Metode Rasional merupakan rumus yang tertua dan yang terkenal di antara rumus-
rumus empiris. Metode Rasional dapat digunakan untuk menghitung debit puncak
sungai atau saluran dengan daerah pengaliran yang terbatas. Persamaan rasional
dikembangkan berdasarkan asumsi bahwa curah hujan yang terjadi mempunyai
intensitas seragam dan merata diseluruh daerah pengaliran selama paling sedikit sama
dengan waktu konsentrasi
Rumus Rasional
Q p = 0,278 C.I.A (satuan A dalam
km2)………………………………………(1)
3-11
Q p = 0,00278 C.I.A (satuan A dalam Ha)……………………………………….(2)
Adapun,
Q = kapasitas pengaliran (m3/ detik ).
C = Koefisien Pengaliran
i = Intensitas hujan (mm/jam)
A =Luas daerah pengaliran (Ha atau km2 )
0,00278 adalah faktor konversi agar satuan jadi m3/det. Hujan selama 1 jam
dengan intensitas 1 mm/jam di daerah seluas 1 km2, maka debit banjirnya 0,278
m3/dtk, dan akan melimpas merata selama 1 jam.
Analisis satuan, bila I dalam mm/jam
Qp = k. C.I.A……………………………………………………………………..(3)
bila A dalam satuan Ha
Metode penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan meneliti dan melihat
kapasitas saluran drainase eksisting, kemudian mengevaluasi kapasitas saluran
drainase eksisting tersebut. Analisis kapasitas saluran drainase dilakukan dari segi
hidroligi dan hidrolika.
Analisis hidrologi dilakukan untuk mengetahui berapa volume debit rencana,
dengan melakukan perhitungan curah hujan maksimum harian, kemudian
dilakukan analisis frekuensi dengan metode distribusi Gumbel, Normal, Log
Normal, distribusi Log person type III. Kemudian dilakukan uji kecocokan dengan
menggunakan uji Chi-Kuadrat, uji Smirnov-Kolmogrov.
Analisis hidrolika dilakukan dengan menentukan koefisien pengaliran yang sesuai
dengan kondisi daerah penelitian. Selain itu dilakukan juga pengukuran terhadap
saluran drainase eksisting di lapangan. Kemudian dihitung berapa kapasitas
saluran drainase eksisiting yang ada di lapangan, dari perhitungan kapsitas
darinase dapat di ketahui apakah saluran drainase eksisting tersebut mampu untuk
menampung volume debit rencana yang terjadi.
Setelah dilakukan analisis hidrologi dan hidrolika selanjutnya dilakukan evaluasi
apakah saluran drainase eksisting tersebut mampu untuk menampung volume debit
rencana yang terjadi. Jika dari hasil evaluasi diketahui saluran drainse eksisiting
tersebut tidak mampu menampung volume debit rencana yang terjadi, maka akan
3-11
dilakukan redesign saluran drainase agar mampu menampung volume debit
rencana yang ada.
Selanjutnya dilakukan juga evaluasi kondisi sistem darinase eksisting apakah
sistem drainase sesuai dengan kriteria desain standar sistem drainase, atau tidak
sesuai dengan kriteria desain standar sistem drainase. Jika tidak sesuai kriteria
deasain standar sistem drainase maka di desain menjadi sistem drainase yang
sesuai kriteria desain standar.
1. Alur Penelitian
Alur penelitian yang direncanakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
c. Analisis hidrologi
Perhitungan debit saluran berdasarkan pada hasil perencanaan dimensi saluran. Hasil
debit saluran harus lebih besar dari debit rencana agar dimensi saluran dapat menampung
kapasitas air yang lebih besar sehingga menghindari terjadinya genangan.
f. Evaluasi kapasitas saluran drainase
3-11
1. Melakukan pendataan langsung lokasi koordinat stasiun curah hujan yang
berpengaruh pada daerah penelitian.
2. Mengetahui kondisi sistem drainase yang telah ada di daerah penelitian.
3. Mengetahui kondisi badan air penerima baik sungai, danau maupun laut.
b) Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder diperoleh dari instansi setempat dan jaringan internet yang
berkenaan langsung dengan tugas akhir seperti :
1. Data iklim dan hidrologi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau
Dinas Pengairan.
2. Data GPS
3. Data genangan banjir yang pernah terjadi di daerah penelitian.
4. Data penunjang lainnya seperti jaringan jalan dari dinas PU setempat.
c. Analisis data
Dari data-data yang didapatkan kemudian dilakukan analisis kapasitas saluran drainase
analisis dilakukan dari segi hidrologi dan hidraulika.
1. Analisis Hidrologi
Metode yang digunakan dalam analisis hidrologi adalah sebagai berikut :
1) Perhitungan frekuensi curah hujan, pada perhitungan ini metode yang memenuhi
syarat keterpenuhan yang akan dipakai pada perhitungan debit rencana.
2) Perhitungan curah hujan rencana menggunakan metode yang telah memenuhi syarat
keterpenuhan pada perhitungan frekuensi curah hujan dan akan dipakai apabila
diterima pada uji kesesuaian frekuensi.
3) Pemeriksaan uji kesesuaian frekuensi menggunakan uji Smirnov-Kolmogorov dan
chikuadrat. Pada perhitungan ini, metode yang diterima akan dipakai pada
perhitungan debit.
4) Perhitungan debit rencana menggunakan rumus rasional. Metode yang memenuhi
syarat keterpenuhan dan diterima dalam uji kesesuaian frekuensi akan digunakan
dalam perhitungan debit rencana.
