dan rantai Ossicula auditus melalui Basis
stapedis ke perilimfe  Vibrasi pada Fenestra vestibuli akan memulai gerakan perilimfe
 menyebabkan gelombang bermigrasi yang berjalan di sepanjang dinding Ductus
cochlearis (terutama membra- na basilaris)  defleksi membrana basilaris dan organ
CORTI  stereocilia sel-sel rambut mengalami defleksi  Sel-sel sensorik mengubah
kejadian biomekanis tersebut menjadi potensial reseptor (transduksi mekanoelektrik).
C. PEMERIKSAAN TELINGA
1) Alat-alat standar yang diperlukan untuk pemeriksaan telinga
Lampu kepala Aligator ( cunam)
Garpu tala Cerumen hak
Spekulum telinga Balon politzer
Pinset telinga Pneumatoskop siegel
Aplikator Otoskop
2) Status Lokalis Telinga
 Auricula
Tumor  MAE  Membran Timpani
Hematom Edema Refleks Cahaya
Tragus pain Hiperemis Perforasi
Antitragus Serumen Discharge
pain Otorea Hiperemis

3) Pemeriksaan Pendengaran
a) Kualitatif = Garpu Tala
Bertujuan untuk menilai ada tidaknya gangguan pendengaran (tuli/ hearing loss) dan
membedakan tuli hantaran (conductive hearing loss) dan tuli sensorineural (sensorineural
hearing loss).
Penala :
o 1 set = 5 buah
o Frekuensi = 128/256/512/1024/2048 Hz
 Test Weber
 Test pendengaran untuk membandingkan “LATERALISASI” hantaran tulang telinga kiri
dengan telinga kanan
Cara :
1. Penala digetarkan
2. Diletakan di garis tengah kepala (Vertex/Dahi/Pangkal Hidung/Dagu)
3. Tanyakan ke pasien, lebih terdengar keras pada telinga yang mana?
 Bila tdk dpt membedakan mana yg lebih keras atau sama jelas  tidak ada
lateralisasi
 Bila ada salah satu telinga yang lebih jelas  Lateralisasi
 Test Rinne
 Test pendengaran untuk membandingkan “HANTARAN MLL UDARA & TULANG” pada
telinga yang diperiksa.
Cara :
1. Penala digetarkan
2. Diletakan di proc. mastoideus
3. Bila sdh tidak terdengar  penala diletakan di depan telinga kira-kira 2,5 cm
 Bila masih terdengar = Rinne (+)
 Bila tdk terdengar = Rinne (-)
 Test Schwabach
 Test pendengaran untuk membandingkan “HANTARAN TULANG PASIEN” dengan
pemeriksa yang pendengarannya normal.
Cara :
1. Penala digetarkan  tangkai penala diletakan di proc. Mastoideus pasien sampai pasien tdk
mendengar bunyi
2. Segera pindahkan penala ke proc. Mastoideus telinga pemeriksa yg pendengarannya normal
 Bila pemeriksa masih dengar = Schawabah memendek
 Bila pemeriksa tidak mendengar  ulangi pemeriksaan dgn cara sebaliknya
3. Penala digetarkan  tangkai penala diletakan di proc. Mastoideus pemeriksa sampai tdk
terdengar bunyi
4. Segera pindahkan penala ke proc. Mastoideus telinga pasien
 Bila pasien masih dengar = Schawabah mmanjang
 Bila pasien dan pemeriksa sama mendengar = schawabah sama dgn pemeriksa

b) Kuantitatif = Audiometer  Audiogram


 AC = Air Conduction (Garis lurus) = o/x

 BC = Bone Conduction (Garis putus-putus) = </>


dinyatakan terdapat GAP apabila AC dan BC memiliki perbedaan ≥ 10 dB min.
pada 2 frekuensi yang berdekatan.
Cara menghitung derajat ketulian =
Ambang Dengar (AD) = Ambang 500 Hz + 1000 Hz + 2000 Hz + 4000 Hz
4
o interpretasi :
 Telinga mana yang diperiksa
 Jenis Tuli
 CHL (condutive Hearing Loss) = BC normal / < 25 dB, AC
> 25 dB, ada GAP antara AC dan BC
 SNHL (Sensorineural Hearing Loss) = AC dan BC >25 dB,
Tidak ada gap antara AC dan BC
 MHL (Mix Hearing Loss) = BC > 25 dB, AC > BC, Terdapat
GAP
 Derajat Tuli
 0 – 25 dB = Normal
 25 – 40 dB = Tuli ringan
 40 – 55 = Tuli sedang
 55 – 70 = Tuli sedang-berat
 70 – 90 = Tuli berat
 > 90 = Tuli sangat berat

4) Pemeriksaan Keseimbangan
 Test Romberg
 Test Stepping
 Past Pointing Test

D. KLASIFIKASI PENYAKIT
1) Telinga Luar
a. Kongenital  Fistula PreAurikula, Mikrotia & Atresia liang telinga, dan Bat’s Ear
b. Di dapat  Otitis Eksterna, Herpes Zooster, Selulitis, Perikondritis,
Kondritis, Aurikular hematom, Pseudokista, Serumen Prop, Benda asing, Otomikosis
2) Telinga Tengah
a. Otitis Media Akut
b. Otitis Media Efusi
c. Otitis Media Supuratif
d. Timpanosklerosis
e. Otosklerosis
f. Aerotitis (Baro Trauma)
g. Labirintitis
3) Gangguan Pendengaran

Anda mungkin juga menyukai