3-11
Analisis curah hujan memerlukan data curah hujan dalam kurun waktu tertentu.
Data yang digunakan harus bisa mengambarkan pola/trend hujan daerah
penelitian.
b) Analisis Frekuensi
1. Log Person III
parameter penting dalam Log Person Tipe III, yaitu :
c. koefisien kemiringan Cs =
………………(6)
Dengan distribusi Log Person III dan nilai K yang terdapat di tabel nilai K
untuk distribusi Log Person III dapat dicari curah hujan dengan periode ulang
tertentu dengan rumus sebagai berikut :
2. Distribusi Gumbel
Distribusi Gumbel mengunakan harga ekstrim untuk menunjukan
bahwa dalam deret harga-harga ekstrim X1, X2, X3, ..., Xn menpunyai fungsi
distribusi eksponensial ganda.
3-11
Dengan perhitungan nilai ekstrim gumbel, reduced mean dari tabel yn ,
reduced standard deviation , dan reduced variate dapat dicari curah hujan
dengan periode ulang tertentu dengan rumus sebagai berikut.
XTr = Xr + S …………………………………………..(8)
Dimana :
XTr : Curah hujan periode tertentu
Sn : Reduced standard deviation
Xr : Rata-rata data
S : Simpangan baku
YTr : Reduced variate
n : Jumlah data
Yn : Reduced mean
pengujian chi-kuadrat maka periode ulang yang dipakai log pearson III. Data
curah hujan yang didapat dalam harian. Metode yang dipakai untuk mendapatkan
data dalam 1-2 jam dapat menggunakan metode Mononobe dengan rumus :
2
𝑅24 24 3
𝐼= . [ ] ………………………………………..(9)
24 𝑡
Dimana :
3-11
t = lamanya curah hujan (jam)
Debit saluran eksisting diperlukan untuk mengetahui saluran drainase yang ada di Jalan
Citeureup Kota Cimahi sudah dapat menampung atau belum dapat menampung kapasitas air.
Data panjang dan lebar untuk saluran eksisting di Jalan Citeureup diperoleh dengan pengukuran
secara langsung di lokasi penelitian. Debit saluran eksisting (Qeksisting) diperoleh dengan cara
menghitung luasan sesuai dengan penampang saluran dan kecepatan aliran
Tahapan perhitungan pada saluran drainase untuk debit saluran eksisting adalah sebagai berikut:
A=bxh
………………………………………………………………………...(9)
∆𝑡 𝑡2−𝑡1
S0 = = ( ) ……………………………………………………………...(10)
𝐿 𝐿
V = 72 x So0,6
…………………………………………………………………..(11)
Sehingga nilai debit saluran eksistingsebagai berikut:
Qeksisting = A x V………..………………………………………………………(12)
Perhitungan Debit Rencana
a. Kemiringan saluran
Nilai kemiringan saluran diperoleh dari data GPS yang kemudian diolah menggunakan
program Google Earth sehinga dapat diketahui nilai kemiringan saluran dan dapat
digunakan dalam perhitungan.
3-11
Waktu konsentrasi (tc) adalah waktu yang dibutuhkan aliran dari titik terjauh ke suatu
tempat tertentu. Hasil perhitungan waktu konsentrasi kemudian digunakan untuk
menghitung intensitas curah hujan
2
𝑅24 24 3
𝐼= .[ ]
24 𝑡
d. Koefisien pengaliran
Nilai koefisien pengaliran sesuai dengan jenis daerah yang akan dilakukan perencanaan
sistem drainase. Pada penelitian ini daerah yang diteliti merupakan daerah perkotaan
sehingga nilai koefisien pengalirannya berkisar antara 0,70 – 0,95 maka nilai koefisien
pengaliran yang diambil adalah 0,70.Selanjutnya dapat dihitung nilai debit rencana
untuk saluran adalah sebagai berikut:
Q p = 0,002778 × C × I ×A…………………………….(14)
2. Analisis Hidraulika
Dalam perencanaan sistem drainase diperlukan analisis hidrolika guna menghitung
debit saluran berbentuk persegi maupun trapesium. Namun, sebelum menghitung debit
saluran haruslah terlebih dahulu diketahui dimensi saluran.
3-11
A = (b + mh) h…………………………………………………(15)
Keliling basah (P)
P = b + (2h x (m2 + 1)1/2) ………………………………………(16)
Jari – jari hidrolis (R)
R=A/
P………………………………………………………..(17)
b. Saluran berbentuk segi empat
Pada perhitungan debit rencana yang kecil akan digunakan saluran berbentuk segi
empat agar dapat menghemat dalam hal ekonomi dan penggunaan lahan.
perhitungan pada saluran segi empat sebagai berikut:
Diketahui :
Lebar dasar saluran (b)
Tinggi saluran (h)
Setelah memperoleh nilai kecepatan saluran, maka debit pada saluran adalah sebagai berikut:
Luas Penampang Basah (A)
Nilai debit saluran harus lebih besar dari debit rencana (Qs> Qp), apabila belum memenuhi maka
dilakukan desain ulang perencanaan dimensi saluran.
3-11
Tinggi jagaan
Perhitungan tinggi jagaan diperlukan dalam perencanaan saluran drainase untuk menjaga agar
tidak terjadi luapan air. perhitungan tinggi jagaan pada saluran adalah sebagai berikut:
w = √0,5h ………………………………………......(21)
3-11
BAB 3 Metode Penelitian
3-11
3.6 Bagan Alir Desain Drainase Menggunakan Metode Rasional
Mulai
jh
Pengumpulan Data
Selesai
3-11
3-11